Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR DIAGNOSTIK YANG LAZIM DILAKUKAN PADA KLIEN

GANGGUAN SISTEM SARAF



Ns Salisa Riskika
Prosedur diagnostik :
Meskipun bukan merupakan tugas mandiri perawat, namun perlu dipahami agar dampai
yang mungkin terjadi dapat dikurangi atau dihilangkan.
Beberapa prosedur diagnostik diantaranya :
Lumbal pungsi
Angiografi
Elektro Encefalografi
Elektro Myelografi
CT scan
IMR
Rontgen photo

Lumbal pungsi:
Adalah suatu cara pengambilan cairan serebrospinal melalui pungsi pada daerah lumbal.
Tujuan : untuk kepentingan pemeriksaan diagnostik/laboratorik maupun terapi.
Indikasi : diagnostik
1. Kecurigaan meningitis
2. Kecurigaan perdarahan sub arakhnoid
3. Pemberian media kontras
4. Evaluasi pengobatan


Indikasi : therapy :
Pemberian anti noplastik, anti mikroba
Anasthesi spinal
Mengurangi volume CSS

Persiapan:
Persiapan klien:
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang prosedur lumbal pungsi meliputi
: tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut
upaya penanggulangannya.
Minta persetujuan klien dan keluarga dengan menandatangani surat formulir
persetujuan/kesediaan dilakukan lumbal pungsi.
Yakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan

Persiapan alat:
Bak steril berisi; jarum spinal, sarung tangan, spuit & jarum, kassa, kapas lidi, botol
kecil dan duk bolong.
Tabung reaksi (3 buah)
bengkok
Perlak dan alasnya
Desinfektan (bethadin, alkohol pd tempatnya)
Plaster
Gunting
Lidocain/xylocain
Masker, gaun dan tutup kepala
Manometer (bila akan dilakukan pengukuran tekanan)

Pelaksanaan:
1. Posisi klien lateral recumben dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur, lutu pada
posisi fleksi menempel abdomen. Leher fleksi ke depan, dagu menempel pada dada.
2. Pilih lokasi pungsi, yaitu antara L3 -L4 atau L4 L5.
3. Kenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
4. Desinfeksi kulit
5. Anasthesi kulit
6. Tusukan jarum spinal ke dalam jaringan sub cutis sampai ruang sub arachnoid.

7. Hubungakan jarum lumbal dengan manometer pemantau tekanan.
8. Anjurkan klien bernafas normal
9. Tampung cairan serebrospinal untuk pemeriksaan :
Cultur dan pewarnaan
None
Pandi
Hitung jenis
Protein dan glukosa
Test resistensi
10. Cairan yang dibutuhkan sebanyak 1 ml dalam 3 tabung reaksi.

11. Jika lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan LCS pada klien hydrocephalus berat,
maka maximal cairan yang dikeluarkan 100 cc
12. Setelah selesai tindakan, manometer dilepaskan, masukan kembali stailet jarum lumbal, lalu
lepaskan jarumnya.
13. Pasang kasa bethadin pada bekas tusukan.
14. Setelah prosedur :
Klien tidur terlentang tanpa bantal selama 2 4 jam.
Observasi tempat tusukan
Bila timbul sakit kepala, lakukan kmpres pada kepala, anjurkan teknik relaksasi, bila
perlu


Komplikasi:

Herniasi
Meningitis dan empiema epidural atau sub dural.
Sakit punggung/pinggang
Infeksi pada tempat tusukan
Kista epidermoid intra spinal
Kerusakan diskus intervertebralis


ANGIOGRAFI
Merupakan tindakan untuk melihat secara langsung sistem peredaran darah otak. prosedur
ini umumnya dilakukan di bagian radiologi.
Zat kontras dimasukkan via arteri, biasanya arteri karotis atau arteri brachialis atau arteri
femoralis.
Angiografi dapat mendeteksi:
Sumbatan pada pembuluh darah serebral (stroke).
Anomali kongenitas pembuluh darah
Pengerasan pembuluh darah yang mungkin mengidentifikasi SOL.
Malformasi vaskuler (aneurisma)


Persiapan klien:
Jelaskan prosedur pelaksanaan dan sensasi yang timbul rasa terbakar saat dimasukkan zat
kontras lama-lama juga akan hilang.
Hal-hal yang perlu dilakukan setelah tindakan.
Surat izin tindakan dari klien/klg.

Penatalaksanaan pasca tindakan:
Observasi vital sign setiap jam sampai stabil.
Kompres es pada daerah suntikan.
Tidur terlentang tanpa bantal selama 24 jam
Jika lewat femoral, kaki terlentang dalam 6 8 jam.
Komplikasi :
Hematoma pada area suntikan
Keracunan zat kontras


Elektro Encephalografi ( EEG )

Adalah cara untuk merakan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.
Dasar-dasar/prinsip kerja :
Dengan memasang 16 elektroda pada daerah tengkorak aktivitas seluruh otak
dapat terekam dan diselidiki.
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang diproduksi pad ujung dendrit.
Tegangan potensial neuron pada setiap waktu berbeda sehingga potensial dendrit
juga berubah
tercatat pada kertas EEG.


Macam-macam EEG:
Gelombang berdasarkan frekuensi :
Gelombang (alpha) bersiklus 8 13 detik.
Gelombang (beta) bersiklus > 13 detik.
Gelombang (teta) bersiklus 4 7 detik.
Gelombang (delta) bersiklus < 4 detik.
Fluktuasi potensial otak menurut pola gelombang :
Gelombang (lamda) muncul sebagai gelombang (+) dekat lobus oksipitalis,
terutama bila mata melihat sesuatu yang penuh perhatian
Gelombang tidur, dangkal berbentuk spindel

Gelombang K, pola gabungan; beberapa gelombang lambat berbaur denga gelombang cepat
karena rangsang saat tidur dangkal.
Gelombang verteks, pola gelombang berbentuk jam muncul bersama gelombang K saat tidur
dangkal.


Indikasi pemasangan:
Klien dengan atau dicurigai epilepsi.
Membedakan kelainan otak organik.
Mengidentifikasi infark pembuluh darah/lesi
Diagnosa retardasi mental / over dosis obat.
Menentukan kematian jaringan otak.


Penatalaksanaan:
Jelaskan hal-hal yang akan dilakukan.
Anjrukan klien untuk relaksasi selama 45 60 menit
Jelaskan pada klien bahwa selama pemeriksaan harus dalam keadaan relax sempurna, duduk
atau tiduran tanpa gerakan.
Anjurkan klien untuk mengikuti perintah selama prosedur :
Hyperventilasi 3 5 menit
Usahakan untuk tetap menutup mata.


Persiapan Fisik :
Tidak diberikan depresan atau stimulan SSP selama 24 jam sebelum pemeriksaan.
Cairan yang mengandung caveis, soklat dan the tidak diberikan selama 24 jam pre tindakan.
Rambut harus bersih
Klien harus makan pagi sebelum dilakukan pemeriksaan Eeg.


Setelah tindakan :
Bersihkan dan cuci rambut klien
Ciptakan lingkungan yang tenang
Vberikan posisi tidur yang baik
Observasi aktivitas klien


Elektro Myelografi (EMG)

Adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengukur dan mencatat aliran listrik yang
ditimbulkan oleh otot skeletal.
Dalam keadaan istirahat otot tidak melepaskan listrik, tetapi bila otot berkontraksi secara
volunter potensian aksi dapat direkam.


Tujuan :
Membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti: distorsi otot dan gangguan
skunder.
Membantu mendiagnosa gangguan neuromuskuler, seperti myasthenis gravis.
Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral.


Penatalaksanakan:
Persiapan klien:
Informasikan kepada klien seluruh proses pemeriksaan, prosedur ini akan
menyebabkan gangguan rasa nyaman sementara, khususnya jika klien sendiri diberi
rangsangan listrik.
Perhatikan bahwa klien tidak menggunakan depresan atau sedativ 4 jam sebelum
prosedur dilakukan
Cegah terjadinya syock listrik
Kurangi rasa takut dan rasa sakit.


Prosedur :
Elektro ditempatkan pada saraf-saraf yang akan diperiksa
Mulai dengan dosis kecil rangsangan listrik melalui elektroda ke saraf dan otot, apabila
konduksi pada saraf selesai, maka otot akan segera berkontraksi.
Untuk mengetahui potensial otot digunakan maca-macam jarum elektroda dari nomor 1,3
7,7 cm.
Klien mungkin dianjurkan untuk melakukan aktifitas untuk mengukur potensial otot selama
kontraksi minimal dan maksimal.
Derajat aktivitas saraf dan otot direkam pada osiloskop dan akan memberikan grafik yang
dapat dibaca


Perawat memberikan rasa nyaman dan aman serta memantau daerah penusukan thd
kemungkinan terjadinya hematom
Setalah tindakan :
Berikan kompres es pada daerah hematom untuk mengurangi rasa nyeri.
Ciptakan lingkungan yang memudahkan klien untuk beristirahat.


Computerized Axial Tomografi (CT Scan)

Adalah suatu prosedur yang digunakan untuk emndapatkan gambaran dari berbagai sudut
kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Pemeriksaan dimaksudkan untuk memperjelas :
Gambaran lesi tumor, hematom, abses.
Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.


Brain contusion
Brain atrops
Hydrocephalus
Inflamasi
Berat badan klien harus diperhatikan, yang dapat dilakukan adalah klien dengan berat badan
tidak lebih dari 145 kg.
Sebelum klien dilakukan CT scan, klien harus dilaksanakan test; apakah klien mempunyai
kesanggupan untuk tinggal diam tanpa mengadakan perubahan selama 20 45 menit, hal ini
berhubungan dengan lamanya pemeriksaan.
Klien harus dilaksanakan pengkajian untuk menentukan klien bebas dari alergiiodine,
sehubungan klien yang akan dilakukan pemerisaan CT scan disuntik dengan zat kontrasi
sebanyak 30 ml.
Jika klien alergi, stop pemberian zat kontras

Pelaksanaan:
Persiapan klien : klien dan keluarga diberi tahu tentang prosedur.
Lakukan test awal yang meliputi kekuatan untui diam ditempat selama 45 menit.
Lakukan pernafasan dengan aba-aba saat dilaksanakan pemeriksaan
Posisi klien terlentang
Meja elektronik masuk ke dalam scanner
Lakukan pemantauan dan pengambilan gambar
Lama prosedur klien harus diam absolut 20 45 menit
Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi
Perawat menemani dari luar dengan memakai protektif lead approan.
Sesudah pengambilan gambar, klien dirapihkan.

Hal-hal yang harus diperhatikan:
Abservasi adanya alergi zat kontras, bila alergi, berikan benadri 50 mg.
Mobilisasi secapatnya
Ukur intake output



Photo (Rontgen) Tengkorak/Schedel foto dan Photo vertebra:

Merupakan tindakan pemeriksaan diagnostik dengan cara dipoto menggunakan sinar radio
aktif di tempat yang khusus.
Tujuan: untuk mencari gambaran adanya kerusakan pada tulang (deformitas, dislokasi,
fraktur) baik pada tulang tengkorak ataupun pada tulang belakang.
Membantu menegakkan diagnosa
Persiapan : tidak ada persiapankhusus, hanya perlu informed consent.
Pelaksana : petugas radiologi.
Hal-hal yang harus diperhatikan: hati-hati dengan sinar radio aktif karena dapat berbahaya
(kemandulan).


Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Merupakan pencitraan diagnostik yang paling mutakhir
Diperoleh melalui potongan-potongan tubuh yang dimasukkan ke dalam medan magnet
yang kuat.
Interaksi gelombang radio dengan inti hidrogen dalam tubuh.

Indikasi :
Terutama untuk ssp
Seluruh jaringan/oragan dapat diperiksa, kecuali korteks tulang danoragan yang
mengandung udara.

Anda mungkin juga menyukai