Anda di halaman 1dari 67

Pengertian, Prosedur, dan

Komplikasi EEG
(Electroencephalogram)

Tim Medkes 2 years ago Teknologi Kesehatan

Electroencephalogram (EEG) adalah tes medis yang digunakan untuk mengukur


aktivitas listrik otak. EEG dilakukan dengan cara menempatkan elektroda pada kulit
kepada. EEG sering juga disebut sebagai tes gelombang otak. Prosedur EEG tidaklah
menyakitkan dan dapat dilakukan tanpa harus mencukur rambut Anda. EEG akan
membantu mendiagnosis sejumlah kondisi kesehatan, seperti epilepsi, gangguan tidur,
dan tumor otak.

Kondisi kesehatan yang dapat didiagnosis


dengan EEG

Gelombang otak yang normal berada di kisaran angka 30 per detik, tetapi seorang
pasien epilepsi, misalnya, EEG dapat menunjukkan semburan debit normal dalam
Object 1

bentuk pola gelombang tajam dan paku. Dugaan epilepsi menjadi alasan umum
dilakukannya EEG.
Kondisi lain yang dapat didiagnosis dengan bantuan EEG, antara lain:

• Gangguan tidur (seperti narkolepsi)

• Cedera kepala

• Infeksi otak

• Perdarahan otak

• Penyakit Alzheimer

• Degenerasi jaringan otak

• Kondisi metabolik yang mempengaruhi jaringan otak

• Kondisi hormonal yang mempengaruhi jaringan otak

• Gangguan tertentu dari sistem saraf pusat

• Stroke

• Tumor otak

• Kematian otak.
Kondisi medis yang perlu dipertimbangkan

Hasil EEG yang tidak normal tidak secara otomatis memastikan seseorang memiliki
epilepsi. EEG yang dilakukan pada bayi dan anak-anak dapat menghasilkan pola yang
tidak teratur yang tidak berarti apa-apa. Di sisi lain, hasil EEG yang normal juga tidak
berarti seseorang memiliki epilepsi. Karena terkadang, orang dengan epilepsi hanya
menampilkan gelombang otak yang abnormal hanya pada saat mereka kejang.

Prosedur EEG

Pertama rambut harus bersih, tetapi yang terpenting adalah harus kering. Sejumlah
elektroda akan ditempatkan ke kulit kepala (biasanya antara 8-23 buah, tergantung
kondisi yang diselidiki). Semacam gel mungkin akan dioleskan untuk membantu
elektroda agar tetap pada posisinya dan untuk mengoptimalkan perekaman.

Pasien harus dalam keadaan berbaring dan diam untuk menghindari gangguan listrik
dari kontraksi otot lainnya. Adakalanya dokter akan meminta pasien untuk membuka
dan menutup mata dan bernapas berat. EEG umumnya memakan waktu antara 30-60
menit. Terkadang rekaman pada saat tidur juga diperlukan. Jika pasien adalah bayi atau
anak kecil, ada baiknya orangtua menunda tidur siang anaknya hingga dilakukan EEG.

Sedatif (obat untuk membantu tidur) mungkin diperlukan jika pasien tidak tertidur
selama pemeriksaan.
Pasca EEG

Setelah tes EEG selesai, elektroda akan dilepas dan Anda diperbolehkan untuk bangun.
Hasil EEG perlu dianalisis lebih lanjut oleh dokter ahli saraf atau dokter spesialis
gangguan pada otak.

Komplikasi EEG

EEG adalah tes yang aman dan tanpa efek samping. Namun, orang dengan epilepsi
mungkin saja mengalami kejang, yang dipicu oleh berbagai rangsangan yang
digunakan dalam prosedur, seperti karena penggunaan lampu. Namun para ahli tidak
melihat hal ini sebagai komplikasi, karena kejang selama EEG dapat sangat membantu
dalam diagnosis epilepsi.

Merawat diri sendiri di rumah


Sekali lagi, EEG merupakan prosedur medis yang aman dan tidak menyakitkan. Tidak
ada saran khusus bagi pasien setelah menjalani tes EEG. Hanya saja Anda mungkin
perlu membasuh rambut untuk menghilangkan semua bekas gel dan cairan lainnya
bekas dimana elektroda menempel.

Prospek jangka panjang

Teknisi EEG tidak dapat menafsirkan hasil tes di tempat. Rekaman EEG harus dianalisa
oleh seorang ahli saraf, yang kemudian mengirimkan hasilnya ke dokter yang
menangani. Jadi sangat penting untuk membuat janji tindak lanjut dengan dokter yang
menangani Anda. Umumnya hasil tes akan sudah didapatkan dokter Anda dalam waktu
48 jam sejak tes dilakukan. Pengobatan akan tergantung dari diagnosisnya.

Tes diagnostik lainnya

Penggunaan tes diagnostik lain akan tergantung pada kondisi kesehatan yang akan
diselidiki. Sebagai contoh, magnetic resonance imaging (MRI) scan dan computed
tomography (CT) scan dapat digunakan dalam kasus dugaan tumor otak.
OP / CARA PEMERIKSAAN EEG (ELECTRO ENCEPHALO GRAFI)

1. Pengertian EEG (Electro Encephalo Graphy)

Adalah suatu cara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.

2. Prinsip Kerja Mesin EEG

Dengan elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial permukaan
otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk beberapa menit. Tegangan
yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa gelombang-gelombang. Dengan memasang
16 elektroda pada tengkorak aktivitas seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki. Tegangan
otak sebesar 50 mikrovolt agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali. Oleh karena
itu aliran listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik juga ikut
tercatat (artefak)

Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang diproduksi pada ujung-ujung dendrit.
Tegangan potensial neuron pada setiap waktu berbeda sehingga potensial dendrit juga
berubah-ubah. Fluktuasi ini yang tercatat pada kertas EEG.

3. Macam-macam EEG

Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang mencerminkan adanya gaya listrik
yang diproduksikan pada ujung-ujung dendrit, sebagai fenomena potensial aksi neuron-
neuron yang disalurkan kedndrit-dendritnya dikorteks serebri. Potensial dendrit pada korteks
selalu berubah-ubah juga. Fluktuasi inilah yang tercatat pada kertas EEG. Dari sekian banyak
fluktuasi, maka dapat dibedakan menurut frekuensinya dan menurut pada gelombangnya.

a. Empat gelombang menurut frekuensinya :

1) Gelombang Alfa, bersiklus 8 – 13 perdetik


2) Gelombang Beta, bersiklus lebih dari 13 perdetik

3) Gelombang teta, bersiklus 4 – 7 perdetik

4) Gelombang Delta, bersilus kurang dari 4 perdetik

b. Fluktuasi potensial otak menurut pola gelombang

1) gelombang lamda, muncul sebagai gelombang positif dekat lobus oksipitalis


terutama jika mata menatap sesuatu dengan penuh perhatian.

2) Gelombang tidur, sekelompok gelombang dengan frekuensi 10 – 15 siklus perdetik yang


hilang pada waktu tidur dangkal, berbentuk “spindel”.

3) Kompleks K, pola gabungan yang terdiri dari satu atau beberapa gelombang lambat
berbaur dengan gelombang-gelombang berfrekuensi cepat, timbul karena ada
rangsangan sewaktu tidur dangkal.

4) Gelombang verteks, pola gelombang berbentuk jam, bilateral simetrik didaerah para
sagital, antara daerah dan post sentral, sering muncul bersama kompleks K pada
waktu tidur dangkal.

c. Gelombang patologis

1) Gelombang runcing (Spike) yaitu gelombang yang runcing dan berlalu cepat (kurang
dari 60 milidetik) sering ia muncul secara folifasik, yaitu dengan defleksi keatas
kebawah secara berselingan.

2) Gelombang tajam (sharp wave) yaitu gelombang yang meruncing tetapi berlalu lebih
lama dari 60 milidetik. Juga gelombang tajam timbul secara polifasik.

3) Gelombang runcing (spike wave)ialah kompleks yang terdiri dari gelombang runcing
yang langsung disusul oleh gelombang lambat. Kompleks tersebut muncul dengan
frekuensi 3 spd secara teratur, sinkron bilateral dan hilang timbul secara tiba-tiba.
4) Gelombang runcing multipel ialah ledakan dari sejumlah gelombang runcing yang
bangkit sekali atau berkali-kali dan biasanya disusul oleh gelombang lambat.

5) Hypsarithmia ialah kompleks yang terdiri dari gelombang lambat yang bervoltase tinggi
dan iramanya tidak teratur dimana berbaur gelombang runcing dan tajam.

4. Indikasi Pemeriksaan EEG

a. Penderita dicurigai atau dengan epilepsi

b. Membedakan kelainan otak organik

c. Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (tumor, hematom, abses)

d. Diagnosa retardasi mental atau over dosis obat

e. Menentukan kematian jaringan otak

5. Penatalaksanaan Tindakan EEG

a. Persiapan pasien

1) Penyuluhan kesehatan

a) Penderita diberitahu hal-hal yang akan dilakukan. EEG akan dikerjakan diruangan
yang aman (laboratory diagnostik) oleh teknisian EEG. Didalam ruanga penderita
akan dipasang elektroda sebanyak 16-24 dengan pasta, elektroda yang kecil
tersebut akan dihubungkan dengan mesin EEG, tunjukkan melalui gambar atau
video cassate bila memungkinkan..

b) Menganjurkan pada pasien untuk membebaskan rasa gelisah selama 45-60 menit,
pemasangan alat bukan merupakan alat yang berbahaya.
c) Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
stres, kecemasan atau gemetaran akibat pemasangan elektroda.

d) Menjelaskan kepada pasien bahwa pada waktu pemeriksaan harus dalam keadaan
relaksasi sempurna, duduk atau tiduran dengan tanpa gerakan sedikitpun
sehingga mendapatkan hasil yang baik.

e) Anjurkan pasien mengikuti perintah petugas selam proseur, antara lain:

- hiperventilasi selam 3-5 menit

- usahakan untuk tetap dapat menutup mata

2) Fisik

a. Obat-obatan depresan susunan saraf pusat (alkohol atau tranqualizer) atau


stimulan tidak diberikan selama 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan karena
akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas listrik otak. Dokter akan
memberikan instruksi untuk pemberian anti konvulsi bila perlu 24 – 48 jam
sebelum tindakan.

b. Cairan yang mengandung caffein seperti kopi, cokelat dan the tidak diberikan
selama 24 jam sebelum tindakan dilakukan

c. Rambut harus bersih, bebas dari spray, minyak lotion dan hair fastener.

d. Pasien harus makan pagi sebelum melakukan pemeruiksaan, karen ahipoglikemia


menyebabkan ketidak normalan potensial listrik.

3) Pelaksanaan / Prosedure Tindakan EEG


a) Posisi pasien berbaring, ciptakan suasana sedemikian rupa sehingga nyaman bagi
pasien

b) Petugas EEG menempelkan 14-16 elektroda pada lokasi yang spesifik pada kulit
kepala serta menghubungkannya. Melalui kawat penghubung ke mesin/alat EEG.

c) Pencetakan garis dasar (gambar dasar) dihasilkan mengikuti 3 urutan pemeriksaan


yaitu hiperventilasi, stimulasi “photic” dan tidur.

Hiperventilasi :

Pasien dianjurkan untuk melakukan hiperventilasi dengan cara mengambil nafas 30-40
nafas melalui mulut setiap menitnya selama 3-5 menit. Perlu diingat kenaikan PH serum
kira-kira 7,8 akan menaikkan rangsangan neuron dan akan menyebabkan serangan
aktivitas pada pasien epilepsi

Photic stimulasi :

Cahaya yang silau difokuskan kepasien dimana pasien dianjurkan untuk menutup
matanya . stimulasi ini akan menyebabkan aktivitas serangan bagi pasien yang
mempunyai kecenderungan mendapat serangan

Tidur :

Pasien dianjurkan untuk tidur, jika pasien tidak bisa tidur dapat diberikan hipnotik yang
bekerjanya cepat. Hasil perekaman dari aktifitas listrik tersebut diinterpretasikan oleh
neurologi

4) Setelah tindakan

- bersihkan dan cuci rambut pasien

- ciptakan lingkungan yang tenang sehingga pasien dapat beristirahat dengan tenang
- berikan posisi tidur yang baik dan perhatikan pernafasan pasien terutama yang menggunakan
obat hipnotik

- observasi aktivitas kejang bagi pasien yang cenderung untuk mendapat serangan kejang.

A. SEJARAH EEG

Pada tahun 1929, seorang psikiater Jerman yang bernama Hans Berger, yang bekerja di kota
Jena, mengumumkan bahwa, mungkin untuk merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan
pada otak, tanpa membuka tengkorak, dan untuk melukiskannya ke suatu kertas. Berger
menamakan format perekaman yang baru ini sebagai Electroencephalogram (EEG).

Terkesan dengan berbagai kemungkinan untuk membangun peta bidimensional menyangkut


aktivitas EEG di atas permukaan otak, W. Gray Walter menemukan toposcope pada tahun 1957.

Toposcope ini adalah suatu alat yang kompleks. Toposcope itu mempunyai 22 tabung sinar
katoda (yang serupa dengan tabung TV), masing-masing di antara tabung sinar katoda itu
dihubungkan ke sepasang elektroda yang dipasang ke tengkorak.. Elektroda diatur di dalam
suatu susunan geometri, sehingga masing- masing tabung bisa melukiskan intensitas dari
beberapa irama yang menyusun EEG di dalam area otak tertentu. Susunan tabung CRT ini,
sedemikian rupa sehingga display phosphorescent spiral menunjukkan secara serempak irama
yang menunjukkan bagian tertentu dari otak.

1. Otak Menghasilkan Listrik

Penempatan elektroda di kulit kepala mengikuti sistem yang sudah ditentukan yaitu sistem 10-
20, dengan melihat kode huruf yang menyatakan lokasi dan angka ganjil menunjukan sisi kiri
serta angka genap menunjukan sisi kanan. Penempatan 1elektroda yang tepat dan baik
merupakan syarat utama untuk mendapatkan hasil rekaman EEG yang baik dan dapat dipercaya.
Disamping itu kebersihan kulit kepala, kondisi elektroda, mesin EEG dan kepatuhan anak saat
perekaman juga sangat berpengaruh untuk mendapatkan hasil yang baik. Hans Berger
menyatakan bahwa otak manusia mempunyai aktivitas listrik yang kontinyu dan hal ini bisa
direkam.
Alat perekam EEG ini biasanya memerlukan elektroda (lempengan besi kecil) yang dilekatkan ke
permukaan kulit kepala dengan menggunakan gel yang menghantarkan aliran listrik. Amplifier
yang cukup kuat digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-
ribu kali dari sinyal yang lemah (sinyalnya beberapa mikrovolt). Suatu alat yang disebut
Galvanometer yang mempunyai tinta pena yang ujungnya bertugas untuk menulis pada kertas
khusus yang bergerak kontinyu dengan kecepatan tetap yang telah diatur sebelumnya, Hasilnya
berupa gelombang. Satu pasang dari elektroda biasanya membentuk satu channel dimana alat
perekam EEG sangat bergantung pada hal ini dan EEG dapat membentuk 8 – 40 channel yang
terekam secara paralel. Ini disebut alat perekam EEG multichannel. Sejak dari penemuan alat ini,
dapat diketahui bahwa karakteristik dari aktivitas EEG ini dapat berubah-ubah di berbagai
situasi, utamanya pada saat sadar, istirahat, tidur, dan mimpi, dimana terjadi perubahan
gelombang otak baik frekuensi maupun amplitudonya dan gelombang-gelombang itu diberi nama
seperti alfa, beta, theta, dan delta. Utamanya sifat seseorang juga dapat mengubah pola
gelombang di bagian-bagian yang berbeda dari otak. EEG juga digunakan di bidang neurologi
dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa penyakit otak, seperti epilepsi (gangguan serius
yang disebabkan oleh adanya aktivitas yang terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor
otak.

1. Sinyal Electroencephalogram (EEG)

Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada kepala.
Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 μV, tetapi umumnya 50 μV. Frekuensinya bervariasi
tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga
100 Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan
frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah frekuensi EEG dapat diklasifikasikan
menjadi lima bagian untuk analisis EEG, yaitu :

Delta (δ) = (0,5 – 4) Hz

Theta ( θ) = (4 – 8) Hz

Alpha (α) = (8 – 13) Hz

Beta (β) = (13 – 22) Hz

Gamma (γ) = (22 – 30) Hz


A. PENGERTIAN EEG

Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari gambar
dari rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya.
Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang
sangat kecil (mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga
terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca
EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dan sebagainya.

Gambar 1. Pemeriksaan Elektroenchepalograph (EEG)

Transformasi sinyal EEG menjadi suatu model, merupakan suatu cara yang sangat efektif dalam
membantu klasifikasi sinyal EEG, mengidentifikasi serta mengestimasi spektrum sinyal EEG.
Sinyal EEG mengandung komponen-komponen tertentu, yang dikenal sebagai gelombang alfa (8-
13 Hz), beta (14-30 Hz), teta (4-7 Hz), dan delta (0.5-3 Hz), sehingga transformasi sinyal EEG
menjadi daerah-daerah frekuensi merupakan hal yang sangat berguna, terutama dalam
identifikasi gelombang-gelombang di otak.

- Alfa 8 – 13 Hz Relaks, mata tertutup


- Beta > 14 Hz Aktifitas/ berfikir

- Teta 4 – 7 Hz Tidur ringan/ stres emosional

- Delta 0,5 – 3 Hz Tidur nyenyak

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai karakteristik empat jenis gelombang otak yang
umumnya muncul pada setiap orang :

Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi. Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga
pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan
analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-
ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan
presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.

Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat
kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas
dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan
masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.

Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori Lebih lambat dari Beta,
kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga
sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan
dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala”
(twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan
kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan
pembelajaran.

Gelombang Delta: Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak. Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat
gelombang otak semakin melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat
dalam. Beberapa frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon
pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan. Kondisi
Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk mengakses
aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar. Kondisi Delta juga sering
dihubungkan dengan manusia-manusia yang memiliki perasaan kuat terhadap empati dan
intuisi.
Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya
menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada
gelombang beta. Kalau kita rileks kita berada di alfa. Kalau sedang melamun, kita di theta. Dan,
kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara
bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Misalnya dalam kondisi tidur, otak kita lebih
banyak memproduksi gelombang delta, tapi tetap memproduksi theta, alpha dan beta walaupun
kadarnya sedikit.

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak
pada komposisi jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan
tingkat kesadaran seseorang. Meditasi adalah salah satu cara paling kuno untuk mengatur pola
gelombang otak. Sedangkan bagi masyarakat modern yang sibuk, teknologi Brainwave
Entrainment menjadi salah satu cara favorit untuk mengatur pola gelombang otak agar sesuai
dengan kebutuhan.

Sebenarnya, selain 4 jenis gelombang yang kami sebutkan diatas (Delta, Theta, Alpha dan Beta)
masih ada gelombang otak yang lebih tinggi yaitu Gamma dengan frekuensi 40-99 Hz,
HyperGamma dengan frekuensi tepat 100 Hz dan gelombang Lambda dengan frekuensi tepat 200
Hz. Menurut Dr. Jeffrey. D. Thompson, dari Center for Acoustic Research, gelombang
HyperGamma dan Lambda berhubungan dengan kemampuan supranatural, metafisika atau
paranormal.

Sedangkan Gelombang Gamma terjadi ketika seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat
tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka
umum, sangat panik, ketakutan, terburu-buru karena dikejar deadline pekerjaan atau keadaan
lain yang sangat menegangkan bagi orang tersebut.

A. PROSEDUR KERJA EE
Gambar 2. Peletakan Elektroda Pencatat

- Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal.

- Perekaman EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG, yaitu memakai
minimal 16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak bisa memberikan pola
yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan, dan menurut pengalaman diperlukan
perekaman pada minimal 8 area di otak secara simultan untuk mendapatkan distribusi pola
EEG. Perekaman dengan 8 channel secara simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan
otak untuk menghindari misinterpretasi.

Memakai minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal,
central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda ground.
- Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara
rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga penggunaan
kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang akurat.

- Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang
fungsi abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini.

- Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama
perekaman harus dicatat.

- Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi
fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample
waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat
untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh
karena itu semakin lama perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk
menemukan abnormalitasnya.

A. Prinsip Kerja dari EEG

Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat diletakkan
secara terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat
diletakkan pada kepala pasien.
Gambar 3. Elektroda EEG

Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan elektroda jelly
atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam
dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan
elektroda referensi pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut
monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara
dua elektroda pada kulit kepala. Berikut ini diperlihatkan blok diagram dari peralatan EEG.
Gambar 4. Blok Diagram Peralatan EEG

a. Amplifier

Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan karakteristik noise
yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah. Amplifier yang digunakan harus
bebas dari interferensi sinyal dari kabel listrik atau dari peralatan elektronik yang lain. Noise
sangat berbahaya di dalam kerja EEG karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit
kepala hanya beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk meningkatkan
amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal yang lemah yang hanya
beberapa mikrovolt. Rangkaian dalam sederhana dari amplifier EEG diperlihatkan pada Gambar
3.

b. Kontrol Sensitivitas

Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier dikalikan dengan
sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus
mempunyai keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 μV sinyal untuk memantulkan untuk
menghasilkan nilai penguatan diatas.

Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai dua tipe dari
kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan untuk menyamakan
sensitivitas semua channel. Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan dimaksudkan untuk
meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh sesuatu yang dikenal.
Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan amplifier normalnya diset sehingga
sinyalnya sekitar 200 μV dipantulkan pena diatas daerah linearnya.

c. Filter

Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam kaitannya dengan
kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan tajam sehingga menyebabkan
kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi otomatis EEG. Cara paling efektif untuk
mengurangi kerusakan otot adalah dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu
berhasil. Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter. Filter pada alat EEG
mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai
satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0
detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz.
Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter high- frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih,
diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300 Hz.

d. Sistem Penulisan
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe direct-writing ac
recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe
umum dari direct-recorder adalah tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang
digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di dalamsistem direct-writing recorder, digunakan
galvanometer yang mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau stylus.

Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval meter. Sebuah kumparan dari kawat tipis
berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat dengan ruang udara antara kutub suatu
magnet permanen. Poros baja yang dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian
sehingga kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros digantikan
oleh taut- band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan. Spring berkait dengan
bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir
sepanjang kumparan, suatu medan magnet timbul yang saling berhubungan dengan medan
magnet dari magnet permanen. Hal itu menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya
seperti pada suatu motor listrik. Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di dalam
kumparan. Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang mengalir melalui
kumparan.

Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat mempunyai suatu ujung yang
menjadi kontak dengan suatu sensitif elektro, tekanan yang sensitif atau panas kertas sensitif.
Jika suatu penulisan lengan dari panjang yang ditetapkan digunakan, sumbu koordinat akan
menjadi kurva. Dalam rangka mengkonversi kurva linier dari ujung penulisan ke dalam kurva
gerak lurus, berbagai mekanisme telah dipikirkan untuk mengubah panjang efektif dari lengan
penulisan sehingga bergerak ke tabel perekaman. Instrumen taut-band lebih disukai
dibandingkan dengan instrumen poros dan jewel karena lebih menguntungkan untuk
meningkatkan sensitivitas listrik, mengeliminasi friksi, lebih baik pengulangannya dan
meningkatkan daya tahannya.

e. Noise

Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam kaitan dengan ekuivalen
tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi
komponen dari semua frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan
sinyal.

f. Penggerak Kertas

Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak kertas yang stabil
dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk
dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan
kecepatan di luar daerah ini.

g. Saluran
EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak elektroda. Elektroda
dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat
memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.

A. MEMBENTUK PETA DARI PIKIRAN

Aplikasi yang penting dari EEG multichannel adalah mendapatkan lokasi dari fokus epileptic (titik
kecil pada otak dimana aktivitas abnormal berasal dan menyebarkan aktivitas abnormal itu ke
bagian lain dari otak) atau tumor, yang tidak dapat kelihatan dengan X-ray atau CT-scan di
kepala.

Gambar 5. EEG Multichannel

Setiap kertas horizontal ditempatkan sesuai dengan pasangan elektroda pada kulit kepala
pasien, membentuk kisi-kisi yang tetap seperti pola. Dengan memberi tanda di channel mana
gelombang abnormal terjadi (biasanya ditandai dengan tanda merah), seorang ahli neurologi
dapat menduga pada bagian mana dari otak keabnormalan itu berada. Hal ini sangat sulit
dilakukan jika jumlah dari channel yang abnormal itu besar atau kemungkinan perubahan itu
kompleks. Lokasi bidimensional yang tepat dari fokus epileptic atau tumor sangat tidak mungkin
untuk diketahui. Jadi, untuk mengatasi hal tersebut digunakan komputer untuk menganalisa
sinyal-sinyal EEG

A. PEMBACAAN HASIL

Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari
pemeriksaan EEG selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya
diagnosa, selama kita dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak
baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa. Ada pepatah yang mengatakan “Bad EEG is
worse than no EEG at all”.
6 Votes

Pemasangan Elektroda EEG 10-20 System 4


Posted: March 22, 2011 in EEG
Pertama-
tama ukur sagittal plane dari titik Nasion ke Inion, terdapat lima titik pengukuran yaitu FPZ, FZ, CZ, PZ dan
OZ.

Dari titik Nasion ke FPZ adalah 10%, FPZ ke FZ 20%, FZ ke CZ 20%, CZ ke PZ 20%, PZ ke OZ 20% dan OZ ke
Inion 10%.

Contoh kasus : Panjang dari titik Nasion ke Inion adalah 30cm, berarti dari titik Nasion ke FPZ adalah 3 Cm,
FPZ ke FZ 6 Cm, FZ ke CZ 6 Cm, CZ ke PZ 6 Cm, PZ ke OZ 6Cm dan OZ ke Inion 3 Cm.
(Lateral View of The Skull)

Lanjutkan pengukuran dengan mengukur Coronal Plane dengan mencari titik T3, C3, CZ, C4, T4. (dilihat dari
sisi Frontal) caranya dengan mengukur titik di atas Tragus telinga Kiri ke telinga Kanan. Kemudian bagi
masing-masing titik dengan system 10-20 System. Dari titik di atas tragus ke T3 10%, T3 ke C3 20%, C3 ke
CZ 20%, CZ ke T4 20%, C4 ke T4 20% dan T4 ke titik di atas tragus 10%.

Pastikan pengukuran CZ Sagittal dan CZ Coronal bertemu.

(Frontal View of The Skull)

Ukur panjang dari titik FPZ ke titik OZ (sisi sebelah kiri kepala pasien), dari FPZ ke FP1 10%, FP1 ke F7 20%,
F7 ke T3 20%, T3 ke T5 20%, T5 ke O1 20% dan O1 ke OZ 10%.

Lanjutkan dengan sisi sebelah kanan, yaitu dengan mengukur dari FPZ dan OZ kembali, kemudian bagi
dengan system 10-20. FPZ ke F2 10%, F2 ke F8 20%, F8 ke T4 20%, T4 ke T6 20%, T6 ke O2 20% dan O2 ke
OZ 10%.
(Superior View With Cross-Section of Skull)

Tentukan titik F3 dengan cara mengukur F7 dengan FZ, setelah itu bagi dua, hasilnya adalah F3. F3 terletak
antara F7 dan FZ.

Tentukan titik F4 dengan cara mengukur F8 dengan FZ, setelah itu bagi dua, hasilnya adalah F4. F4 terletak
antara F8 dan FZ.

Tentukan titik P3 dengan cara mengukur T5 dengan PZ, setelah itu bagi dua, hasilnya adalah P3. P3 terletak
antara T5 dan PZ.

Tentukan titik P4 dengan cara mengukur T6 dengan PZ, setelah itu bagi dua, hasilnya adalah P4. P4 terletak
antara T6 dan PZ.
(A Single Plane Projection of The Head)

Persiapan Rekaman
Electroencephalography
(EEG)
Saturday, May 16, 2009

(kesimpulan) Electroencephalography (EEG)


merupakan suatu kegiatan perekaman dan

interpretasi terhadap aktifitas listrik otak melalui

penempatan elektrode di kepala Sebelum

melakukan suatu perekaman atau interpretasi

sebaiknya kita sedikit memahami tentang mesin

EEG serta persiapan yang dibutuhkan untuk

mendapatkan hasil rekaman yang dibutuhkan.

INSTRUMEN

Electroencephalograph merupakan suatu

instrumen yang digunakan merekam aktifitas listrik

otak1. Secara garis besar mesin ini melakukan dua

hal pokok yaitu : 1) Menguatkan signal listrik otak

yang bertegangan sangat rendah. 2) Menghasilkan

sebuah grafik yang tertulis atau terdisplai dari

aktifitas potensial listrik otak.

Mesin EEG telah digunakan sejak tahun 1920 dan

telah mengalami banyak pengembangan. Meski

elemen-elemen dasar memiliki kemiripan, namun

perbaikan telah demikian pesat. Mesin yang

dimulai dari satu channel telah berekspansi

menjadi mesin dengan 8, 16, 20, 24, 32, 64, 128


channel dan mungkin lebih. Teknologi EEG

digunakan untuk merepresentasikan secara tepat

signal listrik yang berasal dari aktifitas sinaptik

spontan di kortek serebri. Berikut adalah diagram

dari sirkuit mesin EEG baik jenis digital maupun

analog.

Elektrode

Elektrode menyalurkan potensial listrik dari pasien

ke mesin EEG melalui kotak yang disebut jackbox.

Biasanya untuk penempelan elektrode ini dengan

bantuan pasta sebagai penghubung dengan kulit.

Pasta ini memiliki dua fungsi yaitu melakukan

transmisi potensial listrik, dan meredam terjadinya

artefak gerakan. Elektrode skalp yang digunakan

pada rekaman rutin EEG, mempunyai disain yang

simpel dengan permukaan metal, kabel yang

fleksibel serta berwarna agar memudahkan

pemasangan. Sepatutnya elektrode yang

digunakan mempunyai resistensi yang rendah.

Berdasar pada standar internasional untuk EEG

maka resistensi elektrode skalp yang dianjurkan


adalah dibawah 5.000ohm dan di atas 100ohm.

Dalam penempatan elektrode di kepala yang

sudah baku dikenal pula beberapa jenis elektrode

yang digunakan sebagai tambahan pada

pemeriksaan EEG untuk melihat lebih jelas adanya

gelombang abnormal, baik digunakan untuk

elektrode skalp maupun invasiv. Elektrode

tambahan tersebut adalah: nasopharyngeal (NP),

anterior temporal (AT), sphenoidal (Sph), special

scalp (SS), foramen ovale (FO), epidural (ED),

subdural (SD) dan depth (DP).

Jackbox dan selektor montage

Elektrode yang diidentifikasi di jackbox mengikuti

nomenklatur elektrode 10-20 system. Elektrode

dilabel berdasar regio otak sesuai huruf awal, misal

frontopolar; fp. Jackbox memuat input tambahan

untuk elektrode ground, sebuah elektrode skalp

yang dibubuhkan di posisi midline kepala bagian

depan atau tempat lain yang relatif netral.

Pada jacbox mesin EEG digital mempunyai


komponen tambahan yang tidak terdapat pada

mesin analog. Sebagai contoh adalah adanya satu

atau lebih input untuk elektrode referens, yang

sering ditempatkan diantara Fpz dan Fz. Pada

beberapa mesin didapatkan adanya 2 elektrode,

biasanya A1 dan A2, digunakan bersama sebagai

referens.

Amplifier

Dari selektor montage signal EEG menuju ke

amplifier. Amplifier EEG tidak hanya berfungsi

meningkatkan voltase tapi juga meliputi

kelengkapan filter-filter, pembagi voltase, stop

kontak input output, dan kalibrasi.

Amplifier didisain untuk menerima voltase input

dalam rentang tertentu yang disebut dynamic

range. Voltase yang lebih rendah akan hilang dan

yang melebihi batas akan mengalami distorsi.

Amplifier yang digunakan pada biologik adalah

differential amplifier, yang memiliki dua input

dimana hanya akan meneruskan signal yang


berbeda dari keduanya. Bila jumlah frekuensinya

sama maka akan ditolak. Tiap mesin EEG

mempunyai karakteristik common mode rejection

ratio (CMRR) yang besarnya 10.000:1 atau yang

lebih tinggi 100.000:1. Ini berarti bahwa aktifitas

elektrik di ruangan dengan 60cps yang masuk ke

tiap amplifier hanya akan tampil di out put adalah

1 dari 100.000 aktifitas.

Otak mengeluarkan signal listrik dengan rentang kecil antara 0,5-

100 cycles per second. Namun sebagian besar yang berkaitan

dengan klinik frekuensi berada pada rentang 1-30 cps. Sebagian

besar kulit berpotensi < 1cps, dan aktifitas otot (EMG) > 35cps.

Filter akan membuat instrumen lebih selektif terhadap aktifitas

otak melalui pembatasan rentang frekuensi sehingga akan

sensitif dan akurat. Pada rekaman EEG rutin sering digunakan

filter frekuensi rendah (LFF) 0,5Hz atau 1Hz, serta filter frekuensi

tinggi (HFF) pada 70Hz. Filter dapat diatur sehingga artefak otot,

gerakan, kulit dapat dikurangi sehingga tidak mengganggu

gelombang otak. Filter 60Hz yang juga disebut line filter atau

notch filter hanya akan berpengaruh terhadap rentang frekuensi


tersebut, dimana akan memperkecil efek interferensi dari

peralatan listrik di sekitar mesin EEG.

Sebuah filter tidak hanya berpengaruh pada frekuensi spesifik

saja tapi juga terhadap frekuensi sekitarnya. Hubungan antara

tinggi frekuensi dengan perubahan amplitudo dapat diamati pada

kurva respon frekuensi, dimana amplitudo akan berkurang

sebesar 20-30% (atau amplitudo menjadi 70-80% dari aktual)

pada angka frekuensi yang dilabel. Semakin frekuensi jauh

dibawah batas LFF atau diatas HFF maka gambaran amplitudo

pada frekuensi tersebut akan semakin kecil.

Hal lain terkait dengan filter rendah adalah time constant. Pada

EEG timeconstant adalah jumlah waktu yang dibutuhkan pen

untuk kembali sebanyak 63% menuju ke perjalanan ke baseline

(atau defleksi menjadi 37% dari semula). Jumlah waktu yang

dibutuhkan pen untuk kembali secara progresiv akan semakin

kecil bila filter frekuensi rendah semakin tinggi frekuensinya.

Perlu diingat bahwa time constant dalam satuan detik dan LFF
dalam Hz. Beberapa angka yang sering digunakan adalah: TC

0,1detik (=LFF 1,6Hz), TC 0,3detik (=0,5Hz) dan TC 1detik

(=0,16Hz).

Kalibrasi

Mesin EEG memiliki beberapa kontrol untuk validasi terhadap

fungsi elektrode dan memberikan fleksibilitas dalam penyajian

data. Signal yang telah melampui berbagai tahap di mesin EEG

perlu dilakukan kalibrasi terhadap voltase. Prosedur kalibrasi ini

dapat: (a) menunjukkan perbedaan amplitudo channel atau

lengkung pena yang dapat terganggu oleh artefak. (b).

menunjukkan efek pengaturan filter.

PERSIAPAN

Pemeriksaan EEG dilakukan untuk mengetahui gambaran

potensial listrik otak, apakah masih dalam batas normal ataukah

terdapat gelombang abnormal. Dengan demikian maka EEG


mempunyai berbagai tujuan dalam penggunaannya. Beberapa

kondisi atau kelainan yang diindikasikan untuk pemeriksaan EEG

meliputi: epilepsi, observasi kejang, kesadaran menurun karena

metabolik dan infeksi, demensia, brain death, dll. Pada epilepsi

EEG mempunyai indikasi:

1.Diagnosis epilepsi

2.Klasifikasi sindrome apilepsi

3.Lokalisasi epilepsi pada tujuan

program operasi epilepsi, termasuk

rekaman intra kranial

4.Manajemen status epileptikus

Persiapan khusus tidak dibutuhkan pada

perekaman EEG untuk kasus darurat

seperti kesadaran menurun, status

epileptikus. kejang, pasien di ruang ICU.


Pada pasien yang dilakukan pemeriksan

EEG dengan tujuan diagnosis seperti

observasi kejang, maka dibutuhkan

adanya persiapan seperti mengurangi

waktu tidur semalam sebelumnya.

Pada kasus epilepsi dimana bertujuan

mengetahui lokasi fokus dalam

kaitannya dengan persiapan program

operasi epilepsi, maka dibutuhkan suatu

rekaman iktal. Untuk itu pasien diharap

menghentikan obat anti epilepsi yang

diminum selama beberapa hari sebelum

perekaman, serta mengurangi waktu

tidur.

Pada rekaman rutin EEG dibutuhkan

waktu perekaman sekitar 30 menit,

sedang untuk rekaman iktal dibutuhkan


waktu lebih panjang (long term) yang

lebih dari 1 jam. Kelengkapan seperti

video yang terkoneksi dengan mesin

EEG sangat membantu dalam

memvisualisasikan bentuk serangan

yang terjadi selama perekaman

berlangsung.

Dalam pelaksanaannya dibutuhkan

suatu ruangan EEG yang baik dan

tenang. Guna menekan terjadinya

artefak akibat interferensi 60Hz yang

banyak dijumpai didalam ruangan, maka

diharapkan:

1.Elektrode harus terpasang dengan

impedans rendah.

2.Sumber-sumber yang berasal dari

interferensi listrik harus ditekan


(peralatan listrik yang tak penting

agar tidak digunakan seperti lampu,

radio, penghangat air)

3.Mesin EEG harus terhubung dengan

ground.

4.Mesin EEG harus mempunyai

common mode rejection ratio dan

impedans input yang tinggi


Hasil EEG pada Kelainan- Kelainan
Neurologik
ARTIKEL, BUKU·13/07/2011

rajabekam.info | Hasil EEG pada kelainan-kelainan


neurologik| Electroencephalogram atau EEG adalah suatu test untuk mendeteksi
kelainan aktivitas elektrik otak. dr. Darmo Sugondo membedakan antara
Electroencephalogram ( EEG ) dan Electroencephalografi. Electroencephalografi
adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang
peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram.

Jadi Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit
kepala disebut Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG
bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat
perekaman.

EEG pada kelainan-kelainan neurologik

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa hasil pemeriksaan EEG yang penting dari
kelainan-kelainan neurologik, yaitu :

EEG pada penyakit konvulsif

EEG paling banyak digunakan untuk mendiagnosa dan mengklasifikasikan


epilepsy. Paroksismal merupakan pemunculan yang episodic dan mendadak suatu
gelombang atau kelompok gelombang yang secara kwantitatif dan kwalitatif
berbeda dengan gambaran irama dasarnya. Tipe aktivitas paroksismal yang
timbul ketika serangan, sampai derajat tertentu mempunyai korelasi dengan tipe
klinis.

Petit mal dalam serangan ditandai oleh aktivitas spike and wave dengan frekuensi
3 spd, menyeluruh disemua saluran, bersifat sinkron dan simetris dengan voltase
yang tinggi yang dapat mencapai 1000 mikrovolt. Grand mal dalam serangan
sangat sulit direkam karena terganggu oleh gerakan-gerakan motorik individu;
gambaran kejangnya adalah berupa aktivitas cepat yang menyeluruh bervoltase
tinggi berbentuk polyspike dengan frekuensi EEG 8-12 spd, diselingi gelombang-
gelombang lambat dari 1,5-3 spd.

Epilepsi psikomotor ditandai oleh aktivitas spike didaerah temporal depan EEG.
Kebanyakan rekaman penderita epilepsy merupakan rekaman di luar serangan
(interictal), yang tidak jarang tidak memperlihatkan abnormalitas, walaupun klinis
jelas merupakan suatu epilepsy. Karenanya usaha-usaha provokatif dipergunakan
untuk merangsang timbulnya aktivitas EEG abnormal yang tak terlihat secara
spontan.

Keadaan tidur (alamiah maupun akibat induksi obat) mengaktifkan


paroksismalitas yang umum maupun fokal. Dalam keadaan tidak tidur hanya kira-
kira sepertiga individu dengan diagnosa klinik epilepsy memperlihatkan
paroksismalitas spesifik, 15 % memperlihatkan EEG yang normal dan sisanya
memperlihatkan perlambatan atau percepatan yang spesifik.

Dalam keadaan tidur gambaran serangan dua kali lebih sering terlihat, terutama
untuk epilepsy psikomotor. Hiperventilasi paling efektif dalam mengaktifkan
gelombang-gelombang serangan petit mal; kadang-kadang hiperventilasi dapat
mengaktifkan abnormalitas yang bersifat fokal atau menimbulkan gambaran
kejang yang partial. Stimulasi fotik dapat menimbulkan paroksismalitas
menyeluruh berupa kompleks spike and wave yang disebut “photoparoxysmal
response”.

EEG pada lesi desak ruang lain

Abses otak memberikan gambaran yang sama dengan tumor : 90-95%


memperlihatkan aktivitas teta atau delta yang menyeluruh dengan focus
frekuensi terendah diatas daerah abses. Fokus perlambatan iniseringkali sangat
rendah sampai 0,3 spd dan bervoltase sangat tinggi sampai 500 mikrovolt di EEG.
Subdural hematom yang kronik 90% memperlihatkan EEG yang abnormal,
sehingga penemuan EEG yang normal menyingkirkan kemungkinan hematom
secara cukup kuat.

EEG pada rudapaksa kepala

EEG berkorelasi dengan hebat dan luasnya rudapaksa kepala. Commotio cerebri
EEG umunya normal. Memar otak akut meperlihatkan penurunan voltase yang
diffuse, diikuti pembentukan aktivitas delta bervoltase rendah yang menyeluruh.
Pada area kontusi aktivitas cepat ditekan dan seringkali ditemui asimetri dalam
amplitude irama alfa.

Setelah fase akut aktivitas delta relative akan terlokalisir di daerah kontusi.
Setelah kira-kira 2 minggu terlihat peninggian frekuensi dan penurunan voltase
dari fokus delta tersebut. Dapat dilihat pula fokus spike di daerah kontusi. Pada
masa penyembuhan hiperventilasi akan menimbulkan perlambatan umum sampai
30 hari setelah trauma.

EEG pada infeksi otak meningitis

Meningitis akut memberikan abnormalitas perlambatan yang difus berupa irama


delta, baik pada bentuk purulent maupun serosa. Biasanya kelainan EEG
berkaitan erat dengan tingkat kesadaran individu. Uatu perlambatan fokal yang
timbul pada rekaman ulangan individu dengan meningitis mungkin sekali
menandakan pembentukan abses. Ensefalitis memberikan perlamabatn umum,
biasanya dengan frekuensi yang lebih rendah dari meningitis.

Puas deh bahas EEG..

EEG Brain Mapping


Therapist Sedang Memasang Q-EEG Pemeriksaan Gelombang Otak

Apa Itu Brain Mapping ?


Kecelakaan fisik yang terjadi pada otak seperti gegar otak, radiasi
otak, gangguan yang disebabkan oleh racun dari luar, seizure
disorder, Alzheimer , anoxia dan infeksi pada otak (spt., peradangan
selaput otak) yang disertai perubahan aktivitas gelombang otak, ADD,
OCD, anxiety, depresi dan seseorang yang lemah dalam belajar
merupakan ciri-ciri adanya permasalahan pada gelombang otak
manusia.

EEG (electroencephalogram) merupakan


sebuah alat untuk mencatat aktivitas
gelombang otak selama kurun waktu
tertentu. QEEG (Quantitative EEG) atau
dikenal pula dengan sebutan "brain
mapping", memberikan data yang
komprehensif tentang gelombang otak dan
memberikan analisa yang tepat dari data
mentah yang diberikan oleh EEG. QEEG
bekerja menyerupai cara kerja EEG, akan
tetapi data yang diperoleh dari QEEG bisa
ditampilkan dalam berbagai jenis sesuai
kebutuhan, bisa dalam bentuk gambar
topografi, berupa diagram, atau beropa
gambar-gambar yang menunjukkan
aktivitas pada bagian cortex (luar otak).

Sementara teknik-teknik lain (CT, MRI, PET, SPECT dll.) cenderung


mengukur aliran darah ke otak, metabolisme otak atau mengamati
bagian-bagian otak, QEEG justru mengukur arus listrik yang dihasilkan
oleh otak atau biasa disebut gelombang otak. QEEG menyediakan
data analisis yang sebetulnya sangat kompleks tentang gelombang
otak dengan karakteristik khusus baik itu secara simetris, tahap-tahap
perubahannya, hubungan antara satu dengan lainnya, luas
gelombang otak yang dihasilkan, power dan gelombang otak yang
dominan. Faktanya, gangguan kecil pada gelombang otak bisa jadi
adalah pertanda awal dari permasalahan besar yang bisa terjadi pada
otak dan tubuh kita.

Hasil laporan dari alat QEEG akan dibandingkan dengan


data normatif. Data normatif ini merupakan data yang diperoleh dari
pencatatan otak pada kurang lebih ratusan otak pada manusia yang
sehat. Perbandingan tersebut disebut sebagai Z scores, Yang mana
menggambarkan selisih antara data normatif dengan data klien yang
bermasalah.

Penggunaan utama dari QEEG adalah untuk memeriksa pola struktur


dan frekwensi gelombang otak serta untuk membantu seseorang yang
akan menjalani proses terapi neurotherapy sehingga nantinya
memiliki perhitungan yang tepat sehingga bisa seperti gelombang
otak yang normal lainnya.

QEEG bukan merupakan alat yang menciptakan diagnosa, akan tetapi


merupakan alat untuk membantu terapis dalam menentukan
diagnosa. QEEG diciptakan bukan untuk menggantikan peran EEG; hal
itu merupakan dua hal yang berbeda terutama bagi Spesialis Otak
yang menggunakan EEG dan bukan QEEG dalam bekerja.

Bagaimana cara kerjanya?


Semacam topi akan dipakaikan di kepala dan didalam topi tersebut
terdapat konduktor yang merupakan sensor yang terhubung dengan
alat pencatat aktivitas gelombang otak. Sensor tersebut memiliki
jumlah yang bermacam-macam tergantung kebutuhan semakin
banyak sensor yang dipakai maka kepekaan pencatatan gelombang
otak akan semakin naik. Proses ini biasanya berlangsung antara 15
menit. Kemudian untuk pengukuran dan pencatatan aktivitas
gelombang otak normalnya berlangsung antar 10-30 menit.

Setiap klien harus mengikuti instruksi dari terapis jika terapis


menyuruh membuka atau menutup mata. Terapis juga akan
memberikan instruksi kepada klien untuk melakukan aktivitas mental
seperti membaca atau mengerjakan soal matematika yang
sederhana. Hal ini menjadi sangat penting selama proses pengukuran.

Cara Membaca Hasil Scan QEEG


Hasil laporan QEEG disebut sebagai Z scores. Z scores
merepresentasikan Standar Deviasi (SD) dari data normal dengan
selisih dari -3 s.d +3. Berarti Z score of +2 adalah hasil dari seseorang
yang memiliki jumlah lebih tinggi 2 dari normalnya(+2SD) dan
melebihi dari 98% pengukuran pada manusia normal yang memiliki
usia kurang lebih sama. Sebuah Z score of 0 menunjukkan bahwa
orang tersebut berada pada kondisi normal. Pada gambar dibawah ini
kondisi normal diberikan warna hijau. Warna merah dan biru
menunjukkan aktivitas otak dengan nilai (+3SD & -3SD) atau seperti
yang ada pada gambar dibawah ini.
Hijau = Normal Merah = Berlebihan Biru = Kekurangan

Contoh dibawah ini menunjukkan perbedaan penggunaan QEEG yang


dapat digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa sekaligus sebagai
alat treatment yang sangat efektif.

Contoh 1
Banyaknya gelombang otak Theta (4-8 Hz) pada bagian tengah dan
kiri area otak mencerminkan adanya peristiwa traumatik yang bersifat
kecelakaan, ditunjukkan pada bagian 1Hz pada gambar dibawah ini.

Sebelum terapi Neurotherapy :

Sesuudah terapi dengan Neurotherapy:


Contoh 2
Pada gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana terapi Neurotherapy mampu
mengurangi gangguan pada titik-titik atau disebut juga saraf pada otak. Titik-
titik tersebut terhubung antara satu sama lain akan tetapi terkadang terjadi
gangguan seperti digambarkan dengan garis merah seperti pada gambar
dibawah ini.

Contoh 3
Karakteristik gejala ADD yaitu terlalu banyak gelombang otak Theta
dan kekurangan gelombang otak Beta.
Contoh 4
QEEG dikombinasikan dengan teknologi LORETA (Low Resolution
Electromagnetic Tomography) mampu memberikan citra atau
gambaran tentang struktur otak bagian dalam secara berlapis-lapis
dan nampak dalam bentuk 3 dimensi. Dibawah ini merupakan contoh
penggunaan QEEG ketika digabungkan dengan teknologi LORETA.
Disini terdeteksi adanya depresi ringan dengan ciri: Terlalu banyak
gelombang otak Alpha dan Theta (warna merah) pada sisi kiri.

Contoh 5
Menunjukkan adanya peningkatan secara perlahan gelombang otak
theta pada otak bagian depan menunjukkan ciri-ciri gejala ADD.I
Contoh 6
Nampak pada gambar di bawah bahwa berkurangnya gelombang otak
beta secara cepat pada bagian depan otak (warna biru) dan
berkrangnya secara perlahan gelombang otak Theta pada bagian
tengah otak (warna merah) menunjukkan adanya gejala Alzheimer.

Beberapa Teknik pertimbangan hasil scan QEEG

Meskipun QEEG memberikan begitu banyak informasi tetapi tentu saja


masih memiliki keterbatasan dan kemampuan untuk menganalisa apa
yang mungkin bisa terjadi dari kondisi klien. Sebagai contoh,
sangatlah penting bagi sebuah data yang belum diolah agar tidak
terpengaruh oleh sebuah alat seperti komputer.
Meski gelombang otak memiliki hitungan dan satuan ukur yang pasti
namun kecerdasan manusia masih sangat diperlukan mengingat
karakteristik otak manusia yang unik di sinilah diperlukan
pengetahuan dan pengalaman terapis nantinya. Terkadang pula pada
bagian tubuh manusia mampu mengeluarkan semacam aliran listrik
namun bukan berasal dari otak, bisa jadi dari gerak otot atau adanya
elektroda lain yang menempel di tubuh sehingga dalam proses
pencatatan hasil QEEG dibutuhkan kejelian yang lebih.

Ada pula perdebatan tentang alat-alat pengukur gelombang otak yang


beredar di pasaran yang mana terkadang memiliki akurasi yang
berbeda. Meskipun sudah terdapat standarisasi akan tetapi terkadang
dalam pengukuran dapat terjadi perbedaan antara satu sama lain.
Maka dari itu dalam melakukan pengukuran dengan QEEG terutama
dalam proses brain mapping sebaiknya seorang terapis tidak hanya
berpatok pada hasil scan semata namun harus lebih memperhatikan
aspek-aspek lain seperti aspek psikologis atau ketegangan klien juga
mesti diperhatikan.

Seorang terapis terkadang dalam menjalani prakteknya mengalami


berbagai pilihan yang komplek tentang adanya pilihan jumlah channel
yang berbeda-beda, program software yang berbeda serta prosedur
yang berbeda-beda pula. Akan tetapi telah terdapat lembaga seperti
the International Society for Neuronal Regulationwww.insr.org yang
bisa membantu menentukan standarisasi serta metode yang terbukti
berhasil bagi orang banyak.

Peran Brain Mapping Dalam Keseluruhan Hasil Scan QEEG


Perlu diingat bahwa QEEG hanyalah salah satu dari sekian banyak
metode. QEEG seperti MRI, SPECT atau CT Scan hanyalah sebuah
teknik pencitraan terhadap suatu masalah jadi tidak merupakan bukti
sesungguhnya terhadap masalah emosional. Sebenarnya QEEG
hanyalah salah satu media dari sebuah terapi secara keseluruhan
artinya juga membutuhkan media maupun proses lainnya.

QEEG, menyerupai MRI, SPECT atau CT scans yang merupakan


sebuah alat pencitraan yang menggambarkan sebuah permasalahan
dalam sebuah perspektif atau gambar imajinasi bukan penjabaran
secara spesifik terhadap suatu masalah. Meski dalam hasil scan QEEG
digambarkan secara detail masalah yang ada pada otak namun tidak
bisa menjelaskan seberapa parah masalah yang ada pada bagian otak
tersebut, jadi kita hanya tahu letak masalah yang ada pada otak tapi
untuk mengetahui seberapa jauh masalah tersebut dibutuhkan
pengetahuan serta pengalaman.

Sebagai contoh, QEEG bisa menunjukkan adanya masalah yakni


turunnya aktivitas otak di bagian Hippocampus yang notabene
merupakan tempat penyimpanan memori dan pencarian informasi di
otak manusia. Akan tetapi untuk mengetahui seberapa besar
prosentase gangguan yang terjadi pada area tersebut harus
dibuktikan lagi dengan pengamatan terhadap klien serta wawancara
yang intens terhadap klien tersebut.

A. PENGERTIAN OTAK
Otak adalah suatu organ terpenting pada tubuh manusia yang merupakan pusat

dari system saraf. Volume otak berkisar 1.350 cc dan mempunyai 100 juta sel

saraf atau neuron untuk menunjang fungsinya. Otak terletak di dalam kepala, dan

mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

•Sebagai pusat regulasi sebagian tindakan yang dialami

•Sebagai pusat pengatur organ-organ tubuh (misalnya mengatur kerja jantung,

hati, dan lain-lain)

Otak merupakan pengendali tubuh. Jika seseorang memiliki otak yang sehat,

maka akan mendorong kesehatan tubuh. Namun sebaliknya, jika otak seseorang

dalam kondisi yang tidak sehat, maka itu merupakan penyebab dari segala

masalah pada tubuh.

B. BAGIAN BAGIAN OTAK

Secara keseluruhan, otak manusia dibagi menjadi empat bagian, yaitu :


1. Otak Besar (Cerebrum)

Sesuai dengan namanya, otak besar merupakan bagian yang terbesar pada otak.

Otak besar merupakan bagian yang membedakan antara otak manusia dengan

otak binatang. Dengan otak besar, manusia dapat berpikir, mengendalikan

pikiran, berbicara, mengingat, dan bahkan berbicara. Kecerdasan seseorang juga

turut diukur berdasarkan kemampuan otak besar.

Otak besar dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang menyusunnya, yaitu :

1.Lobus Frontal, yaitu bagian otak besar yang menduduki bagian terdepan dari

sturktur otak besar. Lobus temporal memiliki hubungan dengan perilaku manusia,

seperti kemampuan bergerak, kognitif, perencanaan, penyelesaian masalah,

kreativitas, pusat control perasaan, seks, dan kemampuan berbahasa.

2.Lobus Parietal, merupakan bagian otak besar yang berada di tengah. Lobus

Parietal berhubungan dengan proses sensorik tubuh berupa tekanan, sentuhan,

rabaan, dan lain-lain.


3.Lobus Occipital, merupakan bagian otak besar yang berada paling belakang.

Bagian otak besar ini memiliki hubungan dengan penglihatan (visual) manusia,

sehingga tubuh mampu membedakan segala hal yang dilihat oleh mata.

4.Lobus temporal, merupakan bagian otak besar yang berada di bagian

samping kiri dan kanan otak. Lobus temporal berhubungan dengan suara (verbal)

manusia, sehingga dengan adanya lobus temporal ini, manusia dapat berbicara

serta membedakan berbagai bahasa yang digunakan.

2. Otak Kecil (Cerebellum)

Otak kecil merupakan bagian otak yang berada di bawah lobus occipital otak

besar, tepatnya di bagian belakang kepala, dan berhubungan dengan leher

bagian atas. Otak kecil memiliki hubungan dengan fungsi gerakan manusia,

seperti mengontrol gerakan manusia, mengontrol gerak koordinasi antar otot,

mengatur keseimbangan tubuh, dan mengatur sikap dan posisi tubuh. Tanpa

adanya otak kecil, maka dapat dibayangkan betapa sengsaranya hidup manusia.

Gerakan menjadi tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga mengakibatkan

seseorang tidak dapat menggunakan otot-ototnya untuk melakukan aktivitas.

3. Batang Otak (Brainsteam)


Batang otak ialah bagian otak yang tidak kalah penting dengan otak besar dan

otak kecil. Batang otak berada di leher bagian atas dan memanjang hingga

sampai ke sumsum tulang belakang manusia. Batang otak mengatur fungsi dasar

manusia, seperti mengatur proses pernapasan, proses denyut jantung, proses

kerja ginjal, dan hal lain yang vital bagi manusia. Oleh karena itu, di dalam medis

dikenal dengan mati batang otak, yaitu suatu keadaan cederanya batang otak

yang mengakibatkan orang tersebut mati biologis.

Batang otak terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1.Otak Tengah (Mesencephalon), merupakan bagian batang otak yang

menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Otak tengah berhubungan

dengan proses penglihatan pada manusia.

2.Medulla Oblongata, merupakan titik awal dimulainya saraf yang akan menuju

ke tulang belakang sehingga seterusnya akan dilanjutkan ke seluruh tubuh.

Medulla oblongata berhubungan dengan pengontrolan fungsi otomatis organ-

organ pada manusia.

3.Pons, merupakan bagian batang otak yang terletak di bawah medulla

oblongata dan mengatur serta meneruskan segala informasi ke bagian otak yang

lain.

4. Sistem Limbik
System limbic merupakan bagian otak yang terletak di tengah-tengah otak.

Komponen system limbic yaitu hipotalamus, thalamus, amigdala, korteks limbic,

dan hippocampus.

System limbic merupakan bagian otak yang berhubungan dengan alam sadar

manusia. Pusat emosi, pusat data, pusat haus, pusat lapar, pusat dorongan seks,

dan masih banyak lagi. Bahkan LeDoux mengistilahkan system limbic sebagai

tempat duduk bagi segala nafsu manusia, tempat penghargaan, kejujuran, dan

tempat bermuaranya cinta dan benci.

C. STRUKTUR OTAK

Otak manusia terbentuk melalui dua sel, yaitu glia dan neuron. Glia merupakan

sel yang melindungi neuron, atau bisa disebut dengan sel pelapis neuron.

Sedangkan neuron merupakan sel saraf yang membawa segala informasi yang

dibutuhkan tubuh ke otak. Neorun membawa informasi tersebut dalam bentuk

potensial aksi.

Antara neuron yang satu dengan neuron yang lain saling terkait, sehingga bisa

diibaratkan sebagai rantai yang tidak pernah terputus. Neuron yang satu akan

membawa informasi berupa potensial aksi ke neuron yang lainnya dengan turut

serta membawa bahan kimia yang disebut dengan neurotransmitter.

Neurotransmitter ini dibawa dan dikirimkan melalui sinapsis (suatu celah antara
neuron). Manusia atau bahkan makhuk hidup lain memiliki ratusan bahkan jutaan

neuron yang saling terkait untuk membawa segalam macam informasi ke otak.

D. FUNGSI OTAK

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa otak merupakan organ

terpenting di dalam tubuh manusia. Tanpa otak, manusia tidak bisa hidup dan

berkembang. Hal ini terbukti dengan fungsi otak yang snagat sacral bagi tubuh.

Berikut merupakan rangkuman fungsi-fungsi otak manusia, yaitu :

Sebagai pusat regulasi untuk melakukan aktivitas atau bergerak, kognisi, mampu

membuat perencanaan, mampu menyelesaikan masalah, memberikan penilaian,

merangsang kreativitas pada manusia, mengontrol perasaan, mengontrol perilaku

yang berhubungan dengan seksual dan juga mampu berbahasa secara umum

•Sebagai alat sensor terhadap perasaan misalnya adalah tertekan, tekanan,

merespon sentuhan dan menghasilkan rasa sakit.

•Sebagai alat untuk menerjemahkan verbal sehingga seseorang mampu

mendengar, mampu menangkap dan memaknai informasi dan mampu

menangkap bahasa dalam bentuk suara.

•Sebagai pusat masuknya informasi visual untuk deiterjemahkan dalam bentuk

penglihatan yang sesuai dengan aslinya.


•Sebagai pusat pengatur gerakan koordinasi antar otot tubuh dan pengaturan

keseimbangan, sehingga seseorang akan dapat bergerak sebagai mana mestinya

dan tidak terjatuh.

•Berfungsi dalam penerjemahan visual manusia, seperti menggerakkan bola

mata, membesarkan atau mengecilkan pupil mata (sesuai cahaya yang masuk),

dan juga mengatur gerakan tubuh manusia.

•Melakukan pengontrolan terhadap fungsi otomatis otak, seperti mengatur detak

jantung, mengatur sirkulasi peredaran darah di dalam tubuh manusia, mengatur

pernafasan dan juga mengatur sistem pencernaan manusia.

•Sebagai penjaga tubuh bai dalam keadaan tertidur atau terjaga.

•menghasilkan perasaan, pengaturan emosi, pengaturan produksi hormon seperti

fungsi hormon testosteron, memelihara homeostasis, menciptakan rasa haus,

menciptakan rasa lapar, menciptakan keinginan tentang seks, merangsang

perasaan untuk senang, mengatur metabolisme tubuh dan juga mengatur memori

jangka panjang manusia.

Anatomi Otak dan Fungsinya

Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari keseluruhan
tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang
kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda terganggu, maka kesehatan tubuh dan
mental Anda bisa ikut terganggu.

Seandainya jantung atau paru-paru Anda berhenti bekerja selama beberapa menit, Anda masih
bisa bertahan hidup. Namun jika otak Anda berhenti bekerja selama satu detik saja, maka tubuh
Anda mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting.

Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas tentang anatomi
dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karena itu disini kita akan
membahas anatomi dan fungsi otak secara garis besarnya saja sekedar membuat Anda paham
bagian-bagian dan fungsi otak Anda sendiri.

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1.Cerebrum (Otak Besar)

2.Cerebellum (Otak Kecil)

3.Brainstem (Batang Otak)

4.Limbic System (Sistem Limbik)

1. Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral
Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan
manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa,
logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual
atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus
tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.

•Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus
ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan,
kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.

•Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti
tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
•Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

•Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual
yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang
ditangkap oleh retina mata.

Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area yang punya
fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan
itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan
otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan
tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan
otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri
sudah kami bahas pada halaman tersendiri. Anda bisa membacanya dengan klik
disini.
2. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian
atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau
posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga
menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi
gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu
memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

3. Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan
memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur
fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur
proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau
lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak
sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting
primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda
kenal terlalu dekat dengan anda.

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

•Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari
batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam
hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur
gerakan tubuh dan pendengaran.

•Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju
bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak,
seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

•Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan
formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan kemampuan
supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh para ilmuwan dan
para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.

4. Limbic System (Sistem Limbik)


Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak
ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah.
Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering
disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,
thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi
menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara
homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang,
metabolisme dan juga memori jangka panjang.

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah bagian
memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak. Misalnya Anda lebih
memperhatikan anak Anda sendiri dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal.
Mengapa? Karena Anda punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga,
ketika Anda membenci seseorang, Anda malah sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini
terjadi karena Anda punya hubungan emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim
disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav
Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan
dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan
sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta,
penghargaan dan kejujuran.

10 bagian terpenting otak

1. Korteks Serebri
Korteks serebral adalah bagian terluar otak besar, sehingga disebut juga korteks otak besar. Warnanya
lebih gelap dibandingkan bagian dalam otak besar (daerah putih) sehingga disebut daerah abu-abu.
Karena cukup tebal dan terlipat-lipat, korteks serebri mendominasi volume otak besar. Bagian ini juga
memiliki neuron. Fungsi korteks serebri adalah untuk mengatur kegiatan sensorik, motorik, dan asosiatif.

2. Otak Besar
Otak besar (cerebrum/serebrum) adalah bagian terbesar dalam otak. Otak besar terbagi menjadi empat
lobus dan terdapat dua bagian. Fungsi otak besar adalah untuk mengatur indera dan otot.

3. Basal Ganglia
Basal ganglia atau ganglia dasar adalah materi abu-abu di bagian dalam belahan otak. Fungsi basal
ganglia adalah untuk mengontrol kognisi, melakukan koordinasi gerakan, dan pengaturan gerakan tak
sadar. Kerusakan pada basal ganglia dapat menyebabkan terjadinya penyakit Wilson dengan gejala sering
melakukan kegiatan motorik yang tidak diinginkan.
4. Diensefalon
Baca juga: 8 Penyakit yang Menyerang Kepala Manusia
Diensefalon (diencephalon) adalah bagian dalam otak yang terdiri dari pretalamus, zona limitans
intrathalamica, talamus, hipotalamus, epitalamus, dan pretektum. Fungsi diensefalon adalah
mengendalikan pola makan, defekasi, menghubungkan komunikasi antar belahan otak besar, mengatur
waktu biologis, dan mengatur sekresi hormon.

5. Otak Kecil
Otak kecil atau cerebellum/serebelum adalah bagian otak yang berada di bawah lokus oksipital serebrum,
memiliki struktur mirip otak besar, dan berukuran jauh lebih kecil dari otak besar. Fungsi otak kecil adalah
sebagai pusat keseimbangan, mengatur sebagian gerak motorik, dan koordinasi antar otot.

6. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis adalah kelenjar utama (master of gland) yang menghasilkan
berbagai macam hormon. Fungsi kelenjar pituitari adalah untuk mensekresikan berbagai macam hormon
dan sebagai pengendali kelenjar lain di dalam tubuh manusia.

7. Talamus
Talamus adalah bagian diensefalon yang memiliki panjang sekitar satu inci dan berada di bagian sentral
otak. Fungsi talamus adalah sebagai penerima informasi sensorik dari panca indera yang kemudian
diteruskan ke korteks serebri.

8. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian dari diensefalon yang merupakan bagian utama dalam sistem hormon pada
manusia. Fungsi hipotalamus adalah mengkaji impuls yang datang dari seluruh tubuh, menjaga kestabilan
suhu tubuh, mengendalikan takanan darah, mengatur keseimbangan cairan, menghubungkan sistem
hormon dengan sistem saraf, dan mengatur pola tidur.

9. Pons
Baca juga: Otak Kanan dengan Pikiran Positif. Apa Hubungannya?
Pons adalah bagian yang sangat kecil dengan panjang hanya 2,5 cm. Meskipun kecil, fungsi pons
sangatlah penting yaitu sebagai penghubung banyak impuls (rangsangan) dengan otak. Itu dikarenakan
terdapat banyak sinapsis yang terhubung dengan pons.

10. Batang Otak


Batang otak adalah bagian posterior (belakang) otak yang merupakan sebutan untuk kesatuan medula
oblongata, pons, dan mesencphalon. Fungsi batang otak adalah untuk meneruskan impuls ke cerebrum
dan menyilang serat kortokospinal. Penyilangan tersebut membuat tubuh kanan dikendalikan oleh otak kiri
dan sebaliknya.
A. PENGERTIAN OTAK
Otak merupakan salah satu organ yang berfungsi sebagai pusat sistem saraf pada
manusia dan sebagian makhluk hidup lainnya. Artinya otak merupakan pusat
pengedalian seluruh tubuh kita, otak mengatur sebagian besar koordinasi gerakan,
perilaku, keseimbangan di dalam tubuh, dan berbagai fungsi lainnya. Otak manusia
memiki volume sekitar 1350 cc dan terdiri dari sekitar 100 juta sel saraf, beratnya
sekitar 2,5 persen dari berat tubuh. Otak terletak di rongga tengkorak kepala dan
dilindungi oleh selaput yang disebut selaput meninges.
Object 2

Object 3

PENGERTIAN, STRUKTUR DAN FUNGSI OTAK

B. FUNGSI OTAK
• Sebagai organ yang paling penting di dalam tubuh manusia, otak memiliki banyak
fungsi, berikut adalah beberapa fungsi utama otak :
• Pusat sistem saraf yang mengatur seluruh tubuh, hal ini membuat seseorang
mampu menerjemahkan informasi semua rangsangan yang dirasakan oleh
tubuhnya, cotohnya rasa sakit, sentuhan, tekanan, dll.
• Pengatur kemampuan berpikir, berbicara dan mendengar sehingga seseorang
dapat menangkap informasi verbal kemudian menerjemahkannya, dan dapat
menerima informasi visual dari cahaya dan melihat benda sesuai dengan bentuk
benda sebenarnya.

NEXT
Pusat keseimbangan
Share on
dan kemampuan
Share on Protein : Pengertian,
Share on
PREVIOUS
Fungsi, Metabolisme,
Share on
Facebook Twitter JenisMetamorfosis
Google+ : Pengertian, Proses, Jenis
LinkedIn
ARTIKEL LAINNYA

POPULAR POSTS

• 12 Saraf Kranial dan Fungsinya

• Faring : Pengertian, Struktur, Fungsi, Bagian

• Sejarah Kerajaan Aceh Darussalam

• Hidung : Pengertian, Struktur, Fungsi, Cara Kerja

• Reptil : Pengertian, Ciri, Struktur Tubuh, Klasifikasi

• Sistem Endokrin dan Hormon Pada Manusia

• Metabolisme : Pengertian, Fungsi, Jenis, Proses

• Esofagus : Pengertian, Struktur, Fungsi, Bagian

• Pisces (Ikan) : Pengertian, Struktur Tubuh, Ciri, Klasifikasi

• Manusia Purba di Indonesia, Asia dan Dunia

Anda mungkin juga menyukai