Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon


individu, keluarga, dan komunitas terhadap suatu masalah kesehatan dan
proses kehidupan actual maupun potensial.

Berjuta-juta pemeriksaan diagnostik dilakukan setiap hari diseluruh


dunia. Pemeriksaan-pemeriksaan ini memantau keadaan kesehatan klien
dan membantu mendiagnosa kondisi yang spesifik. Perkembangan
Electroencephalography (EEG) dan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai
sejak kira-kira tahun 1920. Gambaran EEG dapat mendeteksi pola
karakteristik dari beberapa penyakit, misalnya kejang, neoplasma, stroke,
trauma kepala, infeksi sistem saraf, dan kematian serebral. Pada suatu
saat, gelombang otak mungkin tercatat normal bila ada patologi.
Sedangkan Ultrasonografi (USG) sejalan dengan kemajuan teknologi
bidang komputer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju dengan
sangat pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live
3D (yang biasa disebut sebagai USG 4D).
BAB II
ELECTROENCEPHALOGRAPHY (EEG)

A. Pengertian
Electroencephalography (EEG)
adalah suatu tindakan medis
berupa penempelan electrode
pada permukaan kulit kepala untuk
menangkap aktifitas listrik di otak.
EEG berguna untuk menyokong
diagnosa epilepsi, maupun non
epilepsi seperti gangguan tidur,
ensefalopati metabolik maupun
neurologist, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan,
coma, dan brain death.
Electroencephalograph ditemukan
pada tahun 1920 oleh Hans Berger
(1873-1941).
EEG adalah tes yang penting
untuk mendiagnosis epilepsi
karena mencatat aktivitas listrik
otak. Gambaran EEG dapat
mendeteksi pola karakteristik dari
beberapa penyakit, misalnya
kejang, neoplasma, stroke, trauma
kepala, infeksi sistem saraf, dan
kematian serebral. Pada suatu
saat, gelombang otak mungkin
tercatat normal bila ada patologi.
B. Tujuan EEG
EEG sangat penting dalam diagnosis dan pengelolaan epilepsi dan
gangguan kejang lain. Hal ini juga digunakan untuk membantu dalam
diagnosis kerusakan otak dan penyakit seperti stroke, tumor,
ensefalitis, keterbelakangan mental, dan gangguan tidur.
Hasil tes dapat membedakan kondisi kejiwaan seperti skizofrenia,
paranoia, dan depresi dari degeneratif gangguan mental seperti
Alzheimer dan penyakit Parkinson's. Sebuah EEG juga dapat digunakan
untuk memonitor aktivitas otak selama operasi untuk menilai dampak
dari anestesi. Selain itu, EEG juga dapat digunakan untuk menentukan
status otak dan kematian otak.
C. Manfaat EEG
Membantu mendeteksi dan melokalisasi kerusakan otak
Membantu dalam studi epilepsi
Membantu mendiagnosa mental
Membantu dalam mempelajari pola tidur
Membantu observasi dan analisis respon otak bila diberi stimulus
sensorik

D. Sinyal EEG
Sinyal Delta : frekwensinya 0,5
4 Hz
Sinyal Theta : frekwensinya 4
8 Hz
Sinyal Alpha : frekwensinya 8
13 Hz
Sinyal Beta : frekwensinya 13
22 Hz
Sinyal Gama : frekwensinya 22
30 Hz atau lebih.

E. Aktifitas sinyal
Aktifitas Alpha
Sinyal amplitudo dibawah 10 uV peak to peak. Sinyal ini ditimbulkan
dari posterior otak pada orang yang berjalan sambil tidur atau
mata yang terbuka serta pemusatan perhatian.
Aktifitas Beta
Sinyal amplitudo dibawah 20 uV peak to peak. Sinyal ini dari
keseluruhan otak terutama dibagian ditengahnya. Kondisi tingkat
kesadaran tinggi.
Aktifitas Gamma
Sinyal amplitudo 2 uV peak to peak. Timbul saat kondisi perhatian
penuh.
Aktifitas Theta dan Delta
Sinyal amplitudo dibawah 100 uV peak to peak merupakan kondisi
tidur seseorang.

F. Persiapan
Sebuah EEG umumnya dilakukan
sebagai salah satu tes dalam
serangkaian evaluasi neurologis.
Orang memakai obat yang
mempengaruhi sistem saraf pusat,
seperti anticonvulsants, stimulan,
atau antidepresan, diperintahkan
untuk menghentikan resep untuk
waktu yang singkat sebelum tes
(biasanya satu atau dua hari).
Seseorang yang akan mengikuti tes
EEG mungkin diminta untuk
menghindari makanan dan minuman
yang mengandung kafein, sebuah
sistem saraf pusat stimulan. Mereka
juga mungkin diminta sebelum tes
dengan rambut bersih yang bebas
dari spray atau produk penata lain
untuk membuat lampiran elektroda
lebih mudah.
G. Risiko EEG
Saat obat khusus dihentikan untuk satu sampai dua hari dapat
memicu kejang. Beberapa prosedur yang digunakan selama EEG dapat
memicu kejang pada penderita epilepsi.
Prosedur tersebut termasuk lampu berkedip dan bernapas dalam-
dalam. Jika EEG digunakan sebagai alat diagnostik untuk epilepsi
(yaitu, untuk menentukan jenis kejang individu), hal ini dapat menjadi
efek yang diinginkan, meskipun orang tersebut perlu dimonitor
sehingga kejang dapat dibatalkan jika diperlukan. Jenis tes ini dikenal
sebagai EEG ictal.

H. Prosedur
Prosedur dapat dilakukan
pada saat klien sadar,
mengantuk, tidur, dibawah
pengaruh rangsangan (cahaya
lampu yang ritmik), dan
kombinasi dari salah satu diatas.
Sebelum suatu EEG dimulai,
sekitar 16-21 elektroda
menempel ke kulit kepala
seseorang menggunakan pasta,
konduktif listrik dicuci. Elektroda
ditempatkan pada kepala pola
standar berdasarkan lingkar
kepala pengukuran.
Tergantung pada tujuan untuk EEG, implan, atau invasif, elektroda
kadang-kadang digunakan. Elektroda Implantable meliputi elektroda
sphenoidal, kawat halus yang dimasukkan di bawah lengkungan
zygomatic, atau tulang pipi. Kedalaman elektroda, atau subdural
elektroda strip, adalah pembedahan ditanamkan ke otak dan
digunakan untuk melokalisasi fokus serangan dalam persiapan untuk
operasi epilepsi.

Cara kerja :
1. Cuci rambut pada malam
sebelumnya. Anjurkan klien untuk
tidak menggunakan minyak atau
hair spray.
2. Keputusan mengenai penghentian
sementara obat-obatan sebelum
EEG ditentukan oleh dokter
3. Makan dan minum tidak dibatasi,
kecuali kopi, the, cola, dan alkohol
4. Gambaran EEG biasanya dilakukan dengan posisi klien berbaring
terlentang namun klien dapat didudukan dikursi bersandar.
5. Untuk pencatatan saat tidur, biarkan klien terjaga 2-3 jam pada
malam hari sebelum pemeriksaan, dan bangunkan klien pada pukul
06.00. sedativa seperti kloral hidrat dapat diberikan.
6. EEG memerlukan waktu kira-kira 1,5-2 jam.

Pasca pemeriksaan :
1. Hilangkan pasta/jeli dari kepala klien. Aseton dapat digunakan untuk
menghilangkan pasta.
2. Dapat melakukan aktivitas normal. Kecuali bila klien sedang dalam
pengaruh sedativa.
I. Gambaran Abnormal
Gambaran yang mungkin ditemukan antara lain: kejang (grandmal,
petitmal, psikomotor), tumor otak, abses otak, cedera kepala,
perdarahan intrakranial, ensefalitis, dan mati batang otak.

J. Efek samping
Ada beberapa kondisi yang merugikan terkait dengan tes EEG.
Orang dengan gangguan kejang dapat mengalami kejang selama
pengujian dalam reaksi terhadap lampu kilat atau dengan bernapas
dalam-dalam.
K. Rehabilitasi
Jika seseorang telah menghentikan obat teratur untuk pengujian
EEG, perawat atau teknisi harus menasihati untuk kapan memulai
kembali.
L. Hasil Normal
Dalam membaca dan
menafsirkan pola gelombang otak,
neurolog atau dokter lain yang akan
mengevaluasi jenis gelombang otak
dan simetri, lokasi, dan konsistensi
pola gelombang otak. Gelombang
otak tertentu respon terhadap
rangsangan yang disajikan selama
tes EEG (seperti lampu kilat atau
suara) juga akan dievaluasi.
Empat tipe dasar gelombang otak alfa, beta, theta, dan delta,
dengan tipe dibedakan oleh frekuensi. Gelombang Alpha jatuh antara 8
dan 13 Hertz (Hz), beta di atas 13 Hz, theta antara 4 dan 7 Hz, dan
delta kurang dari 4 Hz.
Gelombang Alpha biasanya irama dominan terlihat di wilayah
posterior otak pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa,
ketika mereka bangun dan santai. Beta gelombang normal dalam tidur,
terutama untuk bayi dan anak-anak muda. Gelombang Theta biasanya
ditemukan dalam kantuk dan tidur dan terjaga normal pada anak-anak,
sedangkan gelombang delta adalah fitur yang paling menonjol dari
EEG tidur. Duri dan gelombang tajam abnormal umumnya, namun
mereka yang umum di EEG bayi yang baru lahir normal. Berbagai jenis
gelombang otak dianggap sebagai abnormal hanya dalam konteks
lokasi gelombang, usia seseorang, dan kesadaran seseorang.

BAB III
ULTRASONOGRAPHY (USG)

A. Pengertian
USG atau biasa dikenal Ultrasono-
graphy merupakan alat diagnostik
berbasis teknik pencitraan medis
yang biasanya di gunakan untuk
memvisualisasi kan otot, tendon,
dan organ internal pada tubuh
manusia, untuk mengatahui ukuran,
struktur dan setiap lesi patologis
dengan gambar real time tomografi.
Ultrasonografi (USG) adalah
suatu prosedur diagnostic yang
digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh atau analisa bentuk
gelombang dari Doppler. Gambar : Alat USG
Ultrasonografi adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa
menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic),
tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Selain itu
ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat, dan
persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah.
Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz,
tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran)
hanya gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
Ultrasound pertama kali digunakan sesudah perang dunia I, dalam
bentuk radar atau teknik sonar (sound navigation and ranging) oleh
Langevin tahun 1918 untuk mengetahui adanya ranjau-ranjau atau
adanya kapal selam. Namun seiring berkembangnya zaman dan
teknologi, ultrasound sekarang juga digunakan di bidang kesehatan
dan disebut ultrasonography (USG).
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah
perang dunia ke-2, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-
alat tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan
pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan
ginjal. Sekarang USG merupakan alat praktis dengan pemeriksaan
klinis yang luas.
Ultrasonografi dalam bidang kesehatan bertujuan untuk
pemeriksaan organ-organ tubuh yang dapat diketahui bentuk, ukuran
anatomis, gerakan, serta hubungannya dengan jaringan lain
disekitarnya.
Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira
tahun 1960, dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan
kemajuan teknologi bidang komputer, maka perkembangan
ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah
dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai
USG 4D).
Dalam bidang obstetri, indikasi melakukan pemeriksaan USG
dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester
pertama (kehamilan 10 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan
trimester kedua (18 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang
diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.
Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila
ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada
pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut.
Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan
untuk mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi
infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal
dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien
dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi, dll.

B. Manfaat USG
Manfaat dari ultrasonografi adalah untuk pemeriksaan kanker pada
hati dan otak, melihat janin di dalam rahim ibu hamil, melihat
pergerakan serta perkembangan sebuah janin, mendeteksi perbedaan
antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat dilakukan
oleh sinar x, sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak
di tubuh manusia.
Selain manfaat di atas, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk
memonitor laju aliran darah. Pulsa ultrasonik berfrekuensi 5 10 MHZ
diarahkan menuju pembuluh nadi, dan suatu reciever akan menerima
signal hamburan gelombang pantul. Frekuensi pantulan akan
bergantung pada gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi
thrombosis (penyempitan pembuluh darah) yang menyebabkan
perubahan laju aliran darah.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan
dengan pemeriksaan menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena
gelombang ultrasonic yang digunakan tidak akan merusak material
yang dilewatinya sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup.
Karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka
pemeriksaan ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non
destructive testing).
Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran yang lain
adalah penggunaan ultrasonografi untuk pemeriksaan kanker pada
hati dan otak. Selain itu, ultrasonografi dapat mengukur kedalaman
suatu benda di bawah permukaan kulit melalui selang waktu
dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang ultrasonik.
Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah kandungan dan
kebidanan, tapi juga dapat memberikan kemudahan dalam
memberikan pelayanan kesehatan, yaitu dapat dengan mudah dan
murah mendeteksi sesuatu.
Diantaranya adalah : USG mampu menemukan dan menentukan
letak massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista
dengan massa yang solid, dapat mempelajari pergerakan organ
(jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.

C. Komponen Utama USG


1. Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan
untuk merangsang kristal pada transducer dan membangkitkan
pulsa ultrasound.
2. Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian
tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros
usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat
kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam
bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi
kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga
dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
3. Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran
ultrasound. Pada tabung ini terdapat tabung hampa udara yg
memiliki beda potensial yang tinggi antara anoda dan katoda.
4. Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan
gambaran yang ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
5. Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV
monitor.

Gambar : Ultrasonografi (USG)

D. Prinsip Dasar USG


Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi
daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita
tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar
manusia mempunyai frekwensi antara 20 20.000 Cpd (Cicles per
detik-Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan
frekwensi 1- 10 MHz (1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-
kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer.
Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan
menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-
electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya.
Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik.
Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan
mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara
frekwensi tingi.
Citra yang dihasilkan dari USG adalah memanfaatkan hasil
pantulan (echo) dari gelombang ultrasonik apabila ditrasmisikan pada
tissue atau organ tertentu. Echo dari gelombang tersebut kemudian
dideteksi dengan transduser, yang mengubah gelombang akusitik ke
sinyal elektronik untuk dioleh dan direkonstruksi menjadi suatu citra.
Perkembangan tranduser ultrasonik dengan kemampuan resolusi
yang baik, diikuti dengan makin majunya teknologi komputer digital
serta perangkat lunak pendukungnya, membuat pengolahan citra
secara digital dimungkinkan dalam USG, bahkan untuk membuat
rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3 dimensi dan 4 dimensi sudah
mulai dikenal.
E. Cara kerja dan Petunjuk Dasar Umum Penggunaan USG
Transducer bekerja sebagai
pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang
dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh
transducer, yang dipancarkan
dengan arah tertentu pada bagian
tubuh yang akan dipelajari.
Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo
sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu
diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada
layar oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah-
olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan,
dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar
monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic
tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-
macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan
yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut
anecho atau echofree. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic,
misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural
efusion.
Berikut ini adalah petunjuk dasar umum penggunaan USG 2D
machine standar yang bisa di jadikan acuan untuk USG machine merk
apapun :
1. Atur posisi alat pada ruang tindakan.
2. Siapkan accessories yang diperlukan.
3. Sipakan bahan operasional (Jelly, Kertas Tisseu, Kertas Printer, dll).
4. Hubungkan alat dengan catu daya.
5. Hidupkan stabilizer.
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke Posisi ON.
7. Aktifkan tombol-tombol lain yang diperlukan.
8. Lakukan pemanasan secukupnya.
9. Masukan data pasien.
10. Tentukan fungsi atau Mode sesuai jenis pemeriksaan.
11. Oleskan Jelly secukupnya pada objek.
12. Lakukan pemeriksaan.
13. Setelah temukan Objek tekan tombol FREEZE.
14. Lakukanpengkuran Objek dengan Trac Ball/Cliper.
15. Lakukan pemotretan/recording apabila diperlukan.
16. Setelah selesai kembalikan Tombol ON/OFF ke OFF.
17. Matikan stabilizer.
18. Bersihkan Probe dari Jelly.
19. Posisikan Alat pada posisi semula.

Display Modes
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
1. mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal
pada osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan
energy echo yang diterima transducer.
2. B-mode : Pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu
titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo
yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam
dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B
Scan.
3. M-mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung.
Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan
organ yang memantulkan echo selalu berubah, misalnya jantung dan
katubnya.

F. Proses Pengambilan Gambar


Prinsip kerjanya menggunakan
Gelombang Ultrasonik yang
dibangkitkan oleh kristal yang
diberikan gelombang listrik.
Gelombang ultrasonik adalah
gelombang suara yang melampaui
batas pendengaran manusia yaitu
diatas 20 kHz atau 20.000 Hz atau
20.000 getaran perdetik.
Kristal-nya bisa terbuat dari berbagai macam, salah satunya adalah
Quartz. Sifat kristal semacam ini, akan memberikan getaran jika
diberikan gelombang listrik.Alat ultrasonik sendiri ada berbagai tipe.
Ada Tipe Scan A, B dan C. Yang biasa untuk mendeteksi crack pada
baja adalah tipe A. Prinsip kerjanya mudah sekali. Tinggal
menggunakan sensor ultrasonik untuk mengirimkan gelombang
ultrasonik dan menangkapnya kembali.
Tipe B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu
titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo
yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam
dua dimensi berupa penampang irisan tubuh. Yang tipe C dapat
menampilkan Citra 3 Dimensi dengan cara menangkap pantulan-
pantulan yang berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan.
Karena ada berbagai macam gelombang ultrasonik yang dipantulkan
dalam waktu yang berbeda, gelombang-gelombang ini lalu
diterjemahkan oleh prosesor untuk dirubah menjadi gambar.
Sensor yang digunakan pada alat Ultrasonografi yakni sensor
pizoelektrik, yang diletakkan pada komponen receiver yang menerima
pantulan (refleksi) pola energi akustik yang dinyatakan dalam
frekuensi. Sensor ini akan mengubah pergeseran frekuensi gelombang
suara 1 3 MHz yang dipancarkan melalui transmitter pada jaringan
tubuh dan kemudian gelombang tersebut dipantulkan (direfleksikan)
oleh jaringan dan akan diterima oleh receiver dan selanjutnya
diteruskan ke prosessor.
Sensor pizoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type
spring, crystal, dan seismic mass. Prinsipnya yakni ketika frekuensi
energi akustikyang dipantulkan diterapkan, maka clip-type spring yang
terhubung dengan seismic mass akan menekan crystal, karena energi
akustik tersebut disertai oleh gaya luar sehingga crystal akan
mengalami ekspansi dan kontraksi pada frekuensi tersebut. Ekspansi
dan kontraksi tersebut mengakibatkan lapisan tipis antara crystal
dengan housing akan bergetar. Getaran dari crystal tersebut akan
menghasilkan sinyal berupa tegangan yang nantinya akan diteruskan
keprosesor. Jadi USG menampilkan citra dari suara yang ditangkap. Jadi
mungkin untuk saat ini hasil dari USG belum termasuk dalam karya
fotografi. Berbeda dengan Scanner dan kamera lubang jarum yang
masih melukis dengan cahaya.

G. Kelemahan dan Kelebihan Ultrasonografi


1. Kelemahan USG :
Dapat ditahan oleh kertas tipis.
Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan
baik (interface) sehingga bias terjadi artefak sehingga perlu diberi
jelly sebagai penghantar ultrasound.
Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan
karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh
puluh persen gelombang suara yang mengenai tulang akan
dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang
mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian
pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan.
Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil
yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita
gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan
gelombang suara yang sangat kuat.
2. Kelebihan USG :
Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi
hasil yang cepat.
Bersifat non invasive sehingga dapat dilakukan pula pada anak-
anak.
man untuk pasien dan operator, karena tidak tergantung pada
radiasi ionisasi.
Memberi informasi dengan batas struktur organ sehingga member
gambaran anatomis lebih besar dari informasi fungsi organ.
Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan
bentuk, ukuran, posisi, dan ruang interpasial.
Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan
interaksi dengan gelombang suara.
Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal

H. Pemakaian Klinis
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam
berbagai kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain :
1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan
pelvis.
2. membedakan kista dengan massa yang solid.
3. mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun
pergerakan janin dan jantungnya.
4. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,
fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa
untuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh
tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium,
uterus, dan lain-lain).
5. Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran
dapat dimonitor pada layar USG.
6. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan
besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan
cepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat
pula diikuti.

I. Jenis Pemeriksaan USG


1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang).
Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang
disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya.
Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat
dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya
yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi
yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG
3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya
dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah
terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini
meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit)
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin

J. Pengolahan dan Analisa Gambar


Gambar: Hasil USG

Foto-foto diatas menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata


mampu mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan
menangis. Sampai saat ini, dokter dan orang tua percaya, janin dalam
rahim ibu, tak dapat tersenyum sampai beberapa minggu setelah lahir.
Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris, Prof Stuart Campbell yang
mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat
tersebut tidaklah benar sepenuhnya. Para ahli berpendapat, bayi tidak
tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir
pun bayi-bayi itu sering sekali tersenyum. Gambar-gambar ini, dibuat
menggunakan ultrasound 4D, yang mencatat gema/gaung yang
berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya secara digital. Pengamatan
yang dilakukan selama berjam-jam, akan menghasilkan gambar yang
membuat orang tua seperti menonton video kehidupan bayinya.
Foto-foto tersebut, juga akan membantu dokter mendapatkan
peringatan dini bila bayi-bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti:
langit-langit mulutnya terbelah, sindrom down dan kelainan lain yang
berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya. Prof.
Campbell, mengatakan, dengan munculnya gambar-gambar tadi,
sejumlah pertanyaan mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki.
Misalnya, apakah janin dengan problem genetik memiliki pola gerak
yang sama seperti janin normal? Apakah janin-janin itu tersenyum
karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada suasana atau
kejadian yang menganggunya? Mengapa janin mengedip-ngedipkan
matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita.
Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si ibu
baru 12-20 minggu.
Gambar : Pemeriksaan Kehamilan dengan USG
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Electroencephalography (EEG) adalah suatu tindakan medis
berupa penempelan electrode pada permukaan kulit kepala untuk
menangkap aktifitas listrik di otak. EEG berguna untuk menyokong
diagnosa epilepsi, maupun non epilepsi seperti gangguan tidur,
ensefalopati metabolik maupun neurologist, gangguan pertumbuhan
dan perkembangan, coma, dan brain death. Prosedur dapat dilakukan
pada saat klien sadar, mengantuk, tidur, dibawah pengaruh
rangsangan (cahaya lampu yang ritmik), dan kombinasi dari salah satu
diatas.
Ultrasonografi adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa
menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic),
tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Selain itu
ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat, dan
persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Pemeriksaan
dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan
menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena gelombang ultrasonic
yang digunakan tidak akan merusak material yang dilewatinya
sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup. Karena ultrasonik
merupakan salah satu gelombang mekanik, maka pemeriksaan
ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non destructive testing).
B. Saran
1. Untuk memudahkan dalam menentukan suatu diagnosa penyakit
dapat menggunakan alat penunjang diagnostik misalnya EEG dan
USG sesuai dengan jenis dan prosedur pemeriksaan.
2. Sebaiknya penggunaan alat penunjang diagnostik (EEG dan USG)
dilakukan oleh tenaga profesional/terlatih sehingga kualitas
pelayanan dan hasil pemeriksaan sesuai yang diharapkan dan juga
keamanan alat dapat selalu terjaga dan terlindungi.
TUGAS KELOMPOK
MK. FISIKA KEPERAWATAN

ELECTROENCEPHALOGRAPHY (EEG) DAN


ULTRASONOGRAPHY (USG)

OLEH :
KELOMPOK II

FARDI AKA
ZAMRUD
LUKMAN ALBAR
WA ODE SUHARNI
YURLINA MOERSIDI
NI NYOMAN SRI ANJONI
MARDAWIAH DJAMUDDIN
SARINA
JOUKE
HARIANI
NURYANTI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN - IST BUTON
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, SWT yang telah


memberikan kekuatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang sederhana ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas kelompok dari mata kuliah Fisika
Keperawatan, yang membahas tentang alat Elektroensefalografi (EEG) dan
Ultrasonografi (USG) yang biasa digunakan dalam dunia
kedokteran/kesehatan untuk membantu dalam menentukan diagnosa
suatu penyakit. Pada kesempatan ini pula, ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan waktu untuk
menyusun dan mempresentasikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif demi sempurnanya makalah
ini, kami sangat harapkan.
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat berguna untuk kita
semua. Amin..

Baubau, September 2013

Kelompok II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..
. i
Daftar Isi ....
.... ii

BAB 1 : PENDAHULUAN .
1

BAB II : Electroencephalography (EEG) ..


. 2
A. Pengertian ....
2
B. Tujuan

.. 2
C. Manfaat EEG

.. 3
D.Sinyal EEG

.. 3
E. Aktifitas Sinyal
.
3
F. Persiapan

4
G.Risiko EEG

.. 5
H. Prosedur

. 5
I. Gambaran Abnormal
7
J. Efek Samping

7
K. Rehabilitasi

7
L. Hasil Normal

. 7

BAB III : Ultrasonography (USG) ...


. 9
A. Pengertian .....
9
B. Manfaat USG .
. 9
C. Komponen Utama USG .
12
D.Prinsip Dasar USG .
13
E. Cara Kerja Dan Petunjuk Dasar Penggunaan USG .
. 13
F. Proses Pengambilan Gambar ..
. 15
G.Kelemahan dan Kelebihan USG ...
17
H. Pemakaian Klinis .
.. 18
I. Jenis Pemeriksaan USG .
. 18
J. Pengolahan dan Analisa Gambar .
19

BAB IV : PENUTUP
..
21
A. Kesimpulan
.....
.. 21
B. Saran ..
..
.... 21

Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA

Kee, Joyce LeFever. RN, MS. (1997). Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium
dan Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan. Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta

www.google.com (diakses: september 2013)

Anda mungkin juga menyukai