PENDAHULUAN
A. Pengertian
Electroencephalography (EEG)
adalah suatu tindakan medis
berupa penempelan electrode
pada permukaan kulit kepala untuk
menangkap aktifitas listrik di otak.
EEG berguna untuk menyokong
diagnosa epilepsi, maupun non
epilepsi seperti gangguan tidur,
ensefalopati metabolik maupun
neurologist, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan,
coma, dan brain death.
Electroencephalograph ditemukan
pada tahun 1920 oleh Hans Berger
(1873-1941).
EEG adalah tes yang penting
untuk mendiagnosis epilepsi
karena mencatat aktivitas listrik
otak. Gambaran EEG dapat
mendeteksi pola karakteristik dari
beberapa penyakit, misalnya
kejang, neoplasma, stroke, trauma
kepala, infeksi sistem saraf, dan
kematian serebral. Pada suatu
saat, gelombang otak mungkin
tercatat normal bila ada patologi.
B. Tujuan EEG
EEG sangat penting dalam diagnosis dan pengelolaan epilepsi dan
gangguan kejang lain. Hal ini juga digunakan untuk membantu dalam
diagnosis kerusakan otak dan penyakit seperti stroke, tumor,
ensefalitis, keterbelakangan mental, dan gangguan tidur.
Hasil tes dapat membedakan kondisi kejiwaan seperti skizofrenia,
paranoia, dan depresi dari degeneratif gangguan mental seperti
Alzheimer dan penyakit Parkinson's. Sebuah EEG juga dapat digunakan
untuk memonitor aktivitas otak selama operasi untuk menilai dampak
dari anestesi. Selain itu, EEG juga dapat digunakan untuk menentukan
status otak dan kematian otak.
C. Manfaat EEG
Membantu mendeteksi dan melokalisasi kerusakan otak
Membantu dalam studi epilepsi
Membantu mendiagnosa mental
Membantu dalam mempelajari pola tidur
Membantu observasi dan analisis respon otak bila diberi stimulus
sensorik
D. Sinyal EEG
Sinyal Delta : frekwensinya 0,5
4 Hz
Sinyal Theta : frekwensinya 4
8 Hz
Sinyal Alpha : frekwensinya 8
13 Hz
Sinyal Beta : frekwensinya 13
22 Hz
Sinyal Gama : frekwensinya 22
30 Hz atau lebih.
E. Aktifitas sinyal
Aktifitas Alpha
Sinyal amplitudo dibawah 10 uV peak to peak. Sinyal ini ditimbulkan
dari posterior otak pada orang yang berjalan sambil tidur atau
mata yang terbuka serta pemusatan perhatian.
Aktifitas Beta
Sinyal amplitudo dibawah 20 uV peak to peak. Sinyal ini dari
keseluruhan otak terutama dibagian ditengahnya. Kondisi tingkat
kesadaran tinggi.
Aktifitas Gamma
Sinyal amplitudo 2 uV peak to peak. Timbul saat kondisi perhatian
penuh.
Aktifitas Theta dan Delta
Sinyal amplitudo dibawah 100 uV peak to peak merupakan kondisi
tidur seseorang.
F. Persiapan
Sebuah EEG umumnya dilakukan
sebagai salah satu tes dalam
serangkaian evaluasi neurologis.
Orang memakai obat yang
mempengaruhi sistem saraf pusat,
seperti anticonvulsants, stimulan,
atau antidepresan, diperintahkan
untuk menghentikan resep untuk
waktu yang singkat sebelum tes
(biasanya satu atau dua hari).
Seseorang yang akan mengikuti tes
EEG mungkin diminta untuk
menghindari makanan dan minuman
yang mengandung kafein, sebuah
sistem saraf pusat stimulan. Mereka
juga mungkin diminta sebelum tes
dengan rambut bersih yang bebas
dari spray atau produk penata lain
untuk membuat lampiran elektroda
lebih mudah.
G. Risiko EEG
Saat obat khusus dihentikan untuk satu sampai dua hari dapat
memicu kejang. Beberapa prosedur yang digunakan selama EEG dapat
memicu kejang pada penderita epilepsi.
Prosedur tersebut termasuk lampu berkedip dan bernapas dalam-
dalam. Jika EEG digunakan sebagai alat diagnostik untuk epilepsi
(yaitu, untuk menentukan jenis kejang individu), hal ini dapat menjadi
efek yang diinginkan, meskipun orang tersebut perlu dimonitor
sehingga kejang dapat dibatalkan jika diperlukan. Jenis tes ini dikenal
sebagai EEG ictal.
H. Prosedur
Prosedur dapat dilakukan
pada saat klien sadar,
mengantuk, tidur, dibawah
pengaruh rangsangan (cahaya
lampu yang ritmik), dan
kombinasi dari salah satu diatas.
Sebelum suatu EEG dimulai,
sekitar 16-21 elektroda
menempel ke kulit kepala
seseorang menggunakan pasta,
konduktif listrik dicuci. Elektroda
ditempatkan pada kepala pola
standar berdasarkan lingkar
kepala pengukuran.
Tergantung pada tujuan untuk EEG, implan, atau invasif, elektroda
kadang-kadang digunakan. Elektroda Implantable meliputi elektroda
sphenoidal, kawat halus yang dimasukkan di bawah lengkungan
zygomatic, atau tulang pipi. Kedalaman elektroda, atau subdural
elektroda strip, adalah pembedahan ditanamkan ke otak dan
digunakan untuk melokalisasi fokus serangan dalam persiapan untuk
operasi epilepsi.
Cara kerja :
1. Cuci rambut pada malam
sebelumnya. Anjurkan klien untuk
tidak menggunakan minyak atau
hair spray.
2. Keputusan mengenai penghentian
sementara obat-obatan sebelum
EEG ditentukan oleh dokter
3. Makan dan minum tidak dibatasi,
kecuali kopi, the, cola, dan alkohol
4. Gambaran EEG biasanya dilakukan dengan posisi klien berbaring
terlentang namun klien dapat didudukan dikursi bersandar.
5. Untuk pencatatan saat tidur, biarkan klien terjaga 2-3 jam pada
malam hari sebelum pemeriksaan, dan bangunkan klien pada pukul
06.00. sedativa seperti kloral hidrat dapat diberikan.
6. EEG memerlukan waktu kira-kira 1,5-2 jam.
Pasca pemeriksaan :
1. Hilangkan pasta/jeli dari kepala klien. Aseton dapat digunakan untuk
menghilangkan pasta.
2. Dapat melakukan aktivitas normal. Kecuali bila klien sedang dalam
pengaruh sedativa.
I. Gambaran Abnormal
Gambaran yang mungkin ditemukan antara lain: kejang (grandmal,
petitmal, psikomotor), tumor otak, abses otak, cedera kepala,
perdarahan intrakranial, ensefalitis, dan mati batang otak.
J. Efek samping
Ada beberapa kondisi yang merugikan terkait dengan tes EEG.
Orang dengan gangguan kejang dapat mengalami kejang selama
pengujian dalam reaksi terhadap lampu kilat atau dengan bernapas
dalam-dalam.
K. Rehabilitasi
Jika seseorang telah menghentikan obat teratur untuk pengujian
EEG, perawat atau teknisi harus menasihati untuk kapan memulai
kembali.
L. Hasil Normal
Dalam membaca dan
menafsirkan pola gelombang otak,
neurolog atau dokter lain yang akan
mengevaluasi jenis gelombang otak
dan simetri, lokasi, dan konsistensi
pola gelombang otak. Gelombang
otak tertentu respon terhadap
rangsangan yang disajikan selama
tes EEG (seperti lampu kilat atau
suara) juga akan dievaluasi.
Empat tipe dasar gelombang otak alfa, beta, theta, dan delta,
dengan tipe dibedakan oleh frekuensi. Gelombang Alpha jatuh antara 8
dan 13 Hertz (Hz), beta di atas 13 Hz, theta antara 4 dan 7 Hz, dan
delta kurang dari 4 Hz.
Gelombang Alpha biasanya irama dominan terlihat di wilayah
posterior otak pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa,
ketika mereka bangun dan santai. Beta gelombang normal dalam tidur,
terutama untuk bayi dan anak-anak muda. Gelombang Theta biasanya
ditemukan dalam kantuk dan tidur dan terjaga normal pada anak-anak,
sedangkan gelombang delta adalah fitur yang paling menonjol dari
EEG tidur. Duri dan gelombang tajam abnormal umumnya, namun
mereka yang umum di EEG bayi yang baru lahir normal. Berbagai jenis
gelombang otak dianggap sebagai abnormal hanya dalam konteks
lokasi gelombang, usia seseorang, dan kesadaran seseorang.
BAB III
ULTRASONOGRAPHY (USG)
A. Pengertian
USG atau biasa dikenal Ultrasono-
graphy merupakan alat diagnostik
berbasis teknik pencitraan medis
yang biasanya di gunakan untuk
memvisualisasi kan otot, tendon,
dan organ internal pada tubuh
manusia, untuk mengatahui ukuran,
struktur dan setiap lesi patologis
dengan gambar real time tomografi.
Ultrasonografi (USG) adalah
suatu prosedur diagnostic yang
digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh atau analisa bentuk
gelombang dari Doppler. Gambar : Alat USG
Ultrasonografi adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa
menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic),
tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Selain itu
ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat, dan
persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah.
Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz,
tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran)
hanya gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
Ultrasound pertama kali digunakan sesudah perang dunia I, dalam
bentuk radar atau teknik sonar (sound navigation and ranging) oleh
Langevin tahun 1918 untuk mengetahui adanya ranjau-ranjau atau
adanya kapal selam. Namun seiring berkembangnya zaman dan
teknologi, ultrasound sekarang juga digunakan di bidang kesehatan
dan disebut ultrasonography (USG).
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah
perang dunia ke-2, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-
alat tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan
pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan
ginjal. Sekarang USG merupakan alat praktis dengan pemeriksaan
klinis yang luas.
Ultrasonografi dalam bidang kesehatan bertujuan untuk
pemeriksaan organ-organ tubuh yang dapat diketahui bentuk, ukuran
anatomis, gerakan, serta hubungannya dengan jaringan lain
disekitarnya.
Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira
tahun 1960, dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan
kemajuan teknologi bidang komputer, maka perkembangan
ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah
dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai
USG 4D).
Dalam bidang obstetri, indikasi melakukan pemeriksaan USG
dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester
pertama (kehamilan 10 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan
trimester kedua (18 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang
diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.
Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila
ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada
pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut.
Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan
untuk mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi
infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal
dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien
dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi, dll.
B. Manfaat USG
Manfaat dari ultrasonografi adalah untuk pemeriksaan kanker pada
hati dan otak, melihat janin di dalam rahim ibu hamil, melihat
pergerakan serta perkembangan sebuah janin, mendeteksi perbedaan
antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat dilakukan
oleh sinar x, sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak
di tubuh manusia.
Selain manfaat di atas, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk
memonitor laju aliran darah. Pulsa ultrasonik berfrekuensi 5 10 MHZ
diarahkan menuju pembuluh nadi, dan suatu reciever akan menerima
signal hamburan gelombang pantul. Frekuensi pantulan akan
bergantung pada gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi
thrombosis (penyempitan pembuluh darah) yang menyebabkan
perubahan laju aliran darah.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan
dengan pemeriksaan menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena
gelombang ultrasonic yang digunakan tidak akan merusak material
yang dilewatinya sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup.
Karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka
pemeriksaan ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non
destructive testing).
Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran yang lain
adalah penggunaan ultrasonografi untuk pemeriksaan kanker pada
hati dan otak. Selain itu, ultrasonografi dapat mengukur kedalaman
suatu benda di bawah permukaan kulit melalui selang waktu
dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang ultrasonik.
Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah kandungan dan
kebidanan, tapi juga dapat memberikan kemudahan dalam
memberikan pelayanan kesehatan, yaitu dapat dengan mudah dan
murah mendeteksi sesuatu.
Diantaranya adalah : USG mampu menemukan dan menentukan
letak massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista
dengan massa yang solid, dapat mempelajari pergerakan organ
(jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.
Display Modes
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
1. mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal
pada osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan
energy echo yang diterima transducer.
2. B-mode : Pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu
titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo
yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam
dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B
Scan.
3. M-mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung.
Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan
organ yang memantulkan echo selalu berubah, misalnya jantung dan
katubnya.
H. Pemakaian Klinis
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam
berbagai kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain :
1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan
pelvis.
2. membedakan kista dengan massa yang solid.
3. mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun
pergerakan janin dan jantungnya.
4. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,
fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa
untuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh
tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium,
uterus, dan lain-lain).
5. Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran
dapat dimonitor pada layar USG.
6. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan
besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan
cepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat
pula diikuti.
A. Kesimpulan
Electroencephalography (EEG) adalah suatu tindakan medis
berupa penempelan electrode pada permukaan kulit kepala untuk
menangkap aktifitas listrik di otak. EEG berguna untuk menyokong
diagnosa epilepsi, maupun non epilepsi seperti gangguan tidur,
ensefalopati metabolik maupun neurologist, gangguan pertumbuhan
dan perkembangan, coma, dan brain death. Prosedur dapat dilakukan
pada saat klien sadar, mengantuk, tidur, dibawah pengaruh
rangsangan (cahaya lampu yang ritmik), dan kombinasi dari salah satu
diatas.
Ultrasonografi adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa
menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic),
tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Selain itu
ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat, dan
persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Pemeriksaan
dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan
menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena gelombang ultrasonic
yang digunakan tidak akan merusak material yang dilewatinya
sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup. Karena ultrasonik
merupakan salah satu gelombang mekanik, maka pemeriksaan
ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non destructive testing).
B. Saran
1. Untuk memudahkan dalam menentukan suatu diagnosa penyakit
dapat menggunakan alat penunjang diagnostik misalnya EEG dan
USG sesuai dengan jenis dan prosedur pemeriksaan.
2. Sebaiknya penggunaan alat penunjang diagnostik (EEG dan USG)
dilakukan oleh tenaga profesional/terlatih sehingga kualitas
pelayanan dan hasil pemeriksaan sesuai yang diharapkan dan juga
keamanan alat dapat selalu terjaga dan terlindungi.
TUGAS KELOMPOK
MK. FISIKA KEPERAWATAN
OLEH :
KELOMPOK II
FARDI AKA
ZAMRUD
LUKMAN ALBAR
WA ODE SUHARNI
YURLINA MOERSIDI
NI NYOMAN SRI ANJONI
MARDAWIAH DJAMUDDIN
SARINA
JOUKE
HARIANI
NURYANTI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN - IST BUTON
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
KATA PENGANTAR
Kelompok II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..
. i
Daftar Isi ....
.... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN .
1
BAB IV : PENUTUP
..
21
A. Kesimpulan
.....
.. 21
B. Saran ..
..
.... 21
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Kee, Joyce LeFever. RN, MS. (1997). Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium
dan Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan. Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta