Anda di halaman 1dari 8

Electroencephalography (EEG)

DASAR TEORI
Otak manusia merupakan sumber segala
pikiran , emosi, presepsi, dan tingkah laku. Otak
terdiri dari jutaan elemen mikroskopi yang disebut
saraf yang menggunakan bahan kimia dalam
mengatur aktifitas listrik dalam otak. Untuk merekam
aktifitas listrik tersebut, dapat menggunakan
electroencephalography (EEG).
EEG adalah sebuah pemeriksaan penunjang
yang berbentuk rekaman gelombok elektrik sel saraf
yang berada di otak yang memiliki tujuan untuk
mengetahui adanya gangguan fisiologi fungsi otak.
Alat ini dapat mendeteksi adanya kelainan pada sel
saraf, misalnya alzheimer dan epylepsi.
Fungsi EEG

1. Mendiaknosis suatu penyakit dan gejalanya.


2. Mengecek permasalahan pada orang yang
mengalami kehilangan kesadaran.
3. Mencari tahu apakah orang dalam keadaan koma.
4. Memperlajari penyebab susah tidur.
5. Melihat aktifitas otak ketika seseorang menerima
obat anastesi selama operasi otak.
6. Membantu orang yang memiliki masalah psikis,
seprti rasa gugup, dan kesehatan mental.
PENEMPATAN
EEG harus ditempatkan di ruang yang jauh
dari peralatan yang menimbulkan noise,
seperti diatermi. Tread mill , kompresor,
peralatan yang menggunakan motor listrik,
pemancar radio/tv.
Elektroda EEG
Elektroda EEG ukurannya lebih kecil dari pada
elektroda ECG. Elektroda EEG dapat diletakkan secara
terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada
pentup khusus yang dapat diletakkan pada kepala pasien.
Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan
kulit kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan
elektroda yang umumnya digunakan adalah perak klorida.
EEG direkam dengan cara membandingkan
tegangan antara elektroda aktif dengan kulit kepala
dengan elektroda referensi umumnya pada daun telinga.
Tipe merekam ini disebut monopolar . Tetapi tipe
merekam bipolar lebih populer dimana tegangan
dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala.
CARA PENGOPERASIAN
1. Memakai menimal 17 elektroda pada titik – titik bagian sel saraf otak.
2. Kedua sistem monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus
digunakan secara rutin.
3. Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas ini dapat memberikan
informasi tentang fungsi abnormal otak.
4. Mesin EEG harus di kalibrasi diawal dan diakhir rekaman. Perubahan
setting alat selama perekaman harus dicatat.
5. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada
prosedur stimulasi fotik , hiperventilitasi dan tidur maka lama
perekaman harus ditambah. EEG sampel waktu dari kehidupan
seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat
untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi
otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman maka
semakin besar kemungkinan kita menemukan abnormalitas.
6.
BLOG DIAGRAM
CARA KERJA BLOG DIAGRAM
Penyadapan sinyal EEG dilakukan
dengan mengambil selisih potensial antara
dua electrode yang berbeda tempat. Elektroda
tersebut ditempelkan pada permukaan kulit
kepala dan kemudian masing-masing
dihubungkan kerangkaian proteksi untuk
meminilisir interferensi gelombang
radio/Radio frequency interference (RFI) dari
kabel elektrode yang bisa bersifat sebagai
antena dan mencegah high voltage yang
membahayakan pasien dan instrument.

Anda mungkin juga menyukai