Anda di halaman 1dari 3

Potensial Listrik Otak

1. Elektroensefalografi
Elektroensefalografi adalah suatu penelaahan atau penggrafikan potensial
listik di permukaan kepala. Di permukaan luar kulit tempurung kepala, potensial
elektroensefalografik (EEG) adalah kecil jika dibandingkan dengan potensial yang
disebabkan oleh detak jantung dan berhampiran besarnya dengan potensial yang
berhubungan dengan gerak otot yang mengendalikan mata, rahang, leher dan lain
sebagainya. Potensial EEG yang kecil ini hanya dapat diamati dengan penguat
elektronik yang mampu membedakan potensial itu dengan potensial lain yang berasal
dari faal dan dengan kebisingan listrik. Kemajuan teknologi EEG memungkinkan
penerapan baru untuk penelitian dan untuk pemeliharaan kesehatan. Penerapan
tersebut mencangkup pemantauan tidur, uji farmakologi, dan diagnosis terhadap
kelainan metabolik.
Potensial di kulit tempurung kepala manusia dewasa dari puncak ke puncak
amplitudo selama tidur nyenyak dapat mencapai 200 atau 300 V. Potensial normal
pola EEG yang diamati pada saat jaga (tidak tidur) memang sedikit lebih kecil tetapi
masih dapat diamati dan dikuantisasikan dengan alat elektronik yang sesuai. Di
laboratorium untuk manusia dan untuk binatang, digunakan elektrode di permukaan
otak atau di dalam otak yang menghasilkan potensial beberapa tingkat lebih besar dari
pada pola EEG di kulit tempurung kepala, tetapi masih mempunyai pola yang serupa.
Potensial di atau dalam otak juga disebut potensial EEG. Alat yang digunakan untuk
merekam potensial ini disebut elektroensefalograf dan rekamannya disebut
elektroensefalogagram. Dari sini diharapkan dapat membedakan potensial yang
diukur di permukaan otak dan ilmunya disebut kartiografi.

2. Sistem Saraf Pusat
Potensial EEG adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan sistem saraf pusat
(SSP). Seperti semua jaringan saraf lain, SSP tersusun oleh neuron-neuron. Tiap
neuron mengikuti hukum semua atau tidak sama sekali artinya mengkonduksikan
seluruhnya atau tidak mengkonduksikan suatu potensial lonjakan sama sekali. Pada
potensial lonjakan terdapat juga perubahan-perubahan potensial listrik di bermacam-
macam daerah otak yang juga lebih menyebar. Bagi fungsi SSP, hal ini mempunyai
peranan yang penting, misalnya dengan mengubah transmisi sinaptik dari sebuah
neuron ke nuron lain.
SSP vertebrata dengan mudah dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu otak
dan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang dan otak terdiri dari materi
yang berwarna putih dan abu-abu. Warna putih itu disebabkan oleh lapisan melin
yang menyelubungi serat-serat saraf besar, materi putih ini terbuat dari serat-serat
halus. Materi abu-abu hampir semua berisi tubuh-tubuh sel. Bagian otak yang
bersambungan dengan rongga sumsum tulang belakang disebut batang otak. Pada
manusia dan mamalia separuh bola otak ini merupakan bagian terbesar otak. Selaput
otak yang membungkus separuh lapisan bola itu membentuk lapisan-lapisan di
sekeliling batang otak mamalia sehingga potensial EEG kulit tempurung kepala hanya
berhubungan dengan selaput otak dan mungkin hanya dengan bagian terluar lapisan
selaput otak.
Peranan banyak daerah diselaput otak belum diketahui, demikian juga secara
terperinci bagaimana kita menganalisis atau berfikir atau mengingat. Karena dalam
beberapa hal ini mencerminkan aktivitas bagian otak, maka EEG manarik perhatian
para peneliti. Akan tetapi jika selaput otak dihilangkan, masih terdapat pola EEG yang
mirip. Bahkan ikan-ikan yang selaput otaknya dibakan masih memiliki pola EEG khas
yang secara kasar menyerupai pola EEG kita. Dalam beberapa hal , EEG harus dapat
dihubungkan dengan struktur dan fungsi sistem saraf pusat vertebrata. Elektroda
yaang digunakan untuk mengamati potensial EEG harus cukup besar untuk
menaggapi beberapa macam neuron secara rata-rata, terutama jika elektroda itu
digunakan pada selaput otak atau dalam sistem saraf pusat.

3. Pola Elektroensefalografik
Pola EEG selalu diperoleh melaluipengukuran tempurung kepala makhluk
hidup. Tidak adanya pola EEG dipakai sebagai indikator kepastian kematian.
Potensial elektrokortiografik cenderung menyebar pada permukaan selaput otak. Jadi
akan ada pola EEG yang berubah terhadap waktu pada setiap elektrode tertentu dan
pola ruang di seluruh tempurung kepala pada setiap waktu tertentu.
Menurut sejarahnya, rentang frekuensi EEG yang berbeda-beda itu ditandai
dengan huruf-huruf yunani delta, (0,5-3 Hz); teta, (4-7 Hz); alfa, (8-13 Hz); dan
beta, (diatas 14 Hz). Beberapa ahli EEG membatasi pada 14-30 Hz dan memberi
nama daerah frekuensi 30-50 Hz dengan nama gama, .

4. Tingkatan Tidur
Penelaahan elektroensefalografi telah membantu banyak pada klasifikasi
bemacam-macam tingkatan tidur. Secara umum penentuan tingkatan tidur diperlukan
rekaman rekaman pola EEG dan EOG (elektrookulogram). Dibanyak laboatorium
lazim juga diukur elektromigram (EMG) beberapa daerah kepala seperti di bagian
dagu (sublingual). Dengan menggunakan semua ini dimungkinkan untuk membuat
aturan klasifikasi tingkatan tidur. Meskipun secara terinci masih belum ada
kesesuaian, namun semua peneliti mengakui adanya lima macam tingkatan tidur yang
terentang dari kepastian tidak akan terjadi mimpi dan kepastian selalu terjadi mimpi
yang disebut tingkatan gerakan mata cepat (rapid eyes movement stage).

Anda mungkin juga menyukai