ELECTROENCEPHALOGRAPHY ( EEG )
Kelompok : 4
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
PROGRAM VOKASI
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Diagnostik Lanjut yang berjudul “Electroencephalography (EEG)”
dapat diselesaikan tepat waktu karena bantuan banyak pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
PENUTUP ........................................................................................................ 20
I. Latar Belakang
Elektroensefalografi adalah merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit
kepala. Elektroensefalografi mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan
oleh arus ion di dalam neuron otak. Dalam konteks klinis, elektroensefalografi
mengacu kepada perekaman aktivitas elektrik spontan dari otak selama
periode tertentu, biasanya 20-40 menit, yang direkam dari
banyak elektrode yang dipasang di kulit kepala.
Elektroensefalogram adalah alat untuk merekam aktivitas listrik dari
otak dengan menggunakan pena yang menulis diatas gulungan kertas. Tes ini
mampu menunjukkan tanda penyakit alzheimer dan epilepsi. Sumber lain
menjelaskan bahwa elektroensefalografi adalah sebuah pemeriksaan
penunjang yang berbentuk rekaman gelombang elektrik sel saraf yang berada
di otak yang memiliki tujuan untuk mengetahui adanya gangguan fisiologi
fungsi otak.
Elektroensefalogram (EEG) adalah salah satu tes yang dilakukan untuk
mengukur aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan
otak. Tes EEG juga disebut sebagai tes gelombang otak atau rekam otak. Uji
EEG tidak bersifat invasif. Prosedur EEG adalah dengan menempelkan
elektroda di sepanjang kulit kepala. EEG dapat mengukur fluktuasi tegangan
yang dihasilkan dari arus ionik di dalam otak.
Tes EEG ini efektif untuk mendiagnosis gangguan kejang seperti tanda
penyakit Epilepsi atau mendeteksi Alzheimer. Selain itu, EEG juga merupakan
prosedur scanning untuk koma atau sindrom otak organic dan dapat bertindak
sebagai indikator kematian otak. Tumor, abses, jaringan parut otak, dan darah
yang membeku serta infeksi dapat menyebabkan aktivitas listrik yang berbeda
dari pola normal irama dan kecepatan yang akan terdeteksi dengan
menggunaakan EEG.
3
II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Electroncephalography?
2. Apa fungsi Electroncephalography?
3. Apa tujuan Electroncephalography?
4. Apa saja gelombang pada Electroncephalography?
5.
III. Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan :
1) Menjelaskan Electroncephalography
2) Menjelaskan fungsi Electroncephalography
3) Menjelaskan tujuan Electroncephalography
4) Menjelaskan apa saja gelombang pada Electroncephalography.
B. Manfaat :
1) Dapat memahami Electroncephalography
2) Dapat memahami fungsi Electroncephalography
3) Dapat memahami tujuan Electroncephalography
4) Dapat memahami gelombang Electroncephalograph.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Electroncephalography
5
Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat
perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai,
matatertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan
gelombang sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang
alfa dapat direkam dengan baik pada daerah visual di daerah oksipital.
Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang ,kalau subyek
membuka matan ya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah
gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik
di regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan
terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal dari kortek, modul
asinya dipengaruhi oleh formasiretikularis di subkortek.
7
e) Aritmatik
f) Fotik (pemberian cahaya)
g) Hiperventilasi: bernafas cepat
h) Tidur
i) Buka tutup mata
j) Mental activation
9
c. Biasanya pada titik tempat elektroda dipasang,
mungkin akan muncul kemerahan atau iritasi kulit.
Namun jangan khawatir, ini adalah hal yang wajar
dan biasanya akan hilang dalam beberapa jam.
d. Konsultasikan dengan dokter atau tim medis bila
kondisi tersebut cukup mengganggu.
11
b. Hasil EEG Abnormal
Hasil EEG dengan pola yang abnormal biasanya
menunjukkan adanya kelainan atau kondisi medis tertentu,
seperti gangguan kejang (epilepsi), gangguan tidur, cedera
otak, migrain, pembengkakan otak (edema), perdarahan
abnormal (hemorrhage), struktur abnormal di otak (tumor),
atau kematian jaringan akibat penyumbatan aliran darah di
otak (infark serebral/stroke infark).
Cara kerja :
Penyadapan sinyal EEG dilakukan dengan mengambil selisih
potensial antara dua electrode yang berbeda tempat. Elektroda tersebut
ditempelkan pada permukaan kulit kepala dan kemudian masing-masing
dihubungkan ke rangkaian proteksi untuk meminimalisir interferensi
gelombang radio/Radio Frequecy Interference (RFI) dari kabel elektrode
yang bisa bersifat sebagai antena.dan mencegah high voltage yang
membahayakan pasien dan instrument. Sinyal dihubungkan ke penguat
instrumentasi dan diperkuat, kemudian masuk ke rangkaian penguat AC
untuk memperkuat sinyal serta menghilangkan efek dari tegangan offset
sinyal DC yang ditimbulkan offset internal op-amp maupun offset karena
efek non-polarisasi yang kurang ideal dari elektroda. Sedangkan rangkaian
DRL dipakai sebagai umpan balik ke elektrode referensi supaya
mengurangi tegangan mode common.
Selanjutnya sinyal EEG akan masuk ke rangkaian filter, yaitu
rangkaian filter low pass dan rangkaian notch filter. Kedua filter tersebut
akan meredam sinyal-sinyal yang tak dikehendaki termasuk sinyal noise.
Pada tahap akhir sistem EEG ini keluaran filter dihubungkan dengan
penguat akhir sehingga sinyal yang dihasilkan sesuai dengan daerah
operasi masukan ADC.
Selanjutnya sinyal analog diubah menjadi digital oleh ADC. Data
digital ini diolah dan dikirimkan mikrokontroller ke PC dan kemudian
ditampilkan dalam bentuk grafik.
13
2) Gelombang Teta Relaksasi mendalam,Meditasi,Peningkatan
Memori. Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Teta
(4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga
sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar.
Frekuensi Teta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan
pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala”
(twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih
dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan,
kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan
pembelajaran
XV. 9 KOMPETENSI
1. PENCATATAN
a. Tanggal masuk alat
b. Merk dan tipe alat
c. Spesifikasi alat
d. Tahun produksi alat
e. Tahun kalibrasi alat
f. Tanggal alat mulai beroperasi
g. Berapa kali alat telah dikalibrasi
15
2. PENEMPATAN
a. Kamar Operasi
b. Rawat inap,
c. UGD ,
d. Poliklinik, VK
3. PEMELIHARAAN
1) PEMELIHARAAN ELEKTRODE
a. Ketika perangkat eeg selesidi gunakan ,electrode
harap di bersihkan dari sisi gel dengan air hangat
b. ketika elekroda tidak di gunakan atruk di tempat
yang steril untuk menghindari dengan bakteri
c. untuk medeteksi adanya ganguan pada eletroda
dapat di celupkan ke air untuk men-groudkan
gektroda agar terdeteksi sinyal netral
2) PEMELIHARAAN KABEL PENGHUBUNG
Karena kabel of memiliki struktur yang berbeda
dengan kabel tembaga pada umunya kabel of tidak boleh di
di lipat saat ingin meyimpan. Kabel of harus tergulung
untuk menghindari kerusakan kabel
3) UNTUK HEADBOX
Perekaman eeg yaitu minimal memrukan 16 chanael
bekerja secara simulasi di setiap bagia otak perekeman
minimal 8 area di otak secara simulsi untuk mendapat kan
distribusi pola eeg dan semua elektroda harus mencapai
area frontal, central,parietal,temporal, auricular danmastoid.
kedua system monopelar dan bipolar harus di gunakan
secara rutin dan pemakian sering ini adalah esensi untuk
mendapatkan informasi akurat haruas ada prosedur buka
tutup mata.aktifitas alfa dapat memberikan fungsi
abnormal otak.aktifatas proksimal dan dapat pula di certus
dengan prosedur ini, lama pelaksanaan 15-20 pada
penderita sadar dan apabila pasien tidur maka akan di
tambah apabila lama mungkin semakin besar kemunkinan
kita menemukan abnormalitasnya
4) UNTUK PHOTICLAM
Untuk pemeliharaan lampu dapat di lakukan
dengan mengoprasikan meinimal sekali dalam sehari serta
di cek teganganya yang masuk ke dalam alat apakah sudah
sesuai tegang alat dan frekuensi alat.
5) UNTUK PC
Pemeliharaan pc
a. untuk merawat komponen keras dan lunak
pada pc dapat di operasikan minimal sekali
dalam sehari.
b. untuk menjaga dari serangan virus pc dapat
di intal aplikasi anti virus untuk mencegah
virus masuk ke pc.
c. agar perangkat lunak cegraph bio logic dapat
di operasika secara lancer dan hasus
memiliki persyaratan minimal: prossesor
3.0Ghz, 2GM ram, 20 GB untuk diskdriv.
17
4) Elefik paste, skin pure, sisir, metlyn, spidol,
dipersiapkan di meja, dan kalau perlu karet gelang
untuk pasien yang berambut Panjang.
b) Persiapan Pasien
1. Sebelum di lakukan EEG pasien dianjurkan untuk
keramas terlebih dahulu ( untuk pasien rawat jalan ) dan
tidak diperbolehkan memakai minyak rambut. Untuk
pasien rawat inap tidak diharuskan keramas ( kalau
kondisi pasien tidak memungkinkan )
2. Pasien tidak diperbolehkan memakai minyak rambut,
supaya electrode melekat dengan sempurna.
3. Pasien / keluarganya membayar biaya sesuai dengan
tarif yang telah ditentukan, kecuali pasien Astek /
Askes.
4. Pasien bayi / anak-anak / pasien dewasa yang gelisah
kolaborasi dengan. dokter untuk pemberian
premedikasi.
5. Sebelum pemberian premedikasi keluarga pasien diberi
pengertian terlebih dahulu kemudian diminta untuk
menandatangani inform concent yang telah disediakan.
6. Pasien bayi / anak-anak ditimbang dahulu untuk
menentukan dosis obat. premedikasi.
5. PERBAIKAN
a) Lakukan analisis kerusakan
- Tanyakan kepada pengguna alat mengenai gejala kerusakan
- Lakukan troubleshooting untuk mengetahui kerusakan
- Lakukan pendataan bagian alat
b) Siapkan suku cadang yang diperlukan
c) Lakukan langkah-langkah perbaikan
d) Lakukan penyetelan atau adjustment kalibrasi internal
e) Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan
kerja.
6. KALIBRASI
a) Lakukan pendataan administrasi alat,
b) Pengamatan fisik dan fungsi alat,
c) Lakukan penginstalan alat dan pasang aksesoris
kelengkapan,
d) Lakukan uji keselamatan alat listrik menggunakan ESA
susuai dengan kelas dan type alat,
e) Lakukan uji kinerja alat,
f) Penghitungan nilai ketidakpastian,
g) Lakukan pengambilan kesimpulan.
7. TROUBLESHOOTING
a) Kerusakan : Unit tidak bekerja ketika tombol power
sudah pada posisi ON
Analisa : Pastikan jika kabel power terhubung dari
strop kontak dan adaptor dan pastikan
kabel terpasang ke unit.
b) Kerusakan : Sinyal gelombang elektroda tidak muncul pada
mesin EEG
Analisa : Pastika ketika memasangan elektoda terpasang
dengan benar.
8. ANALISIS TEKNIS
Analisis teknis dilakukan pada saat pengoperasian alat.
Analisis teknis sama halnya dengan perbaikan dan trouble
shooting. Jika terdapat masalah pada alat, teknisi harus melakukan
analisis teknis terlebih dahulu sebelum melakukan troubleshooting
dan perbaikan.
9. K3 (KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA)
1. Menggunakan alat sesuai dengan SOP.
2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
3. Menjaga alat supaya tidak terkena cairan atau zat kimia.
4. Melakukan pemeliharaan atau maintenance alat.
19
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-electroencephalography-eeg
https://eprints.umm.ac.id/40221/2/BAB I
ttps://www.scirp.org/reference/referencespapers.aspx?referenceid=2532212
https://n.neurology.org/content/67/11/2092.2
https://alvivo23.wordpress.com/2012/06/04/eeg
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektroensefalografi
https://hellosehat.com/saraf/pemeriksaan-eeg/
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/neurologi/eeg
https://rsudkoesma.id/blog/2019/01/25/eeg-electroencephalography/
https://hellosehat.com/saraf/pemeriksaan-eeg/
21