Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN EEG

ELEKTROENSEFALOGRAFI
 Elektroensefalografi (EEG) merekam aktivitas
elektrik di sepanjang kulit kepala.

 EEG mengukur fluktuasi tegangan yang


dihasilkan oleh arus ion di dalam neuron otak.
Dalam konteks klinis, EEG mengacu kepada
perekaman aktivitas elektrik spontan dari otak
selama periode tertentu,
 Adakalanya dokter akan meminta pasien
untuk membuka dan menutup mata dan
bernapas berat.
 EEG umumnya memakan waktu antara 30-
60 menit. Terkadang rekaman pada saat
tidur juga diperlukan. Jika pasien adalah
bayi atau anak kecil, ada baiknya orangtua
menunda tidur siang anaknya hingga
dilakukan EEG.
 Sedatif (obat untuk membantu tidur)
mungkin diperlukan jika pasien tidak tertidur
selama pemeriksaan
Persiapan Penderita :
- Identitas penderita harus dicatat lengkap
- Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk
menghindari salah interpretasi EEG.
-Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus
diidentifikasi, oleh karena beberapa obat-obatan tertentu
yang dapat mempengaruhi frekuensi maupun bentuk
gelombang otak.
-Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat
sehingga gelombang otak yang didapat adalah gelombang
otak yang bebas dari pengaruh obat.
- Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman
harus diidentifikasi dengan jelas.
- Tidak hipoglikemia
- Pasien dalam keadaan tenang dan rileks.
- Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas
kotoran, debu, minyak dan kulit yang mati.
- Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi.
- Penyuluhan penderita sebelum perekaman
tentang tujuan dilakukannya EEG, apa yang
dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan
saat perekaman, apa yang harus dilakukan
penderita saat perekaman dan apa yang akan
dirasakan oleh penderita saat perekaman.
- Elektroda sebanyak 8 – 23 buah dipasang dgn
dibantu gel
- Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah
dilakukan.
 - Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita
sadar. Bila ada prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan
tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah
sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20
menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik
suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak
seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman maka
semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan
abnormalitasnya.
- Keadaan pasien harus selalu dipantau dan dicatat.
Pembacaan EEG oleh dokter dijadikan acuan untuk tindakan
dan penanganan selanjutnya kepada pasien. Pemeriksaan
EEG dilakukan untuk mencari penyebab kemungkinan dari
salah satu faktor penyebab penyakit syaraf pada pasien.
 Pemeriksaan EEG dilakukan untuk mengetahui
gambaran potensial listrik otak, apakah masih
dalam batas normal ataukah terdapat
gelombang abnormal, spt :
 Pasien dengan kemungkinan EPILEPSI
 Pasien kejang
 Pasien koma
 Sakit kepala menahun
 Mengevaluasi tidur
 EEG digunakan terutama untuk meneliti epilepsy dan penyakit
Alzheimer, juga mengidentifikasi individu yang harus dirujuk untuk
melayani pemeriksaan lebih lanjut jika penyakit otak adalah
penyebab dari epilepsinya.

 EEG biasa digunakan dalam menentukan diagnosis penyakit


epilepsi dengan mengidentifikasi setiap keabnormalan pada otak
seperti lesi yang memicu serangan epilepsi.

 Dokter dapat menentukan diagnosis dengan mengamati pola kejang


pada EEG. Meskipun EEG digunakan untuk meneliti penyakit
epilepsy dan Alzheimer, EEG tidak dapat mendiagnosis penyakit
mental Schizofrenia, alasannya EEG dari orang yang terganggu
mentalnya biasanya normal.

 Tes EEG juga tidak mungkin dapat membedakan EEG dari orang
genius dengan orang yang tidak pintar karena EEG tes yang relative
sederhana tentang distribusi dan kuantitas aktivitas listrik dari otak.
 Setelah tes EEG selesai, elektroda akan dilepas
dan Anda diperbolehkan untuk bangun. Hasil
EEG perlu dianalisis lebih lanjut oleh dokter
ahli saraf atau dokter spesialis gangguan pada
otak.

Anda mungkin juga menyukai