Pengertian EEG
Apa itu elektroensefalografi (EEG)?
Pemeriksaan EEG adalah tes yang biasanya dilakukan oleh spesialis terlatih,
yang disebut neurofisiologi klinis. Tes ini umumnya dilakukan saat kunjungan
atau pemeriksaan ke rumah sakit atau laboratorium.
Fungsi EEG
Fungsi utama electroencephalography (EEG) adalah untuk mendeteksi dan
menyelidiki epilepsi, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami kejang berulang atau kambuhan. Dengan tes rekam otak ini,
dokter dapat mengidentifikasi jenis epilepsi yang Anda alami, hal-hal yang
mungkin memicu terjadinya kejang kambuhan, serta pengobatan yang tepat
dan terbaik. Namun, EEG juga dapat dilakukan untuk beberapa kondisi lain.
Kondisi yang Dapat Memanfaatkan Pemeriksaan EEG
Anda mungkin perlu tidur selama tes dijalankan. Oleh karena itu, Anda
mungkin akan diminta untuk mengurangi waktu tidur pada malam
sebelumnya. Jika pemeriksaan EEG dilakukan dengan kondisi tertidur, orang
dewasa mungkin disarankan untuk tidak tidur lebih dari 4-5 jam, sedangkan
pada anak mungkin tidak boleh tidur lebih dari 5-7 jam pada malam sebelum
tes.
Untuk pemeriksaan EEG pada anak, dokter mungkin akan memberi saran atau
cara lain untuk membantu anak lebih mudah tertidur saat tes dijalankan.
Selama tes EEG ini berjalan, Anda mungkin akan diminta untuk duduk santai di
kursi atau berbaring di atas tempat tidur. Kemudian, seorang teknisi akan
mengukur kepala Anda dan menandai kulit kepala Anda dengan pena khusus
untuk menandai tempat di mana alat elektroda akan dipasang.
Setelah itu, sekitar 16-25 elektroda akan dipasang dengan lem atau pasta
khusus ke titik yang sudah ditandai di kulit kepala Anda. Namun terkadang,
Anda mungkin cukup menggunakan topi atau penutup kepala elastis khusus
yang sudah dilengkapi dengan elektroda.
Begitu pemeriksaan dimulai, Anda harus berada dalam posisi yang rileks dan
nyaman dengan mata tertutup. Namun, pada waktu tertentu, teknisi mungkin
akan meminta Anda untuk membuka dan menutup mata, melakukan
beberapa perhitungan sederhana, membaca kalimat tertentu, melihat gambar,
menarik napas dalam-dalam, atau melihat lampu yang berkedip.
Setiap melakukan hal-hal tersebut, gerakan tubuh Anda akan direkam oleh
kamera video dan alat EEG akan merekam gelombang otak Anda. Rekaman
mungkin juga dihentikan secara berkala untuk membiarkan Anda beristirahat
atau mengubah posisi.
Namun, bila Anda tidak mengonsumsi obat penenang, seharusnya Anda tidak
merasakan efek samping apapun setelah prosedur dijalankan. Anda pun dapat
kembali ke rutinitas normal Anda.
Sebelum pulang dari tempat pemeriksaan, pastikan tim medis atau dokter
telah memberitahu kapan Anda dapat melanjutkan konsumsi obat yang
dihentikan sementara sebelum tes. Selain itu, dokter dan tim medis pun
mungkin akan memberi instruksi tambahan sesuai dengan kondisi masing-
masing pasien.
Di sisi lain, hasil EEG dengan pola yang abnormal biasanya menunjukkan
adanya kelainan atau kondisi medis tertentu, seperti gangguan kejang
(epilepsi), gangguan tidur, cedera otak, migrain, pembengkakan otak (edema),
perdarahan abnormal (hemorrhage), struktur abnormal di otak (tumor), atau
kematian jaringan akibat penyumbatan aliran darah di otak (infark
serebral/stroke infark).
Kondisi medis lainnya mungkin bisa saja menggambarkan hasil
elektroensefalogram. Konsultasikan dengan dokter mengenai hasil tes yang
Anda jalani tersebut.
Efek samping EEG
Electroencephalography telah digunakan bertahun-tahun dalam dunia medis
dan dinilai sebagai prosedur yang aman. Tes ini tidak menimbulkan rasa sakit
atau sensasi apapun pada pasiennya. Elektroda yang merekam aktivitas listrik
di otak pun tidak menimbulkan risiko tersengat listrik.
Umumnya, Anda hanya akan merasa lelah dan memiliki rambut yang
berantakan setelah tes selesai. Pada beberapa kasus, Anda mungkin merasa
pusing dan kesemutan di area bibir dan jari tangan saat tes dilakukan.
Selain itu, beberapa orang mungkin mengalami ruam, kemerahan, atau iritasi
kulit di mana elektroda dipasang. Meski demikian, ini umumnya hanya terjadi
sementara dan dapat hilang dalam beberapa jam.
Dalam kasus tertentu, seseorang bisa saja mengalami kejang saat prosedur
EEG dijalankan. Kondisi ini biasanya terjadi pada seseorang dengan gangguan
kejang yang mungkin sengaja dipicu oleh tim medis untuk mencatat aktivitas
otak Anda selama kejang tersebut terjadi.
Namun, kejang ini juga bisa disebabkan oleh lampu berkedip atau perubahan
pola pernapasan yang mungkin terjadi selama tes. Bila ini terjadi pada Anda,
tim medis akan segera memberi perawatan yang sesuai jika diperlukan.
Risiko atau efek samping lain mungkin saja terjadi pada seseorang dengan
kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berkonsultasi
dengan dokter sebelum tes dijalankan, termasuk bila Anda memiliki kondisi
medis tertentu yang perlu menjadi perhatian.