Seorang fisiolog dan psikiater dari Jerman yang bernama Hans Berger
(1873-1941), yang bekerja di kota Jena, memulai studinya mengenai EEG pada
manusia di tahun 1920. Hans melanjutkan penelitian sebelumnya oleh Richard
Caton, Hans Berger kemudian , mengumumkan bahwa sangatlah mungkin untuk
merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan oleh otak, tanpa membuka
tengkorak, dan hasilnya dapat dilihat di kertas. Hans menamakan format
perekaman penemuannya dengan nama elektroensefalogram. Karyanya kemudian
dikembangkan oleh Edgar Douglas Adrian. Pada tahun 1934. Fisher dan
Lowenback merupakan orang pertama yang menunjukkan gambaran lonjakan
epileptiform. Selanjutnya, pada tahun 1936, Jasper Gibbs melaporkan lonjakan
interiktal sebagai tanda fokus epilepsi. Pada tahun yang sama, laboratorium EEG
pertama dibuka di Massachusetts General Hospital. 2,3
2. Pengertian EEG
3. Tujuan EEG
4. Indikasi EEG
6. Narcolepsy
5. Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tindakan EEG, maka pasien ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, diantaranya yaitu :
6. Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit
yang mati. sampolah rambut serta membilas dengan air bersih saat mandi
sore atau pagi hari sebelum di lakukan test
8. Hindari makanan yang mengandung kafein ( seperti kopi, teh, cola, dan
coklat) sedikitnya 8 jam sebelum test. Makanlah dalam porsi kecil
sebelum test, sebab gula darah rendah ( hypoglycemia) dapat
menghasilkan test abnormal
9. Tidur dapat mempengaruhi hasil EEG maka ushakan agar pasien tidak
tertidur saat dilakukan test, jika anak-anak akan di EEG coba untuk tidur
sebentar tepat sebelum dilakukan test
1. Lokasi / distribusi
2. Frekuensi
4. Usia
5. Bangun
6. Tidur
1. Gelombang di posterior :
a. Gelombang Alpha
Gelombang alfa mempunyai frekwensi 8-12 siklus per detik. Gelombang alfa
terlihat normal pada saat bangun dan mata tertutup (tidak tertidur)
12 bln : 5 – 6 Hz 9 thn : 9 Hz
24 bln : 7 Hz 15 thn: 10 Hz
b. Gelombang lambda
Karakteristik : dapat terlihat saat bangun, buka mata, polaritas positif, asimetri
(normal), di daerah oksipital, jelas terlihat usia 2 – 15 thn, dan jarang terlihat
pada usia tua . Gelombang Lambda mempunyai amplitudo : 20 – 50 uV .
Reaktivitas : gelombang ini tampak jika melihat suatu objek,dan menghilang saat
tutup mata.
c. Gelombang Mu
Gelombang ini sering disebut juga comb rhythm, rolandic alpha. Frekuensi
seperti Alpha (8-10 Hz) terdapat pada 20 % orang dewasa, sering pada usia 8 – 16
tahun dan lokasinya di daerah sentral, dapat tampak unilateral atau bilateral.
d. Gelombang Beta
e. Gelombang Theta
f. Gelombang Delta
Gelombang delta mempunyai suatu frekwensi kurang dari 3 siklus per detik.
Gelombang secara normal ditemukan hanya pada saat sedang tidur dan anak-anak
muda
2. Aktivasi
Hiperventilasi
Aktivasi ini digunakan untuk melihat gambaran EEG pada kejang bentuk
Lena (absance). Saat hiperventilasi pasien di suruh untuk nafas dalam, anak –
anak biasanya disuruh untuk meniup balon, atau kertas. Lama hiperventilasi ini 3
menit, tetapi bila kemumngkinan kejang bentuk lena, dilakukan selama 5 menit.
Gambaran normal akan terlihat gelombang lambat yang menyeluruh (Theta
sampai Delta). Hati-hati bila dilakukan pada pasien usia tua, kelainan
serebrovaskuler, tumor otak dan tekanan tinggi intra krani
Stimulasi Fotik.
Pada rekaman EEG diperlukan gambaran EEG saat bangun maupun saat
tidur. Rekaman EEG saat tidur dapat ditemukan gelombang yang abnormal,
karena itu di dalam setiap rekaman EEG diusahakan pasien dapat tidur.
Gelombang Normal saat tidur perlu dikenali oleh para pembaca EEG, agar tidak
keliru dengan gelombang yang abnormal.
b. Gelombang K Kompleks
c. Gelombang Spindel
e. Hipnagogik Hipersinkroni
Saat transisi tidur – bangun berupa akktivitas Theta – delta, dengan amplitudo
tinggi, menyeluruh, maksimum di fronto-central, sinkron, ritmik. Terutama anak
usia 1-5 thn, jarang setelah 11 thn.
Tidur Stadium 1
Tidur Stadium 2
Gelombang yang tanpak saat tidur stadium 1 adalah : Spindel, K kompleks, Beta
di fronto-central, aktivitas theta di posterior dan temporal, dijumpai gelombang
Vertex, POSTs. Aktivitas alpha tidak terlihat.
Pada tidur stadium 3, 20 – 50 % terdiri dari gelombang dgn frekuensi < 2 Hz,
amplitude > 75 µV. Pada tidur stadium 4, lebih dari 50 % terdiri dari gelombang
dengan frekuensi kurang dari 2 Hz, tampak pula gelombang Spindel, dan K
kompleks. Tidak tampak gelombang Alpha , gelombang verteks dan POSTs .
a. Amplifier
Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan
karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah.
Amplifier yang digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari kabel listrik
atau dari peralatan elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya di dalam kerja
EEG karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala hanya
beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk meningkatkan
amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal yang lemah
yang hanya beberapa mikrovolt.
b. Kontrol Sensitivitas
Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier
dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat penulisan
adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan 20.000 untuk
50 μV sinyal untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai penguatan diatas.
Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai
dua tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan
untuk menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua adalah kontrol beroperasi
sejalan dan dimaksudkan untuk meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari
suatu channel oleh sesuatu yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam
desibel. Penguatan amplifier normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 μV
dipantulkan pena diatas daerah linearnya.
c. Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam
kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar
dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi
otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan otot adalah
dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu berhasil. Kerusakan
ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter. Filter pada alat EEG
mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan waktu.
Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol frekuensi rendah adalah
0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk
pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol
dengan filter high-frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15,
30, 70, dan 300 Hz.
d. Sistem Penulisan
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe
direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada
40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah tipe stylus yang
langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di
dalam sistem direct-writing recorder, digunakan galvanometer yang mengaktifkan
lengan penulis yang disebut pen atau stylus. Mekanismenya dimodifikasi dari
pergerakan D’Arsonval meter.
Sebuah kumparan dari kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium
segi-empat dengan ruang udara antara kutub suatu magnet permanen. Poros baja
yang dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga
kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros
digantikan oleh taut-band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan.
Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke suatu
titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan magnet
timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet permanen.
Hal itu menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti pada suatu
motor listrik. Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di dalam kumparan.
Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang mengalir melalui
kumparan.
e. Noise
Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam kaitan
dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat
diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua frekuensi dan
perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh karena itu,
penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal.
f. Penggerak Kertas
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak kertas
yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan
kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60 mm/s penting.
Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah ini.
Saluran
EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas
banyak elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem
penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8
atau 16 saluran lebih umum.
EEG pada umumnya berlangsung selama 2 jam. Setelah test, pasien boleh
beraktivitas seperti biasa. Pasien dalam posisi tiduran berbaring pada suatu tempat
tidur atau relax di kursi dengan mata tertutup. Electroda EEG ditempelkan ke
tempat berbeda di atas kepala dengan menggunakan suatu pasta lengket agar
electroda dapat menempel. Electroda dihubungkan lewat kawat suatu mesin yang
memperkuat suara dan arsip aktivitas dalam otak . Arsip aktivitas elektrik
sebagai rangkaian berbentuk ombak/keriting yang digambar oleh suatu baris pena
pada kertas atau sebagai suatu gambaran pada layar komputer.7,8 Coba untuk
tenang, dengan mata tertutup sepanjang perekaman, dan yang melakukan
perekaman akan mengamati pasien secara langsung untuk memberi intruksi agar
pasien :
3. Tidur, Jika pasien tidak mampu untuk tertidur maka akan diberi suatu
obat penenang, dengan tujuan untuk mengevaluasi masalahpada saat tidur.
EEG Normal adalah gambaran EEG tanpa adanya pola abnormal yang
berhubungan dengan kelainan secara klinik. EEG normal tidak menjamin fungsi
dan struktur serebral yang normal, karena tidak semua kelainan struktur dan
fungsi otak menyebabkan abnormalitas pada EEG. Sedangkan EEG Abnormal
tidak selalu menggambarkan abnormalitas serebral.12.
Aktivitas listrik merupakan salah satu karakteristik dari semua sel hidup,
termasuk sel-sel saraf. Walaupun demikian, tidak keseluruhan sel saraf yang
berjumlah 2,6 x 109 itu dianggap menyebabkan gelombang-gelombang listrik di
permukaan sebagaimana terekam dengan EEG. Jadi yang dapat mengakibatkan
gelombang-gelombang EEG adalah sel-sel saraf di korteks, walaupun diketahui
juga bahwa struktur-struktur subkortikal, seperti talamus dan formatio retikularis
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap gelombang-gelombang kortikal itu.
Dari ketiga jenis bentuk sel-sel kortikal (spindle, stellatum dan piramidal),
sel-sel piramidallah yang dianggap merupakan sumber potensial listrik dari
gelombang-gelombang permukaan. Dari berbagai penyelidikan disimpulkan
bahwa terdapat bukti kuat yang menyarankan bahwa gelombang-gelombang
permukaan itu merupakan penjumlahan (summation) daripada potensial listrik
pascasinaptik, baik yang bersifat inhibisi atau eksitasi, yang berasal dari soma dan
dendrit-dendrit besar sel piramidal. Potensial listrik pascasinaptik itu timbul akibat
aktifitas neurotransmiter yang dilepaskan oleh ujung presinaptik, yang
melepaskannya setelah menerima tanda-tanda listrik dari hubungan-hubungannya.
Acetilkholin dianggap sebagai transmiter eksitasi yang penting, dan GABA
sebagai transmiter inhibisi yang terpenting di otak. Ujung-ujung presinaptik
menerima lepas muatan listrik dari sel-sel di thalamus.
Irama alfa terlihat pada rekaman individu dalam keadaan sadar dan
istirahat serta mata tertutup. Pada keadaan mata terbuka irama alfa akan
menghilang, irama yang terlihat adalah irama lamda yang paling jelas terlihat bila
individu secara aktif memusatkan pandangannya pada suatu yang menarik
perhatiannya.
Suatu irama yang lebih cepat dari irama alfa ialah irama beta yang
mempunyai frekuensi di atas 14 spd, dapat ditemukan pada hamper semua orang
dewasa normal. Biasanya amplitudonya daopat mencapai 25 mikrovolt, tetapi
pada keadaan tertentu bisa lebih tinggi. Pada keadaan normal terlihat terutama di
daerah frontal atau presentral.
Irama yang lebih lambat dari irama alfa adalah tidak jarang pula
ditemukan pada orang dewasa normal. Irama teta mempunyai frekuensi antara 4-7
spd. Suatu irama yang lebih pelan dari teta disebut irama delta adalah selalu
abnormal bila didapatkan pada rekaman bangun, tetapi merupakan komponen
yang normal pada rekaman tidur. Frekuensi irama delta ialah ½ - 3 spd.
9. Hasil
Normal
1. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik
2. Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari aktivitas elektrik dan tidak
ada gelombang yang lambat
3. Jika pasien dirangsang dengan cahaya (photic) selama test maka hasil
gelombang tetap normal.
Abnormal
1. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas elektrik