Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP KERJA EEG (ELEKTROENSEVALOGRAFI)

1. SEJARAH EEG

Pada tahun 1929, seorang psikiater Jerman yang bernama Hans Berger, yang bekerja di kota Jena,
mengumumkan bahwa, mungkin untuk merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan pada otak,
tanpa membuka tengkorak, dan untuk melukiskannya ke suatu kertas. Berger menamakan format
perekaman yang baru ini sebagai Electroencephalogram (EEG).

Terkesan dengan berbagai kemungkinan untuk membangun peta bidimensional menyangkut aktivitas
EEG di atas permukaan otak, W. Gray Walter menemukan toposcope pada tahun 1957.

Toposcope ini adalah suatu alat yang kompleks. Toposcope itu mempunyai 22 tabung sinar katoda
(yang serupa dengan tabung TV), masing-masing di antara tabung sinar katoda itu dihubungkan ke
sepasang elektroda yang dipasang ke tengkorak.. Elektroda diatur di dalam suatu susunan geometri,
sehingga masing- masing tabung bisa melukiskan intensitas dari beberapa irama yang menyusun EEG di
dalam area otak tertentu. Susunan tabung CRT ini, sedemikian rupa sehingga display phosphorescent
spiral menunjukkan secara serempak irama yang menunjukkan bagian tertentu dari otak.

2. Otak Menghasilkan Listrik

Penempatan elektroda di kulit kepala mengikuti sistem yang sudah ditentukan yaitu sistem 10-20,
dengan melihat kode huruf yang menyatakan lokasi dan angka ganjil menunjukan sisi kiri serta angka
genap menunjukan sisi kanan. Penempatan 1elektroda yang tepat dan baik merupakan syarat utama
untuk mendapatkan hasil rekaman EEG yang baik dan dapat dipercaya. Disamping itu kebersihan kulit
kepala, kondisi elektroda, mesin EEG dan kepatuhan anak saat perekaman juga sangat berpengaruh
untuk mendapatkan hasil yang baik. Hans Berger menyatakan bahwa otak manusia mempunyai
aktivitas listrik yang kontinyu dan hal ini bisa direkam.

Alat perekam EEG ini biasanya memerlukan elektroda (lempengan besi kecil) yang dilekatkan ke
permukaan kulit kepala dengan menggunakan gel yang menghantarkan aliran listrik. Amplifier yang
cukup kuat digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari
sinyal yang lemah (sinyalnya beberapa mikrovolt). Suatu alat yang disebut Galvanometer yang
mempunyai tinta pena yang ujungnya bertugas untuk menulis pada kertas khusus yang bergerak
kontinyu dengan kecepatan tetap yang telah diatur sebelumnya, Hasilnya berupa gelombang. Satu
pasang dari elektroda biasanya membentuk satu channel dimana alat perekam EEG sangat bergantung
pada hal ini dan EEG dapat membentuk 8 – 40 channel yang terekam secara paralel. Ini disebut alat
perekam EEG multichannel. Sejak dari penemuan alat ini, dapat diketahui bahwa karakteristik dari
aktivitas EEG ini dapat berubah-ubah di berbagai situasi, utamanya pada saat sadar, istirahat, tidur, dan
mimpi, dimana terjadi perubahan gelombang otak baik frekuensi maupun amplitudonya dan
gelombang-gelombang itu diberi nama seperti alfa, beta, theta, dan delta. Utamanya sifat seseorang
juga dapat mengubah pola gelombang di bagian-bagian yang berbeda dari otak. EEG juga digunakan di
bidang neurologi dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa penyakit otak, seperti epilepsi (gangguan
serius yang disebabkan oleh adanya aktivitas yang terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor
otak.

3. Sinyal Electroencephalogram (EEG)

Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada kepala. Tegangan
sinyalnya berkisar 2 sampai 200 μV, tetapi umumnya 50 μV. Frekuensinya bervariasi tergantung pada
tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz, tetapi biasanya
antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo
mempengaruhi diagnostik. Daerah frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian untuk
analisis EEG, yaitu :

Delta (δ) = (0,5 – 4) Hz

Theta ( θ) = (4 – 8) Hz

Alpha (α) = (8 – 13) Hz

Beta (β) = (13 – 22) Hz

Gamma (γ) = (22 – 30) Hz

4. PENGERTIAN EEG

Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari gambar dari
rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. Neuron-neuron di
korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil (mV), yang
kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang
ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang
alfa,beta,thetadansebagainya.

Description: http://ainkobra.files.wordpress.com/2008/11/website-eeg-764483.jpg?w=215&h=320

Gambar 1. Pemeriksaan Elektroenchepalograph (EEG)

Transformasi sinyal EEG menjadi suatu model, merupakan suatu cara yang sangat efektif dalam
membantu klasifikasi sinyal EEG, mengidentifikasi serta mengestimasi spektrum sinyal EEG. Sinyal EEG
mengandung komponen-komponen tertentu, yang dikenal sebagai gelombang alfa (8-13 Hz), beta (14-
30 Hz), teta (4-7 Hz), dan delta (0.5-3 Hz), sehingga transformasi sinyal EEG menjadi daerah-daerah
frekuensi merupakan hal yang sangat berguna, terutama dalam identifikasi gelombang-gelombang di
otak.

- Alfa 8 – 13 Hz Relaks, mata tertutup

- Beta > 14 Hz Aktifitas/ berfikir

- Teta 4 – 7 Hz Tidur ringan/ stres emosional

- Delta 0,5 – 3 Hz Tidur nyenyak

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai karakteristik empat jenis gelombang otak yang umumnya
muncul pada setiap orang :

Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi. Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita
tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan
penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru. Beta sangat
bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang
membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.

Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras
dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan
segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan
visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.

Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori Lebih lambat dari Beta, kondisi
gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan
sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan
pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk
menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan,
kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.

Gelombang Delta: Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak. Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak
semakin melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa frekuensi
dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth
Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan. Kondisi Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga,
akan menyediakan peluang untuk mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran
sadar. Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia-manusia yang memiliki perasaan kuat
terhadap empati dan intuisi.

Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu
jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita
rileks kita berada di alfa. Kalau sedang melamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita berada di delta.
Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita
menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Misalnya
dalam kondisi tidur, otak kita lebih banyak memproduksi gelombang delta, tapi tetap memproduksi
theta, alpha dan beta walaupun kadarnya sedikit.

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada
komposisi jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat
kesadaran seseorang. Meditasi adalah salah satu cara paling kuno untuk mengatur pola gelombang otak.
Sedangkan bagi masyarakat modern yang sibuk, teknologi Brainwave Entrainment menjadi salah satu
cara favorit untuk mengatur pola gelombang otak agar sesuai dengan kebutuhan.

Sebenarnya, selain 4 jenis gelombang yang kami sebutkan diatas (Delta, Theta, Alpha dan Beta) masih
ada gelombang otak yang lebih tinggi yaitu Gamma dengan frekuensi 40-99 Hz, HyperGamma dengan
frekuensi tepat 100 Hz dan gelombang Lambda dengan frekuensi tepat 200 Hz. Menurut Dr. Jeffrey. D.
Thompson, dari Center for Acoustic Research, gelombang HyperGamma dan Lambda berhubungan
dengan kemampuan supranatural, metafisika atau paranormal.

Sedangkan Gelombang Gamma terjadi ketika seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi,
misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat
panik, ketakutan, terburu-buru karena dikejar deadline pekerjaan atau keadaan lain yang sangat
menegangkan bagi orang tersebut.

5. PROSEDUR KERJA EEG

Description: http://www.terapimusik.com/images/eeg.gif

Gambar 2. Peletakan Elektroda Pencatat


Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal.

· Perekaman EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG, yaitu memakai minimal 16
channel yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak bisa memberikan pola yang sama atau
berbeda pada waktu yang bersamaan, dan menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minimal 8
area di otak secara simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel
secara simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi.

· Memakai minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal,
central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda ground.

· Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara rutin.
Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga penggunaan kedua system
sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang akurat.

· Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang fungsi
abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini.

· Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama
perekaman harus dicatat.

· Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi fotik,
hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample waktu dari
kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu
kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman
maka semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan abnormalitasnya.

6. Prinsip Kerja dari EEG

Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat diletakkan secara
terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan pada kepala
pasien.

Description:
http://1.bp.blogspot.com/_ZvNsSe1su2A/TFO2kgUZOAI/AAAAAAAAACQ/yB9DaV3EFF4/s320/eeg_acces
ories.jpg

Gambar 3. Elektroda EEG


Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan elektroda jelly atau
pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara
membandingkan tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada
daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe merekam
bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala. Berikut ini
diperlihatkan blok diagram dari peralatan EEG.

Description: http://t2.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcRoCnLPTGNjeDhoG6BKF899lFqdI2UpHfsCJOpiLdOAZQEVf_0vGTn1WIQT

Gambar 4. Blok Diagram Peralatan EEG

a. Amplifier

Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan karakteristik noise yang
rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah. Amplifier yang digunakan harus bebas dari
interferensi sinyal dari kabel listrik atau dari peralatan elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya di
dalam kerja EEG karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala hanya beberapa
mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan
beribu-ribu kali dari sinyal yang lemah yang hanya beberapa mikrovolt. Rangkaian dalam sederhana dari
amplifier EEG diperlihatkan pada Gambar 3.

b. Kontrol Sensitivitas

Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier dikalikan dengan
sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai
keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 μV sinyal untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai
penguatan diatas.

Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai dua tipe dari kontrol
penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan untuk menyamakan sensitivitas semua
channel. Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan dimaksudkan untuk meningkatkan atau
mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh sesuatu yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi
dalam desibel. Penguatan amplifier normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 μV dipantulkan
pena diatas daerah linearnya.

c. Filter

Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam kaitannya dengan kontraksi
dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar
dalam klinik dan interpretasi otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan otot adalah
dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu berhasil. Kerusakan ini umumnya
dihilangkan menggunakan low pass filter. Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang
biasanya ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol
frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk
pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter high-
frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300 Hz.

d. Sistem Penulisan

Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe direct-writing ac recorder
yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari
direct-recorder adalah tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya.
Pada umumnya di dalamsistem direct-writing recorder, digunakan galvanometer yang mengaktifkan
lengan penulis yang disebut pen atau stylus.

Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval meter. Sebuah kumparan dari kawat tipis
berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat dengan ruang udara antara kutub suatu magnet
permanen. Poros baja yang dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga
kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros digantikan oleh taut- band
sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan. Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen
dan kumparan selalu ke suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan
magnet timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet permanen. Hal itu
menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti pada suatu motor listrik. Arah perputaran
tergantung dari arah aliran arus di dalam kumparan. Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan
arus yang mengalir melalui kumparan.

Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat mempunyai suatu ujung yang menjadi
kontak dengan suatu sensitif elektro, tekanan yang sensitif atau panas kertas sensitif. Jika suatu
penulisan lengan dari panjang yang ditetapkan digunakan, sumbu koordinat akan menjadi kurva. Dalam
rangka mengkonversi kurva linier dari ujung penulisan ke dalam kurva gerak lurus, berbagai mekanisme
telah dipikirkan untuk mengubah panjang efektif dari lengan penulisan sehingga bergerak ke tabel
perekaman. Instrumen taut-band lebih disukai dibandingkan dengan instrumen poros dan jewel karena
lebih menguntungkan untuk meningkatkan sensitivitas listrik, mengeliminasi friksi, lebih baik
pengulangannya dan meningkatkan daya tahannya.

e. Noise

Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam kaitan dengan ekuivalen
tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi
komponen dari semua frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh
karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal.

f. Penggerak Kertas
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak kertas yang stabil dan akurat
perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan
pada 15, 30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah ini.

g. Saluran

EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak elektroda. Elektroda
dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki
sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.

7. MEMBENTUK PETA DARI PIKIRAN

Aplikasi yang penting dari EEG multichannel adalah mendapatkan lokasi dari fokus epileptic (titik kecil
pada otak dimana aktivitas abnormal berasal dan menyebarkan aktivitas abnormal itu ke bagian lain dari
otak) atau tumor, yang tidak dapat kelihatan dengan X-ray atau CT-scan di kepala.

Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSWAFnyTYVlx1-
tHTvTaxb5cw86nw8V9eSYPyCOOVqY8b79WT74

Gambar 5. EEG Multichannel

Setiap kertas horizontal ditempatkan sesuai dengan pasangan elektroda pada kulit kepala pasien,
membentuk kisi-kisi yang tetap seperti pola. Dengan memberi tanda di channel mana gelombang
abnormal terjadi (biasanya ditandai dengan tanda merah), seorang ahli neurologi dapat menduga pada
bagian mana dari otak keabnormalan itu berada. Hal ini sangat sulit dilakukan jika jumlah dari channel
yang abnormal itu besar atau kemungkinan perubahan itu kompleks. Lokasi bidimensional yang tepat
dari fokus epileptic atau tumor sangat tidak mungkin untuk diketahui. Jadi, untuk mengatasi hal tersebut
digunakan komputer untuk menganalisa sinyal-sinyal EEG.

8. PEMBACAAN HASIL

Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari pemeriksaan
EEG selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosa, selama kita
dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan
tegaknya diagnosa. Ada pepatah yang mengatakan “Bad EEG is worse than no EEG at all”.

Description: http://3.bp.blogspot.com/-
kUYtn5LWwMw/TWrOkTCrJCI/AAAAAAAAAO4/4GzBNLqUmnk/s320/Hasil+EEG.jpg

Gambar 6. Hasil Pemeriksaan EEG


C. PRINSIP KERJA EMG (ELEKTROMIOGRAFI)

Description: http://3.bp.blogspot.com/-
KTr4fsjDj4U/UY2yTNW1XqI/AAAAAAAAAk8/V3bNtY4ezx4/s320/EMG.jpg

Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan
oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut Electromyograph, untuk menghasilkan
rekaman yang disebut Elektromiogram. Sebuah. Electromyograph mendeteksi potensial listrik yang
dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis
untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi, perintah rekrutmen atau untuk menganalisa
biomekanik gerakan manusia atau hewan.

a. Beberapa istilah EMG

· Electromiografi : Teknik untuk merekam aktifitas kelistrikan yang dihasilkan otot

· Electromiograph : Alat diagnostik yang berfungsi untuk menghasilkan rekaman aktifitas kelistrikan
otot rangka
· Electromiogram : Hasil rekaman diagnosa kelistrikan otot rangka.

b. Fungsi dasar Pemerikasaan EMG

-Membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti distrofi otot dengan gangguan sekunder

-Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral, kerusakan saraf, atau cedera saraf.

-Membantu mendiagnosa gangguan neuromuskular seperti myastenia grafis

c. Jenis Electroda

Electroda Indwelling

Description: http://4.bp.blogspot.com/-
X6TT7er4xk4/UY23ia6YkeI/AAAAAAAAAlM/XPmSIF4gkRE/s320/indwelling.jpg

Electroda Surface

Description: http://1.bp.blogspot.com/-
7iC5oICoyzI/UY23ifjqCOI/AAAAAAAAAlI/l_fXHyS9R9M/s1600/surface+2.jpg

d. Cara pemasangan

1. Unipolar
Dilakukan dengan 1 elektroda terpasang pada otot yang diukur dan dibandingkan dengan electroda lain
yang diletakkan di otot yang minim gerakan

2. Bipolar

Secara bipolar 2 electroda yang aktif diletakkan secara berdekatan di otot yang akan dikur dan
dibandingkan dengan kondisi di ground

Description: http://3.bp.blogspot.com/-
V3Cr_nwZeog/UY25JouVVZI/AAAAAAAAAlg/wttKfjueM7c/s400/unipolar+bipolar.jpg

e. Teknik Pengukuran

· Surface Electromograph (SEMG)

Teknik non-invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi dan relaksasi

· Fire Wire Electromyogram (intramuscular EMG)

Teknik invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi dan relaksasi

· Neuro Electrical Stimulation (NMES)

Burst dari pulsa elektrik merangsang kontraksi otot yang ditargetkan melalui electrode

f. Pemanfaatan EMG Dalam Ilmu Kesehatan

Ada banyak aplikasi untuk penggunaan EMG. EMG digunakan secara klinis untuk diagnosis masalah
neurologis dan neuromuskular. Hal ini digunakan diagnosa oleh laboratorium kiprah dan oleh dokter
terlatih dalam penggunaan biofeedback atau penilaian ergonomis. EMG juga digunakan dalam berbagai
jenis laboratorium penelitian, termasuk mereka yang terlibat dalam biomekanik, kontrol motor, fisiologi
neuromuskuler, gangguan gerak, kontrol postural, dan terapi fisik Sinyal EMG digunakan dalam aplikasi
klinis dan biomedis. EMG digunakan sebagai alat diagnostik untuk mengidentifikasi penyakit
neuromuskuler, menilai nyeri punggung bawah, kinesiologi, dan gangguan kontrol motor. sinyal EMG
juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk perangkat palsu seperti buatan tangan, lengan, dan tungkai
bawah.

g. Prosedur Kerja EMG

Ada dua jenis EMG digunakan secara luas: EMG permukaan dan intramuskular (jarum dan fine-kawat)
EMG. Untuk melakukan EMG intramuskular, jarum elektroda atau jarum mengandung dua elektroda-
kawat halus dimasukkan melalui kulit ke dalam jaringan otot. Seorang yang sudah terlatih atau
profesional (seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik) mengamati aktivitas listrik ketika
memasukkan elektroda. Kegiatan insersional memberikan informasi berharga tentang keadaan otot dan
saraf yang innervating. Otot normal saat kegiatan istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum
dimasukkan ke dalamnya. Kemudian aktivitas listrik dipelajari ketika otot yang diam. Aktivitas spontan
abnormal mungkin menunjukkan beberapa saraf atau kerusakan otot. Kemudian pasien diminta untuk
kontrak otot lancar. Bentuk, ukuran, dan frekuensi potensi unit motor yang dihasilkan tentukan.
Kemudian elektroda ditarik beberapa milimeter, dan sekali lagi kegiatan ini dianalisa sampai setidaknya
10-20 unit telah dikumpulkan. Setiap lagu elektroda hanya memberikan gambaran yang sangat lokal dari
aktivitas seluruh otot. Karena otot berbeda dalam struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada
berbagai lokasi untuk mendapatkan penelitian yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai