Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Otak adalah organ elektrokimia, peneliti telah berspekulasi bahwa otak berfungsi
penuh dapat menghasilkan sebanyak 10 watt listrik.. Lain yang lebih konservatif peneliti
menghitung bahwa jika semua 10 milyar sel saraf yang saling berhubungan satu waktu
habis di satu elektrode yang ditempatkan pada kepala manusia akan merekam sesuatu
seperti lima millionths sampai 50 sepersejuta Volt.

Meskipun daya listrik ini sangat terbatas, hal itu terjadi dalam cara-cara yang
sangat spesifik yang merupakan ciri khas dari otak manusia. Aktivitas listrik yang
berasal dari otak ditampilkan dalam bentuk gelombang otak. Secara garis besar, otak
manusia menghasilkan empat jenis gelombang otak secara bersamaan, yaitu beta, alpha,
tetha, delta. Akan tetapi selalu ada jenis gelombang otak yang dominan, yang
menandakan aktivitas otak saat itu. Dari keempat gelombang tersebut mempunyai
karakteristik sendiri. Dalam diri kita ini ada gelombang yang bisa membangkitkan
semangat dan bisa membangun kecerdasan.

Dengan penulisan ini akan ditelaah bagian gelombang otak mana yang dapat
membangunkan kecerdasan. Maka dari itu sangat perlu penulis untuk meulis karya ini.

I.2. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan ini yakni:
1. Mengetahui pengaruh otak dalam perubahan diri.
2. Mengetahui peran gelombang alpha dan betha dalam menbangun kecerdasan otak
3. Mengetahui cara membangkitkan gelombang alpha-theta

I.3. Permusan Masalah


Melalui penulisan ini ada bebrapa yang menjadi rumusan maslah yakni
1. Bagaimana kerja serta peran otak dalam membangun sebuah image?

1
2. Bagaiman simulasi otak terhadap perubahan diri?
3. bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha-theta dengan cepat?

I.4. Manfaat Penulisan


Sebuah tulisan yang singkat ini tidaklah begitu banyak manfaatnya. Adapun
manfaat dari penulisan ini agar para pembaca dapat mengerti segala sesuatu yang ada
dalam otak tergantung kepada mind set maupun hal yang kita lakukan. Perubahan itu
didapat dari diri kita sendiri.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Otak
II. 1.1. Kelebihan Otak
Otak manusia memiliki sistem yang dapat menjalankan beberapa tugas sekaligus
pada saat bersamaan. Misalnya, karena struktur otak yang sempurna, seseorang, saat
mengendarai mobil, dapat sekaligus menyetel radionya dan memutar kemudi dengan
mudah. Walaupun dia melakukan sejumlah hal berbeda pada waktu bersamaan, dia tidak
menabrak mobil atau orang lain. Selain itu, dia dapat mengoperasikan pedal gas dengan
kakinya. Dia dapat memahami berita yang didengarnya dari radio. Dia dapat
menyambung kembali pembicaraannya dari tempat pembicaraan itu terhenti. Dan, yang
terpenting, dia dapat mengatur semua hal ini secara sempurna, pada waktu yang
bersamaan. Singkatnya, dengan kemampuan otak manusia yang luar biasa, orang dapat
menangani berbagai hal sekaligus. Keselarasan ini dimungkinkan oleh adanya hubungan
antar sel saraf di dalam otak.
Berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar, rangsangan yang sampai ke otak dari dunia
luar diuraikan di dalam otak dengan selaras, lalu diperiksa dan dinilai. Otak kemudian
memberikan tanggapan kepada setiap sumber rangsangan. Operasi sistem yang rumit ini
terus berfungsi dalam kehidupan seseorang tanpa berhenti. Dengan begitu, kita melihat,
mendengar, merasakan, dan kehidupan kita pun terus berlangsung.
Gaya yang menyebabkan terjadinya hubungan di antara sel-sel dan, karenanya,
menghasilkan keselarasan di dalam otak, terdapat di dalam struktur khusus pada sel saraf.
Sekitar 10 miliar sel di dalam otak memiliki sekitar 120 triliun hubungan. Dan 120 triliun
jaringan ini benar-benar berada di tempat yang tepat. Jika salah satu jaringan terletak di
tempat yang salah, akibatnya akan sangat berat. Bila demikian, orang sebenarnya jadi
tidak mungkin menjalankan fungsi vitalnya. Namun hal seperti ini tidak terjadi, dan
manusia, kecuali saat sakit yang sangat parah, menjalani kehidupan dengan sangat alami,

3
sementara dalam kenyataannya, ada bertriliun-triliun proses ajaib yang berlangsung di
balik semua yang tampak ini.
Struktur yang bekerja saling terkait di dalam otak ini, seperti juga sistem-sistem
lainnya dalam tubuh manusia, memiliki rancangan sempurna di setiap tahap. Kenyataan
bahwa otak dapat menjalankan berjuta fungsinya tanpa kesalahan atau kekacauan
menjadi bukti bahwa Allah, Pemilik kebijaksanaan tanpa batas, telah menciptakannya
dilengkapi semua ciri-cirinya yang khas. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
(Yahya, 2002).

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin,
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (QS. Adz
Dzaariyaat, 51: 20-21).

II.1.2. Belahan Otak Kiri dan Kanan.


Setiap belahan otak (kiri atau kanan) mempunyai fungsi yang berbeda. Belahan
otak kiri berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian (sequence) dan
matematika. Jadi belahan otak kiri berespons terhadap masukan-masukan di mana
dibutuhkan kemampuan mengupas/meninjau (critiquing), menyatakan (declaring),
menganalisa, menjelaskan, berdiskusi dan memutuskan (judging). Belahan otak kanan
berkaitan dengan ritme, kreativitas, warna, imajinasi dan dimensi. Jadi belahan otak
kanan berfungsi kalau manusia menggambar, menunjuk, memeragakan, bermain,
berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas motorik lainnya. Sebenarnya kedua belahan otak
kiri dan kanan sama penting dan sama kuatnya. Mereka saling melengkapi satu dengan
yang lain.

II.2. Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang
akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi
gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium
(yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di

4
mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain
tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada
perpindahan secara masal. Gelombang mempunyai ferkuensi san ampitudo.

Gtaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz
(khz atau Mhz), contoh frekwensi jala-jala listrik PLN untuk perumahan di-Indonesia
adalah (50 Hz) pada tegangan 220/380 Volt AC.

Berdasarkan riset selama bertahun tahun, terutama di-Amerika, Eropah dan juga
di Asia bahwa getaran/frekwensi otak (pusat syaraf) pada manusia, berbeda untuk setiap
fase ( sadar, tidur ringan, tidur lelap/nyenyak, kesurupan/trance, panik ), sehingga
beberapa ahli (dokter) dalam bidang kejiwaan/psikiater, ( neurophysiologic ) dan dokter
syaraf membuat suatu komitmen dan perjanjian sebagai berikut :

Getaran/Frekwensi :
Gamma 16 Hz ~ 100 Hz

Beta > 12 Hz

SMR (SensoriMotor Rhythm) 12 Hz ~ 16 Hz

Alpha ( Berger s wave) 8 Hz ~ 12 Hz

Theta 4 Hz ~ 8 Hz

Delta 0.5 Hz ~ 4 Hz

Pada tahun 1929, Hans Berger, seorang psikiater Jerman, menemukan Electro
Encephalograph (EEG) yang bisa digunakan untuk mengukur gelombang listrik yang
dihasilkan otak. Sejak saat itu teknologi berbasis gelombang otak untuk meningkatkan
kemampuan pikiran dan perkembangan diri manusia di seluruh dunia. Sebenarnya
keseluruhan frekwensi tersebut bergabung secara acak (berinterferensi), namun dengan
EEG (electroencephalogram), frekwensi gelombang ini dapat dianalisa dan diuraikan satu
persatu dengan catatan bahwa pada saat diukur, frekwensi mana yang paling dominan,

5
serta memiliki amplitudo tertinggi, itulah yang dianggap dan berada pada fase tersebut.
Amplitudonya diukur dan berkisar antara 1 ~ 50 uVolt (microVolt), sedangkan arus
listriknya tidak diperhitungkan.

1. Gelombang Gamma ( 16 hz ~ 100 hz )

Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas
mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan
kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, nerveus, kondisi ini dalam
kesadaran penuh.

Gelombang Gamma EEG scan

Gambar 1. gelombang Gamma

Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey. D. Thompson. D.C.B.F.A (Center for acoustic


research) di atas gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma ( tepat
100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), akan berpengaruh pada kemampuan
supranatural, metafisika dan levitasi.

2. Gelombang Beta ( diatas 12 hz atau dari 12 Hz s/d 19 Hz )

Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas
mental yang sadar penuh dan normal aktif, konsentrasi penuh dan dapat dibagi pula
menjadi 3 kelompok, yaitu highbeta (19 Hz) yang overlap/transisi dengan getaran gamma
, lalu getaran beta (15 Hz - 18 Hz), juga overlap/transisi dengan getaran gamma,
selanjutnya lowbeta (12 Hz - 15 Hz).

6
Gambar 2. Gelombang Beta

3. Gelombang SMR atau SensoriMotor Rhytm ( 12 Hz - 16 Hz )

Gambar 3. Gelombang SMR

SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian
khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir2 ini oleh para ahli, karena
penderita epilepsy , ADHD , ( Attention Deficit and Hyperactivity Disorder juga disebut
ADD-Attention Deficit Disorder) dan autism tidak memiliki dan tidak mampu
ber-konsentrasi penuh atau fokus pada suatu hal yang dianggap penting, dengan
perkataan lain otak (pusat syaraf) sedikit bahkan tidak sama sekali menghasilkan getaran
SMR .Sehingga setiap pengobatan, baik jiwa maupun fisiknya, ditujukan agar merespon
getaran SMR tersebut, biasanya diaktifkan dengan biofeedback/neurofeedback .

4. Gelombang Alpha ( 8 Hz ~ 12 Hz )

Adalah gelombang pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami
releksasi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai
mengantuk, atau suatu fase dari keadaan sadar menjadi tak sadar (atau bawah sadar),
namun tetap sadar (walaupun kelopak mata tertutup), disinilah saat-saat penting dimana
seorang ahli hipnotis, mulai melakukan aktifitas hipnotisnya untuk memberikan sugesti
kepada pasiennya sesuai perintah yang direncanakan kepada yang dihipnotis (objek).

7
Pada tahap permulaan meditasi (meditasi ringan) juga akan memasuki fase gelombang
alpha.

Gelombang Alpha EEG scan

Gambar 4. Gelombang Alpha

Frekwensi alpha, 8 hz merupakan fase dan pintu masuk (gate-away) dari keadaan sadar
menjadi tak sadar (bawah sadar) dan pintu masuk ke fase gelombang Theta (4 Hz - 8 Hz),
biasanya kondisi di tingkatan ini tidak berlangsung lama, dibanding dengan tingkatan
lainnya ( gamma, beta, theta dan gelombang delta), namun merupakan bagian penting
terutama bagi penderita ADHD , pada saat melakukan latihan-latihan dan pengobatan
neurotherapy atau neurofeedback .

5. Gelombang Theta ( 4 Hz - 8 Hz )

Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami
keadaan tidak sadar atau tidur ringan atau sangat mengantuk , tanda-tandanya napas
mulai melambat, dalam dan panjang, dibandingkan biasanya.

Jika dalam keadaan sadar (tidak tidur), kondisi ini masuk kefase atau dibawah pengaruh
trance, kesurupan, hipnosis, meditasi dalam, atau sedang menjalani ritual-ritual agama,
atau mengalirnya tenaga psikologi (Prana/Yoga, Reiki, Chi, Chi Kung).

Dalam kondisi yang sadar (tidak tidur dan tidak dibawah pengaruh hipnotis, kesurupan
atau epilepsi), seorang anak yang normal ( < 12 th) masih dapat memiliki getaran
frekwensi theta, akan hilang sedikit demi sedikit setelah menjelang dewasa (kecuali pada
saat menjelang tidur).

Gelombang Theta EEG scan

8
Gambar 5. Gelombang Theta

Seorang anak (terutama bayi dan balita), rata-rata tidur lebih dari 12 jam setiap harinya,
sehingga pada pusat syarafnya (otak) lebih banyak masuk dalam fase gelombang theta
dan gelombang delta, ketimbang gelombang beta dan alpha, sehingga dalam kehidupan
nyata sehari-harinya, lebih banyak cara berpikir yang tidak masuk akal (berangan-angan
atau seperti bermimpi walaupun dalam kondisi sadar) dan sedikit demi sedikit akan
berubah setelah menjelang remaja/dewasa.

Berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa banyak terjadi kecelakaan pesawat


udara, tabrakan, kebakaran, kecelakaan kapal laut, biasanya anak balita selamat
(walaupun tidak selalu terjadi), ini dikarenakan anak-anak mudah memasuk fase-fase
gelombang theta yang lama dan permanen, baik dalam keadaan tidur, maupun sadar,
sehingga pada gelombang-gelombang theta inilah terjadi mukjijat atau keajaiban, artinya
ada tangan-tangan ajaib yang tak terlihat yang menolong anak-anak ini dari kecelakaan.

Schumann Resonance ( 7.83 Hz)\.

Schumann Resonance adalah getaran alam semesta pada frekwensi 7.83 Hz , yang juga
masuk dalam kelompok gelombang theta, dianggap sebagai suatu keadaan mental
seseorang yang apabila otak (pusat syaraf) nya mampu mengikuti resonansi ini akan
masuk keadaan supranatural . ( ESP-extra sensory perception, hipnotis, telepati dan
fenomena serta aktifitas mental lainnya)

Sedangkan Schumann resonance serta frekwensi diatasnya masuk kelompok frekwensi


ELF (extremely low frequency pada bandwith 3 ~ 30 Hz dan frekwensi infrasonic )

6. Gelombang Delta ( 0.5 Hz ~ 4 Hz )

9
Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi
yang rendah, biasanya < 3 Hz, yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami
keadaan tidur sangat lelap atau anak dibawah usia 13 th ketika dalam keadaan sadar
penuh.

Delta gelombang EEG scan

Gambar 6. Gelombang Delta

Akhirnya berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa seseorang yang menderita atau
gangguan otak (fisik, benturan otak, pendarahan otak dan koma), maka fase getaran yang
terjadi akan didominasi oleh gelombang delta.

10
BAB III
METODOLAGI

Penulisan ini dilakukan dengan studi literatur yang berasal dari data sekunder.
Data sekunder yang dikaji berupa buku, jurnal,dan internet. Dari data sekunder yang ada,
salanjutnya data dianalisis dan setelah itu baru disimpulkan.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Otak adalah generator sinyal-sinyal listrik yang saling terangkai menjadi kode-
kode kehidupan. Jika kode-kode itu padam, maka orangnya pun meninggal. Karena,
sudah tidak ada lagi aktivitas kelistrikan di sel otaknya. Berarti tidak ada lagi perintah-
perintah untuk mempertahankan kehidupan.

Tidak hanya berhenti di otak, sinyal-sinyal listrik itu merambat ke mana-mana ke


seluruh tubuh, lewat komando otak. Menghasilkan gerakan-gerakan atau perintah lain
untuk kelangsungan hidup badan kita. Gerakan sinyal listrik tersebut memiliki kecepatan
sekitar 120 m per detik. Jalur yang dilaluinya adalah kabel-kabel saraf yang menyebar
dalam sistem yang sangat kompleks.

Pengukuran kelistrikan saraf ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat (ENG)
dan menghasilkan data kelistrikan yang disebut Elektro Neuro Gram. Sedangkan untuk
pengukuran kelistrikan otak menghasilkan data berupa Elektro Ensefalogram (EEG).

Mekanisme kelistrikan di dalam tubuh manusia berjalan secara otomatis


mengikuti pola sistem digital di dalam sel. Dalam keadaan istirahat, sel memiliki angka
tegangan listrik sekitar -90 mvolt.

Namun, begitu ada rangsangan, maka ion-ion natrium yang tadinya berada di luar
sel tiba-tiba menyerbu masuk ke dalam sel melewati membrannya. Sehingga, suatu saat
muatan di dalam sel itu jauh lebih positif dibandingkan dengan di luar membran sel.
Tegangan puncak yang terjadi, kalau diukur dengan Galvano meter bisa mencapai +40
mvolt.

Ketika sel mencapai nilai ambang tegangan tertentu, maka sel itu menghasilkan
sinyal listrik sebagai jawaban atas rangsang yang terjadi. Waktu pencapaian nilai ambang
tersebut sangat singkat, sekitar 1/1000 detik. Saat itulah sinyal dihasilkan oleh sel. Di

12
dalam sinyal itu ada kode-kode informasi yang harus disampaikan kepada sel-sel di
sebelahnya, secara berkelanjutan.

Begitu tegangan listrik sel mencapai tegangan puncaknya, +40 mvolt, maka
tegangan itu akan menurun kembali menuju tegangan istirahatnya yaitu -90 mvolt.
Begitulah seterusnya, sinyal-sinyal terjadi di dalam sel sebagai respon atas rangsangan
yang terjadi, secara otomatis.

Mekanisme kelistrikan itu terjadi bukan hanya di dalam sel saraf, melainkan di
seluruh bagian tubuh. Sinyal listrik adalah mekanisme utama dalam seluruh aktivitas
tubuh manusia. Dan kini, seiring dengan perkembangan teknologi, besarnya kelistrikan
itu bisa diukur dengan baik. Misalnya, kelistrikan otot bisa diukur dan menghasilkan data
yang disebut Elektromiogram (EMG). Otot adalah jaringan penggerak yang diladeni oleh
banyak sekali unit-unit motor dari saraf otak atau tulang belakang. Ada sekitar 25 2000
serat otot yang terhubung ke saraf-saraf

Sinyal-sinyal kelistrikan itu merambat lewat jalur tersebut. Ketika sel-sel saraf
istirahat, maka sel-sel otot juga istirahat. Ketika sel saraf menghasilkan sinyal listrik,
maka sel-sel otot juga terangsang, menghasilkan tegangan listrik, dan kemudian
memunculkan sinyal dengan mekanisme yang sama.

Pada dasarnya tubuh manusia penuh dengan sinyal-sinyal listrik yang membentuk
mekanisme sistem kehidupan. Sekali lagi, semua itu dikendalikan lewat program-
program canggih yang terdapat di inti sel yang berjumlah miliaran itu. Dan organ
komandonya adalah otak.

Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfluktuasi.


Gelombang listrik ini disebut brainwave atau gelombang otak. Dengan Electro
Encephalograph (EEG) yang bisa digunakan untuk mengukur gelombang listrik yang
dihasilkan otak.

Riset selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa gelombang otak tidak hanya


menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi dapat juga disimulasi untuk

13
mengubah kondisi mental seseorang. Dengan mengkondisikan otak agar memproduksi
atau mereduksi jenis frekuensi gelombang otak tertentu, maka dimungkinkan untuk
menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional.

Secara garis besar, otak manusia menghasilkan empat jenis gelombang otak
secara bersamaan, yaitu beta, alpha, tetha, delta. Akan tetapi selalu ada jenis gelombang
otak yang dominan, yang menandakan aktivitas otak saat itu. Pada saat tertidur, maka
gelombang otak yang dominan adalah delta. Gelombang otak bisa dimanipulasi
(diprogram) dengan cara mendengarkan suara yang sudah diatur frekwensinya untuk
mendapatkan efek-efek tertentu sesuai kebutuhan.

Gelombang Theta, menurut Surya Winata, merupakan gelombang otak


(brainwave) paling kreatif. Sayang sekali jarang yang bisa berlama-lama berada pada
gelombang ini. Sebab, begitu berada pada gelombang theta, sebentar kemudian segera
terseret masuk ke alam tidur (gelombang delta). Kalau bisa tetap berada pada gelombang
theta (antara alam tidur dan melek), itu saat yang paling kreatif.

Memasuki frekuensi alpha-theta itu sebenarnya merupakan keterampilan manusia


yang alami. Namun, ketika mulai sekolah, kita dikondisikan menyetel gelombang otak
yang dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa , keterampilan memasuki kondisi
alpha-theta itu hilang.

Apalagi tuntutan kehidupan modern membuat pikiran orang terfokus untuk


bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan yang konsumtif meskipun terpaksa
mengurangi waktu tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya merasakan
keempat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana kita dalam kesadaran penuh, gelombang
otak turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan akhirnya ke delta
saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung
kurang mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah stres.

Gelombang Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk


secara temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah
keterampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan

14
otak, hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca
situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah sellau
berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk
mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.

Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah saat yang tepat untuk
mulai rileks,menurunkan vibrasi otak dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga
ketika pekerjaan kita membutuhkan pikiran-pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi
itu akan membantu memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.

Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju
pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan
intuisi dan melakukan penyembuhan.

Para ilmuwan percaya bahwa bagian otak yang menghasilkan Endorphin berada
pada area yang sama yang terlibat dalam proses belajar dan mengingat. Hasil penelitian
di North Western University membuktikan bahwa ketika seseorang sedang mempelajari
sesuatu, otak "menghadiahkan" dirinya dengan menghasilkan Endorphin. Endorphin
merupakan bahan biokima alami yang dihasilkan otak pada saat anda sedang melakukan
olahraga. Ia dapat membuat kita bersemangat. Hal ini diyakini sebagai penyebab
mengapa hal-hal baru lebih gampang untuk diingat dan diulang kembali.

Dengan kata lain, belajar dan mengingat, akan lebih mudah dilakukan apabila
terdapat cukup banyak Endorphin dalam otak anda, suatu kondisi yang dapat terjadi
apabila otak berada pada gelombang Alpha-Theta.

Ada keuntungan lain yang dapat anda peroleh apabila anda fokus pada
konfigurasi gelombang otak Alpha-Theta ini, yaitu anda akan lebih mudah untuk
mengubah citra diri/gambaran mental negatif diri anda, menjadi citra diri/mental positif
diri anda yang baru.

Selain dua hal diatas, Alpha-Theta juga sangat baik untuk relaksasi. Ketika kita
relaks secara mental, maka seluruh badan kita juga relaks. Hal ini akan meningkatkan

15
volume darah dan oksigen ke otak yang menyebabkan diri kita menjadi lebih peka dan
perhatian. Kedua hal ini berkontribusi dalam belajar dan mengingat, dan juga mampu
menciptakan perasaan semangat dan atau bahagia.

Untuk memasuki level alpha-theta haruslah suasananya rileks dan tenang, yang
dapat dicapai dengan melakukan kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin khusyuk,
latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi

16
BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa

1. gelombang alpha-theta sangat bagus untuk membangun kecerdasa otak


2. cara membangkitkan gelombang alpha theta dapat dilakukan dengan cara terapi
zikir, yoga, atau taichi.

V.2. Saran

Tiada kesempurnaan dalam segala hal, untuk itu masih banyak kekurangan dalam
penulisan ini. Untuk kedepannya disarankan bagaimana pembaca lebih mengkaji sifat
fisik gelombang alpha-theta dalam membangun kecerdasan. Karean disini penulis hanya
memaparkan secara umum tentang gelombang alpha-theta.

17
Daftar Pustaka

Anonim, http://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang. 16 Februari 2010

Anonim, http://www.psikotronika.com/note_1-y.php, 16 Februari 2010

Yahya, Harun., 2002, Pesona Di Alam Raya. Jakarta: Robbani Press

Connor ,Steve., 1997. God spot is Found in Brain, Science Correspondent, LA Times,

18

Anda mungkin juga menyukai