PEMERIKSAAN EEG
Guna untuk memenuhi mata kuliah SISTEM NEUROBEHAVIOUR
Dosen Pembimbing: Dr. Grido Handoko S
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok:
1. MOH. KHOLIL SIDIK
2. MOH INDRA WIBAWA
3. ZAKARIA ALASHOM
4. RAHMATULLAH
5. IMAMUDDIN
6. HARLY KRISDIANTO
7. QUMIL LAILY A
8. NUR SAUDAH
9. RINA SUNARTI
10. JANNATUL HASANAH
11. SULVI ROHMATIN
12. KIKI RISKI AMALIA
13. NOVITA YUNIYANTI
14. SEPTIA SUKMARANI
15. SITI ZAHROTUL M
(14201.05.13014)
(14201.05.13015)
(14201.05.13045)
(14201.05.13026)
(14201.05.13008)
(14201.05.13007)
(14201.05.13024)
(14201.05.13022)
(14201.05.13028)
(14201.05.13009)
(14201.05.13042)
(14201.05.13012)
(14201.05.13020)
(14201.05.13035)
(14201.05.13039)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber
pengetahuan yang bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar
mahasiswa agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Sehingga
dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan dapat di jadikan
pedoman dalam melaksanakan kegiatan keperawatan dan sebagai panduan
dalam melaksanakan makalah dengan judul PEMERIKSAAN
EEG
Sebagai pembuka, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah S.H., M.M. selaku ketua
yayasan STIKES Zainul Hasan Genggong.
2. Ibu Ns. Iin Aini Isnawati,M.Kes selaku ketua STIKES Zainul
Hasan Genggong.
3. Bapak Achamad Kusyairi, S.Kep.Ns.M.Kep. selaku ketua prodi
studi S1 Keperawatan STIKES Zainul Hasan Genggong.
4. Bapak Dr. Grido Handoko S selaku pembimbing mata kuliah
Sistem Neurobehaviour Prodi S1 Keperawatan yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam melaksanakan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini.
5. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Hafshawaty serta semua
pihak yang telah membantu atas terselesaikan nya penyusunan
makalah ini.
Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan,namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Neurobehavior System Electro Enchelography
Wassalamualaikum wr.wb.
2 April 2015
Penyusun
Tinjaun teori
Pemeriksaan EEG
1.1 Pengertian
Electroencephalogram (EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi
kelainan aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006).
Sedangkan menurut dr.
Electroencephalografi
adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang
peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram. Jadi
Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit
kepala disebut Elektro-Ensefalografi (EEG).
1. 2 Amplitudo dan frekuensi
Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat
perekaman dan aktivitas otak saat perekaman.
direkam dengan baik pada area visual di daerah oksipital. Gelombang alfa
yang sinkron dan teratur akan hilang, kalau subyek membuka matanya yang
tertutup. Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta (> 14 siklus/detik).
Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan tanda bahwa
orang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG
berasal dari kortek, modulasinya dipengaruhi oleh formasio retikularis di
subkortek.
Formasio retikularis terletak di substansi abu otak dari daerah medulla
sampai midbrain dan talamus.
hubungan yang menyebar.
Jadi formasio
Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga mengirimkan
serabut difus kesemua area di kortek serebri. ARAS mempunyai proyeksi non
spesifik dengan depolarisasi global di kortek, sebagai kebalikan dari proyeksi
sensasi spesifik dari thalamus yang mempunyai efek eksitasi kortek secara
khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi ARAS umum memfasilitasi respon
kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari thalamus.
Dalam keadaan
Jika
sistem aferen terangsang seluruhnya (suara keras, mandi air dingin), proyeksi
ARAS memicu aktivasi kortikal umum dan terjaga.
Mengetahui kelainan
Salah satu penemuan Hans Berger adalah bahwa kebanyakan EEG orang
dewasa normal mempunyai irama dominant dengan frekuensi 10 siklus per
detik, yang di sebutnya sebagai irama alfa. Pada umumnya kini yang dimaksud
dengan irama alfa adalah irama dengan frekuensi antara 8-13 spd, yang paling
jelas terlihat di daerah parieto-oksipital, dengan voltase 10-150 mikrovolt,
berbentuk sinusoid, relative sinkron dan simetris antara kedua hemisfer. Suatu
asimetri ringan dalam voltase adalah normal, mengingat adanya dominasi
hemisfer.
Pada umumnya suatu perbedaan voltase 2 : 3 adalah dalam batas-batas
normal, asalkan voltase yang lebih tinggi terlihat pada hemisfer non dominant.
Yang lebih penting maknanya adalah bila terdapat perbedaan frekwensi antara
kedua hemisfer. Suatu perbedaan frekwensi yang konsisten dari 1 spd atau
lebih antara kedua hemisfer mungkin sekali diakibatkan suatu proses patologis
di sisi dengan frekwensi yang lebih rendah. Irama alfa terlihat pada rekaman
individu dalam keadaan sadar dan istirahat serta mata tertutup. Pada keadaan
mata terbuka irama alfa akan menghilang, irama yang terlihat adalah irama
lamda yang paling jelas terlihat bila individu secara aktif memusatkan
pandangannya pada suatu yang menarik perhatiannya.
A. Ditinjau dari irama alfanya dapat dibedakan tiga golongan manusia, yaitu :
1. Sekelompok kecil yang memperlihatkan sedikit sekali atau tidak
mempunyai irama alfa, kelompok ini disebut sebagai kelompok alfa M
(minimal atau minus).
2. Sekelompok kecil lagi yang tetap memperlihatkan irama alfa walaupun
kedua mata dibuka, kelompok ini disebut sebagai kelompok alfa P
(persisten),
3. Diantara kedua ekstrem ini terletak sebagian besar manusia yang
menunjukkan penghilangan irama alfa ketika membuka mata,
kelompok ini disebut sebagai kelompok alfa R (responsive).
Suatu irama yang lebih cepat dari irama alfa ialah irama beta yang
mempunyai frekuensi di atas 14 spd, dapat ditemukan pada hamper semua
orang dewasa normal. Biasanya amplitudonya daopat mencapai 25 mikrovolt,
Neurobehavior System Electro Enchelography
tetapi pada keadaan tertentu bisa lebih tinggi. Pada keadaan normal terlihat
terutama di daerah frontal atau presentral.
Irama yang lebih lambat dari irama alfa adalah tidak jarang pula ditemukan
pada orang dewasa normal. Irama teta mempunyai frekuensi antara 4-7 spd.
Suatu irama yang lebih pelan dari teta disebut irama delta adalah selalu
abnormal bila didapatkan pada rekaman bangun, tetapi merupakan komponen
yang normal pada rekaman tidur. Frekuensi irama delta ialah - 3 spd.
Berbagai keadaan dapat mempengaruhi gambaran EEG. Perhatian cenderung
untuk menghapuskan irama alfa, merendahkan voltase secara umum dan
mempercepat frekuensi. Termasuk perhatian ini adalah usaha introspeksi dan
kerja mental (misalnya berhitung).
Demikian pula setiap stimulus visual, auditorik dan olfaktorik akan
merendahkan amplitudo dan menimbulkan ketidak teraturan irama alfa.
Penurunan kadar O2 dan atau CO2 darah cenderung menimbulkan
perlambatan, sebaliknya peninggian kadar CO2 menimbulkan irama yang
cepat.
B. Faktor usia juga mempunyai pengaruh penting pula dalam EEG.
1. Rekaman dewasa sebagaimana digambarkan di atas pada umumnya
dicapai pada usia 20-40 tahun.
2. Rekaman neonatus berusia di bawah satu bulan memperlihatkan
amplitude yang rendah dengan irama delta atau teta.
3. Antara usia 1-12 bulan terlihat peninggian voltase, walaupun irama masih
tetap delta atau teta.
4. Antara 1-5 tahun terlihat amplitudo yang tinggi, irama teta yang
meningkat dan mulai terlihat irama alfa, sedangkan irama delta
mengurang.
5. Antara 6-10 tahun amplitude menjadi sedang, irama alfa menjadi lebih
banyak, teta berkurang, delta berkurang sampai hilang.
6. Antara 11-20 tahun voltase terlihat sedang sampai tinggi, dominsi alfa
mulai jelas, teta minimal, delta kadang-kadang masih terlihat di daerah
belakang.
7. Di atas 40 tahun mulai lagi terlihat gelombang lambat 4-7 spd di daerah
temporal
8. Di atas 60 tahun rekaman kembali melambat seperti rekaman anak-anak.
C. Perubahan tahap-tahap tidur berpengaruh besar pula terhadap rekaman
EEG.
1. Dalam keadaan mengantuk terlihat pengurangan voltase dan timbul sedikit
perlambatan.
2. Pada keadaan tidur sangat ringan dapat terlihat adanya gelombanggelombang mirip paku bervoltase tinggi, bifasik dengan frekuensi 3-8 spd,
simetris dan terjelas di daerah parietal (parietal humps). Gambaran ini
paling jelas pada usia 3-9 tahun dan terus terlihat sampai usia 40 tahun.
3. Pada keadaan tidur ringan terdapat (sleep spndle) terdapat gelombang
tajam berfrekuensi 12-14 spd yang sifatnya simetris.
4. Pada keadaan tidur sedang sampai dalam rekaman didominir oleh
gelombnag-gelombang lambat tak teratur dengan frekuensi - 3 spd.
1.4. Gambaran EEG Abnormal
EEG sampai saat ini masih digolong-golongkan atas dasar hubungan
frekuensi-voltase, dengan frekwensi sebagai parameter utama.
penyelidikan
mengungkapkan
bahwa
tidak
semua
individu
Berbagai
normal
(interictal),
yang
tidak
jarang
tidak
memperlihatkan
Keadaan tidur
Pentingnya pemeriksaan EEG pada tumor otak ditegaskan oleh Walter, yang
menyebutkan irama lambat berfrekuensi kurang dari 4 spd (irama delta).
Irama delta ini umumnya terlihat fokal, karenanya dapat dipakai untuk
menetukan lokalisasi tumor.
Jaringan otak sendiri tidak memberikan lepas muatan listrik, gelombanggelombang lambat yang dicatat oleh EEG berasal dari neuron-neuron disekitar
tumor atau ditempat lain yang fungsinya terganggu secara langsung atau tidak
langsung.
1. Tomor otak tidak memberikan gambaran yang spesifik, kiranya
rekaman serial adalah lebih bernilai dari pada rekaman tunggal.
2. Tomor infra tentorial memberikan gambaran EEG yang berbeda dengan
tomor supra tentorial.
Kadang-kadang
dapat pula ditemui gambar spike atau gelombang tajam yang fokal.
Suatu ketentuan yang banyak dianut tentang tumor otak mengatakan
bahwa suatu EEG yang normal menyingkirkan sebesar 97% tumor
kortikal dan sebesar 90% tumor otak pada umumnya.
3. EEG pada lesi desak ruang lain
Secara EEG, abses otak memberikan gambaran yang sama dengan tumor : 9095% memperlihatkan aktivitas teta atau delta yang menyeluruh dengan focus
frekuensi terendah diatas daerah abses. Fokus perlambatan iniseringkali sangat
rendah sampai 0,3 spd dan bervoltase sangat tinggi sampai 500 mikrovolt.
Subdural hematom yang kronik 90% memperlihatkan EEG yang abnormal,
sehingga penemuan EEG yang normal menyingkirkan kemungkinan hematom
secara cukup kuat.
4. EEG pada rudapaksa kepala
EEG berkorelasi dengan hebat dan luasnya rudapaksa kepala.
cerebri EEG umunya normal.
Commotio
10
ditemui asimetri dalam amplitude irama alfa. Setelah fase akut aktivitas delta
relative akan terlokalisir di daerah kontusi. Setelah kira-kira 2 minggu terlihat
peninggian frekuensi dan penurunan voltase dari fokus delta tersebut. Dapat
dilihat pula fokus spike di daerah kontusi.
B. Aktifitas sinyal
Kondisi tingkat
kesadaran tinggi.
Neurobehavior System Electro Enchelography
11
Aktifitas Theta dan Delta, Sinyal amplitudo dibawah 100 uV peak to peak
merupakan kondisi tidur seseorang.
12
Penempatan Elektroda
Penempatan Elektroda
13
: Pemeriksaan EEG
: //
KOMPONEN KERJA
PENCAPAIAN
Lab
Tanggal:
. . /. . /. . .
.
Klinik
Tanggal:
. . /. . /. . .
.
Ujian
Tanggal:
. . /. . /. . .
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
14
Tujuan :
PERSIAPAN ALAT
PERSIAPAN KLIEN
Menjelaskan prosedur yang di lakukan
LANGKAH KERJA
a) mencuci tangan.
b) Kepala diukur dengan menggunakann
metlyn, Hasil pengukuran diberi tanda
dengan spidol merah supaya jelas.
c) Selesai pengukuran kepala yang sudah
bertanda spidol merah dibersihkan dengan
kapas alcohol, kemudian digosok perlahan
dengan skin pure, elefik paste ditempelkan
sesuai hasil pengukuran tadi, sampai
selesai.
d) Pasien dianjurkan untuk tidur terlentang,
tengkuk
diberi
bantalan
kemudian
15
atas elefik .
e) Sebelum mulai merekam pasien dianjurkan
untuk tetap rileks dan diberi penjelasan
apa yang harus dilakukan pada saat
perekaman.
f) Rekaman / pemeriksaan EEG diawali
dengan kalibrasi sesuai dengan kebutuhan.
Perekaman dimulai dari pattern 1
( satu ) sampai 6 ( enam ) dengan waktu
kurang lebih 15 sampai 20 menit ( 60
lembar kertas ). Pattern 1 ( pertama )
pasien dianjurkan untuk menutup dan
membuka mata ( kecuali pasien yang
tidak sadar atau pasien yang dengan
premedikasi ) sampai 10 lembar kertas
atau lebih kurang 3 menit.
Pattern ke 2 ( kedua ) pasien dianjurkan
untuk menutup mata dan menjawab
pertanyaan yang diberikan dan tidak
diperbolehkan
menggeleng
atau
membuka
mata
kemudian
menutup
mata
lagi,
pasien
16
di
tengahtengah
perekaman
proses
perekaman
selesai,
17
DAFTAR PUSTAKA
Campellone, JV (2006). EEG BRAIN WAVE TEST Diambil
pada
April
2015
dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003931.ht
m
Nissl, J (2006). Electroencephalogram (EEG) Diambil pada 1
April
2015
dari
http://www.webmd.com/hw/epilepsy/aa22249.asp
Louis, S (2006).EEG COURSE and GLOSSARY. Diambil pada
1
April
2015
dari
http://www.brown.edu/Departments/Clinical_Neurosciences/
louis/eegcrs.htm
St. John's Mercy Health Care (2006).Tests & Procedures
Electroencephalogram (EEG) Diambil pada 1 April 2015 dari
http://www.stjohnsmercy.org/contact/default.asp
18