Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul Persiapan Pemeriksaan Diagnostik EEG dan EKG Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
II.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis kami
miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan
ibadah bagi kita semua dan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT. Amin.
Penyusun
i
Daftar Isi
H. Pra Pelaksanaan……………………………………………………….. 9
• A. Simpulan ………………………………………………………………. 11
• B. Saran ……………………………………………………………………11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dokter spesialis jantung memiliki kemampuan untuk membaca hasil
output dari EKG secara manual, tetapi dibutuhkan ketelitian yang tinggi dan
dibutuhkan kesabaran dalam menganalisa penyakit jantung yang diderita
berdasarkan gambar print out dari EKG secara manual. Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode pengidentifikasian kelas-kelas penyakit jantung
berdasarkan data EKG yang mampu bekerja secara otomatis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Elektrokardiogram (EKG)
3
2. Elektroensefalografi (EEG)
4
Menurut Jan Nissl(2006), EEG bertujuan untuk:
Mendiagnosa dan mengklasifikasikan Epilepsi
Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, Infeksi tak, perdarahan
otak, pendarahan otak,Parkinson
Mendiagnosa Lesi desak ruang lain
Mendiagnosa Cedera Kepala
Periode keadaan pingsan atau dementia
Memonitor akifitas otak seseorang
Mengetahui kelainan metabolic dan elektrolit yang memiliki tujuan
untuk mengetahui adanya gangguan fisiologi fungsi otak.
5
2. Indikasi dan Kontraindikasi Elektroensefalografi (EEG)
1. Elektrokardiogram (EKG)
2. Elektroensefalogram (EEG)
Sebaiknya pasien tidak mengonsumsi kopi, teh, coklat, atau meminum soda
sebelum tes dilakukan. Minuman-minuman tersebut sebaiknya dihindari karena
memiliki pengaruh stimulasi perubahan gelombang EEG. Selain minuman
tersebut, sebaiknya pasien juga memperhatikan kadar gula darah karena dapat
menyebabkan perubahan pada pola gelombang otak. Tes EEG membutuhkan
waktu 45-60 menit atau lebih lama jika pemeriksaan yang dilakukan adalah sleep
EEG. Pastikan pasien berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf sebelum
melakukan EEG.
6
F. Prosedur Pemeriksaan EKG & EEG
`1. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) umumnya berlangsung 5-8 menit. Tes ini
bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas
pemeriksaan EKG, dan pengerjaannya biasa dilakukan oleh perawat.
Sebelum berbaring di tempat tidur pasien akan diminta untuk melepaskan
pakaian atas, serta melepas aksesoris atau benda yang terdapat dalam
kantong pakaian yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pemeriksan.
Setelah berbaring di tempat tidur, elektrode-elektrode akan
ditempelkan di dada, lengan, dan tungkai pasien. Hindari berbicara dan
menggerakkan anggota tubuh karena dapat mengacaukan hasil tes.
Tiap kabel elektrode tersambung ke mesin EKG dan akan
merekam aktivitas kelistrikan jantung. Dokter akan menginterpretasi
aktivitas kelistrikan jantung berdasarkan gelombang yang ditampilkan di
layar pemantau dan akan dicetak pada kertas.
2. Elektroensefalogram (EEG)
Pertama rambut harus bersih, tetapi yang terpenting adalah harus
kering. Sejumlah elektroda akan ditempatkan ke kulit kepala (biasanya
antara 8-23 buah, tergantung kondisi yang diselidiki). Semacam gel
mungkin akan dioleskan untuk membantu elektroda agar tetap pada
posisinya dan untuk mengoptimalkan perekaman.
Pasien harus dalam keadaan berbaring dan diam untuk menghindari
gangguan listrik dari kontraksi otot lainnya. Adakalanya dokter akan
meminta pasien untuk membuka dan menutup mata dan bernapas berat.
EEG umumnya memakan waktu antara 30-60 menit. Terkadang rekaman
pada saat tidur juga diperlukan. Jika pasien adalah bayi atau anak kecil, ada
baiknya orangtua menunda tidur siang anaknya hingga dilakukan EEG.
Sedatif (obat untuk membantu tidur) mungkin diperlukan jika pasien tidak
7
tertidur selama pemeriksaan.
G. Peran Perawat dalam penggunaan EKG & EEG
8
2. Mencegah hasil uji EKG dan EEG pasien tertukar dengan pasien lain,
untuk menghasilkan diagnose dan intervensi yang tepat.
3. Mengetahui dan dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil EEG untuk menjauhi hasil yang semu atau asingkron dengan
keadaan pasien yang sebenarnya.
4. Mengetahui kekurangan alat EKG dan EEG, dan merekomendasikan alat
lain untuk menunjang diagnosa klien.
5. Melakukan uji ulang untuk setiap hasil yang diberikan oleh alat EKG dan
EEG sampai hasil benar-benar valid dan sinkron dengan keadaan pasien.
6. Menggali informasi mengenai keadaan-keadaan pasien yang perlu/tidak
menggunakan perlatan medis EKG dan EEG agar perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien.
H. Pra pelaksanaan
9
Bab III
Penutup
A,Kesimpulan
B . Saran
10
Daftar Pustaka
http://laras.web.unej.ac.id/2015/05/04/pemanfaatan-tegnologi-dalam-keperawatan/
http://yuliapondean28unima.blogspot.com/2017/03/makalah-bioelektrik.html?m=1
11