Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA NASOFARING

PADA TN. A.F DENGAN KEMOTERAPI DI RUANG 27 RSUD DR. SAIFUL


ANWAR MALANG
Case Study : Nursing Nasopharyngeal Carcinoma With Chemotherapy in Room
27 dr. Saiful Anwar Malang
Devi Anggraeni*, Dafir Achmad Firdaus **.
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, STIKes Maharani Malang
E-mail: devianggraeni_rans@gmail.com

ABSTRAK
Karsinoma nasofaring merupakan sebuah kanker yang bermula tumbuh pada sel
epitelial batas permukaan badan internal dan eksternal sel didaerah nasofaring.
Penulisan ini untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn. A.F dengan
Karsinoma Nasofaring yang menjalani kemoterapi di ruang 27 RSUD dr. Saiful
Anwar Malang. Hasil pengkajian awal pada Tn. A.F yang dirasakan pada saat di kaji
adalah nyeri pada bagian leher sebelah kiri, mual, muntah dan badan terasa lemas.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri, ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, dan resiko kerusakan integritas kulit. Rencana asuhan
keperawatan dan intervensi dilakukan sesuai dengan NANDA NIC NOC sebagai
acuan. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat dan dilakukan
evaluasi. Hasil evaluasi selama tiga hari adalah evaluasi belum tercapai sesuai
dengan kriteria hasil yang ditetapkan.

Kata Kunci : Karsinoma Nasofaring, asuhan keperawatan.

ABSTRACT
Nasopharyngeal carcinoma is a cancer that begins grow on the body surface
epithelial cells limit internal and external cell nasopharyngeal region. Writing is to
provide nursing care at Mr. A.F with nasopharyngeal carcinoma who underwent
chemotherapy in the room 27 RSUD dr. Saiful Anwar Malang. The results of the
initial assessment on Mr. A.F perceived at the time the review is a pain in the left
neck, nausea, vomiting and body felt weak. Nursing diagnoses that arise are painful,
nutritional imbalance is less than the body needs, and the risk of damage to skin
integrity. The nursing care plan and interventions carried out in accordance with
NANDA NIC NOC as a reference. Implementation is done in accordance with the
interventions made and evaluated. The evaluation results for the three days is yet to
be achieved in accordance with the evaluation criteria of the result set.

PENDAHULUAN dapat bermetastasis atau menyebar ke


Karsinoma nasofaring merupakan organ lain (WHO, 2012).
sebuah kanker yang bermula tumbuh Penyebabnya sendiri cukup beraneka
pada sel epitelial batas permukaan ragam, baik berupa faktor internal
badan internal dan eksternal sel berupa gen yang diturunkan dari orang
didaerah nasofaring (American Cancer tua dan faktor eksternal berupa
Asosiety, 2011). Kanker merupakan tembakau, alkohol, faktor gizi,
pertumbuhan dan penyebaran sel karsinogen lingkungan, radiasi, dan
secara tidak terkendali, sering beberapa jenis infeksi (American
menyerang jaringan di sekitarnya dan Cancer Society, 2012).
Kanker adalah salah satu enam siklus kemoterapi, maka waktu
penyakit penyebab kematian tertinggi yang dibutuhkan untuk kemoterapi
di dunia, termasuk di Asia dan berkisar antara 4-6 bulan, bahkan bisa
Indonesia. Berdasarkan hasil memakan waktu yang lebih lama jika
Riskesdas 2007, di Indonesia kanker kondisi kesehatan pasien seperti fungsi
merupakan penyebab kematian nomor hati, fungsi ginjal dan lain-lain tidak
tujuh (Depkes RI, 2008). Salah satu memungkinkan untuk melakukan
jenis kanker yang cukup banyak kemoterapi.
dialami oleh penderita kanker di Berdasarkan fenomena diatas
Indonesia adalah kanker nasofaring dengan masih tingginya angka
(KNF). Berdasarkan data Globocan kejadian karsinoma nasofaring di
2008, insiden KNF pada pria dan Indonesia penulis merasa tertarik
wanita di Indonesia menempati urutan untuk mengangkat asuhan
kelima dengan persentase sebesar keperawatan karsinoma nasofaring di
4,9% setelah kanker payudara, paru, ruang 27 RSUD dr. Saiful Anwar
kolorektal dan perut. Insiden KNF di Malang sebagai laporan studi kasus.
Indonesia terjadi sebanyak 6,5/100.00
penduduk (International Agency for METODE
Research on Cancer, 2010). Di klinik Penelitian ini menggunakan
hematologi dan onkologi RSUP Dr. metode kualitatif. Menurut Brog and
Hasan Sadikin sendiri, tercatat Gall (1989) dalam Sugiyono (2011)
sebanyak 123 orang pasien KNF penelitian kualitatif adalah metode
selama tahun 2012, sementara selama yang sering kali disebut dengan
bulan Januari hingga Juli 2013 tercatat metode penelitian naturalistik karena
sebanyak 73 orang pasien KNF. KNF penelitiannya dilakukan pada kondisi
dapat terjadi pada setiap usia, namun yang alamiah (natural setting).
sangat jarang dijumpa penderita di Pada penyusunan karya tulis
bawah usia 20 tahun dan usia ilmiah ini menggunakan bentuk
terbanyak antara 45–54 tahun. Laki- laporan studi kasus dengan
laki lebih banyak dari wanita dengan menggunakan metode diskriptif.
perbandingan antara 2– 3 : 1. Kanker Laporan studi kasus adalah laporan
nasofaring tidak umum dijumpai di yang dilakukan dengan cara meneliti
Amerika Serikat dan dilaporkan suatu permasalahan melalui suatu
bahwa kejadian tumor ini di Amerika kasus yang terdiridari unit tunggul
Serikat adalah kurang dari 1 dalam (Notoatmodjo, 2012).
100.000 (Nasional Cancer Institute, Metode deskriptif adalah suatu
2009). metode studi kasus yang dilakukan
Waktu yang dibutuhkan dalam dengan tujuan utama membuat
pengobatan KNF juga cukup lama. gambaran atau deskriptif tentang suatu
Menurut Suryo (2010) pengobatan keadaan secara obyektif
dengan radioterapi biasanya diberikan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini
lima hari dalam seminggu. Jika pasien dilakukan pada Tn. A.F umur 34 tahun
KNF menerima satu paket radioterapi dengan karsinoma nasofaring di
selama 30 hari, maka radioterapi akan RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
memakan waktu sekitar enam minggu. Lokasi yang digunakan dalam
Sementara itu, kemoterapi biasanya melaksanakan pengambilan kasus ini
dilakukan setiap 21 sampai 28 hari adalah di ruang 27 RSUD dr. Saiful
setiap siklusnya. Jika pasien menjalani Anwar Malang, yang terletak di Jalan
Jaksa Agung Suprapto No.2 Kota mengumpulkan data. Pada kasus
Malang. karsinoma nasofaring inspeksi
Subyek yang digunakan dalam dilakukan untuk mengetahui
kasus ini adalah Tn. A.F dengan tingkat kesadaran, gerakan yang
karsinoma nasofaring. Studi kasus ini ekstrim dan ketegangan otot.
dilaksanakan pada tanggal 30 b) Palpasi
September 2016. Palpasi merupakan teknik
Dalam metode penelitian ini yang pemeriksaan yang
menjadi instrument penelitian adalah menggunakan indra peraba,
peneliti. Peneliti melakukan tangan dan jari adalah
wawancara mendalam. Dalam instrumen yang paling
penelitian kualitatif peneliti bertindak sensitive dan dapat
sebagai instrument (Sugiyono, 2011). digunakan untuk
Jadi, Instrumen penelitian ini adalah mengumpulkan data tentang
peneliti, karena penelitian ini memakai suhu, turgor, bentuk,
metode kualitatif untuk menggali kelembaban, vibrasi, dan
penyakit yang dialami pasien secara ukuran.
mendalam. Indikator yang dilihat c) Perkusi
Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. Perkusi merupakan teknik
A.F dengan tujuan untuk megetahui, pemeriksaan dengan
megidentifikasikan dan menganalisis mengetuk-ngetukkan jari
penyakit karsinoma nasofaring pada perawat (sebagai alat untuk
pasien dengan membuat format menghasilkan suara)
pengkajian asuhan keperawatan kebagian tubuh klien yang
meliputi pengkajian, analisa data, akan dikaji untuk
diagnosa keperawatan, perencanaan, membandingkan bagian
pelaksanaan dan evaluasi. yang kiri dan kanan,
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk
merupakan suatu proses pendekatan mengidentifikasi lokasi,
kepada subyek dan proses ukuran bentuk, dan
pengumpulan karakteristik subyek konsistensi jaringan.
yang diperlukan dalam suatu d) Auskultasi
penelitian (Nursalam, 2013). Ada 2 Auskultasi merupakan
metode untuk memperoleh data, teknik pemeriksaan dengan
yaitu : menggunakan stetoskop
1. Pemeriksaan fisik untuk mendengarkan bunyi
Menurut Nursalam (2013), yang dihasilkan oleh tubuh.
pemeriksaan fisik digunakan 2. Wawancara
untuk mengetahui keadaan fisik Wawancara adalah suatu metode
pasien secara sistematis dengan yang dipergunakan untuk
cara : mengumpulkan data, dimana
a) Inspeksi peneliti mendapatkan keterangan
Inspeksi merupakan proses atau informasi secara lisan dari
observasi yang dilaksanakan seorang sasaran penelitian, atau
secara sistematik dengan bertatap muka (face to face)
menggunakan indra penglihatan, (Notoatmodjo, 2012). Wawancara
pendengaran, dan penciuman, ini dilakukan secara langsung
sebagai alat untuk
untuk menilai keadaan suatu PENGKAJIAN
masalah pasien. Proses keperawatan yang
3. Observasi dilakukan pada tanggal 30 September
Observasi adalah suatu prosedur 2016 di Ruang 27 RSU dr. Saiful
yang berencana meliputi : melihat, Anwar Malang. Prinsip dari
mendengar, dan mencatat pembahasan ini dengan
sejumlah situasi tertentu yang ada memperhatikan teori proses
hubungannya dengan masalah keperawatan yang terdiri dari tahap
yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). pengkajian, diagnosa keperawatan
Pada kasus karsinoma nasofaring yang menjadi prioritas, perencanaan,
observasi dilakukan dengan pelaksanaan dan evaluasi keperawatan
mengobservasi keadaan umum, untuk masalah yang menjadi prioritas.
tanda-tanda vital (nadi, respirasi, Identitas klien Tn. A.F yang
suhu), intake dan output cairan berumur tiga puluh tujuh tahun,
dengan cara inspeksi, palpasi, berjenis kelamin laki-laki, alamat
perkusi, dan auskultasi. rumah Pasuruan, masuk rumah sakit
Data Sekunder pada tanggal 29 September 2016
Data sekunder adalah data yang di dengan diagnose Karsinoma
dapat tidak secara langsung dari obyek Nasofaring. Tn. A.F seorang muslim.
penelitian. Peneliti mendapatkan data 1. Keluhan Utama
yang sudah jadi yang di kumpulkan Saat pengkajian klien mengatakan
pihak lain dengan berbagai metode nyeri pada leher bagian kiri, mual,
baik secara komersil maupun non muntah, badan terasa lemas.
komersil (Riwidikdo, 2013). Data 2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
sekunder di peroleh dengan cara Klien mengeluh badan lemas, sulit
sebagai berikut : menelan, nyeri, ada benjolan di
1. Studi Dokumentasi sekitar leher bagian kiri, serta
Studi dokumentasi adalah setiap pasien mengeluh mual dan nafsu
bahan tertulis yang disiapkan makan menurun. Leher terasa sulit
karena adanya permintaan seorang untuk digerakan dan suara
penyidik. Pada laporan kasus ini menjadi serak. Klien lalu dibawa
penulis mendokumentasikan kepuskesmas untuk berobat dan
setiap tahapan asuhan dirujuk ke RSUD dr. Saiful
keperawatan dengan sistem SOAP Anwar Malang. Setelah dilakukan
(Nursalam, 2013). Pengambilan pemeriksaan klien didiagnosa
studi kasus ini menggunakan KNF (karsinoma nasofaring) dan
catatan informasi dan catatan klien disarankan untuk melakukan
medik yang ada di ruang 27 kemoterapi, tanggal 29 September
RSUD dr. Saiful Anwar Malang. 2016 klien mrs dengan
2. Studi Kepustakaan kemoterapi sesi II di ruang 27
Bahan pustaka merupakan hal RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
yang penting dalam menunjang 3. Riwayat Kesehatan Dahulu
latar belakang teoritis dari suatu Klien tidak memiliki riwayat
kasus (Notoatmodjo, 2013). Studi penyakit yang lain, klien tidak
kasus ini di ambil dari buku-buku memiliki alergi. Klien
referensi tentang karsinoma mengatakan sebelum sakit biasa
nasofaring. merokok 3-5 batang/hari dan suka
makanan yang berlemak, tetapi
sejak 4 bulan yang lalu klien elektrik zona pencetos
sudah tidak merokok lagi. kemoreseptor di ventrikel otak N.
4. Riwayat Keluarga IV akibat kemoterapi sehingga
Dari keluarga klien tidak ada yang menyebabkan mual dan muntah.
memiliki riwayat penyakit 3. Resiko kerusakan integritas kulit
keturunan seperti hipertensi dan berhubungan dengan kemoterapi.
DM, serta tidak ada yang Data obyektifnya leukosit : 3,89
memiliki riwayat penyakit 103/μL, indikasi kemoterapi, kulit
menular seperti hepatitis. kering, terpasang infus disebelah
DIAGNOSA KRPERAWATAN tangan kiri. Hal ini dapat
Berdasarkan hasil pengkajian menyebabkan sel-sel epitel kulit
yang telah dilakukan pada Tn. A.F menjadi rusak efek dari
dengan karsinoma nasofaring, maka dilakukannya kemoterapi.
dapat data-data tersebut dapat Prioritas diagnosa keperawatan
diuraikan sebagai berikut: yang diambil oleh penulis dari data
1. Nyeri berhubungan dengan agen diatas adalah nyeri berhubungan
injuri fisik. Data subyektif yaitu dengan agen injuri biologis,
klien mengatakan nyeri pada leher ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
bagian kiri (P : nyeri bila ditekan, Q kebutuhan tubuh berhubungan dengan
: seperti ditusuk-tusuk, R : leher mual mutah dan resiko kerusakan
bagian kiri, S : 6, T : terus integritas kulit berhubungan dengan
menerus). Data obyektifnya yaitu kemoterapi.
grimace (+), tekanan darah 130/90 Berdasarkan hasil perumusan
mmHg, Nadi 84x/menit, masalah dan analisa data, maka
pernapasan 22x/menit, Suhu ditetapkan 3 diagnosa utama dalam
o
36,5 C. Hal ini sesuai dengan teori asuhan keperawatan pada Tn. A.F
yaitu sel kanker yang tumbuh dapat dengan diagnosis karsinoma
menyebabkan ada massa yang nasofaring.
menembus kelenjar sehingga 1. Nyeri berhubungan dengan agen
menempel pada otot yang dapat injuri biologis.
menyebabkan nyeri apabila 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
digerakkan atau menelan. dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang berhubungan dengan mual mutah.
dari kebutuhan tubuh berhubungan 3. Resiko kerusakan integritas kulit
dengan mual mutah. Data subyektif berhubungan dengan kemoterapi.
yaitu klien mengatakan nyeri pada ANALISA KASUS
leher bagian kiri, mual, muntah, Karsinoma nasofaring adalah
badan terasa lemas. Data sebuah kanker yang bermula tumbuh
obyektifnya yaitu ada mual, ada pada sel epitelial batas permukaan
muntah, konjungtiva anemis (+), badan internal dan eksternal sel
mukosa bibir kering (+), Hb : 11,60 didaerah nasofaring (American Cancer
g/dL, LSC : tipis, Albumin : 3,02 Asosiety, 2011). Karsinoma
g/dL, BB : 41 kg, TB : 165 cm, Nasofaring adalah keganasan dari
IMT : 15,7 kg/m2. Hal ini sesuai lapisan epitel mukosa nasofaring.
dengan teori yaitu sel kanker yang Terjadinya KNF mungkin
menempel pada kelenjar otot dan multifaktorial, proses
sulit digerakkan atau susah menelan karsinogenesisnya mungkin mencakup
dapat menyebabkan perangsangan banyak tahap.
Secara teori dan kenyataan pada Tn. A.F untuk meminimalkan
yang ditemukan di lapangan saat nyeri, memberi tahukan informasi
pengkajian tentang keluhan pasien dan tetang penjelasan tindakan yang akan
pemeriksaan fisik adalah adanya di lakukan pada Tn. A.F kepada
kesamaan dimana adanya nyeri pada keluarga dan Tn. A.F sendiri,
bagian leher. Nyeri yang menjalar mengikuti sertakan keluarga untuk
sampai telinga. Kesadaran pasien berpartisipasi dalam proses perawatan
Compos Mentis dengan GCS : (E: 4, contohnya: mengitruksikan keluarga
M: 6, V: 5) status vital sign pasien untuk menemani pasien dalam
yaitu, TD 130/90 mmHg, nadi 84 pemberian makanan, hal ini sesuai
x/menit, RR 22x/menit dan suhu dengan model konsep Orem untuk
36,5ºC. mempertahankan fungsi optimum
Pada pemeriksaan head toe to (self-care demand).
leher saat dilakukan palpasi ditemukan KESIMPILAN DAN SARAN
nyeri tekan, ada benjolan yang Kesimpulan
berdiameter ±7cm seperti telur dan Berdasarkan pembahasan yang
menetap. diuraikan dalam bab 4 studi kasus
Pada tahap perencanaan ini pada Tn. A.F dengan Karsinoma
dirumuskan rencana tindakan Nasofaring, maka dapat ditarik
keperawatan yang bertujuan untuk kesimpulan sebagai berikut:
mengatasi masalah pasien. Tahapan 1. Pengkajian yang dilakukan pada
yang dilakukan dalam perencanaan Tn. A.F di dapatkan yaitu keadaan
yaitu: menyusun prioritas, membuat umunya lemah, nyeri di leher
tujuan dan kriteria hasil yang sebelah kiri, nyeri terasa seperti
diharapkan dan menentukan intervensi tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 6,
keperawatan pada kasus karsinoma nyeri terasa terud-menerus, dengan
nasofaring. lama nyeri 2-3 menit.
Berdasarkan model konsep 2. Penegakan diagnosa keperawatan
teori Orem dalam teori sistem pada kasus Tn. A.F dibuat
keperawatannya menggaris bawahi berdasarkan kebutuhan dasar
tentang bagaimana kebutuhan self- manusia dan prioritas masalah yang
care klien dapat dipenuhi oleh mengancam kehidupan klien,
perawat, klien atau kedua-duanya. uraian teoritis mengenai diagnosa
Sistem keperawatan dirancang oleh keperawatan yang mungkin timbul
perawat berdasarkan kebutuhan self- pada klien Karsinoma Nasofaring.
care dan kemampuan klien dalam Diagnosa keperawatan sesuai
menampilkan aktivitas self-care. prioritas yang muncul pada Tn. A.F
Apabila ada self-care deficit, yaitu ada 3, yaitu :
defisit antara apa yang bisa dilakukan a. Nyeri akut berhubungan
(self-care agency) dan apa yang perlu dengan agen injuri biologis.
dilakukan untuk mempertahankan b. Ketidakseimbangan nutrisi
fungsi optimum (self-care demand), kurang dari kebutuhan tubuh
disinilah keperawatan diperlukan. berhubungan dengan mual
Maka dengan berlandaskan teori muntah.
model tersebut perawat dan penulisan c. Defisit perawatan diri
memberikan intervensi kolaborasi berhubungan dengan
dengn tim medis dalam pemberian kelemahan fisik.
obat, memberikan posisi yang tepat
3. Perencanaan keperawatan yang lain serta kegiatan di rumah
dirumuskan pada klien Tn. A.F sakit.
dibuat berdasarkan diagnosa yang Saran
muncul. Teoritis
4. Tindakan keperawatan pada klien 1. Bagi Peningkatan Kualitas
Tn. A.F pada dasarnya mengikuti Asuhan Keperawatan
perencanaan yang telah dibuat Laporan studi kasus ini
dalam intervensi keperawatan yang diharapkan dapat disempurnakan
disesuaikan dengan kondisi pasien. lagi ke depan dengan asuhan
5. Evaluasi keperawatan yang komprehensif
Evaluasi tindakan yang dilakukan dan data yang update.
selama 3 hari, sejak tanggal 29 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Dan
september - 01 oktober 2016 Teknologi (IPTEK)
berdasarkan tujuan dan kriteria Diharapkan dengan adanya
hasil. Dari 3 diagnosa keperawatan laporan studi kasus yang bersifat
yang diangkat didapatkan hasil ilmiah ini, dapat menimbulkan
evaluasi, yaitu masalah nyeri dapat ide-ide kreatif dalam penerapan
diatasi sebagian, masalah asuhan keperawatan yang lebih
ketidakseimbangan nutris kurang sempurna lagi dan penanganan
dari kebutuhan tubuh dapat diatasi masalah Karsinoma Nasofaring
sebagian, masalah defisit perawatan dalam bidang teknologi modern.
diri dapat diatasi sebagian. Praktis
6. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Bagi Klien
a. Faktor pendukung Klien dan keluarga mampu
Kesediaan tenaga medis dan mengerti tentang hidup bersih dan
tenaga kesehatan di ruang 27 makanan sehat supaya selama
dalam membantu pemberian proses penyembuhan pada pasien
asuhan keperawatan sesuai tidak terjadi komplikasi ke penyakit
standar terhadap klien, sikap lainnya.
kooperatif dari pasien dan 2. Bagi Rumah Sakit (Instansi
keluarga terhadap pelaksanaan Pelayanan Kesehatan)
asuhan keperawatan, serta Mampu mengaplikasikan asuhan
adanya bimbingan yang terarah keperawatan sesuai dengan masalah
dari para pembimbing. utama klien berdasarkan
b. Faktor Penghambat kompetensi yang dimiliki dan teori
1. Keterbatasan dalam keperawatan.
penelitian ini adalah data 3. Bagi Penulis
asuhan keperawatan belum Perlu di tingkatkan lagi
terdokumentasi dengan baik pengetahuan dan daya analisis
karena perencanaan yang terhadap kasus yang di dapatkan di
digunakan selalu berulang- lapangan sesuai kompetensi
ulang yang tidak sesuai khusunya pada kasus Karsinoma
dengan keadaan klien serta Nasofaring.
dipersingkat. DAFTAR RUJUKAN
2. Waktu yang kurang cukup Adam, J.M.F., 2007, Buku Ajar: Ilmu
karena selalu bertabrakan Penyakit Dalam, Edisi keempat,
dengan laporan dinas yang 1927-1931, Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Nasir, N, 2009. Karsinoma
Jakarta. Nasofaring Kedokteran Islam.
American Society of Clinical [diakes melalui
Oncology, 2012. Nasopharyngeal http://www.nasriyadinasir.co.cc/2
Cancer. Available from: 009/12/karsinomanasofaring_20.h
http://www.cancer.net/cancer- tml
types/nasopharyngeal- Notoadmodjo, Soekidjo.
cancer/riskfactors-and-prevention 2012. Metodologi Penelitian
American Cancer Society, 2011. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasopharingeal cancer. USA: Nurarif, Amin Huda & Kusuma
American Cancer Hardhi, 2015. Aplikasi Asuhan
Society.Diunduh: http://www.can Keperawatan Berdasarkan
cer.org/acs/groups/cid/documents/ Diagnosa Medis dan Nanda NIC-
webcontent/003124-pdf.pdf NOC. Jilid 1,2&3. Jogja :
Arima, Aria, C, 2006. Paralisis MediAction.
Saraf Kranial Multipel pada Nurlita, N, 2009. Karsinoma
Karsinoma Nasofaring. [diakses Nasofaring. Ilmu Keperawatan.
melalui Available from:
http://library.usu.ac.id/download/f http://ilmukeperawatan4u.blogspo
k/ D0400193.pdf pada 17 Oktober t.com/2009/06/canasofaring.html
2016] Nursalam, 2013. Metodologi
Ballenger, J. J., 2009. Penyakit Penelitian Ilmu Keperawatan:
Telinga, Hidung, Tenggorok, Pendekatan Praktis. Ediisi 3.
Kepala, dan Leher. Tanggerang: Jakarta. Salemba Medika.
Binarupa Aksara. Punagi AQ. 2007. Ekspresi Vascular
Doenges, Marilynn E, 1999. Rencana Endothelial Growth Factor
Asuhan Keperawatan : Pedoman Receptor (VEGFR) danLatent
untuk Perencanaan dan Membrane Protein (LMP-1) pada
pendokumentasian Perawatan Karsinoma Nasofaring.
Pasien. Alih bahasa I Made Otorhinolaryngologica Indonesia,
Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC. Vol. XXXVII (4): 31-6.
Handoko Riwidikdo, 2013. Statistik Roezin & Anida. 2007. Karsinoma
Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS Nasofaring Dalam: Buku Ajar
Dalam Prosedur Penelitian. Telinga Hidung, Tenggorok
Cetakan Pertama. Yogyakarta. Kepala Dan Leher. Edisi 6.
CV. Rihama-Rohima. Jakarta: FKUI
Muttaqin, Arif, Sari, Kumala, 2011. Sugiyono, 2011. Metodologi
Asuhan Keperawatan Gangguan Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Sistem Perkemihan. Jakarta R&D. Bandung: Alfabeta.
Salemba Medika. Suryo, Joko. 2010. Herbal
National Cancer Institute, 2009. Penyembuhan Gangguan Sistem
Nasopharyngeal Cancer Pernapasan. Yogyakarta: B First.
Treatment. U.S.A [diakses pada WHO, International Agency For
18 Oktober 2014 melalui Research on Cancer 2012. Cancer
http://www.cancer.gov/cancertopi Can Be Prevented Too: Research
cs/pdq/treatment/nasopharyngeal/ For Prevension. Frence: Lyon.
HealthProfessional/page9]

Anda mungkin juga menyukai