Anda di halaman 1dari 28

INSTRUKSI KERJA

PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

1. PELAKSANA Petugas pelaksana ECG ( Perawat ).

2. PRINSIP (ECG) merupakan suatu pemeriksaan penunjang diagnosis yang


menampilkan grafik hasil catatan potensial listrik yang dihasilkan
oleh denyut jantung melalui alat (mesin ECG).
Potensial Listrik yang dihasilkan oleh jantung direkam melalui
serangkaian elektroda dan ditampilkan dalam bentuk grafik,
sehingga dapat diitepretasi oleh dokter spesialis jantung.

3. METODE Otomatis

4. ALAT Bionet Cardio Care

5. LANGKAH 5.1. Mengambil formulir permintaan pemeriksaan (FPP) di


KERJA bagian tim mutu
5.2. Memanggil pasien sesuai nomor urut laboratorium.
5.3. Melakukan verifikasi data pasien pada formulir permintaan
pemeriksaan (FPP) dan menginformasikan pemeriksaan
yang akan dilakukan.
5.4. Meminta pasien untuk membuka pakaian bagian atas (bila
pasien wanita, bra harap dilepas). Untuk pemeriksaan ECG,
jika pasien memakai ikat pinggang di minta untuk melepas,
jam tangan, HP, barang yang bersifat logam di simpan
pasien supaya tidak mengganggu kerja alat. Lalu
mempersilahkan pasien untuk berbaring di tempat tidur.
5.5. Menyarankan pasien untuk tenang (tidak bicara dan gerak),
tidak perlu tegang atau takut saat perekaman.
5.6. Bersihkan bagian yang akan dipasang elektroda dengan
kapas alkohol 70 % dan diolesi jelly ECG.
5.7. Menempelkan elektroda ECG pada lokasi yang telah
ditentukan yaitu keempat ekstremitas dan dada, sebagai
berikut :
5.7.1 V1 / C1 : pada intercosta 4 batas kanan dari
sternum.
5.7.2 V2 / C2 : pada intercosta 4 batas dari kiri sternum.
5.7.3 V3 / C3 : lokasinya diantara V2/C2 dan V4/C4.
5.7.4 V4 / C4 : pada intercosta 5, pada garis mid-
claviculair.
5.7.5 V5 / C5 : pada garis kiri anterior axillary sejajar
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

dengan V4/C4.
5.7.6 V6 / C6 : pada garis kiri mid-axillary sejajar dengan
V4 dan V5.
5.7.7 Right arm (RA) dipasang pada nadi pergelangan
tangan kanan (Warna merah)
5.7.8 Left arm (LA) dipasang pada nadi pergelangan
tangan kiri (Warna kuning)
5.7.9 Right Leg (N) dipasang pada nadi pergelangan kaki
kanan (Warna hitam)
5.7.10 Left Leg (F) dipasang pada nadi pergelangan kaki
kiri (Warna hijau)
5.8. Selanjutnya mengoperasikan alat ECG, sesuai jenis alat
ECG yang dipergunakan, yaitu ECG Bionet Cardio Care,
sebagai berikut :
5.8.1 Tekan “ON” untuk menyalakan alat ECG lalu tekan
Angka 8 untuk menu.
5.8.2 Kemudian muncul (ID, Name, Age, Gender) di isi
semua.
5.8.3 Mengontrol apakah rekaman grafik dan elektroda
ECG sudah ditempel dengan betul.
5.8.4 Bila rekaman grafik ECG dan pemasangan alat sudah
betul tekan “ESC lalu tekan 9” untuk print out hasil
rekaman ECG.
5.8.5 Tunggu sampai kertas rekaman ECG keluar dan di
tarik pelan-pelan kemudian di tempel pada
amplop/map ECG.
5.9. Setelah pemeriksaan selesai perawat mematikan alat
dengan cara tekan “ OFF “.
5.10. Melepas semua elektroda yang menempel pada pasien dan
membersihkan daerah yang terkena jelly dengan tissu.
5.11. Menandatangani kartu kontrol pelayanan dan
mempersilahkan pasien menunggu bila masih ada
pemeriksan lainnya atau meninggalkan tempat bila semua
pemeriksan sudah selesai.
5.12. Mengucapkan terimakasih pada pasien atas kerja samanya.
5.13. Merapikan alat ECG.

6. HASIL Hasil Rekaman ECG yang sudah siap akan diintepretasi oleh
Dokter Spesialis Jantung.

7. CATATAN -
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

Dibuat & disetujui oleh :


Jabatan : PELAKSANA PELAYANAN KEPALA CABANG

Tanda Tangan :
AGUSTINUS DOKI SUGIANTO

PENDAHULUAN EKG
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

1. Latar Belakang
Elekrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006).
Sewaktu impuls jantung melewati jantung,arus listrik akan menyebar ke jaringan di sekeliling
jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar ke segala arah di seluruh permukaan tubuh.
Impuls yang masuk kedalam jantung akan membangkitkan sistem konduksi pada jantung sehingga
terjadi potensial aksi. Dalam potensi aksi jantung secara umum, terdapat dua fase yang terjadi,
yaitu depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah rangsangan ketika gelombang rangsang listrik tersebar
dari nodus SA melalui sistem penghantar menuju miokardium untuk merangsang otot berkontraksi. Sedangkan
repolarisasi adalah pemulihan listrik kembali.
Tindakan Jantung memiliki suatu sistem dimana selnya mempunyai kemampuan untuk membangkitkan
dan menghantarkan impuls listrik secara spontan. Kegiatan listrik jantung dihubungkan dengan perjalanan
impuls dari jantung yang dihantaran menuju jaringan tubuh dan diukur pada permukaan tubuh menggunakan
galvanometer. Galvanometer yang khusus digunakan untuk mendeteksi dan meningkatkan aktivitas listrik yang
lebih kecil dari jantung dan kemudian dapat digambarkan pada kertas yang berjalan disebut
Elektrokardiogram(EKG). EKG dapat mencatat aktivitas listrik miokardium dari
12 posisi yang berbeda 3 posisi standar, 3 posisi unipolar, dan 6 posisi dada .Elektrokardiograf
juga dapat didefinisikan sebagai alat diagnosa yang sudah umum dan sering digunakan dalam rangka
mengukur aktivitas elektrik jantung dengan bentuk gelombang (McCann, 2004). Impuls yang bergerak akibat
adanya system konduksi jantung menciptakan elektriksitas yang kemudian dapat dimonitor dari permukaan
tubuh.Pemasangan elektrode di kulit individu dapat mendeteksi elektriksitas tersebut dan mentransmisi tersebut
ke instrumen dan merekamnya (elektrokardiogram) sebagai aktivitas jantung (McCann,2004).
Jadi pengertian EKG adalah rekaman aktivitas listrik jantung atau bioelektrikal pada jantug yan
g digambarkan dengan sebuah grafik EKG atau dengan kata lain grafik EKG menggambarkan
rekaman aktifitas listrik jantung.

A. TUJUAN PROSEDUR DAN INDIKASI


INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :


1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Indikasi dari penggunaan EKG
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG
dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis
sejumlah gelombang dan vector normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan
informasi diagnostic yang penting.
a. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
b. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark
otot jantung akut
c. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit
(mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
d. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang
berkas kanan dan kiri)
e. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
f. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung
(mis. emboli paru atau hipotermia)
B. Kompetensi Dasar
1. Kompetensi yang harus dimiliki perawat yaitu:
Mengetahui anatomi dan fisiologi jantung Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai
pompa yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dankiri. Hubungan fungsional antara
atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar khusus yang menghantarkan
impuls listrik dari atrium keventrikel. Sistem tersebut terdiri dari nodus Sinoatrial (SA),
nodusAtrioventrikuler(AV), berkas His dan serabut-serabut Purkinje. Setiap denyut jantung
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

normal merupakan hasil pembangkitan impuls listrik di SINO-


ATRIAL NODE(SA Node), yang mengatur frekuensi dan irama denyutan jantung.
Pola hantaran normal jantung dikenal sebagai IRAMA SINUS (sinus rhythm) karena denyut tersebut
berasal dari SA Node. SA Node terletak pada petemuan antara vena kava superior dengan atrium
kanan.Impuls jantung kemudian akan meninggalkan SANode dan berpencar menuju otot atrium melalui
jalur intra atrium. Rangsangan listrik ini mengakibatkan kontraksi kedua atrium. Impuls kemudian sampai
ke atrio ventrikuler node (AV Node) dimana impuls dihamburkan untuk memberikan waktu kontraksi
kedua atrium selesai dan memastikan pengisian darah diventrikel. Mengikuti penghambatan di AV Node,
impuls kemudian mencapai BERKAS HIS, lalu turun ke kanan dan kiri dari cabang berkas dan naik keserat
PURKINJE. Peristiwa ini tidak lebih
dari beberapa detik dan mengakibatkan kontraksi ventrikel. Hantaran impuls sepanjang serabut
khusus, 5kali lebih cepat dibandingkan pada serabut
otot jantung tidak khusus. Transmisi impuls yang cepat merangsang sel otot selalui kedua
ventrikel berkontraksi secara terus menerus. Frekuensi denyutan alami
pada jalur hantaran pacemaker :SANode: 60-100 x/menitAV Node: 40-60x/menit Sistem
Purkinje: 25-40 x/menit
2. Cara Membaca EKG
Untuk dapat membaca hasil EKG maka perlu pengetahuan mengenai gelombang pada
EKG. Gelombang pada EKG terdiri dari:
2.1 Gelombang P
Karakteristik gelombang P yang normal yaitu :
a. Lebar kurang dari 0,12 detik
b. Tinggi kurang dari 0,3 milivolt
c. Selalu positif di lead II
d. Selalu negative di lead AVR

2.2 Gelombang QRS Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel (waktu yang
dibutuhkan impuls untuk menuju serat Purkinje melewati bundle branches). Gelombang Q akan
tampak ketika defleksi negatif pertama terjadi dikompleks QRS. Gelombang R akan tampak
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

ketika defleksi positif pertama.Gelombang akan tampak ketika defleksi negatif kedua
atau defleksi negatif pertama setelah gelombang R.
Karakteristik gelombang QRS normal yaitu:
a. Lebar 0,06-0,12 detik
b. Tinggi tergantung lead Gelombang Q Gelombang Q adalah defleksi negative pertama pada
gelombang QRS.
2.3 Gelombang Q yang normal yaitu:
a. Lebar kurang dari 0,04 detik
b. Tinggi/dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R .Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada
gelombang QRS
2.4 Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. Di lead AVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil
atau tidak ada sama sekali.
2.5 Geombang S
Merupakan gelombang defleksi negative (ke bawah) setelah gelombang R atau gelombang Q . secara
normal , gelombang S berangsur-angsur rmenghilang pada sedapan V1-V6. Gelombang ini sering
terlihat lebih dalam di sadapan V1 dan AVR normal
2.6 Gelombang T
Gelombang T merupakan gelombang hasil repolarisasi di kedua ventrikel. Normalnya, Positif (ke
atas) dan interved (terbaik) di Avr. Gelombang T yang runcing di semua sedapan dapat
membantu menegakkan adanya hiperkalemia, sedangkan gelombang T yang tinggi pada beberapa
sedapan tertentu dapat menunjukan adanya hiperakut T yang merupakan tanda awal sebelum infark
miokard terjadi.
2.7 Gelombang U
Gelombang U merupakan gelombang yang muncul setelah gelomang T dan sebelum gelombang P
berikutnya. Umumnya merupakan suatu kelainan hipokalemia

2.8 Interval PR
Interval PR adalah garis horizontal yang diukur dari awal gelombang P hingga awal
kompleks QRS . Interval ini menggambarkan waktu yang diperlukan dari permulaan depolarisasi
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

atrium sampai awal depolarisasi ventrikel atau waktu yang diperlukan impuls listrik dari nodus SA
menuju serabut purkinje dan normalnya 0,12-0,20 detik
3. Letak Jantung Dipandang dari EKG
Dengan melihat kembali sudut-sudut yang dihasilkan dari sadapan bipolar dan unipolar pada bahasan
sebelumnya, kita akan mudah menentukan bagian-bagian dari lokai jantung dan menganalisis letak
kerusakan dinding miokard secara sistematis . Pembagian letak ini berguna dalam mendiagnosis adanya
infark dan blok pada cabang berkas yang akan diuraikan pada bahasan selanjutnya . Secara
universal jantung dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu inferior, anterior, septal, lateral, ventrikal kanan
dan posterior . Pembagian letak ini disesuaikan dengan sudut yang dihasilkan oleh sadapan bipolar dan
unipolar pada mesin EKG.
Sudut pandang yang dihasilkan dari sdapan bipolar dan unipolar ekstremitas menghasilkan sudut pandang
yang dihasilkan sudut dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, antara lain jantung bagian inferior (II,III
dan Avf) serta lateral (I dan Avl) . Di sisi lain, hasil sadapan unipolar prekordial memberikan sudut pandang
secara horizontal ke depan dan kesamping .Letak-letak sadapan unipolar prekordial V1-V6 yang meliputi
jantung bagian anterior (V3-V4), septal atau septum ventrikel (V1-2),dan lateral (V5-V6).
Sudut pandanngnya sesuai lokasi penempatan masing-masing sadapan
4. Pembentukan EKG
Ketika impuls dan nodus SA menjalar di kedua atrium, terjdai depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan
semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di Avr yang menjauhi arah
Avr sehingga defleksinya negative . Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan
RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang
QRS defleksi positif kecuali Avr. Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian
mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi postif di semua
sadapan, kecuali di Avr.
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

2. STRUKTUR ORGANISASI

2.1 Peran, tugas pokok, uraian tugas, kualifikasi


3.1 PERAN PERAWAT KESEHATAN
a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Perawat bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang
bersifat sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada pasien, keluarga,
kelompok dan masyarakat
b. Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan
Tenaga keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan termasuk
perlengkapan, peralatan dan lingkungan.Disamping itu membimbing petugas kesehatan
yang berpendidikan lebih rendah, bertanggung-jawab dalam hal administrasi
keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan
keperawatan untuk pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Pendidik Pelayanan Keperawatan
Tenaga Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga anggota keluarga.
3.2 TUGAS POKOK
Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :
a. Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan
b. Menerima pasien baru
c. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan
d. Mempersiapkan pasien keluar
e. Mengatur tugas jaga
f. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
g. Mengelola administrasi
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

3.2 KUALIFIKASI
a. Petugas pelayanan harus memiliki surat keterangan kompetensi keahlian
b. Berpendidikan dan memiliki pelatihan-pelatihan
c. Mengikuti pelatihan kompetensi EKG
d. Memiliki keterampilan dan sikap yang berkualitas

3.3 URAIAN TUGAS


a. Mempersiapkan alat dan mengatur ruangan
b Memastikan alat dalam keadaan baik
c. Menyambut pasien dengan 5S ( senyum, salam, sapa, sopan dan santun )
d. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan Dan tujuan pemeriksaan
e. Meminta persetujuan pasien
f. Menjaga privasi pasien dan kenyamanan pasien selama pemeriksaan
g. Merapikan alat setelah pemerikaan
h. Melakukan pendokumentasian

3. MARTIKULASI DAN PEMETAAN PROSEDUR

3.1 GAMBARAN UMUM


A. PENGERTIAN JANTUNG
Jantung merupakan organ muskular yang terletak di rongga dada. Jantung terletak di
bagian depan dan diapit oleh kedua organ paru. Jantung memiliki bagian berbentuk
meruncing yang disebut apeks jantung, yang pada umumnya mengarah ke kiri bawah
tubuh. Organ jantung dilapisi di bagian luar oleh suatu membran yang disebut perikardium.
Sedangkan jantung sendiri sebagian besar tersusun dari otot jantung 2 (miokardium).
Jantung memiliki empat rongga yaitu atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra dan
ventrikel sinistra. Antara bagian kanan dengan kiri dipisahkan oleh sekat/septum sehingga
darah pada satu sisi tidak bercampur dengan darah di sisi yang lain.
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

B. DASAR-DASAR FISIOLOGI
B.1. Sistem Konduksi Jantung
Secara umum jantung dibentuk oleh tiga jenis sel eksitasi :
- Sel pacemaker sebagai sumber biolistrik jantung
- Sel konduksi sebagai penghantar arus biolistrik jantung
- Sel otot jantung (miokardium) yang berfungsi untuk kontraksi

B.2. Siklus Jantung


Proses depolarisasi teratur pada jantung memicu suatu kontraksi yang menyebar melalui
miokardium. Di setiap serabut otot, kontraksi dimulai tepat setelah depolarisasi. Jantung
berkontraksi dan berelaksasi selama satu siklus jantung. Setiap siklus jantung 4 memiliki
dua fase yaitu diastolik dan sistolik. Atrium dan ventrikel tidak bersamaan ketika
mengalami kontraksi dan relaksasi.

B.3. Listrik Jantung dan Elektrokardiografi


Aktifitas listrik jantung merupakan potensial aksi serabut otot jantung. Dalam teknik
pemeriksaan klinik, kita tak dapat meletakkan suatu elektroda ekstraseluler pada permukaan
jantung, apalagi pemasangan mikroelektroda di dalam sel. Potensial aksi yang ditimbulkan
oleh aktifitas jantung cukup besar, sehingga dapat dihantarkan oleh jaringanjaringan
sekeliling jantung sampai pada permukaan badan. Sehingga potensial aksi tersebut dapat
ditangkap oleh elektroda-elektroda yang dipasang di permukaan badan. Jaringan sekitar
jantung tersebut dinamakan “volume conductor”. Impuls jantung menjalar ke bagian-bagian
jantung menurut urutan tertentu secara teratur. Ada kalanya bahwa satu bagian jantung aktif
bersifat elektronegatif pada 5 permukaannya, sedangkan bagian lain yang belum terpacu
menjadi elektropositif pada permukaannya. Selama repolarisasi beberapa bagian jantung
pulih sebagai sedia kala dan bersifat elektropositif pada permukaan, sedang bagian-bagian
lain masih dalam keadaan terpacu dan bersifat elektronegatif. Elektrokardiografi (EKG)
adalah grafik yang merekam potensial listrik pada jantung yang dihantarkan ke permukaan
badan dan tercatat sebagai perbedaan potensial pada elektroda-elektroda pada kulit.
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

Perbedaan potensial ini terjadi karena proses eksitasi yang tidak terjadi simultan pada
seluruh jantung. Elektrokardiografi merepresentasikan aktivitas listrik total pada jantung
yang direkam pada permukaan tubuh. Hal yang harus diingat adalah bahwa
elektrokardiografi merupakan “gambaran” listrik suatu objek tiga dimensi.
Gambar berikut menjelaskan keterkaitan peristiwa listrik (gelombang) EKG selama satu
siklus kontraksi-relaksasi otot jantung :
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

C. CARA PEMASANGAN ELEKTROKARDIOGRAFI


C.1. Spesifikasi dan Kalibrasi Kertas EKG
a. Kertas grafik garis horizontal dan vertikal dengan jarak 1 mm.
b. Garis lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm.
c. Garis horizontal menggambarkan waktu
1 mm = 0,04 detik
4 mm = 0,20 detik
d. Garis vertikal menggambarkan voltase
1 mm = 0,1 milivolt
10 mm = 1 milivolt
Kalibrasi standar kertas EKG adalah kecepatan 25 mm/detik dengan voltase 10
mm/milivolt (skala 1).

C.2. Lead (Sadapan)


Bila elektrokardiografi dihubungkan dengan dua titik pada tubuh, maka gambaran
spesifik dari tiap pasang hubungan ini disebut lead (sadapan). Jenis lead yang sering
digunakan pada EKG adalah:
a. Lead Ekstremitas Bipolar :
Einthoven, bapak EKG, pada th 1913 menerangkan bahwa dipol jantung dapat
digambarkan pada bidang frontal yang melalui jantung, dan seolah-olah terletak
dipusat daripada segitiga sama sisi, dimana dua sudut terletak sama tinggi di atas
dan puncak ada di bawah. Einthoven menggunakan tiga elektroda yang diletakkan
pada 8 pergelangan tangan dan kaki (limb), sehingga terbentuk tiga lead ekstremitas
bipolar untuk merekam perbedaan potensial arus bioelektrik jantung. Orientasi
polaritas dari sumbu lead ekstremitas bipolar adalah sbb (lihat gambar di bawah):
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

1) Lead I : dimana poll negatif dari elektrokardiografi dihubungkan dengan


pergelangan tangan kanan dan poll positif dihubungkan dengan pergelangan tangan
kiri.
2) Lead II : dimana poll negatif dari elektrokardiografi dihubungkan dengan
pergelangan tangan kanan dan poll positif dihubungkan dengan pergelangan kaki
kiri.
3) Lead III : dimana poll negatif dihubungkan dengan pergelangan tangan kiri dan
poll positif dengan pergelangan kaki kiri.

Dengan menggunakan tiga lead tersebut akan membentuk segitiga sama sisi dengan
posisi jantung di tengah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tubuh merupakan
volume konduktor yang baik. Jadi lead I sebenarnya mengukur perbedaan potensial
dari semua arus bioelektrik jantung yang merambat horizontal. Demikian pula lead
II dan III masing-masing akan mengukur perbedaan potensial dari semua arus
bioelektrik jantung yang membentuk sudut 60° dari kuadran kiri atas ke kanan
bawah, dan dari kuadran kanan atas ke kiri bawah.

Gambar Orientasi polaritas dari sumbu lead ekstremitas bipolar


INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

b. Lead Ekstremitas Unipolar :


Terdiri dari 3 macam lead, yaitu:
1. aVR = bila poll positif dihubungkan dengan lengan kanan
2. aVL= bila poll positif dihubungkan dengan lengan kiri
3. aVF= bila poll positif dihubungkan dengan kaki kiri

Gambar : Gabungan 3 macam lead ekstremitas unipolar dengan lead ekstremitas


bipolar (kiri) serta besar derajatnya (kanan).

c. Lead Prekordial
Pemeriksaan EKG juga memerlukan pemasangan lead pada dinding depan dada di
atas jantung. Lead ini dihubungkan dengan terminal positif pada elektrokardiografi,
dan elektroda negatif atau disebut pula elektroda indifferens biasanya dihubungkan
melalui tahanan listrik pada lengan kanan, lengan kiri dan kaki kiri bersamaan. Pada
elektroda indifferens ini dibuat selalu berpotensial nol (0). Pemasangan lead hanya
dengan satu elektroda yang aktif, dinamakan unipolar lead. Dibedakan 6 macam
lead prekordial, yaitu:
V1 = elektroda positif pada spatium intercostale (s.i.c) IV linea parasternalis kanan
V2 = elektroda positif pada s.i.c. IV linea parasternalis kiri
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

V3 = antara V2 dan V4
V4 = elektroda positif pada s.i.c V pada linea medio klavikularis kiri
V5 = elektroda positif pada s.i.c V pada linea aksilaris anterior kiri
V6 = elektroda positif pada s.i.c V pada linea aksilaris medialis kiri

Gambar : Posisi lead prekordial pada dinding dada

D. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN EKG


D.1. Morfologi Gelombang EKG
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

Gambar : Morfologi gelombang EKG (atas) dan kertas EKG dengan kalibrasi
standar (bawah)

KETERANGAN :
- Gelombang P: aktivasi atrium.
Lebar < 0,12 detik
Tinggi < 0,3 milivolt
Selalu positif di lead II dan negatif di lead aVR
- Interval PR: durasi konduksi AV
Dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS
Durasi normal 0,12–0,20 detik
- Kompleks QRS: aktivasi ventrikel kanan dan kiri
Lebar 0,06–0,12 detik
Panjang bervariasi di antara tiap lead
Gelombang Q : defleksi negatif pertama
Gelombang R : defleksi positif pertama
Gelombang S : defleksi negatif setelah gelombang R
- Durasi kompleks QRS: durasi depolarisasi otot ventrikel
- Interval PP: durasi siklus atrium
- Interval RR: durasi siklus ventrikel
- Interval QT: durasi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

- Segmen ST
Dari akhir gelombang S hingga awal gelombang T
Normal: isoelektrik
- Gelombang T
Positif di lead I, II, V3–V6 dan negatif di Avr

Ukuran kotak kecil: 1 mm dan ukuran kotak besar: 5 mm. Kecepatan kertas
pencatatan 25 mm/detik, berarti satu kotak kecil adalah 0,04 detik. Amplitudo
standar 1 milivolt.

D.2. Interpretasi EKG 1).


Irama :
Dalam keadaan normal impuls untuk kontraksi jantung berasal dari nodus SA
dengan melewati serabut-serabut otot atrium impuls diteruskan ke nodus AV, dan
 jaringan Purkinye cabang His kiri dan kanan seterusnya melalui berkas His
akhirnya ke serabut otot ventrikel. Disini nodus SA menjadi pacemaker utama dan
pacemaker lain yang terletak lebih rendah tidak berfungsi. Apabila nodus SA
terganggu maka fungsi sebagai pacemaker digantikan oleh pacemaker yang lain.
Irama jantung normal demikian dinamakan irama sinus yaitu iramanya
teratur, dan tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS. Irama sinus merupakan
irama yang normal dari jantung dan nodus SA sebagai pacemaker. Jika irama
jantung ditimbulkan oleh impuls yang berasal dari pacemaker yang terletak di luar
nodus SA disebut irama ektopik.
Adanya perubahan-perubahan yang ringan dari panjang siklus masih
dianggap irama sinus yang normal. Akan tetapi apabila variasi antara siklus yang
paling panjang dan paling pendek melebihi 0,12 detik maka perubahan irama ini
dinamakan sinus aritmia.
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

a. Irama Sinus

b. Sinus Aritmia

c. Atrial Fibrillation (AF)

d. Ventricular Tachycardia (VT)


INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

e. Ventricular Fibrillation (VF)

e. Supraventricular Tachycardia (SVT)

2) Frekuensi :
Frekuensi jantung pada orang dewasa normal antara 60 sampai 100 kali/menit.
Sinus takikardia ialah irama sinus dengan frekuensi jantung pada orang dewasa lebih dari 100
kali/menit, pada anak-anak lebih dari 120 kali/menit dan pada bayi lebih dari 150 kali/menit.
Sinus bradikardia ialah irama sinus dengan frekuensi jantung kurang dari 60 denyut/menit. a.
Cara menghitung frekuensi jantung bila teratur/reguler Bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
i. 1500 dibagi dengan jumlah kotak kecil antara R-R interval atau P-P interval.
ii. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R-R interval atau P-P interval.

c. Cara menghitung frekuensi jantung bila tidak teratur/irreguler Menghitung frekuensi


jantung jika irama jantung tidak teratur yaitu dengan cara mengitung jumlah RR
interval dalam 6 detik lalu dikalikan dengan 10. Contoh: dalam 6 detik (30 kotak
kecil) didapatkan 8 RR interval lalu dikalikan 10 sehingga frekuensi jantung adalah
80 kali/menit
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

3) Aksis :
Yang dimaksud dengan posisi jantung dalam elektrokardiografi adalah posisi listrik dari
jantung pada waktu berkontraksi dan bukan dalam arti posisi anatomis. Pada pencatatan EKG
kita akan mengetahui posisi jantung terhadap rongga dada. Untuk menghitung aksis jantung bisa
menggunakan resultan vektor kompleks QRS di lead I dan lead aVF karena kedua lead tersebut
memiliki posisi yang saling tegak lurus.

4) Gelombang P :
a. Durasi gelombang P normal Gelombang P: ialah suatu defleksi yang disebabkan oleh proses
depolarisasi atrium.Terjadinya gelombang P adalah akibat depolarisasi atrium menyebar secara
radial dari nodus SA ke nodus AV (atrium conduction time). Gelombang P yang normal
memenuhi kriteria sbb:
a. panjang gelombang tidak lebih dari 0,12 detik
b. tinggi atau amplitudo tidak lebih dari 3 mm
c. biasanya defleksi ke atas (positif) pada lead-lead I, II, aVL dan V3-V6
d. biasanya defleksi ke bawah (negatif) pada aVR, sering pula pada V1 dan kadang-
kadang V2

c. Gelombang P mitral dan P pulmonal

Gambar : Gelombang P normal (kiri), P mitral (tengah) dan P Pulmonal (kanan).


P mitral adalah gelombang P yang melebar (>0,12 detik) dengan notch yang menandakan
pembesaran atrium kiri. Pada kondisi ini juga bisa ditemukan P bifasik di lead V1. P pulmonal
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

adalah gelombang P yang tinggi dengan amplitudo >3 kotak kecil yang menandakan pembesaran
atrium kanan.
Bila ditemukan gelombang P yang inversi (defleksi negatif pada lead yang seharusnya
defleksi positif) menandakan depolarisasi atrium dengan arah yang abnormal atau pacemaker
bukan nodus SA, melainkan pada bagian lain atrium atau dextrocardia.

5) Interval PR:
Interval P-R: atau lebih teliti disebut P-Q interval, diukur dari permulaan timbulnya gelombang P
sampai permulaan kompleks QRS. Ini menunjukkan lamanya konduksi atrio ventrikuler di mana
termasuk pula waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan bagian awal dan repolarisasi
atrium. Repolarisasi atrium bagian akhir terjadi bersamaan waktunya dengan depolarisasi
ventrikuler. Nilai interval P-R normal ialah: 0,12-0,20 detik.

6) Segmen PR:
Segmen P-R adalah jarak antara akhir gelombang P sampai permulaan kompleks QRS. Dalam
keadaan normal segmen PR berada dalam garis isoelektrik atau sedikit depresi dengan panjang
tidak lebih dari 0,8 mm. Segmen P-R ini menggambarkan delay of exitation pada nodus AV (atau
kelambatan transmisi impuls pada nodus AV).

7) Kompleks QRS:
Yang perlu diperhatikan pada kompleks QRS adalah:
a. Durasi kompleks QRS:
Menunjukkan waktu depolarisasi ventrikel (total ventricular depolarization time), diukur dari
permulaan gelombang Q (atau permulaan R bila Q tak tampak), sampai akhir gelombang S.
Nilai normal durasi kompleks QRS adalah 0,08-0,10 detik. V.A.T atau disebut juga intrinsic
deflection ialah waktu yang diperlukan bagi impuls melintasi miokardium atau dari
endokardium sampai epikardium, diukur dari awal gelombang Q sampai puncak gelombang
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

R. V.A.T tidak boleh lebih dari 0,03 detik pada V1 dan V2, dan tidak boleh lebih dari 0,05
pada V5 dan V6.

b . Gelombang Q patologis
Gelombang Q patologis merupakan tanda suatu infark miokard lama. Karakteristik
gelombang Q patologis yaitu lebarnya melebihi 0,04 detik dan dalamnya melebihi sepertiga
dari tinggi gelombang R pada kompleks QRS yang sama. Karena gelombang Q patologis
menunjukkan letak infark miokard, maka untuk mendiagnosis infark miokard lama harus
melihat gelombang Q patologis sekurang-kurangnya pada dua lead yang berhubungan.

c . Blok berkas his


Blok berkas his dibedakan menjadi 2 macam, yaitu right bundle brach block (RBBB) dan left
bundle brach block (LBBB).

8) Segmen S-T :
Segmen S-T disebut juga segmen Rs-T, ialah pengukuran waktu dari akhir kompleks QRS
sampai awal gelombang T. Ini menunjukkan waktu di mana kedua ventrikel dalam keadaan
aktif (excited state) sebelum dimulai repolarisasi. Titik 20 yang menunjukkan di mana
kompleks QRS berakhir dan segmen S-T dimulai, biasa disebut J point. Segmen S-T yang
tidak isoelektrik (tidak sejajar dengan segmen P-R atau garis dasar), naik atau turun sampai 2
mm pada lead prekordial (dr.R. Mohammad Saleh menyebutkan 1 mm di atas atau di bawah
garis) dianggap tidak normal. Bila segmen ST naik disebut S-T elevasi dan bila turun disebut
S-T depresi, keduanya merupakan tanda penyakit jantung koroner. Panjang segmen S-T
normal antara 0,05-0,15 detik (interval ST).
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

9) Gelombang T :
Gelombang T ialah suatu defleksi yang dihasilkan oleh proses repolarisasi ventrikel
jantung. Panjang gelombang T biasanya 0,10-0,25 detik. Pada EKG yang normal maka
gelombang T adalah sbb : - positif (upward) di lead I dan II; dan mendatar, bifasik atau
negatif di lead III 22 - negatif (inversi) di aVR; dan positif, negatif atau bifasik pada aVL atau
aVF. - negatif (inversi) di V1; dan positif di V2 sampai V6.

10) Gelombang U :
Gelombang U biasanya mengikuti gelombang T, mungkin dihasilkan oleh proses
repolarisasi lambat ventrikel. Gelombang U adalah defleksi yang positif dan kecil setelah
gelombang T sebelum gelombang P, juga dinamakan after potensial. Gelombang U yang
negatif (inversi) selalu abnormal.

11) Interval Q-T


Interval Q-T diukur mulai dari permulaan gelombang Q sampai pada akhir gelombang T,
menggambarkan lamanya proses listrik saat sistolik ventrikel (duration of electrical systole)
atau depolarisasi ventrikel dan repolarisasinya. Interval Q-T ini berubahubah tergantung
frekuensi jantung, jadi harus dikoreksi sesuai frekuensi jantungnya (QTc). Untuk koreksi ini
menggunakan normogram yang memberikan Q-Tc untuk frekuensi jantung 60x/menit. Q-Tc
normal pada laki-laki tidak boleh lebih dari 0,42 detik dan pada wanita tidak boleh lebih dari
0,45 detik (dr.R. Mohammad Saleh mengatakan 0,35-0,44 detik).

12) Lain-lain :
a. VES=Ventricular Extra Systole (PVC=Premature Ventricular Contraction)
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

d. SVES=Supraventricular Extra Systole (PAC= Premature Atrial Contraction)

4. URAIAN PROSEDUR STANDAR

Penggunaan Elektrokardiogram hanya dilakukan :


 Sesuai indikasi / ketentuan
 Atas instruksi dokter

Langkah-langkah pemasangan EKG


1. Atur Posisi Pasien, posisi pasien diatur terlentang datar
2. Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang,
logam lain agar dilepas
3. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda.
4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.
5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai.
6. Memasang arde.
7. Menghidupkan monitor Elektrokardiogram.
8. Menyambungkan kabel Elektrokardiogram pada kedua tungkai pergelangan tangan dan
kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III,
AVR, AVL, AVF) dengan cara :
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

 Warna merah pada pergelangan tangan kanan


 Warna hijau pada kaki kiri
 Warna hitam pada kaki kanan.
 Warna kuning pada pergelangan tangan kiri.
 Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead

o V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan


o V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri
o V3 pada pertengahan V2 dan V4
o V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri
o V5 pada axila sebelah depan kiri
o V6 pada axila sebelah belakang kiri

9. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik


10. Bila rekaman Elektrokardiogram telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat
ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
11. Pasien dibantu merapihkan pakaian.

5. BUKTI – BUKTI
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

 CONTOH HASIL PEMERIKSAAN

Irama jantung Irama sinus


Frekuensi denyut jantung 69x/mnt
Aksis jantung 60˚
Gelombang P normal
Interval P-R 0,14 detik
Segmen P-R 0,4 detik
Kompleks QRS Normal
Gelombang Q Tidak ada
Segmen ST Isoelektrik (normal)
Gelombang T Normal
Gelombang U Tidak ada
Interval QT 0,38 detik
Transitional zone Lead V3 (normal)
Kesimpulan interpretasi Irama sinus normal

6. SISTEM PELAPORAN
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004

6.1 Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak .
Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-
keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas
program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya.

Kebijakan yang perlu dalam pelaksanaan EKG adalah


1. Petugas yang melakukan perekaman EKG harus menyampaikan hasil ke DPJP
2. Petugas yang melaporkan hasil harus mencatat Tanggal dan waktu dan Daftar nama
pasien
3. Petugas yang menerima hasil melakukan proses pelaporan di dalam rekam medic
Dan menginformasikan ke pasien dengan hasil rekaman tersebut, apabila ada
indikasi yang berlanjut,menganjurkan pasien untuk melakukan konsultasi
selanjutnya ke dokter DPJP untuk mendapatkan penanganan berlanjut.

6.2 Sistematika

6.3 Format Laporan

(terlampir)

Anda mungkin juga menyukai