3. METODE Otomatis
dengan V4/C4.
5.7.6 V6 / C6 : pada garis kiri mid-axillary sejajar dengan
V4 dan V5.
5.7.7 Right arm (RA) dipasang pada nadi pergelangan
tangan kanan (Warna merah)
5.7.8 Left arm (LA) dipasang pada nadi pergelangan
tangan kiri (Warna kuning)
5.7.9 Right Leg (N) dipasang pada nadi pergelangan kaki
kanan (Warna hitam)
5.7.10 Left Leg (F) dipasang pada nadi pergelangan kaki
kiri (Warna hijau)
5.8. Selanjutnya mengoperasikan alat ECG, sesuai jenis alat
ECG yang dipergunakan, yaitu ECG Bionet Cardio Care,
sebagai berikut :
5.8.1 Tekan “ON” untuk menyalakan alat ECG lalu tekan
Angka 8 untuk menu.
5.8.2 Kemudian muncul (ID, Name, Age, Gender) di isi
semua.
5.8.3 Mengontrol apakah rekaman grafik dan elektroda
ECG sudah ditempel dengan betul.
5.8.4 Bila rekaman grafik ECG dan pemasangan alat sudah
betul tekan “ESC lalu tekan 9” untuk print out hasil
rekaman ECG.
5.8.5 Tunggu sampai kertas rekaman ECG keluar dan di
tarik pelan-pelan kemudian di tempel pada
amplop/map ECG.
5.9. Setelah pemeriksaan selesai perawat mematikan alat
dengan cara tekan “ OFF “.
5.10. Melepas semua elektroda yang menempel pada pasien dan
membersihkan daerah yang terkena jelly dengan tissu.
5.11. Menandatangani kartu kontrol pelayanan dan
mempersilahkan pasien menunggu bila masih ada
pemeriksan lainnya atau meninggalkan tempat bila semua
pemeriksan sudah selesai.
5.12. Mengucapkan terimakasih pada pasien atas kerja samanya.
5.13. Merapikan alat ECG.
6. HASIL Hasil Rekaman ECG yang sudah siap akan diintepretasi oleh
Dokter Spesialis Jantung.
7. CATATAN -
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
Tanda Tangan :
AGUSTINUS DOKI SUGIANTO
PENDAHULUAN EKG
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
1. Latar Belakang
Elekrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006).
Sewaktu impuls jantung melewati jantung,arus listrik akan menyebar ke jaringan di sekeliling
jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar ke segala arah di seluruh permukaan tubuh.
Impuls yang masuk kedalam jantung akan membangkitkan sistem konduksi pada jantung sehingga
terjadi potensial aksi. Dalam potensi aksi jantung secara umum, terdapat dua fase yang terjadi,
yaitu depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah rangsangan ketika gelombang rangsang listrik tersebar
dari nodus SA melalui sistem penghantar menuju miokardium untuk merangsang otot berkontraksi. Sedangkan
repolarisasi adalah pemulihan listrik kembali.
Tindakan Jantung memiliki suatu sistem dimana selnya mempunyai kemampuan untuk membangkitkan
dan menghantarkan impuls listrik secara spontan. Kegiatan listrik jantung dihubungkan dengan perjalanan
impuls dari jantung yang dihantaran menuju jaringan tubuh dan diukur pada permukaan tubuh menggunakan
galvanometer. Galvanometer yang khusus digunakan untuk mendeteksi dan meningkatkan aktivitas listrik yang
lebih kecil dari jantung dan kemudian dapat digambarkan pada kertas yang berjalan disebut
Elektrokardiogram(EKG). EKG dapat mencatat aktivitas listrik miokardium dari
12 posisi yang berbeda 3 posisi standar, 3 posisi unipolar, dan 6 posisi dada .Elektrokardiograf
juga dapat didefinisikan sebagai alat diagnosa yang sudah umum dan sering digunakan dalam rangka
mengukur aktivitas elektrik jantung dengan bentuk gelombang (McCann, 2004). Impuls yang bergerak akibat
adanya system konduksi jantung menciptakan elektriksitas yang kemudian dapat dimonitor dari permukaan
tubuh.Pemasangan elektrode di kulit individu dapat mendeteksi elektriksitas tersebut dan mentransmisi tersebut
ke instrumen dan merekamnya (elektrokardiogram) sebagai aktivitas jantung (McCann,2004).
Jadi pengertian EKG adalah rekaman aktivitas listrik jantung atau bioelektrikal pada jantug yan
g digambarkan dengan sebuah grafik EKG atau dengan kata lain grafik EKG menggambarkan
rekaman aktifitas listrik jantung.
2.2 Gelombang QRS Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel (waktu yang
dibutuhkan impuls untuk menuju serat Purkinje melewati bundle branches). Gelombang Q akan
tampak ketika defleksi negatif pertama terjadi dikompleks QRS. Gelombang R akan tampak
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
ketika defleksi positif pertama.Gelombang akan tampak ketika defleksi negatif kedua
atau defleksi negatif pertama setelah gelombang R.
Karakteristik gelombang QRS normal yaitu:
a. Lebar 0,06-0,12 detik
b. Tinggi tergantung lead Gelombang Q Gelombang Q adalah defleksi negative pertama pada
gelombang QRS.
2.3 Gelombang Q yang normal yaitu:
a. Lebar kurang dari 0,04 detik
b. Tinggi/dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R .Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada
gelombang QRS
2.4 Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. Di lead AVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil
atau tidak ada sama sekali.
2.5 Geombang S
Merupakan gelombang defleksi negative (ke bawah) setelah gelombang R atau gelombang Q . secara
normal , gelombang S berangsur-angsur rmenghilang pada sedapan V1-V6. Gelombang ini sering
terlihat lebih dalam di sadapan V1 dan AVR normal
2.6 Gelombang T
Gelombang T merupakan gelombang hasil repolarisasi di kedua ventrikel. Normalnya, Positif (ke
atas) dan interved (terbaik) di Avr. Gelombang T yang runcing di semua sedapan dapat
membantu menegakkan adanya hiperkalemia, sedangkan gelombang T yang tinggi pada beberapa
sedapan tertentu dapat menunjukan adanya hiperakut T yang merupakan tanda awal sebelum infark
miokard terjadi.
2.7 Gelombang U
Gelombang U merupakan gelombang yang muncul setelah gelomang T dan sebelum gelombang P
berikutnya. Umumnya merupakan suatu kelainan hipokalemia
2.8 Interval PR
Interval PR adalah garis horizontal yang diukur dari awal gelombang P hingga awal
kompleks QRS . Interval ini menggambarkan waktu yang diperlukan dari permulaan depolarisasi
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
atrium sampai awal depolarisasi ventrikel atau waktu yang diperlukan impuls listrik dari nodus SA
menuju serabut purkinje dan normalnya 0,12-0,20 detik
3. Letak Jantung Dipandang dari EKG
Dengan melihat kembali sudut-sudut yang dihasilkan dari sadapan bipolar dan unipolar pada bahasan
sebelumnya, kita akan mudah menentukan bagian-bagian dari lokai jantung dan menganalisis letak
kerusakan dinding miokard secara sistematis . Pembagian letak ini berguna dalam mendiagnosis adanya
infark dan blok pada cabang berkas yang akan diuraikan pada bahasan selanjutnya . Secara
universal jantung dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu inferior, anterior, septal, lateral, ventrikal kanan
dan posterior . Pembagian letak ini disesuaikan dengan sudut yang dihasilkan oleh sadapan bipolar dan
unipolar pada mesin EKG.
Sudut pandang yang dihasilkan dari sdapan bipolar dan unipolar ekstremitas menghasilkan sudut pandang
yang dihasilkan sudut dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, antara lain jantung bagian inferior (II,III
dan Avf) serta lateral (I dan Avl) . Di sisi lain, hasil sadapan unipolar prekordial memberikan sudut pandang
secara horizontal ke depan dan kesamping .Letak-letak sadapan unipolar prekordial V1-V6 yang meliputi
jantung bagian anterior (V3-V4), septal atau septum ventrikel (V1-2),dan lateral (V5-V6).
Sudut pandanngnya sesuai lokasi penempatan masing-masing sadapan
4. Pembentukan EKG
Ketika impuls dan nodus SA menjalar di kedua atrium, terjdai depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan
semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di Avr yang menjauhi arah
Avr sehingga defleksinya negative . Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan
RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang
QRS defleksi positif kecuali Avr. Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian
mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi postif di semua
sadapan, kecuali di Avr.
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
2. STRUKTUR ORGANISASI
3.2 KUALIFIKASI
a. Petugas pelayanan harus memiliki surat keterangan kompetensi keahlian
b. Berpendidikan dan memiliki pelatihan-pelatihan
c. Mengikuti pelatihan kompetensi EKG
d. Memiliki keterampilan dan sikap yang berkualitas
B. DASAR-DASAR FISIOLOGI
B.1. Sistem Konduksi Jantung
Secara umum jantung dibentuk oleh tiga jenis sel eksitasi :
- Sel pacemaker sebagai sumber biolistrik jantung
- Sel konduksi sebagai penghantar arus biolistrik jantung
- Sel otot jantung (miokardium) yang berfungsi untuk kontraksi
Perbedaan potensial ini terjadi karena proses eksitasi yang tidak terjadi simultan pada
seluruh jantung. Elektrokardiografi merepresentasikan aktivitas listrik total pada jantung
yang direkam pada permukaan tubuh. Hal yang harus diingat adalah bahwa
elektrokardiografi merupakan “gambaran” listrik suatu objek tiga dimensi.
Gambar berikut menjelaskan keterkaitan peristiwa listrik (gelombang) EKG selama satu
siklus kontraksi-relaksasi otot jantung :
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
Dengan menggunakan tiga lead tersebut akan membentuk segitiga sama sisi dengan
posisi jantung di tengah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tubuh merupakan
volume konduktor yang baik. Jadi lead I sebenarnya mengukur perbedaan potensial
dari semua arus bioelektrik jantung yang merambat horizontal. Demikian pula lead
II dan III masing-masing akan mengukur perbedaan potensial dari semua arus
bioelektrik jantung yang membentuk sudut 60° dari kuadran kiri atas ke kanan
bawah, dan dari kuadran kanan atas ke kiri bawah.
c. Lead Prekordial
Pemeriksaan EKG juga memerlukan pemasangan lead pada dinding depan dada di
atas jantung. Lead ini dihubungkan dengan terminal positif pada elektrokardiografi,
dan elektroda negatif atau disebut pula elektroda indifferens biasanya dihubungkan
melalui tahanan listrik pada lengan kanan, lengan kiri dan kaki kiri bersamaan. Pada
elektroda indifferens ini dibuat selalu berpotensial nol (0). Pemasangan lead hanya
dengan satu elektroda yang aktif, dinamakan unipolar lead. Dibedakan 6 macam
lead prekordial, yaitu:
V1 = elektroda positif pada spatium intercostale (s.i.c) IV linea parasternalis kanan
V2 = elektroda positif pada s.i.c. IV linea parasternalis kiri
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
V3 = antara V2 dan V4
V4 = elektroda positif pada s.i.c V pada linea medio klavikularis kiri
V5 = elektroda positif pada s.i.c V pada linea aksilaris anterior kiri
V6 = elektroda positif pada s.i.c V pada linea aksilaris medialis kiri
Gambar : Morfologi gelombang EKG (atas) dan kertas EKG dengan kalibrasi
standar (bawah)
KETERANGAN :
- Gelombang P: aktivasi atrium.
Lebar < 0,12 detik
Tinggi < 0,3 milivolt
Selalu positif di lead II dan negatif di lead aVR
- Interval PR: durasi konduksi AV
Dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS
Durasi normal 0,12–0,20 detik
- Kompleks QRS: aktivasi ventrikel kanan dan kiri
Lebar 0,06–0,12 detik
Panjang bervariasi di antara tiap lead
Gelombang Q : defleksi negatif pertama
Gelombang R : defleksi positif pertama
Gelombang S : defleksi negatif setelah gelombang R
- Durasi kompleks QRS: durasi depolarisasi otot ventrikel
- Interval PP: durasi siklus atrium
- Interval RR: durasi siklus ventrikel
- Interval QT: durasi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
- Segmen ST
Dari akhir gelombang S hingga awal gelombang T
Normal: isoelektrik
- Gelombang T
Positif di lead I, II, V3–V6 dan negatif di Avr
Ukuran kotak kecil: 1 mm dan ukuran kotak besar: 5 mm. Kecepatan kertas
pencatatan 25 mm/detik, berarti satu kotak kecil adalah 0,04 detik. Amplitudo
standar 1 milivolt.
a. Irama Sinus
b. Sinus Aritmia
2) Frekuensi :
Frekuensi jantung pada orang dewasa normal antara 60 sampai 100 kali/menit.
Sinus takikardia ialah irama sinus dengan frekuensi jantung pada orang dewasa lebih dari 100
kali/menit, pada anak-anak lebih dari 120 kali/menit dan pada bayi lebih dari 150 kali/menit.
Sinus bradikardia ialah irama sinus dengan frekuensi jantung kurang dari 60 denyut/menit. a.
Cara menghitung frekuensi jantung bila teratur/reguler Bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
i. 1500 dibagi dengan jumlah kotak kecil antara R-R interval atau P-P interval.
ii. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R-R interval atau P-P interval.
3) Aksis :
Yang dimaksud dengan posisi jantung dalam elektrokardiografi adalah posisi listrik dari
jantung pada waktu berkontraksi dan bukan dalam arti posisi anatomis. Pada pencatatan EKG
kita akan mengetahui posisi jantung terhadap rongga dada. Untuk menghitung aksis jantung bisa
menggunakan resultan vektor kompleks QRS di lead I dan lead aVF karena kedua lead tersebut
memiliki posisi yang saling tegak lurus.
4) Gelombang P :
a. Durasi gelombang P normal Gelombang P: ialah suatu defleksi yang disebabkan oleh proses
depolarisasi atrium.Terjadinya gelombang P adalah akibat depolarisasi atrium menyebar secara
radial dari nodus SA ke nodus AV (atrium conduction time). Gelombang P yang normal
memenuhi kriteria sbb:
a. panjang gelombang tidak lebih dari 0,12 detik
b. tinggi atau amplitudo tidak lebih dari 3 mm
c. biasanya defleksi ke atas (positif) pada lead-lead I, II, aVL dan V3-V6
d. biasanya defleksi ke bawah (negatif) pada aVR, sering pula pada V1 dan kadang-
kadang V2
adalah gelombang P yang tinggi dengan amplitudo >3 kotak kecil yang menandakan pembesaran
atrium kanan.
Bila ditemukan gelombang P yang inversi (defleksi negatif pada lead yang seharusnya
defleksi positif) menandakan depolarisasi atrium dengan arah yang abnormal atau pacemaker
bukan nodus SA, melainkan pada bagian lain atrium atau dextrocardia.
5) Interval PR:
Interval P-R: atau lebih teliti disebut P-Q interval, diukur dari permulaan timbulnya gelombang P
sampai permulaan kompleks QRS. Ini menunjukkan lamanya konduksi atrio ventrikuler di mana
termasuk pula waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan bagian awal dan repolarisasi
atrium. Repolarisasi atrium bagian akhir terjadi bersamaan waktunya dengan depolarisasi
ventrikuler. Nilai interval P-R normal ialah: 0,12-0,20 detik.
6) Segmen PR:
Segmen P-R adalah jarak antara akhir gelombang P sampai permulaan kompleks QRS. Dalam
keadaan normal segmen PR berada dalam garis isoelektrik atau sedikit depresi dengan panjang
tidak lebih dari 0,8 mm. Segmen P-R ini menggambarkan delay of exitation pada nodus AV (atau
kelambatan transmisi impuls pada nodus AV).
7) Kompleks QRS:
Yang perlu diperhatikan pada kompleks QRS adalah:
a. Durasi kompleks QRS:
Menunjukkan waktu depolarisasi ventrikel (total ventricular depolarization time), diukur dari
permulaan gelombang Q (atau permulaan R bila Q tak tampak), sampai akhir gelombang S.
Nilai normal durasi kompleks QRS adalah 0,08-0,10 detik. V.A.T atau disebut juga intrinsic
deflection ialah waktu yang diperlukan bagi impuls melintasi miokardium atau dari
endokardium sampai epikardium, diukur dari awal gelombang Q sampai puncak gelombang
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
R. V.A.T tidak boleh lebih dari 0,03 detik pada V1 dan V2, dan tidak boleh lebih dari 0,05
pada V5 dan V6.
b . Gelombang Q patologis
Gelombang Q patologis merupakan tanda suatu infark miokard lama. Karakteristik
gelombang Q patologis yaitu lebarnya melebihi 0,04 detik dan dalamnya melebihi sepertiga
dari tinggi gelombang R pada kompleks QRS yang sama. Karena gelombang Q patologis
menunjukkan letak infark miokard, maka untuk mendiagnosis infark miokard lama harus
melihat gelombang Q patologis sekurang-kurangnya pada dua lead yang berhubungan.
8) Segmen S-T :
Segmen S-T disebut juga segmen Rs-T, ialah pengukuran waktu dari akhir kompleks QRS
sampai awal gelombang T. Ini menunjukkan waktu di mana kedua ventrikel dalam keadaan
aktif (excited state) sebelum dimulai repolarisasi. Titik 20 yang menunjukkan di mana
kompleks QRS berakhir dan segmen S-T dimulai, biasa disebut J point. Segmen S-T yang
tidak isoelektrik (tidak sejajar dengan segmen P-R atau garis dasar), naik atau turun sampai 2
mm pada lead prekordial (dr.R. Mohammad Saleh menyebutkan 1 mm di atas atau di bawah
garis) dianggap tidak normal. Bila segmen ST naik disebut S-T elevasi dan bila turun disebut
S-T depresi, keduanya merupakan tanda penyakit jantung koroner. Panjang segmen S-T
normal antara 0,05-0,15 detik (interval ST).
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
9) Gelombang T :
Gelombang T ialah suatu defleksi yang dihasilkan oleh proses repolarisasi ventrikel
jantung. Panjang gelombang T biasanya 0,10-0,25 detik. Pada EKG yang normal maka
gelombang T adalah sbb : - positif (upward) di lead I dan II; dan mendatar, bifasik atau
negatif di lead III 22 - negatif (inversi) di aVR; dan positif, negatif atau bifasik pada aVL atau
aVF. - negatif (inversi) di V1; dan positif di V2 sampai V6.
10) Gelombang U :
Gelombang U biasanya mengikuti gelombang T, mungkin dihasilkan oleh proses
repolarisasi lambat ventrikel. Gelombang U adalah defleksi yang positif dan kecil setelah
gelombang T sebelum gelombang P, juga dinamakan after potensial. Gelombang U yang
negatif (inversi) selalu abnormal.
12) Lain-lain :
a. VES=Ventricular Extra Systole (PVC=Premature Ventricular Contraction)
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
5. BUKTI – BUKTI
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
6. SISTEM PELAPORAN
INSTRUKSI KERJA
PROSEDUR ELECTROCARDIOGRAPHY 004
6.1 Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak .
Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-
keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas
program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya.
6.2 Sistematika
(terlampir)