Anda di halaman 1dari 20

SYRINGE PUMP

SOP SYRINGE PUMP

MANUAL PROSEDUR SYRINGE PUMP

1. PENGERTIAN SYRINGE PUMP


Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian
medikasi intravena pada klien.

2. TUJUAN PENGGUNAAN SYRINGE PUMP


Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien.
Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian
yang lama.
3. PERSIAPAN ALAT
a.

Syringe pump dan tiang penyangga

b.

Spuit 10 cc/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien.

c.

Selang penghubung.

4. PROSEDUR KERJA
1.
2.
3.

Bawa alat-alat ke dekat klien.


Siapkan spuit dan medikasi klien.
Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan akses
intravena.

4.

Nyalakan syringe pump.

5.

Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.

6.

Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.

7.
8.

Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara
dan lampu yang menyala merah.
Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.

5. PENYELESAIAN
1.
2.

Merapikan alat
Merapikan pasien

3. Pencatatan dan pelaporan

ANALISA PEMAKAIAN SYRING PUMP


PADA PASIEN DI ICCU
Juniartha Semara Putra
ANALISA PEMAKAIAN SYRING PUMP PADA PASIEN DI ICCU
Data
Pasien Wyn Suadnyana, laki-laki, 47 tahun, diagnosa PJK IMA dilakukan pemberian
Isoketdengan menggunakan syring pump.Pada pemeriksaan ditemukan HR 88 x/mnt, RR 20
x/mnt, TD 133/86 mmHg. Pada hasil EKG ditemukan interpretasi infark luas pada anterior.
Adapun ulasan materi dan analisa pemakaian syringe pump sebagai berikut,
Pengertian
Salah satu cara untuk memberikan obat melalui pembuluh darah balik / vena dengan alat
yang namanya syring pump
Tujuan pemakaian syringe pump
1. Untuk memberikan obat melalui vena dengan dosis dan jumlah yang tepat sesuai kondisi
pasien dengan jumlah volume maksimal 50 cc / jam.
2. Pemberian obat secara kontinyu dengan dosis terukur dan tepat
Analisanya
Pada pasien Wyn Suadnyana diberikan terapi Isoket dengan menggunakan syring pump
karena, terapi tersebut memerlukan ketepatan dosis untuk mendapatkan ketetapan konsentrasi
obat yang terlarut dalam darah, dengan kurun waktu tertentu sehingga penggunaan syring
pump menjadi pilihan.
Konsep dasar pemakaian syring pump
Dengan pemberian obat menggunakan syring pump, pasokan obat yang terlarut dalam tubuh
diharapkan dapat mempertahankan jumlah dosis obat secara tetap tanpa mengalami
perubahan.
Dengan konsentrasi obat menetap dalam darah didapatkan kontinyuitas respon obat terhadap
tubuh dapat terjaga dan dapat meminimalkan terjadinya resistensi.
Untuk mendapatkan efek obat yang maksimal pada tubuh maka diperlukan pemberian obat
dengan dosis tepat secara kontinyu.
Analisanya
Pada pasien Wyn Suadnyana diberikan obat menggunakan syring pump untuk memberikan
obat secara tepat dengan waktu yang telah ditentukan. Disamping itu obat yang diberikan
dengan konsentrasi tetap dalam darah akan memaksimalkan efek obat sehingga dapata
dicapai efek terapi yang diinginkan. Sehingga efek tercapai dapat tercapai sesuai tujuan.
Fokus perhatian pada pasien yang terpasang obat menggunakan syring pump

Yang perlu diperhatikan pada pasien dan peralatan


1. Perhatikan keadaan umum dan keluhan pasien saat dilakukan terapi
2.

Pastikan penghitungan obat sudah sesuai dengan kebutuhan dengan pengenceran yang
dilakukan.

3.

Pastikan bahwa memberikan obat menggunakan syring pump, dosis yang masuk kedalam
sirkulasi adalah dalam bentuk cc per jam, sehingga didapatkan dosis sesuai kebutuhan

4.

Pengenceran obat yang dilakukan untuk mempermudah memberikan jumlah dosis sesuai
kebutuhan.
Analisanya
Pada pasien Wyn Suadnyana, diberikan Isoket 20 mg yang diencerkan dengan NaCl 0,9%,
pada awalnya diberikan disis 5 mcg/jam, 30 menit kemudian dosis dinaikkan menjadi 10
mcg/jam dan 1 jam kemudian dosis dinaikkan menjadi 20 mcg/jam. Jadi dengan demikian
pemberian obat dengan menggunakan syring pump sangat baik untuk memberikan terapi
yang tepat. Disamping itu penggunaan syring pump akan lebih memudahkan dalam
memberikan obat baik untuki menaikkan maupun menurunkan dosis pemberian secara cepat
sesuai instruksi.

Referensi
Barbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume I, EGC,
Jakarta
Barbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume III,
EGC, Jakarta
Barbara C. long,( 1996), Perawatan Medikal Bedah : suatu pendekatan proses
keperawatan,Alih bahasa Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan
bandung,Yayasan IAPK, Bandung
Hudak & Gallo, ( 1997), Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta
www.syringpump.org.co: materi pemakaian syring pump.
Gloria Oblouk Darovic : Hemodynamic Monitoring

SYRINGE PUMP

Gambar 3. Blok diagram syringe pump

Gambar 2 bagian dari syringe pump

Gambar 1

Deskripsi
Alat syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk memberikan cairan atau obat
kepada kedealam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur . Secara khusus alat

ini mentitikberatkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang diamasukan kedalam tubuh
pasien, dengan satuan mililiter per jam (ml/h).
Alat ini menggunakan motor dc sebagai tenaga pendorong syringe yang berisi cairan atau
obat yang akan dimasukan kedalam tubuh pasien. Alat ini menggunakan sistem elektronik
mikroprosesor yang berfungsi dalam pengontrolan dalam pemberian jumlah cairan ke tubuh
pasien, sensor dan alarm. Dalam sistem Mekanik yaitu dengan gerakan motor sebagai tenaga
pendorong.
Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian yaitu rangkaian pengatur
laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian komparator, dan rangkaian sinyal referensi.
Motor akan berputar untuk menggerakkan spuit merespon sinyal yang diberikan oleh
rangkaian pengendali motor, tetapi putaran motor itu sendiri tidak stabil sehingga perubahanperubahan itu akan dideteksi oleh rangkaian pendeteksi rpm. Sinyal yang didapat dari
pendeteksi rpm akan dibandingkan dengan sinyal referensi, dimana hasil dari perbandingan
tersebut akan meredakan ketidakstabilan motor. Motor akan mengurangi lajunya jika
perputarannya terlalu cepat dan sebaliknya akan menambah kecepatan jika perputarannya
terlalu pelan sehingga didapatkan putaran motor yang stabil.
Syringe pump didesain agar mempunyai ketepatan yang tinggi dan mudah untuk digunakan.
Syringe pump dikendalikan dengan mikro computer / mikro kontrolir dan dilengkapi dengan
system alarm yang menyeluruh.
Lihat gambar 1. Contoh dari syringe pump
Sistem Alaram dan Keamanan
Untuk menjaga keamanan ke pasien (patient safety), maka alat ini dilengkapi dengan sistem
Alaram, diantaranya adalah sebagai berikut
1. Alaram Occlusion / Kemampatan
> berfungsi untuk memberikan tanda bunyi alaram dan memberhentikan sistem pompa pada
saat terjadi sumbatan pada IV line dan pembuluh darah pada pasien. Kondisi Alaram terjadi
pada saat sensor Occlusion mendeteksi tekanan, nilai tekanan pada kondisi ini berkisar 60-80
Kpa, 350-500 mmHg.
2. Alaram Delivery Limit
> Untuk memberikan batasan jumlah cairan yang akan diberikan pada pasien. Jika jumlah
cairan yang diberikan sudah tercapai, maka alaram akan berbunyi dan alat akan berhenti
memompa.
3. Alaram Nearly empty
> Berfungsi untuk memberikan isyarat suara alaram pada saat cairan yang diberikan pada
pasien akan segera habis.
Fungsi alat

Memasukan cairan atau obat ke tubuh pasien dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Untuk mencegah periode kadar obat atau cairan yang dimasukan, dimana Tingkat obat di
dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Menghindari penggunaan tablet yang dikarenakan pasien yang mengalami kesulitan
dalam meminum tablet.
Bagian Bagian Syringe Pump
Lihat gambar 2
Saya mengambil contoh adalah syringe pump merek Terumo model TE 331
> Operation panel; yang didalamnya terdapat beberapa tombol untuk mengoperasikan syringe
pump.
> Clamp; berfungsi sebagai penjepit syringe (suntikan).
> Slit; merupakan celah untuk menempatkan syringe.
> Slider Hook.
> Cluth.
> Slider.
> Dial ; berfungsi untuk menaikan dan menurunkan nilai delivery rame.
Panel Pengoperasian (operation panel)
Pada panel pengoperasian atau operation panel terdapat beberapa bagian, antara lain:
1) Power Display; terdiri dari :
a. [AC/DC] indicator; lampu akan menyala jika syringe pump menggunakan
sumber AC ataupun DC
b. [BATTERY] indicator
2) Power Switch; berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan syringe pump.
3) Syringe size Indicator; menunjukkan ukuran dari syringe. Adapun syringe pump type TE311 ini mampu mendeteksi ukuran syringe (suntikan) dengan berbagai ukuran diantaranya
adalah (10, 20, 30, 40, 50 ml).
4) Start Switch; merupakan tombol untuk memulai proses pemasukan cairan kedalam tubuh
pasien.
5) Alarm Indicator; terdapat beberapa alarm diantranya:
a. Occlusion Alarm; artinya alarm akan berbunyi jika terjadi kemacetan pada proses
pemasukan cairan kedalam tubuh pasien.
b. Nearly Empty; artinya alarm akan berbunyi jika cairan yang terdapat dalam syringe
(suntikan) akan habis atau mendekati habis.
c. Low Battery; alarm akan berbunyi jika tegangan dalam baterai lemah sehingga perlu

dilakukan pengisian kembali (recharge).


d. (Flow Rate/Delivery Limit/Volume Delivered) Display; berfungsi menampilkan aliran ratarata / flow rate dalam dalam satuan ml/h.
Blok Diagram
Lihat gambar 3
Fungsi Blok Diagram:
1. Block power supply
Block power supply berfungsi mendistribusikan tegangan dari PLN, langsung pada alat.
Selain itu, pada alat syring pump dapat juga menggunakan Battery sebagai cadangan
Supply.
2. Block Microcontroller / mikrokomputer / .CPU
Mikrokontroller sebagai pengontrol dan pengendali dari Syringe pump.
Output berupa perintah untuk mengendalikan motor, baik untuk memberhentikan motor
atau pun mempercepat kerja motor.
Selain itu mengolah pendeteksian sensor yang berfungsi sebagai Pengaman dan
selanjutnya menyalakan Buzzer sebagai tanda alarm.
3. Block Sensor
Sebagai pendeteksi cairan yang ada pada syringe. Dapat menggunakan sistem optocopler
Menggunakan optocoupler sebagai sensor. Dengan sebuah fototransistor sebagai penerima
dari LED yang memancarakan cahaya, yang akan mempengaruhi resistansi fototransistor.
4. Block Motor Driver
Sebagai tenaga utama pendorong syringe yang berisi cairan. Berupa motor DC.
Bekerja dengan kecepatan delivery rate sesuai dengan penyetingan awal yang dilakukan
dan dapat dipercepat dengan menekan push button pada setting alat.
5. Block Alarm dan Display
Alarm sebagai keamanan. Akan berbunyi apabila cairan pada syring akan habis.
Display pada syringe sebagai indicator penyettingan dari kecepatan motor dalam
mendorong cairan pada syringe yang diatur terlebih dahulu.
Terdapat pula lampu indikator.

10 Kesalahan Perawat Dalam Memasang Infus

Mumpung masih hobi nulis, apa yang kepikir coba ditulis deh, kali aja ada manfaatnya.
Terlepas dari urusan Undang-Undang Perawat yang masih harus terus kita perjuangkan, dan
tentunya Undang-Undang Keperawatan adalah harga mati, gak boleh nawar sedikitpun.
Selama ini memasang infus (IVFd Intravenous Fluids), sudah menjadi keseharian tugas
perawat. Terkadang memasang infus adalah hal yang gampang, kadang pula karena hal-hal
sepele kita malah gagal memasangnya. Berikut sepuluh hal yang sering terlupa ataupun yang
menjadi penyebab kita gagal dalam memasang infus
1. Salah Sudut
Hal penentu masuk dan tidaknya abocath kedalam pembuluh darah vena secara tepat
tergantung dari perawat ketika dalam membuat sudut pemasangan ketika akan menusuk.
Kemiringan jarum abocath tidak boleh terlalu besar, karena akan berimbas pecahnya
pembuluh darah vena karena terjadi ruptur akibat tembusnya abocath pada bagian bawah
vena. Sebaliknya sudut yang terlalu kecil mengakibatkan abocath hanya akan berjalan-jalan
didalam kulit (dibawah permukaan kulit) tanpa mengenai pembuluh darah, dan tahukah anda,
ini berasa sangat sakit sekali. Sebelum menusukkan abocath, perkirakan bahwa sudut yang
kita buat adalah berkisar antara 40 hingga 60 derajat dari permukaan kulit pasien,
tusukkanlah dan rasakan ketika ujung jarum menembus pembuluh darah, kurangi sedikit
sudutnya sambil menarik sedikit jarum ketika darah sudah terlihat keluar dia penampung
darah abocath, terus dorong selang abocath hingga habis, tarik jarum, tekan sedikit pada
permukaan kulit tempat masuknya jarum agar darah tidak mengalir, masukkan selang ifus
dan alirkan cairan.
2. Salah Ukuran Abocath
Pastikan selalu perhatikan ukuran pembuluh darah yang akan ditusuk dan perkirakan dengan
ukuran abocath. Ingat, disini ilmu kirologi perawat sangat dibutuhkan. Ukuran jarum abocath
berhitung terbalik, semakin kecil nomornya, semakin besar ukuran jarumnya, dan ukuran
abocath untuk infus selalu genap. Untuk ukuran pasien Indonesia, pada orang dewasa

lazimnya memakai abocath dengan ukuran 20 G, sedangkan pada anak-anak dimulai pada
ukuran 24 G keatas. Yang perlu dicatat disini, ukuran jarum mempengaruhi jumlah cairan
yang masuk, apabila pada kondisi pasien syok, maka jumlah cairan yang masuk pun harus
dalam jumlah banyak dan cepat, makanya biasanya untuk pasien-pasien gawat dan
memerlukan terapi cairan yang banyak dan cepat, biasanya menggunakan abocath berukuran
18 G, begitupun untuk calon pasien operasi biasanya menggunakan abocath dengan ukuran
18 G. Catatan penting disini, semakin besar ukuran jarum, maka panjang abocath juga
semakin panjang, oleh karena itu perlu disesuaikan dengan pembuluh darah.
3. Salah Memilih Pembuluh Darah Vena
Kesalahan yang berikutnya adalah kesalahan dalam memilih pembuluh darah vena, yang
harus diingat pemilihan pembuluh darah vena adalah dari ujung ke pangkal, dari punggung
tangan semakin keatas. Pembuluh darah yang dicari pun harus dicari yang tidak bercabang
dan tidak keriting, karena akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Vena yang kita
pilih juga tidak boleh yang melewati persendian, karena akan mengakibatkan infus mudah
macet.
4. Salah Cairan
Memasang infus adalah kerja kolaborasi perawat dengan profesi lain, namun sebagai perawat
kita harus jeli, apakah cairan yang diorder benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta kondisi
pasien atau tidak, karena perawat adalah seseorang yang mendampingi pasien selama 24 jam.
Pelajari apa saja yang terkandung dalam cairan infus tersebut, misalnya pada pasien dengan
oedem harus membatasi garam, maka cairan NaCl harus dipertimbangkan, pada pasien DM
penggunaan cairan Dextrose harus benar-benar diperhatikan, cairan-cairan dengan
osmolaritas tinggi perlu dibatasi kadarnya. Hal terpenting, jangan sampai salah cairan yang
masuk ke pasien, karena itu sangat merugikan dan membahayakan pasien.
5. Salah Pasien
Yang ini nih, jangan sampe lupa ya... kenali pasien anda dengan dilihat, diraba dan
diterawang.. hehehe.. emang duit. Yang bener harus dilihat, ditanya dan diyakinkan...
6. Lupa Mengalirkan cairan dalam selang infus
Keteledoran yang lumayan sering terjadi adalah abocath sudah tertusuk tapi cairan belum
siap... ini nih yang sering bikin berabe, dan kesannya tidak profesional. Buatlah sebuah ritual
khusus dalam memasang infus, misal menusuk botol, mengalirkan cairan dalam selang
melihat ada udara atau tidak baru gantungkan diatas tiang infus, jadikan itu adalah ritual
pertama sebelum memasang infus, jadi walaupun pikiran kita sedang ruwet otak bawah sadar
kita pasti akan melakukannya ketika memasang infus.
7. Lupa memotong Plaster
Ini nih yang gak kalah bikin bete... sudah siap semuanya eh.. plaster belum ada, repot kan
jadinya. Masih nyambung dengan poin sebelumnya, pastikan memotong plaster adalah ritual
kedua setelah mempersiapkan cairan dan selang, hitung bener-bener jumlah plaster, panjang
pendeknya sudah tepat belum (sesuai ilmu kirologi) atau kalau memakai metode satu plaster
apakah plaster sudah dibelah atau belum.
8. Lupa Melakukan Desinfeksi
Terkadang hal yang sepele begini bisa kelupaan loh... dengan pedenya kita menusukkan
abocath, eh baru teringat belum di desinfeksi, hal ini bisa karena kita terlalu grogi, terlaluburu-buru tau lupa bawak alatnya. What ever alasan kita, pokoknya melakukan desinfeksi

sebelum menusukkan abocath itu wajib hukumnya, kan kasihan pasiennya....


9. Lupa Memakai Handscoon
Berbagai alasan ketika kita tidak memakai Handscoon, kadang lupa kadang juga sengaja.
Memang terkadang kita tidak merasa nyaman memasang infus dengan memakai Handscoon,
apalagi kalo pas lagi memasang plaster... huh lengket sana sini. Tapi demi keamanan serta
kenyamanan kita dan pasien ini juga kudu dilakuin...
10. Lupa Berkomunikasi dengan Pasien
Dateng-dateng langsung Jus..... tanpa ba-bi-bu lagi... ini masih sering terjadi di negara kutub
selatan sana (di negara kita gak lagi) perawat tanpa ada basa-basi, langsung nyiapin alat
langsung tusuk sudah selesai pergi deh... yang ditusuk siapa ya...?? salah satu kelebihan ilmu
kita adalah berkomunikasi.. karena komunikasi perawat adalah komunikasi yang
menyembuhkan.. ingat, selalu pastikan pasien itu benar atau tidaknya dengan berkomunikasi,
meminta ijin dengan berkomunikasi, dan merilekskan pasien dengan berkomunikasi.

SYRINGE PUMP

I.

GAMBAR ALAT

II.

DATA SPESIFIKASI
Merk
Input tegangan
Klasifikasi

III.

: ACMA
: 230 VAC / 50/60 Hz
: kelas II, Type CF

Batteray

: 8 * AA NIMH, 9.6 VDC 2000 mAh

Kondisi penyimpanan

: -20 ~ +55C, 93% RH ( no condensation)

Tekanan

: 700 ~ 1060 hPa

Konsumsi daya

: 15 VA

PENGERTIAN ALAT
adalah perangkat medis yang digunakan untuk memberikan cairan ke dalam
tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat digunakan untuk
memberikan nutrisi atau obat - seperti insulin atau hormon lainnya, antibiotik,
obat kemoterapi, dan penghilang rasa sakit. dengan cara yang terkendali.

IV.

BAGIAN BAGIAN ALAT.


a.

Tampak Depan

Keterangan

1.

LCD DISPLAY

13. DOWN KEY

2.

CHARGE LED

14. ENTER

3.

AC LED

15. SHUTTLE

4.

ALARM LED

16. SYIRINGE INSTAL SLOT

5.

WORKING LED

17. SYIRINGE PLAT

6.

ON / OFF

18. WATERPROOF CLOTH

7.

START / STOP

19. PRESSURE SENSOR

8.

SILENCE

20. OPEN NUT

9.

MENU

21. PLUNGER HOOK

10. MODE

22. PUSHER

11. PURGE

23. V SHAPE SLOT

12. UP KEY

b.

Tampak belakang

Keterangan

V.

1.

CASCADE SCREW

7.

COMMUNICATED PORT

2.

CASCADE BAR

8.

AC POWER INLET

3.

PUMP FEET

9.

CLAMP SCREW

4.

BATTERAY COVER

10. CLAMP FOLDING SWITCH

5.

MODEL TAG

11. POLE CLAMP

6.

PUMP HANDLE

12. HAND WHELL

CARA PENGOPERASIAN
a)
Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN jika tidak menggunakkan
batteray,
b) Hidupkan alat dengaan menekan tombol power ON/OFF,
c) Ketika alat dihidupkan system akan mengkalibrasi sendiri sebelum digunakkan,
d)

seteleh itu system masuk ke work mode,


Setting work mode, setelah starup tekan tombol menu dan enter, atur work

e)

mode seperti Rate(ml/h) mode, Time mode, Weight mode,


Atur parameter injeksi,

f)
g)
h)
i)

Atur injection rate,


Atur injection volume,
Tekan tombol start,
Pada saat injeksi berjalan akan dihentikkan sementara dengan menekan tombol

START / STOP,
j)
Ketika alarm berbunyi tekan tombol SILENCE,
k) Setelah selesai digunakkan teken tombol ON/OFF selama lebih dari 2 detik
untuk mematikkan.

VI.

TROUBLESHOOTING

Permasalahan
Alat tidak bisa
dihidupkan

Occlusion Alarm

Penyebab

Perbaikkan

Kabel power belum


dihubungkan

Cek kabel power apakah


sudah terhubung.

Batteray rusak

Hentikkan pengoperasian
dan ganti batteray yang
baru.

Batteray low

Cas batteray sampai


penuh selama lebih dari 8
jam dengan
menghubungkan alat
dengan jala-jala dan
hidupkan alat.

Selang menekuk

Luruskan kembali selang

Syringe tidak sesuai

ganti syiringe

Sensor tekanan rusak

Hubungi vendor

Syiring tidak terinstal


dengan benar

Install ulang syiring

Alarm syiringe
mati

Syiringe belum terinstal

Install syiringe

Syiring tidak terinstal


dengan benar

Install ulang syiring

Alarm nut tidak


normal

Posisi nut tidak benar

Atur posisi nut diatas

Alarm kecepatan
tidak normal

Batteray rusak

Gunakkan tegangan AC
dan ganti batteray

Alarm batteray low

Tegangan batteray
dibawah

Hubungkan dengan AC
power dan cas batteray

9.3 V
Alarm selesai

Alarm alat tidak


digunakkan

VII.

Seluruh isi telah

Tekan tombol start/stop,

diinjeksikkan

kembalikkan alarm

Jangan operasikkan alat


selama 2 menit

Tekan tombol untuk


mengembalikkan alarm

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Perawatan berkala sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, jika terdapat


kerusakkan pada alat hentikkan penggunaan alat dan hubungi teknisi alat untuk
memperbaiki.
Pastikkan tidak ada kerusakkan pada alat dan komponen,
Hubungi teknisi untuk melakukkan pengecekkan alat secara berkala
Cek batteray setiap 6 bulan sekali
Charge batteray sampai penuh selama lebih dari 8 jam dengan menghubungkan
alat dengan power AC,
Jika alat tidak dapat terhubung dengan power AC, cek fuse pada alat.
VIII.

KESIMPULAN
Dari praktek yang telah saya lakukan saya dapat tarik kesimpulan bahwa alat
ini sangat di perlukan, Karena digunakan untuk memberikan cairan ke dalam
tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat digunakan untuk
memberikan nutrisi atau obat - seperti insulin atau hormon lainnya, antibiotik,
obat kemoterapi, dan penghilang rasa sakit. dengan cara yang terkendali.

I.

BLOK DIAGRAM ALAT

II.

CARA KERJA INFUSION PUMP


Kontroller adalah semua bagian elektronik yang mengatur semua setting dari

flow rate, volume.


Sensor flow berfungsi untuk mendeteksi laju aliran yang diberikan ke pasien.

Rangkaian kontroller merupakan pusat dari seluruh kerja dari infusion pump.
Setting infusion pump terdiri dari flow rate, volume diberikan ke kontroller

melalui rangkaian input key.


Sensor akan mendeteksi tetesan dari botol infus dan mengirim sinyal kembali
ke motor drive. Kondisi tersebut akan berulang terus sehingga cairan infus akan

menetes sesuai dengan setting flow rate.


Apabila sensor flow tidak mendeteksi adanya cairan maka kontroller akan
mengirim sinyal alarm occlusion yang berarti cairan infus telah habis atau slang

a)
b)
c)
d)

tersumbat sehingga tidak ada aliran.


CARA PENGOPERASIAN
Pasang cairan infus dan selang infus
Pasangkan / hubungkan selang infus pada alat infusion pump
Hidupkan alat dengan menekan tombol power ke posisi ON
Atur infus set pada infuse pump (15 dr/cc, 19 dr/cc, 20 dr/cc, 60 dr/cc) sesuai

e)
f)
g)
h)
i)
j)

infuse set yang digunakan.


Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada pasien tiap jam.
Atur alarm
Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
Setelah selesai, matikan alat dengan menekan tombol power ke posisi OFF
Lepas selang infus dari alat
Rapikkan kembali alat.

III.

IV.

Troubleshooting

Permasalahan

Perbaikkan

V.

Occlusion alarm

Lepas selang infus dan


bersihkan sumbatannya

Infus tidak dapat


menetes

Cek motor penggerak


actuator jika perlu
diganti.

KESIMPULAN

Dari praktikum penggunaan alat yang telah di lakukan,dapat di simpulkan


bahwa alat infusion pump ini sangat di butuhkan fungsinya.Dengan
menggunakan peralatan ini semua kontrol dilakukan secara otomatis secara
elektronik sehingga akan meringankan tugas dari operator sehingga
memperkecil terjadinya kesalahan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGGUNAAN MESIN SYRINGE PUMP TE-311S
A. Sebelum Penggunaan
1. Cuci tangan sesuai dengan prosedur
2. Letakkan mesin pada tempat yang aman bagi mesin, pasien,
keluarga pasien, pengunjung dan proses penggunaan alat
3. Pahami dan gunakan mesin sesuai dengan fungsinya
B. Penggunaan Secara Umum
1. Sebelum pemakaian pertama mesin disambungkan kesumber listrik
(charge) selama 15 jam
2. Angkat clamp unit, kemudian pasang plunger syringe/spuit dengan
benar
3. Tekan clutch kemudian posisikan syringe dengan benar
4. Kembalikan posisi clamp unit pada tempat semula
5. Tekan tombol POWER
6. Tekan tombol rate/D.Limit/ml (SELECT), sehingga muncul RATE
pada display, putar dial setting yang berada di bagian samping pump
7. Setelah angka delivery rate di-set, tekan tombol START

8. Lampu indikator menyala warna hijau (berputar), berarti mesin sudah


beroperasi
C. Setting Occlusion Limit
1. Mesin dalam kondisi hidup
2. Tekan tombol Stop Silence bersama dengan rate/D.Limit/ml
(SELECT) hingga muncul tulisan P300/P500/P800 pada display
3. Setelah itu tahan (jangan dilepas) tombol Stop Silenceuntuk
melakukan pemilihan occlusion yang diinginkan, tekan tombol
Rate/D.Limit/ml (SELECT), hingga posisi oklusi yang diinginkan
D. Setting Bell
1. Mesin dalam kondisi menyala atau hidup
2. Tekan tombol Stop Silence bersamaan dengan Clear ml hingga
muncul tulisan BEL, 1/2/3 pada display
3. Setelah itu tahan penekanan pada tombol Stop Silence jangan
dilepas, untuk melakukan pemilihan BEL yang diinginkan, lakukan
penekanan pada Clear ml. Sampai tingkat volume yang diinginkan
tercapai
E. Setting Syringe
1. Mesin dalam keadaan mati (OFF)
2. Tekan tombol Stop Silence, rate/D.Limit/ml (SELECT) dan
Power bersamaan hingga muncul tulisan Syr pada display lalu Syr
11
3. Masukkan nomor kode syringe yang diinginkan dengan menDial
4. Untuk menyimpan data tersebut tekan tombol START hingga muncul
tulisan GOOD pada display
5. Setelah itu, matikan kembali mesin dan nyalakan kembali maka jenis
syringe yang di setting akan muncul pada display sesaat setelah
dinyalakan.
F. Setting Nearly Empty
1. Mesin dalam kondisi mati (OFF)
2. Tekan tombol ON dan STOP bersamaan hingga muncul tulisan
USER, display akan berkedip, masukkan angka 331, dengan
menDial
3. Tekan tombol STOP hingga muncul tulisan rALI pada display
4. Tekan tombol SELECT hingga muncul tulisan Spc1, tekan tombol
SELECT lagi, muncul tulisan NEAR
5. Tekan tombol STOP, hingga muncul tulisan _ _ _, masukkan angka
nearly empty yang diinginkan. (3-30 menit/kelipatan 3)

6. Untuk menyimpan data tersebut tekan tombol START hingga muncul


tulisan GOOD
G. Mengaktifkan Tombol Pengunci
1. Pada saat mesin sedang dioperasikan, tekan tombol D-Limit selama 2
detik sampai lampu indikator RATE berkedip-kedip
2. Tombol pengunci diaktifkan maka tombol STOP & START dalam posisi
terkunci
3. Untuk non aktifkan kembali fungsi ini, tekan tombol D-Limit selama 2
detik sampai lampu indikator RATE berkedip-kedip
4. tombol STOP & START berfungsi kembali

Anda mungkin juga menyukai