Anda di halaman 1dari 4

SOP EEG (ELECTRO ENCEPHALO GRAFI)

1. Pengertian EEG
Electro Encephalo Graphy adalah suatu cara untuk merekam aktivitas listrik otak
melalui tengkorak yang utuh.

2. Tujuan
Untuk membantu menegakkan diagnosa atau untuk melengkapi data diagnosa
kelainan fungsional di otak.

3. Kebijakan
a. Operator dikerjakan oleh tenaga para medis yang sudah mendapat pelatihan khusus.
b. Pembacaan dilakukan oleh dokter spesialis saraf.

4. Prinsip Kerja Mesin EEG


Dengan elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial
permukaan otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk beberapa menit.
Tegangan yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa gelombang-gelombang. Dengan
memasang 16 elektroda pada tengkorak aktivitas seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki.
Tegangan otak sebesar 50 mikrovolt agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali.
Oleh karena itu aliran listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator
listrik juga ikut tercatat.

5. Macam-Macam EEG
a. Empat gelombang menurut frekuensinya:
1) Gelombang Alfa, bersiklus 8-13 perdetik.
2) Gelombang Beta, bersiklus lebih dari 13 perdetik.
3) Gelombang Teta, bersiklus 4-7 perdetik.
4) Gelombang Delta, bersiklus kurang dari 4 perdetik.
b. Fluktuasi potensial otak menurut pola gelombang:
1) Gelombang Lamda, muncul sebagai gelombang positif dekat lobus oksipitalis
terutama jika mata menatap sesuatu dengan penuh perhatian.
2) Gelombang Tidur, sekelompok gelombang dengan frekuensi 10-15 siklus
perdetik yang hilang pada waktu tidur dangkal, berbentuk spindel.
3) Kompleks K, pola gabungan yang terdiri dari satu atau beberapa gelombang
lambat berbaur dengan gelombang-gelombang berfrekuensi cepat, timbul
karena ada rangsangan sewaktu tidur dangkal.
4) Gelombang Verteks, pola gelombang berbentuk jam, bilateral simetrik
didaerah para sagital, antara daerah dan post sentral, sering muncul bersama
kompleks K pada waktu tidur dangkal.
c. Gelombang patologis
1) Gelombang Runcing (Spike) yaitu gelombang runcing dan berlalu cepat
(kurang dari 60 milidetik) sering ia muncul secara folifastik, yaitu dengan
defleksi ke atas ke bawah secara berselingan.
2) Gelombang Tajam (Sharp Wave) yaitu gelombang yang meruncing tetapi
berlalu lebih lama dari 60 milidetik. Juga gelombang tajam timbul secara
polifasik.
3) Gelombang Runcing (Spike Wave) yaitu kompleks yang terdiri dari gelombang
runcing yang langsung disusul oleh gelombang lambat. Kompleks tersebut
muncul dengan frekuensi 3 spd secara teratur, sinkron bilateral dan hilang
timbul secara tiba-tiba.
4) Gelombang Runcing Multipel yaitu ledakan dari sejumlah gelombang runcing
yang bangkit sekali atau berkali-kali dan biasanya disusul oleh gelombnag
lambat.
5) Hypsarithmia yaitu kompleks yang terdiri dari gelombang lambat yang
bervoltase tinggi iramanya tidak teratur dimana berbaur gelombang runcing dan
tajam.

6. Indikasi Pemeriksaan EEG:


a. Penderita epilepsi
b. Membedakan kelainan otak organik
c. Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (tumor, hematom, abses)
d. Menentukan kematian jaringan otak

7. Standart Operasional Prosedure EEG


a. Persiapan alat dan bahan
1. Sebelum digunakan alat EEG dipanaskan terlebih dahulu.
2. Elektroda dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu bagian kiri, tengah, kanan
sesuai desngan yang tertera pada junction box.
3. Kertas EEG sudah terpasang dengan sempurna.
4. Elefik paste, skin pure, sisir, metlyn, spidol dipersiapkan di meja, dan kalau
perlu karet gelang untuk pasien berambut panjang.
b. Persiapan pasien
1. Sebelum dilakukan EEG, pasien dianjurkan untuk keramas terlebih dahulu
(untuk pasien rawat jalan), dan tidak diperbolehkan untuk memeakai minyak
rambut. Untuk pasien rawat inap tidak diharuskan keramas (kalau kondisi
pasien tidak memungkinkan).
2. Pasien tidak diperbolehkan memakai minyak rambut supaya elektroda melekat
dengan sempurna.
3. Sebelum tindakan diberi pengertian terlebih dahulu, kemudian diminta untuk
menandatangani inform concent yang disediakan.

c. Pelaksanaan
1. Pasien atau keluarganya diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tindakan yang
akan dikerjakan.
2. Perawat cuci tangan.
3. Kepala diukur dengan menggunakan metlyn, posisi pasien duduk di kursi (kalau
kondisi pasien tidak memungkinkan, diukur dengan posisi tidur terlentang pada
tengkuk diberi bantalan supaya tidak ada penekanan). Hasil pengukuran diberi
tanda dengan spidol merah supaya jelas.
4. Selesai pengukuran kepala yang sudah bertanda spidol merah dibersihkan
dengan kapas alkohol, kemudian digosok dengan kapas alkohol, kemudian
digosok perlahan denagn skin pure, elefik paste ditempelkan sesuai hasil
pengukuran tadi, sampai selesai.
5. Pasien dianjurkan untuk tidur terlentang, tengkuk diberi bantalan, kemudian
elektrode (22 elektrode) ditempelkan diatas elefik.
6. Sebelum mulai merekam, pasien dianjurkan untuk tetap rileks dan diberi
penjelasan apa yang harus dilakukan pada saat perekaman.
7. Rekaman atau pemeriksaan EEG diawali dengan kalibrasi sesuai dengan
kebutuhan.
8. Perekaman dimulai dari pattern 1 sampai 6 dengan waktu kurang lebih 15 20
menit (60 lembar kertas)
9. Pattern 1; pasien dianjurkan untuk menutup dan membuka mata (kecuali pasien
yang tidak sadar atau pasien yang dengan premedikasi) sampai 10 lembar kertas
atau kurang lebih 3 menit.
10. Pattern 2: pasien dianjurkan untuk menutup mata dan menjawab pertanyaan
yang diberikan dan tidak diperbolehkan menggeleng atau menganggukkan
kepala, waktu sama dengan pattern 1.
11. Pattern 3: pasien dianjurkan membuka mata, kemudian dilakukan PS (Photic
Simulation) sampai selesai, kemudian pasien diminta untuk menutup mata lagi,
pasien dianjurkan untuk napas panjang dan waktu sama dengan pattern
sebelumnya.
12. Setelah napas panjang selesai, pasien napas biasa dan diperbolehkan tidur
sampai perekaman selesai.
13. Pattern keempat sampai 4 lembar kertas, kertas dibalik dan dilanjutkan sampai
10 lembar kertas dengan waktu yang sama tanpa aktivitas, begitu juga dengan
pattern kelima dan keenam.
14. Pada pasien yang memakai obat premedikasi mulai dari pattern pertama sampai
keenam tidak dilakukan aktivitas. Setalah pattern keenam kembali ke pattern
ketiga dan pasien dibangunkan untuk dilakukan Photik.
15. Pada akhir perekaman dilakukan kalibrasi lagi.
16. Apabila di tengah-tengah perekaman grafik mengecil atau terlalu tinggi maka
kalibrasi bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan. Segala sesuatu yang terjadi
pada saat perekaman dicatat pada kertas perekaman.
17. Setelah proses perekaman selesai, elektrode dilepas dimasukkan dalam air yang
sudah disediakan pada suatu tempat dan kulit kepala dibersihkan dengan kapas
basah.
18. Pada kertas perekaman diisikan identitas pasien, tanggal, dan nomor register.
19. Hasil perekaman diberikan pada pasien atau keluarganya untuk kembali ke
dokternya, kecuali pasien konsulan hasil perekaman diserahkan ke dokter
spesialis saraf terlebih dahulu untuk pembacaan sebelum kembali pada dokter
yang bersangkutan.
20. Elektrode dan alat-alat yang lain dibersihkan, dirapikan, perawat cuci tangan.

REFERENSI: www.perdossi.or.id>cpd>attachment

Anda mungkin juga menyukai