Anda di halaman 1dari 30

Diskusi Topik

Mati Batang Otak


Oleh :

Dewinta Putri Utami I4061191038

Pembimbing : dr. I Komang Wirawan, Sp.An

Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi & Terapi Intensif


Periode 4 – 30 Oktober 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
RSUD Dr. Soedarso Pontianak
Kematian
• Ilmu kedokteran  Mati adalah berhentinya fungsi
sirkulasi dan respirasi secara permanen (mati klinis)

• Kematian dibagi menjadi 2 fase :


1. Somatic death
2. Biological death
Somatic Death
• Fase kematian dimana tidak didapati tanda-tanda
kehidupan seperti denyut jantung, gerakan
pernafasan, suhu badan menurun dan tidak adanya
aktifitas listrik otak pada rekaman EEG.

Biological Death
• Ditandai dengan kematian sel
Tanda Kematian Dini

1. Pernafasan terhenti > 10 menit, inspeksi, palpasi,


auskultasi
2. Sirkulasi berhenti 15 menit, carotis tak teraba
3. Kulit pucat
4. Tonus otot menghilang
5. Kornea kering dalam 10 menit
Tanda Kematian Lanjut (Tanda pasti kematian)

1. Lebam mayat (livor mortis)


2. Kaku mayat (rigor mortis)
3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
4. Pembusukan / dekomposisi
5. Adiposera, lilin mayat
6. Mummifikasi
• Otak  pengendali utama seluruh fungsi tubuh
• Bila jantung dan paru masih bekerja tetapi otak
dinyatakan kehilangan fungsi  mati
• IDI tetap memasukkan kondisi henti jantung dan
henti napas yang ireversibel dlm pengertian mati
Indikator kematian (Ahli anestesi)

1. Tanda klinis mati otak : apabila telah dilakukan RJP


dengan tahap A-B-C selama 15-30 menit pada
seorang pasien dewasa, namun kesadaran tetap
tidak pulij, tdk mampu bernapas spontan, serta tak
adanya reflex gag (gerakan mulut/rahang) disertai
dilatasi pupil.
2. Mati jantung
Mati Otak

• Terjadi karena kerusakan ireversibel serebrum dan


bagian otak lain termasuk serebellum dan batang otak
• Disebabkan hipoksi otak yang terjadi karena
penurunan aliran darah otak
• Pada kondisi ini reflex saraf otak negative, tidak ada
nafas spontan
Langkah Penentuan Kematian Otak

3. Ancillary Tests
1. Evaluasi Klinis

2. Assesment Neurologis 4. Documentasi


Evaluasi Klinis

1. Tetapkan penyebab koma yang


ireversibel  anamnesis, pemeriksaan,
neuroimaging, tes laboratorium
2. Suhu inti normal
3. Tekanan darah  hipotensi
4. Lakukan 1 pemeriksaan neurologis
Assesment Neurologis

1. Koma
2. Hilangan reflex batang otak
3. Apnea
Tes fungsi batang otak

Tes tidak ada respon terhadap nyeri

• Beri tekanan pada supra orbital dengan ibu jari


atau tekan sternum dengan ibu jari  lihat
respon
• Positif jika tidak ada gerak salah satu
ekstremitas
Tes fungsi batang otak

Pupil tidak respon terhadap cahaya

• Periksa bahwa penderita tidak mendapat tetes


mata antikolinergik sebelumnya
• Arahkan cahaya ke kedua pupil bergantian dan
lihat respon pupil
• Positif jika tidak ada kontraksi pupil pada kedua
mata
Tes fungsi batang otak

Tidak ada reflex kornea

• Sentuh kornea dengan kapas basah  tidak


ada respon  coba beri tekanan dgn cotton
bud basah dengan hati-hati
• Positif jika tidak ada kontraksi otot sekitar (M.
Orbikularis Okuli)
Tes refleks kornea
Tes fungsi batang otak

Tidak ada reflex okulo sefalik (doll eye reflex)

• Tidak boleh dilakukan jika da trauma vertebra


servikal
• Pegang kepala dengan tetap membuka kelopak
mata lalu gerakkan kepala ke kanan dan kiri 90O
• Mata tidak akan ikut bergerak (tetap terfiksasi)
Tes refleks okulo sefalik
Tes fungsi batang otak

Tidak ada refleks muntah dan batuk

• Dengan spatula tekan lidah dan sentuh bagian


posterior faring
• Masukkan suction catheter lewat pipa endo-
trakeal untuk menstimulasi trakea
• Tidak akan terjadi reflek muntah atau batuk
Tes fungsi batang otak
Tidak ada refleks okulo-vestibular (catoric test)

• Periksa telinga dgn otoskop  pastikan membrane


timpani baik
• Naikkan kepala 30o dari tempat tidur
• Masukkan dgn suction catheter 50 ml air dingin/es
pelan-pelas (selama 15-30 detik) ke dlm telinga
• Perhatikan deviasi pupil ke arah telinga yang diirigasi
(perhatikan 1 menit)
• Tunggu 5 menit & ulangi pada telinga sebelahnya
• Tes positif bila tidak ada gerakan mata
Tes Okulo Vestibular
Tes fungsi batang otak

Tes Apneu

• Beri oksigen 100% selama 10-20 menit sebelum tes


• Periksa AGD untuk menentukan PaCO2 dasar
• Monitor EKG, TD dan SpO2 (pastikan TD sistolik >90
mmHg dan spO2 >90% selama tes berlangsung)
• Hasil : positif jika tidak ada gerak nafas selama
dilepass dari ventilator, dan ada kenaikan PCO2>50
mmHg atau kenaikan >20mmHg dari dasar.
Pemeriksaan Ulang
• Setelah pemeriksaan pertama, penderita harus dievaluasi
kembali dalam jarak waktu 6 jam untuk dewasa maupun
anak-anak diatas 1 tahun
• Pada anak <1 th diperlukan waktu lebih lama
• Jika pemeriksaan pertama menunjukkan tanda jelas mati
batang otak, pemeriksaan ulangan dapat dipersingkat 2
jam kemudian
• Jika salah satu dari 7 tes tdb tidak menunjukkan mati otak,
walaupun yang lain positif, maka dapat dikonfirmasi dgn
angiografi serebral dan EEG
Ancillary Testing
Cerebral angiography

• The contrast medium should be injected in the aortic


arch under high pressure and reach both anterior and
posterior circulations.
• No intracerebral filling should be detected at the level
of entry of the carotid or vertebral artery to the skull.
• The external carotid circulation should be patent.
• The filling of the superior longitudinal sinus may be
delayed.
Ancillary Testing

Electroencephalography

• A minimum of 8 scalp electrodes should be used.


• Interelectrode impedance should be between 100 and
10,000 Ω
• The integrity of the entire recording system should be
tested.
• The distance between electrodes should be at least 10 cm.
Ancillary Testing

Electroencephalography

• The sensitivity should be increased to at least 2 V for 30


minutes with inclusion of appropriate calibrations.
• The high-frequency filter setting should not be set below
30 Hz, and the low-frequency setting should not be above
1 Hz.
• EEG should demonstrate a lack of reactivity to intense
somatosensory or audiovisual stimuli.
Ancillary Testing

Transcranial Doppler ultrasonography

• TCD is useful only if a reliable signal is found.


• The probe should be placed at the temporal bone, above
the zygomatic arch and the vertebrobasilar arteries,
through the suboccipital transcranial window.
• Insonation through the orbital window can be considered
to obtain a reliable signal. TCD may be less reliable in
patients with a prior craniotomy
Ancillary Testing

Cerebral scintigraphy (technetium Tc 99m hexametazine (HMPAO))

• The isotope should be injected within 30 minutes after its


reconstitution.
• Anterior and both lateral planar image counts (500,000) of
the head should be obtained at several time points:
immediately, between 30 and 60 minutes later, and at 2
hours.
Ancillary Testing

Cerebral scintigraphy (technetium Tc 99m hexametazine (HMPAO))

• A correct IV injection may be confirmed with additional


images of the liver demonstrating uptake (optional).
• No radionuclide localization in the middle cerebral artery,
anterior cerebral artery, or basilar artery territories of the
cerebral hemispheres (hollow skull phenomenon).
• No tracer in superior sagittal sinus (minimal tracer can
come from the scalp)
Checklist for determination of brain death

Received September 9, 2009. Accepted in final form February 11, 2010.


Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai