Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN

PANDUANPRAKTIS
PRAKTIS KLINIS
KLINISANESTESIOLOGI
ANESTESIOLOGIDAN
DANTERAPI
TERAPIINTENSIF
INTENSIF

Ibnu Firdiansyah Zayyad


Ibnu Firdiansyah Zayyad

1
CAIRAN

4 komponen utama cairan dalam


anestesiologi
EBV (Estimated Blood Volume)
ABL (Acceptable/Allowable Blood Loss)
M (Maintenance)
O (Operation)

2
EBV

EBV (Estimated Blood Volume): perkiraan


jumlah darah yang beredar dalam tubuh
manusia
Dibedakan berdasarkan usia, jenis
kelamin, dan berat badan
Penting untuk menentukan derajat syok
hipovolemik

3
USIA EBV

Perempuan dewasa muda 65 ml/kgBB

Laki-laki dewasa muda 70 ml/kgBB

Pediatri 80 ml/kgBB

Neonatus aterm 85 ml/kgBB

Neonatus preterm 95 ml/kgBB

4
KLASIFIKASI SYOK HIPOVOLEMIK

Derajat Syok Jumlah Kehilangan Darah

I 015%

II 1530%

III 3040%

IV > 40%

5
ABL

ABL (Acceptable/Allowable Blood Loss):


jumlah perdarahan yang HARUS diganti
dengan darah

Rumus:
Hb pasien Hb target x EBV
Hb pasien

6
Rumus awal dari ABL menggunakan
hematokrit. Tetapi, dengan
mengasumsikan bahwa hematokrit normal
= 3 x Hb, maka digunakanlah variabel Hb
untuk mempermudah perhitungan
HB target: kadar Hb MINIMAL yang
dibutuhkan untuk menjalankan segala
fungsi metabolisme tubuh dengan normal

7
Hb optimal minimal menurut WHO adalah
7 g/dl, dalam kondisi pasien sehat fisik,
mental, spiritual, dan sosial
Dalam kondisi akan menjalani operasi,
maka kesepakatan Hb optimal minimal
adalah 8 g/dl
Dalam kondisi tertentu, seperti usia
ekstrim (pediatri atau geriatri), kehamilan,
sepsis, penyakit jantung atau paru), maka
Hb optimal minimal adalah 10 g/dl
8
MAINTENANCE

Rumus maintenance fluid atau cairan


rumatan ditemukan oleh dr. Malcolm A.
Holliday dan dr. William E. Segar pada
tahun 1957. Awalnya diterapkan untuk
pasien pediatri, kemudian dikembangkan
untuk seluruh pasien
Rumus maintenance fluid rumus
Holliday-Segar:
4-2-1 (per jam)

9
Rumus 4-2-1 (per jam)
4 ml/kgBB untuk 10 kg BB pertama
2 ml/kgBB untuk 10 kg BB kedua
1 ml/kgBB untuk kg BB berikutnya

10
Misalnya BB pasien 50 kg, maka
kebutuhan cairan per jamnya adalah
4 x 10 = 40 ml/jam
2 x 10 = 20 ml/jam
1 x 30 = 30 ml/jam
Jumlah total kebutuhan cairan per jam
pada pasien dengan berat 50 kg adalah 90
ml/jam

11
Khusus untuk pasien dalam kondisi kritis di
ICU, maka rumus kebutuhan cairan PER
HARI adalah
Fase ebb (ebb phase): fase akut (2472
jam dari trauma) 3035 ml/kgBB/24
jam
Fase flow (flow phase): fase kronis (> 72
jam dari trauma) 2530 ml/kgBB/24
jam

12
OPERATION

Kebutuhan cairan selama menjalani operasi =


kebutuhan cairan maintenance per jam +
kebutuhan cairan berdasarkan derajat operasi
Derajat operasi
Ringan: herniotomi, apendektomi simpel,
prosedur ortopedi perifer 24 ml/kgBB
Sedang: seksio sesarea, prosedur ortopedi tulang
panjang 46 ml/kgBB
Berat: laparotomi eksplorasi, trepanasi, stabilisasi
tulang belakang, bedah toraks 68 ml/kgBB

13
SEKILAS TENTANG EKG

EKG (Elektrokardiogram) adalah gambaran


penghantaran impuls kelistrikan jantung
dari SA node ke AV node, kemudian
diteruskan ke cabang-cabangnya
EKG memberikan gambaran kelainan
penjalaran listrik jantung dan kelainan
anatomis berdasarkan penghantaran listrik

14
EKG sederhana terdiri atas 12 sandapan
(leads), 6 sandapan ekstremitas dan 6
sandapan prekordial
6 sandapan ekstremitas: I, II, III, aVL, aVR,
aVF
6 sandapan prekordial: V1V6
Yang perlu DIINGAT
LEAD II paling sensitif untuk ARITMIA
LEAD V5 paling sensitif untuk ISKEMIA

15
Gambaran kelainan EKG yang sering
ditemui di bidang anestesiologi dan terapi
intensif:
PVC
AF
Sinus tachycardia
Sinus bradycardia
VT

16
PVC dan AF

PVC (Premature Ventricular Contraction): peningkatan


otomatisitas ventrikel atau fenomena reentry. Sering
disederhanakan sebagai gambaran pencuri di tengah-
tengah gambaran normal sinus ritmis
AF (Atrial Fibrillation): kelainan gambaran EKG yang
ditandai dengan hilangnya gelombang P, namun masih
didapatkan gambaran kompleks QRS yang jelas. AF
dibedakan menjadi AF-NVR (Normo Ventricular Rate)
heart rate < 100 x/menit; AF-RVR (Rapid Ventricular
Rate) heart rate > 100 x/menit

17
Penyebab aritmia = penyebab henti
jantung reversibel 6 H dan 5 T
6 H: hypovolaemia, hypoxia, hypothermia,
hypo-/hyperkalaemia,
hypo-/hyperglycaemia, hydrogen ion
(acidosis)
5 T; trauma, toxin, tamponade, tension
pneumothorax, thrombosis (cardiac and
pulmonary)

18
Terapi aritmia:
Hilangkan atau minimalkan penyebab
aritmia
Terapi sederhana yang tersedia:
Lidokain 11,5 mg/kgBB IV, diberikan pelan,
dapat diulang 3 kali dalam rentang 15 menit
Amiodaron 150 mg IV diberikan pelan,
kemudian di-maintenance dengan 360 mg/6
jam, dilanjutkan 540 mg/18 jam

19
SINUS TACHYCARDIA

Sinus tachycardia adalah gambaran sinus


ritmis dengan heart rate > 100 kali/menit
Penyebab:
Hipovolemia
Nyeri
Hiperkarbia
Gelisah, takut, cemas, setelah
berolahraga

20
SINUS BRADYCARDIA

Sinus bradycardia adalah gambaran sinus


ritmis dengan heart rate < 50 kali/menit
(< dari nadi basal)
Risiko besar terjadi HENTI JANTUNG
Terapi: sulphas atropine 0,01 mg/kgBB,
bolus CEPAT
Bila kondisi memburuk menjadi henti
jantung RJP

21
VT

VT (Ventricular Tachycardia): kelainan


gambaran EKG akibat gangguan
hemodinamis (minimal ventricular filling
time dan hilangnya atrial kick)
Terapi:
Bila denyut nadi karotis (+)
kardioversi
Bila denyut nadi karotis (-) RJP

22
DOSIS OBAT-OBAT KARDIOTONIKA

Norepinephrine:
Dosis: 0,051 mcg/kgBB/menit
Kecepatan (ml/jam) 1 ampul dilarutkan
sampai 50 ml NaCl 0,9%
= dosis x BB x 60
80

23
Dopamine:
Dosis: 110 mcg/kgBB/menit
Kecepatan (ml/jam) 1 ampul dilarutkan
sampai 50 ml NaCl 0,9%
= dosis x BB x 60
4000

24
Dobutamine:
Dosis: 110 mcg/kgBB/menit
Kecepatan (ml/jam) 1 ampul dilarutkan
sampai 50 ml NaCl 0,9%
= dosis x BB x 60
5000

25
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai