Anda di halaman 1dari 16

Teratogenisitas

Obat-obat Anestesi
Ibnu Firdiansyah Zayyad
Obat-obat anestesi mempengaruhi
mekanisme signalling interseluler dan
intraseluler dasar (neurotransmiter,
meknisme reseptor, Ca2++ signalling,
dan fungsi second messenger)
Berpengaruh juga terhadap mitosis
seluler dan sintesis DNA
Sistem ini berperan dalam
organogenesis dan diferensiasi seluler
Menurut Shepard, teratogenisitas
adalah semua perubahan signifikan
pada bentuk atau fungsi post-natal
pada anak keturunan setelah
prenatal treatment
Efek teratogen bersifat tergantung
pada dosis serta perubahan bentuk
dan fungsi tergantung pada durasi
dan tahap kehamilan saat terjadi
paparan
Paparan terhadap bahan teratogen
selama tahap perkembangan
pluripotensial mengakibatkan efek
pada semuanya atau tidak sama
sekali, misalnya kematian embrio
dan resorpsi atau kelangsungan
hidup embrio yang tidak terpengaruh
sama sekali
Paparan lanjut selama periode
organogenesis (3171 hari setelah
HPHT) dapat mengakibatkan
malformasi struktural
Setelah periode ini, pengaruh
terhadap maturasi sistem saraf pusat
memiliki potensi terhadap perilaku
dan perkembangan post-natal
Anestesi Inhalasi
Anestesi inhalasi dilaporkan memiliki efek
teratogenik dan embriotoksik pada hewan coba
Basford dan Fink melaporkan peningkatan
abnormalitas skeletal pada tikus yang dipapar
0,8% halotan selama 12 jam pada hari ke-8 dan
9 kehamilan
Terdapat bukti terbatas yang menunjukkan
bahwa enfluran dan isofluran memiliki potensi
embriotoksik dan teratogenik yang lebih
rendah daripada halotan
N2O
Viera melaporkan abnormalitas
skeletal pada tikus yang terpapar
0,1% N2O selama kehamilan
Penelitian lain menunjukkan bahwa
halotan dan isofluran memberikan
perlindungan terhadap
teratogenisitas N2O< ttetapi tidak
mencegah penurunan aktivitas
metionin-sintase
Alpha adrenergic receptor
mediated mechanism menyebabkan
pembentukan situs inversus pada
tikus dan N2O mendukung terjadinya
anomali ini
Agen Induksi
Propofol, etomidat, tiopental, atau
ketamin elah diketahui memiliki efek
teratogen pada dosis efektifnya,
tetapi terdapat kekurangan bukti dari
penelitian pada ibu hamil
Muscle Relaxant
Non-depolarising muscle relaxant
tampaknya tidak teratogen
Pada teknik embrio terkultur,
dibutuhkan konsentrasi > 30 kali
lipat untuk menimbulkan efek
tosisitas terhadap perkembangan
dari pankuronium, atrakurium, atau
vekuronium
Konsentrasi serum pada fetus tersisa
10% dari konsentrasi maternal
Anestesi Lokal
Prokain, lidokain, dan bupivakain
bersifat sitotoksik secara in vitro
pada ibu dengan penyalahgunaan
kokain
Studi dengan ropivakain
menunjukkan tidaka adanya efek
samping dari organogenesis
Antiemetik
Metoklopramid tidak menuimbulkan
efek teratogen
Ondansetron juga dinyatakan aman
pada penelitian dengan hewan coba
Kesimpulan
Terdapat bukti yang sangat terbatas
mengenai teratogenisitas obat-obat
anestesi yang sering digunakan pada
dosis pembedahan
Durasi pada beberapa anestesi yang
menjadi perhatian utama

Anda mungkin juga menyukai