Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

SISTEM SARAF

Ns. MARNI, S.Kep.


Pemeriksaan diagnostik pada sistem
saraf pada umumnya dilakukan
melalui lima prosedur yang meliputi:
a. Lumbal pungsi
b. Angiografi
c. Elektro encephalografi (EEG)
d. Elektromyegrafi (EMG)
e. Computerized axial tomografi (CT
Scan
a. Lumbal pungsi
Lumbal pungsi merupakan
prosedur pemeriksaan yang
dilakukan dengan pengambilan
cairan cerebrospinal melalui pungsi
pada daerah lumbal.
Indikasi
 

 Untuk diagnostik
 kecurigaan meningitis
 Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
 Pemberian media kontras pada pemeriksaan

myelografi
 Evaluasi hasil pengobatan
 Untuk Therapi
 Pemberian obat anti neoplastik atau anti
mikroba intra tekal
 Pemberian anesthesi spinal
 Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Persiapan alat yang digunakan untuk
prosedur pemeriksaan lumbal pungsi
meliputi:
1) Baki steril
2) Tabung reaksi
3) Bengkok
4) Pengalas
5) Desinfektan
6) Plester dan gunting
7) Manometer
8) Lidokain / xilocain
9) Masker, baju periksa dan tutup kepala
Adapun prosedur pemeriksaan lumbal pungsi
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Posisikan pasien lateral recumbent dengan

bagian punggung dipinggir tempat tidur.


Lutut pada posisi fleksi menempel pada
pinggir tempat tidur. Lutut pada posisi
fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi
ke depan dengan dagu menempel pada
dada.
 Pilih lokasi pungsi, beri tanda pada celah

interpinosus yang telah ditentukan.


NEXT…
 Dokter mengenakan masker, tutup kepala, sarung
tangan dan baju steril.
 Desinfeksi kulit dan bentuk lapangan steril
dengan duk penutup. Anestesi kulit dengan
lidokain / xilocain dan infiltrasi jaringan lebih
dalam hingga ligamen longitudinal dan
periosteum.
 Tusukkan jarum spinal dengan stilet di dalamnya

ke dalam jaringan. Tusukkan jarum kedalam


rongga subarachnoid dengan perlahan sampai
terasa lepas. Lepaskan stilet untuk memeriksa
aliran cairan cerebrospinal.
NEXT…
 Hubungkan jarum lumbal dengan
manometer pemantau tekanan. Sebelum
mengukur tekanan, tungkai dan kepala
pasien harus diluruskan. Bantu pasien
meluruskan kakinya perlahan-lahan.
 Anjurkan pasien bernapas normal dan

hindari mengejan.
 Tampung cairan cerebrospinal untuk
pemeriksaan, masukkan kedalam tabung
reaksi yang sudah berisi reagen,
perhatikan terbentuk endapan putih atau
tidak.
NEXT…
 Setelah prosedur selesai, lepaskan
manometer masukkan kembali stilet
jarum lumbal kemudian lepaskan
jarumnya. Pasang balutan pada
bekas tusukan.
 Mintalah pasien untuk tidur
terlentang tanpa bantal selama 2-4
jam. Observasi pungsi terhadap
kemungkinan pengeluaran cairan
cerebrospinal.
b. Angiografi
Angiografi merupakan prosedur
pemeriksaan untuk melihat sistem
pembuluh darah otak secara langsung.
Prosedur angiografi dilakukan dengan
memasukkan zat kontras melalui arteri.
Agiografi dapat digunakan untuk
mendeteksi sumbatan pada pembuluh
darah cerebral seperti stroke, anomali
congenital pembuluh dara, pergeseran
pembuluh darah dan malformasi vaskuler.
NEXT…
Setelah dilakukan prosedur
pemeriksaan, pemeriksaan harus
mengobservasi tanda-tanda vital
pasien setiap jam sampai kondisi
stabil, kompres es pada daerah
suntikan dan anjurkan pasien untuk
tidur terlentang tanpa bantal selama
24 jam.
c. Elektro encephalografi (EEG)
EEG merupakan suatu cara yang digunakan
untuk merekam aktivitas listrik otak
melalui tengkorak utuh. Prosedur
pelaksanaan EEG dilakukan dengan
menempelkan elektroda pada berbagai
daerah dibagian tengkorak kemudian
potensial permukaan otak terekam.
Perekaman akan terjadi terus menerus
selama beberapa menit dan terjadi
fluktuasi yang tercatat pada kertas EEG.
  Prinsip Kerja
Dengan elektroda yang ditempelkan
pada berbagai daerah tengkorak,
potensial permukaan otak direkam.
Perekaman ini berlangsung terus
menerus untuk beberapa menit.
Tegangan yang tercatat pada kertas
yang bergerak berupa gelombang-
gelombang.
NEXT…
Dengan memasang 16 elektroda pada
tengkorak aktivitas seluruh otak dapat
di tekan dan diselidiki. Tegangan otak
sebesar 50 mikrovolt agar dapat
direkam harus diperkuat sampai 1 juta
kali. Oleh karena itu aliran listrik dari
sumber lain seperti gerakan otot
kepala atau generator listrik juga ikut
tercatat (artefak 
NEXT…
Seluruh korteks serebri merupakan
medan listrik yang diproduksi pada
ujung-ujung dendrit. Tegangan
potensial neuron pada setiap
waktu berbeda sehingga potensial
dendrit juga berubah-ubah.
Fluktuasi ini yang tercatat pada
kertas EEG.
d. Elektromyegrafi (EMG)
EMG merupakan suatu prosedur
medis yang dilakukan untuk
mengukur dan mencatat aliran
listrik yang ditimbulkan oleh otot-
otot skeletal. Sebelum prosedur
dilaksanakan pastikan pasien tidak
menggunakan obat depresan atau
sedatif 24 jam sebelum prosedur.
Tujuan
membantu membedakan antara
gangguan otot primer seperti distrofi
otot dan gangguan sekunder
membantu menetukan penyakit
degeneratif saraf sentral
membantu mendiagnosa gangguan

neuromuskular seperti myestania


grafis
Adapun prosedur pelaksanaan EMG
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Posisikan pasien untuk berada disamping

tempat tidur atau di ruang tindakan khusus


 Pasang elektroda dibagian saraf yang akan

diperiksa. Mulailah dari dosis kecil untuk


mengalirkan rangsangan listrik melalui
elektroda ke saraf dan otot.
 Gunakan jarum elektroda dari nomor 1,3-

7,7 cm untuk mengetahui potensial otot.


NEXT…
 Perawat berusaha memberikan
rasa nyaman bagi pasien dan
memantau daerah penusukan
terhadap kemungkinan terjadinya
hematoma.
 Setelah prosedur selesai
dilakukan, kompres es daerah
penusukan untuk mengurangi
rasa nyeri dan ciptakan
lingkungan yang memudahkan
pasien untuk istrahat.
e. Computerized axial tomografi (CT
Scan)
CT Scan adalah prosedur pemeriksaan
untuk mendapatkan gambaran dari
berbagai sudut kecil dari tulang
tengkorak dan otak. Dalam sistem
saraf, CT Scan digunakan untuk
mendeteksi gambaran lesi tumor,
hematoma, perunahan vaskular, brain
contusion, brain atrofi, hydrosefalus
dan inflamasi.
NEXT…
Hal – hal yang harus diperhatikan
sebelum pemeriksaan dilakukan yaitu
berat badan pasien dibawah 145 kg.
kesanggupan pasien untuk tidak
mengadakan perubahan selama 20-
45 menit dan kaji adanya
kemungkinan reaksi alergi setelah
prosedur dilaksanakan.
Prinsip kerja:
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan
alat detektor yang dapat mencatat semua sinar
secara berdipensiasi. Pencatatan ini dilakukan
dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor,
dua diantaranya menerima  sinar yang telah
menmbus tubuh dan yang satunya berfungsi
sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas
sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan
penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga
titik, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan
memakai waktu 4,5 menit.
NEXT…
Prosedur pemeriksaan CT Scan dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
 Posisikan pasien untuk tidur terlentang dengan

tangan terkendali
 Masukkan meja elektronik ke dalam meja
scanner
 Lakukan pemantauan melalui komputer dan

pengambilan gambar dari berbagai sudut yang


dicurigai terhadap kelainan
 Mintalah pasien untuk diam absolut selama 20-

45 menit selama prosedur berlangsung.


NEXT…
 Pengambilan gambar dilakukan dari
berbagai posisi dengan pengaturan
komputer
 Perawat harus menemani pasien dari

luar dengan memakai protektif lead


approan selama prosedur berlangsung
 Sesudah pengambilan gambar, pasien

dirapikan. Mobilisasi secepatnya karena


pasien akan kelelahan selama prosedur
berlangsung. Observasi keadaan alergi
jika ada.
SEKIAN...

Anda mungkin juga menyukai