2. Aliran darah (Tekanan arteri rata – rata (mean arterial pressure / MAP), tekanan
intracranial (Intracranial Pressure/ICP), tekanan perfusi serebral (cerebral perfusion
pressure / PP), transcranial dopler (TCD), cerebral blood flow (CBF)
◦ Merupakan sarana yang baik untuk deteksi dini iskemia serebral dan perubahan kedalaman anestesi.
Metode :
◦ EEG intraoperatif diukur dengan elektroda yang ditempatkan secara terpisah pada kulit kepala atau
dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan pada kepala pasien.
◦ Sinyal pre-sinaptik yang dikumpulkan oleh elektroda diperkuat dan ditampilkan pada monitor
aktivitas otak.
Gambar 1. Prinsip Kerja Gelombang EEG
Gambar 2. Klasifikasi EEG berdasarkan bandwidth voltage
Gambar 3. Normal trace. Batas bawah
>5μV dan batas atas >10μV.
Adanya pelebaran dan penyempitan dalam
trace merupakan sleep-wake cycle
Tujuan :
Metode :
◦ EP yang dipantau umumnya adalah potensial aksi batang otak : brainsteam auditory
evoked respons (BAER), somatosensory evoked potentials (SEPs), motor evoked
potentials (MEPs).
Auditory Evoked Potential (AEPs)
◦ AEPs mengukur respons EEG
terhadap auditori berulang
menguji jalur saraf yang membawa
informasi dari perifer ke korteks
serebral.
◦ Sinyal diperoleh dari daerah yang sesuai dengan saraf yang dirangsang
dan daerah yang rentan terhadap kerusakan selama operasi.
Motor Evoked Potential (MEP)
◦ Beberapa kondisi klinis yang harus dinilai pada peningkatan TIK yaitu
- Tingkat kesadaran,
- Pemeriksaan pupil
- Pemeriksaan motorik ocular (perhatian khusus pada nervus III dan VI),
◦ TCD berguna sebagai alat penilaian aliran darah arteri basal otak.
◦ TCD mengukur kecepatan aliran darah, dalam sentimeter per detik, yang biasanya berkisar 40-70.
Metode : Penggunaan klinis yang paling umum dari TCD adalah pemantauan untuk vasospasme,
terutama setelah SAH.
Kelemahan :
◦ Kurang sensitif dan spesifik untuk memberikan alternatif pemantauan TIK noninvasif
◦ Prinsip kerja TCD terbatas untuk mendeteksi perubahan di dasar arteri asal vasogenic
◦ Dalam kondisi suplai dan permintaan oksigen yang konstan perubahan densitas
hemoglobin teroksigenasi mencerminkan perubahan CBF ketika tekanan darah
menurun hingga di bawah batas bawah autoregulasi
Monitoring Invasif
Tekanan Intrakranial (Intracranial Pressure/ICP)
Tujuan
◦ Subarachnoid screw awalnya digunakan untuk memantau ICP pada kasus trauma
kepala berat, pasien pra dan pasca operasi dengan aneurisma atau tumor otak.
Cara Kerja
◦ Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengalirkan CSF, namun kateter memiliki
risiko yang lebih rendah dari infeksi atau perdarahan
Intraparenkimal (Microtransducer Sensor)
Cara Kerja :
◦ Posisi pilihan perangkat tersebut adalah pada subtansia alba regio frontal nondominan pada cedera
otak difus, atau parenkim perikontusional pada cedera otak fokal.
◦ Kateter diinsersikan ke dalam ventrikel lateral biasanya melalui burr hole kecil di frontal
kanan.
◦ Dapat digunakan untuk mengalirkan LCS dan memberikan obat intratekal seperti pemberian
antibiotika pada kasus ventriculitis
Kelemahan :
◦ Tranduser harus sama tinggi dengan titik referensi Titik referensi yang paling umum adalah
foramen Monro.
◦ Titik referensi 0 adalah garis imajiner anatara puncak telinga dan kantus bagian luar mata.
◦ Setelah dicabut, ujung kateter harus dikirim untuk kultur, dimana pertumbuhan bakteri
berkaitan dengan risiko tinggi terjadi meningitis, dan tes sensitivitas antibiotika berdasarkan
atas analisis mikrobiologi dapat menjadi pedoman terapi
Gambar 4. Keuntungan dan kerugian metode pemantauan TIK yang invasif
Gambar 5. Perbandingan masing-masing metode pemantauan TIK23
Tekanan Darah Arteri
◦ Tekanan darah arteri adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh ejeksi ventrikel kiri ke aorta
dan ke arteri sistemik. Tekanan arteri sistemik terdiri dari :
◦ Tekanan sistolik adalah tekanan darah maksimal ketika darah dipompakan dari ventrikel kiri.
Range normal berkisar 100- 130 mmHg
◦ Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung relaksasi menggambarkan
tahanan pembuluh darah yang harus dihadapi oleh jantung. Range normal berkisar 60-
90 mmHg
◦ Mean Arterial Pressure atau tekanan arteri rata-rata selama siklus jantung. Rumus MAP :
Sistolik + 2. Diastolik x 1/3. MAP menggambarkan perfusi aliran darah ke jaringan.
Monitoring Metabolisme Cerebral : Monitoring Non invasive
Monitoring NIRS
◦ Deteksi saturasi oksigen darah otak berbasis NIRS
didasarkan pada fitur penyerapan spektral yang
berbeda dari oksihemoglobin (HbO2) dan
hemoglobin tereduksi (HbR) dalam jaringan yang
terdeteksi dalam jendela optik inframerah-dekat
(700-950 nm).
Diagram jalur cahaya pemantauan sensor NIRS. (a) Sumber cahaya tunggal; (b) sumber cahaya ganda.
Monitoring Saturasi Vena Jugular (SJvO2)
◦ . Guven dan timnya mempelajari 82 pasien stroke berisiko tinggi dengan memantau
dan mencatat parameter fisiologis mereka dan ditindaklanjuti. Ditemukan bahwa
pemantauan SjvO2 kondusif untuk mengenali gejala stroke berisiko tinggi dan
memandu intervensi pada penyakit kritis
• Pemantauan SjvO2 dapat diterapkan pada
pasien stroke
Pemantauan PbtO2 adalah teknik pemantauan saturasi oksigen darah otak dengan
kemajuan teknologi elektronik dan serat optik.
PbtO2 dapat mencerminkan oksigenasi jaringan otak pada tingkat sel serta status perfusi
dan sirkulasi
Metode ini memonitor tekanan parsial oksigen, suhu, dan pH jaringan otak
menggunakan mikroelektroda implant.
Pemantauan PbtO2 dapat mendeteksi apakah jaringan otak telah mengalami cedera
ireversibel akibat iskemia dan hipoksia.
KEUNTUNGAN KELEMAHAN
◦ Untuk memprediksi outcome monitoring dapat dilakukan secara invasif dan non-
invasif.
◦ Teknik invasif masih berlaku dalam pemantauan saturasi oksigen darah otak klinis dan
dianggap akurat tetapi dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh dan memiliki
potensi risiko lainnya.