Anda di halaman 1dari 11

INTERPRETASI OCT PADA GLAUKOMA

Masitha Dewi Sari

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
ABSTRAK
Optical Coherence Tomography (OCT) mrupakan teknologi pencitraan yang
menampilkan gambaran resolusi mikron, cross sectional, pada jaringan invivo termasuk
mikrostruktur okuli. OCT adalah alat bantu diagnostik non kontak, non invasif dan tidak
memerlukan imersi, menampilkan irisan jaringan hidup, yang beroperasi dengan prinsip
inferometri menggunakan sinar inframerah koherensi rendah sekitar 40Um dengan
panjang gelombang antara 800-830 nm, yang diserap oleh jaringan tertentu, dilengkapi
dengan kamera khusus untuk menangkap refleksi sinar dan menghasilkan image atau
bayangan dari jaringan histologis dengan resolusi tinggi.
Di bidang glaukoma,secara kuantitas OCT dapat mengukur ketebalan RNFL
dengan resolusi 8-10 mikron, sehingga lebih objektif untuk mendiagnosa glaukoma.
OCT lebih memberikan kontribusi yang besar untuk mendeteksi dini adanya glaukoma
sebelum didapatkan gangguan lapang pandangan.

Kata kunci : Optical Coherence Tomography, glaukoma


BAB 1
PENDAHULUAN

Optical Coherence Tomography (OCT) adalah alat bantu diagnostik


non kontak, non invasif dan tidak memerlukan imersi, menampilkan irisan
jaringan hidup, yang beroperasi dengan prinsip inferometri menggunakan
sinar inframerah koherensi rendah sekitar 40Um dengan panjang gelombang
antara 800-830 nm, yang diserap oleh jaringan tertentu, dilengkapi dengan
kamera khusus untuk menangkap refleksi sinar dan menghasilkan image
atau bayangan dari jaringan histologis dengan resolusi tinggi (Bancato &
Lumbroso, 2004).
Kehadiran OCT telah terbukti sangat berguna dalam membantu
menegakkan diagnosa, evaluasi, penatalaksanaan berbagai kelainan mata
dan juga penelitian. Di bidang ilmu kesehatan mata, OCT banyak membantu
menegakkan diagnosa, pemantauan terapi, pemantauan perjalanan penyakit,
dokumentasi serta penjelasan kepada pasien di bidang glaukoma, retina dan
kornea ( Hong&Sun, 2010). OCT ini dapat menguraikan lapisan demi lapisan
serabut syaraf tanpa efek samping yang merugikan.
Stratus OCT memiliki resolusi aksial yang lebih tinggi sekitar 9 sampai
10 mikron pada jaringan.Sistem Stratus dapat menghasilkan gambar OCT
yang sangat mendetail dari retina. Stratus OCT ini memliki sensitivitas lebih
dari 80% dan spesifisitas lebih dari 95%. (Christoph & Hitzenberger, 2003). Di
bidang glaukoma, OCT sangat membantu dalam menegakkan diagnosa,
mengetahui derajat keparahan kerusakan papil syaraf optik dan kerusakan
lapisan serabut syaraf retina akibat glaukoma dan menjadi alat screening
yang andal dan sahih untuk glaukoma pra perimetrik yang mampu
mendeteksi kerusakan 5 tahun lebih awal ( Dexter & Barton, 2011). Dewasa
ini OCT adalah tekhnik pilihan untuk memeriksa dan mengukur lapisan
serabut syaraf retina yang dapat dijadikan marker terhadap degenerasi
aksonal dan untuk pemantauan pengobatan neuroprotektif (Zaveri, et al.,
2008).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisa RNFL dan ONH pada Glaukoma

Analisis diskus optikus pada Stratus OCT yang dilakukan berdasarkan Fast

Optic Disc Scan dan Fast Macular Thickness ( Fast Macular Map dan Fast Retinal

Nerve Fiber Layer 3,4 Thickness) . Pemeriksaan tersebut menggunakan 6 garis

berukuran 4 mm untuk mendapatkan data cross sectional dari diskus optikus.

Analisis ONH berguna untuk memeriksa dan mengukur syaraf optik dari masing-

masing 6 scan tersebut secara tunggal maupun berbarengan. Hasil analisis terdiri

dari gambaran tunggal atau gambaran gabungan dari hasil semua scan. Algoritme

mendeteksi dan memperlihatkan lokasi bagian atas dan dalam RPE pada setiap sisi

diskus optikus. Titik referensi diskus diindikasikan dengan gambaran silang di dalam

lingkaran yang berwarna biru, dimana sebuah garis yang menghubungkan titik-titik

referensi tersebut merupakan diameter diskus. Reference plane (garis offset cawan)

ditentukan oleh sebuah garis yang paralel terhadap garis diameter diskus dengan

offset 150 Um ke anterior (garis putih). Luas rima neuroretina (daerah merah) pada

potongan melintang disetimasikan oleh luas yang dibatasi reference plane sebagai

batas posterior dan garis yang tegak lurus terhadap ujung diameter diskus sebagai

batas lateral. Lebar syaraf optik pada diskus (garis kuning) di masing-masing sisi

ditandai dengan garis lurus dari setiap titik referensi ke titik yang paling dekat pada

permukaan anterior.
2.2. Teknik Pemeriksaan

Teknik pemeriksaan LSSR dengan Stratus OCT:


- Posisikan tubuh pasien sesuai dengan tinggi mejanya sehingga
pasien merasa nyaman, kemudian instruksikan pasien untuk
meletakkan dagu di salah satu bagian kanan atau kiri, pastikan
bahwa dagu pasien menempel pada 2 sensor (berwarna hitam) dan
dahi pasien menempel pada chin rest. Komputer akan otomatis
mengenali mata kanan atau kiri yang akan diperiksa.
- Setelah pasien merasa nyaman instruksikan untuk melihat ke
tengah dan posisikan pupil mata supaya berada di tengah dengan
menekan tombol mouse sehingga pupil tepat berada di tengah layar.
Kemudian instruksikan pasien untuk melihat ke dalam dan fokus di
tengah melihat tanda silang hijau.
- Setelah pupil tepat berada di tengah tekan tombol chinrest ke kiri
atau ke kanan sehingga gambar pupil terlihat fokus
- Setelah semua parameter pemeriksaan tepat maka pastikan pasien
tetap fokus pada titik fiksasi.
2.3. Contoh Gambar OCT

Gambar. 1. Gambaran OCT, mata kiri terlihat gambaran glaucomatous dan di


mata kanan. OCT membantu dalam mendiagnosa serta follow up suspek
glaukoma. Pada gambaran ini, terlihat defek superior RNFL dan inferior notch
yang sesuai pada mata kanan

2.4 Interpretasi OCT pada glaukoma


Telah ditegaskan bahwa hilangnya RNFL dapat mendeteksi adanya glaukoma
sebelum terjadi defek pada lapang pandang dan perubahan saraf optik. Kemampuan
OCT yang dapat menggambarkan struktur RNFL merupakan alat yang handal untuk
diagnosa dini dan monitoring perjalanan glaukoma. Tentu saja penting
menginterpretasikan hasil OCT dengan membandingkan gejala klinis.
Analisa OCT yang sering digunakan pada glaukoma adalah RNFL thickness
analysis, RNFL map, dan optic nerve head analysis. RNFL analysis dan RNFL map
berdasarkan scan sirkular dari diskus optik. Fast RNFL thickness meliputi tiga lingkaran
scan dengan diameter 3.4 mm mengelilingi diskus optik dalam 1,92 detik.

3.5.1 Analisa RNFL


RNFL mempunyai reflektivitas tinggi yang dimulai dari permukaan
vitreoretinal. Terdapat 2 macam tipe dasar scanning, yaitu garis dan lingkaran.
Hilangnya RNFL dapat dideteksi sebelum adanya kelainan pada hasil perimetri.
Glaukoma merupakan focal disease dengan predileksi inferior dan superior diskus optik
dan RNFL. Asimetri antara kedua mata signifikan dalam mendiagnosa glaukoma.
Scan RNFL yang abnormal dapat terjadi penipisan RNFL yang ditunjukkan pada tabel
poin RNFL dan juga kuadran serta grafik Temporal Superior Nasal Inferior
Temporal (TSNIT).

Gambar 2. RNFL analisis


3.5.2 Grafik TSNIT
Scan RNFL thickness menunjukkan 3 lingkaran scan dengan diameter 1.73 mm
dengan pusat diskus optik. Untuk mengukur RNFL thickness dari tiga scan dirata-rata dan
hasilnya ditampilkan berupa grafik TSNIT terletak di sudut atas kiri pada printout RNFL.
Grafik ini merupakan gambaran linear yang menunjukkan nilai dari temporal (T) ke superior
(S) pada nasal dan inferior (I) dan kembali ke temporal (T).
Glaukoma mempunyai predileksi untuk terjadinya hilangnya RNFL yaitu
pada inferior dan superior sehingga average RNFL inferior dan superior
merupakan indikator yang penting. Nilai normal rata-rata RNFL superior 142.7 µm; pada
early glaucoma 104.8 µm. Nilai normal rata-rata RNFL inferior 138.6 µm; pada early
glaucoma 103.9 µm.
Kuadran plot berguna untuk menilai hilangnya RNFL lokal, terutama yang
ditunjukkan pada kuadran inferior dan superior. Sedangkan sektor plot berguna untuk
menilai kerusakan fokal, terutama inferior/inferotemporal, dan superior/superotemporal.1,3
Asimetri mata seringkali ditemukan pada glaukoma. Pada hasil RNFL
printout pembacaan dititikberatkan pada profil TSNIT dibandingkan dengan
membaca angka. Hilangnya RNFL seringkali lebih mudah dilihat pada grafik TSNIT.
Indikator RNFL lainnya sering menggambarkan normal atau abnormal. Smax dan !max
berguna untuk melihat kedataran RNFL (dan kerusakan karena glaukoma), meskipun
rata-rata RNFL masih dalam batas normal. Rasio yang tercantum pada tabel dan
perbandingan OU menunjukkan informasi tentang kondisi RNFL, tetapi tidak sensitif
atau spesifik seperti pada rata-rata atau nilai maksimpm kuadran.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketebalan RNFL pada pasien
glaukoma lebih tipis dibanding mata normal. Terdapat beberapa bukti yang
mendukung bahwa ketebalan RNFL yang diukur memakai OCT dapat membedakan
pasien glaukoma dengan mata normal. Zangwill et al menyebutkan bahwa ketebalan
RNFL pada daerah inferior merupakan indikator terbaik untuk membedakan mata normal
dengan mata yang terdapat early glaucoma sampai moderate glaucoma. Mandavi et al
menyebutkan bahwa ketebalan RNFL superior merupakan indikator terbaik untuk
mendeteksi glaukoma. Perbedaan pada kedua penelitian ini kemungkinan bisa
disebabkan perbedaan karakteristik populasi yang diteliti.

3.5.3 Analisa Diskus Optik


Analisa Diskus optik berdasarkan scan fast optic disc. Fast optic disc scan
menggunakan 6 garis, 4 mm untuk menangkap data cross sectional pada optic nerve
head (ONH). Hasil dari analisa merupakan hasil baik dari scan tunggal ataupun gabungan
dari nerve head. Lingkaran menunjukkan posisi dari scan yang dievaluasi. Tampilan
scan berupa gambaran dengan garis kuning. Garis kuning pendek melintasi akhir
merupakan titik awal. Garis scan lain adalah biru. Jika diklik pada garis maka data akan
ditampilkan.

Gambar 3. Analisis Nerve Head


Kualitas gambar sangat penting untuk interpretasi ONH. Letak scan
harus tepat ditengah ONH dan mempunyai kekuatan sinyal yang kuat. Nilai kekuatan
sinyal ditampilkan pada ONH Analysis Report. Scan dengan kekuatan sinyal = 7
adalah baik, sedangkan scan dengan kekuatan sinyal <5 tidak dapat diterima. Keenam
scan radial sebaiknya terletak tepat ditengah ONH, untuk menilai tepat ditengah,
pemeriksa sebaiknya melihat gambaran fundus yang ditampilkan di layar ataupun di
kertas printout. Bila tidak terletak ditengah dapat menyebabkan kesalahan
dalam mengevaluasineuro retinal rim dan dimensi cup.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dua kunci parameter untuk
membedakan mata dengan glaukoma adalah cup/disc ratio dan vertical
integrated rim area. Cup/disc ratio adalah kalkulasi dari area cup (area yang terletak
didalam garis hijau) dan area diskus (area yang terletak didalam garis merah).
DAFTAR PUSTAKA

Bancato, R., Lumbroso, B. 2004. Guide to optical coherence tomography


interpretation. Arti Graphiche. Rome

Bowd,C., Weinreb, RN., William, JM., 2000. The retinal nerve fiber layer
thickness in ocular hypertensive, normal and glaucomatous eyes
with optical coherence tomography. Arch Ophthalmol. 118 (1) : 22-6

Christoph,KH., 2003. Three dimentional Imaging of The Human Retina by


High Speed OCT

Dexter, W., Barton, K. 2011. „ ESCRS Glaucoma Day . Vienne Programme


Reflects Unprecedented Interset in Glaucoma Surgery‟. Eurotimes.
Vol 16.:2

Huang D, Chopra V, Lu AT, Tan O, Francis B, Varma R. 2012. Advance


Imaging for Glaucoma Study-AIGS Group. Invest Ophthalmol Vis
Sci. 53: 4990-7

Kaushik,S., Pandav, S.S., Ram, J., Neuroprotection in glaucoma. Journal of


Postgraduate Medicine. 49: 90-5

Lumbroso. B ., Rispoli. M., 2009. Guide to interpreting OCT. James Allyn.


Dublin

Anda mungkin juga menyukai