Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.

1, September 2019

TEKNIK KURATIF TERHADAP COMPUTER VISION SYNDROME (CVS)


PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN KOMPUTER MELALUI
AKUPRESUR MATA
Nada Cindya1, Ayu Anita2, Yurike Reza3, Riri Novayelinda4
1,2,3,4
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Riau Jalan Pattimura No 9 Gedung G Pekanbaru Riau
Kode Pos 28131 Indonesia
Email: nada24nacin@gmail.com

Abstrak
Computer Vision Syndrome (CVS) adalah kumpulan gejala visual sebagai akibat interaksi yang panjang
dengan media elektronik seperti komputer, maupun perangkat digital lainnya. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengidentifikasi efektivitas akupresur mata sebaagai teknik kuratif terhadap Computer Vision
Syndrome (CVS). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan quasy eksperimen. Sampel dari penelitian
adalah siswa sekolah kejuruan komputer yang berada pada usia remaja menengah sebanyak 50 responden.
Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode Purposive sampling. Analisis statistik yang digunakan
adalah Wilcoxon, paired sample test dan Mann Whitney. Sebelum penelitian pada kelompok eksperimen
menunjukkan keluhan nilai CVS tertinggi yaitu 23 poin, kemudian setelah mendapat perlakuan turun drastis
pada nilai minimum 0 poin, sejalan hal tersebut hasil analisa menunjukkan bahwa akupresur mata
menurunkan kejadian CVS dengan nilai rata-rata pretest 12,28 dan posttest 5,44 (p value= 0,000). Pada
akhirnya ditarik kesimpulan bahwa akupresur maa sebagai salah satu alternatif kuratif komplementer pada
kejadian Computer Vision Syndrome.

Kata Kunci: Computer Vision Syndrome, akupresur mata, siswa

Abstract

Computer Vision Syndrome (CVS) is symptoms of visual which is resulted from using for a long time
interaction with electronic media such as computers; or digital device. The purpose of study to identify the
effectiveness of eye acupressure as a curative technique for Computer Vision Syndrome (CVS). The type of
this research quantitative with quasy experimental design. The sample of this study was students of
Vocational school of Computer Major who were at the age of middle adolencent as many as 50 respondents
and identified have Computer Vision Syndrome. The sample were selected by using Purposive sampling
method. The analysis statistic used Wilcoxon, paired sample test and t-Independent. Before studies in
experimental groups showed highest complaint of CVS with 23 points, then after getting the treatment
drastically decrease at minimum 0 point, accordance with analysis statistic showed that acupresure can
reduce the CVS significantly with mean prestest 12,28 and posttest 5,44 (p value= 0,000). It is concluded
that eyes acupresure as a one of curative alternative in complementary for Computer Vision Syndrome.

Keywords: Computer Vision Syndrome, eyes acupressure, student

PENDAHULUAN penggunaan browsing maupun game


Kemajuan revolusi industri 4.0 online. Menurut Roselin (2010),
berkembang semakin pesat. Demikian perkembangan teknologi informasi seperti
halnya dengan teknologi informasi dan internet sudah mampu menciptakan
komunikasi yang penggunaanya tidak masyarakat dunia global dan menciptakan
hanya sebatas keperluan pekerjaan tetapi suatu perubahan kehidupan bagi
juga distraksi rasa jemu, seperti masyarakat. Tanpa disadari manusia telah

94
Nada Cindya1, Ayu Anita2, Yurike Reza3Riri Novayelinda4, Teknik Kuratif terhadap Computer
Vision Syndrome (CVS) pada Siswa Menengah Kejuruan Komputer melalui Akupresur Mata
berada dalam dua keadaan komunitas Keluarga Berencana (BKKBN) 2014,
masyarakat yang harus diikuti, yaitu rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan
komunitas masyarakat nyata dan belum menikah. Memasuki usia remaja
komunitas masyarakat maya (cyber seseorang cenderung untuk mencoba hal
community). yang baru sebagai aktualisasi dari
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet pencarian jati dirinya termasuk
Indonesia (APJII) tahun 2014, penggunaan media eletronik. Intensitas
mengungkapkan jumlah pengguna internet penggunaan media eletronik diperkirakan
di Indonesia tahun mencapai 88 juta orang meningkat seiring berjalannya waktu
hingga akhir tahun 2014. Berdasarkan (Azkadina, 2012). Hal ini mengakibatkan
populasi, jumlah pengguna Internet dampak yang signifikan terhadap masalah
terbesar adalah di provinsi Jawa Barat kesehatan visual yang jika tidak tertangani
sebanyak 16.4 juta, diikuti oleh Jawa akan menurunkan produktivitas
Timur 12.1 juta pengguna dan Jawa (Shantakumari, Eldeeb, Sreedharan, 2014).
Tengah 10.7 juta pengguna. Pulau Menurut Anggrainy, Ashar dan Lubis
Sumatera menyumbang 18,6 juta pengguna (2018), Kumpulan gejala yang
dimana daerah Riau sendiri telah mencapai mengakibatkan gangguan pada mata
angka 1.8 juta pengguna dengan angka dikarenakan fokus penglihatan dalam
penetrasi sebesar 29%. Adapun media waktu yang panjang didepan komputer,
eletronik yang digunakan dipulau Sumatera maupun perangkat digital lainnya disebut
berupa telepon seluler sebanyak 71% dengan Computer vision Syndrome (CVS).
disusul penggunakan notebook/laptop Gejala tersebut meliputi gejala okular
sebanyak 32%. Menurut Kompas Tekno, internal, okular eksternal, gejala visual, dan
(2014) mengungkapkan, bahwa 69 persen gejala yang berhubungan dengan
responden menggunakan komputer untuk muskuloskeletal (Gawrinsankaran &
mengakses internet, sekitar sepertiga (34%) Sheedy, 2014).
menggunakan laptop, dan 2% terhubung Hasil penelitian yang dilakukan oleh
melalui video game. Permana, Koesyanto dan Mardiana (2015),
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk menunjukan bahwa Computer vision
BPS tahun (2010), tercatat bahwa Syndrome disebabkan beberapa faktor
penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta antara lain durasi penggunaan, jarak mata
jiwa dan 64 juta jiwa diantaranya berusia dengan monitor, intensitas penerangan,
remaja. Menurut Badan Kependudukan dan serta sikap tubuh yang tidak ergonomis
95
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019
saat menggunakan media elektronik. Analisis data melibatkan data univariat
Menurut Wong (2012), akupresur sebagai dan bivariat yang sebelumnya telah dilakukan
salah satu jenis terapi komplementer pengujian homogenitas menggunakan
berperan dalam menjaga keseimbangan Levene’s test dan normalitas data
tubuh salah satunya dalam menggunakan Shapiro-Wilk. Dalam hal ini
mengoptimalkan kesehatan visual. untuk melihat kondisi Computer Vision
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti Syndrome (CVS) pada kelompok kontrol
ingin melakukan penelitian guna mengetahui dilakukan uji dependent sample t-test,
apakah teknik akupresur mata dapat menjadi sedangkan pada kelompok eksperimen
tindakan kuratif terhadap CVS. Melalui dilaksanakan analisis uji statistik Wilcoxon
sasaran remaja pertengahan yang duduk untuk melihat pengaruh intervensi akupresur
dibangku sekolah kejuruan komputer yang mata terhadap Computer Vision Syndrome
aktif menggunakan media elektronik sebagai (CVS). Selanjutnya untuk membandingkan
penunjang belajar dikesehariannya, peneliti pengaruh intervensi pada kedua kelompok
tertarik untuk melakukan penelitian guna dilakukan analisis hipotesis uji beda dua mean
mengetahui apakah teknik akupresur mata independent sample t-test guna melihat adanya
dapat menjadi tindakan kuratif terhadap perbedaan atau tidak adanya perbedaan
CVS. Sehingga diharapkan CVS yang posttest gejala Computer Vision Syndrome
dialami siswa dapat teratasi dan proses (CVS).
pembelajaran berlangsung lebih baik. Tahap pre-test diawali dengan
penyebaran kuesioner Computer Vision
METODE PENELITIAN
Syndrome kepada responden untuk kemudian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
dilakukan skrining terhadap hasil yang
kuantitatif dengan desain quasy experiment
didapatkan sesuai dengan kriteria yang
melalui rancangan pretest dan posttest.
diharapkan peneliti dimana responden
Adapun teknik pengambilan sampel
merupakan individu yang positif dinyatakan
(sampling) dalam penelitian ini menggunakan
mengalami CVS.
teknik non-probability yaitu purposive
Melalui penilaian dari skrining yang
sampling yaitu penetapan sampel berdasarkan
didapatkan, maka sampel dibagi dalam dua
pertimbangan terkait ciri dan sifat mewakili
jenis kelompok yaitu kelompok kontrol dan
karakteristik populasi. Penelitian ini
kelompok eksperimen. Selanjutnya tahapan
melibatkan sebanyak 50 responden yang
akupresur dimulai sesuai instruksi dan
terbagi dalam 2 jenis kelompok yaitu
panduan dari leaflet yang diberikan. Intervensi
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
96
Nada Cindya1, Ayu Anita2, Yurike Reza3Riri Novayelinda4, Teknik Kuratif terhadap Computer
Vision Syndrome (CVS) pada Siswa Menengah Kejuruan Komputer melalui Akupresur Mata
dilaksanakan 1 kali sehari sekitar 15-20 menit HASIL PENELITIAN
selama 4 hari berturut-turut kepada kelompok Tabel 1.
Data demografi berdasarkan usia, jenis
eksperimen. Tahapan intervensi dimulai
kelamin, durasi penggunaan
dengan sterilisasi tangan. Jumlah
P value
(n=50)
Penekanan dilakukan pada titik
N %
akupresur masing-masing sebanyak 20 kali Usia
tekanan secara sirkular berlawanan arah jarum a. 18 tahun 17 34,0
b. 17 tahun 20 40,0 0,094
jam, dengan kekuatan tekanan dianggap cukup c. 16 tahun 11 22,0
apabila sepertiga kuku menjadi putih pada saat d. 15 tahun 2 4
Jumlah 50 100%
penekanan dilakukan. Akupresur dimulai Jenis kelamin
dengan tahapan rileksasi nafas dalam dan a. Perempuan 33 66,0 0,137
b. Laki-laki 17 34,0
penekanan pada acupoint GB-20 serta GB-21. Jumlah 50 100%
Selanjutnya fokus pada regio wajah akupresur Durasi
penggunaan
meliputi acupoint EX-HN 3/Yingtang,
a. 4 jam sehari 14 28,0
acupoint BL-2, medial acupoint EX-HN 4, b. > 4 jam 36 72,0 0,221
sehari
acupoint EX-HN 5, acupoint SJ- 23, acupoint
Jumlah 50 100%
ST-2, dan diakhiri pada acupoint BL-1.
Selang satu hari setelah 4 hari berturut- Berdasarkan tabel 1 didapatkan data
turut dilakukan intervensi, maka pada hari bahwa dari 50 responden yang diteliti
keenam peneliti mengidentifikasi kembali mayoritas responden berada pada usia 17,
kondisi Computer Vision Syndrome (CVS) yakni sebanyak 20 orang (40,0%), sebagian
yang dialami responden menggunakan besar berjenis kelamin perempuan sejumlah 33
kuesioner. Hasil skoring dari kuesioner orang (66,4%), dengan durasi penggunaan
kemudian dicatat pada lembar penilaian. media elektronik terbesar yaitu lebih dari 4
Setelah proses pengumpulan data selesai, jam dalam sehari sebanyak 36 orang (72,0%).
peneliti melakukan analisis menggunakan uji Setelah dilakukan uji homogenitas untuk data
statistik sesuai metode yang ada. demografi, sehingga didapatkan data yang
homogen dimana usia p value 0,094 > ɑ
(0,05), jenis kelamin p value 0,134 > ɑ (0,05),
adapun durasi penggunaan media elektronik
didapatkan p value 0,221 > ɑ (0,05), darihasil
tersebut menunjukkan bahwa kedua data sama
atau homogen.
97
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019
Uji statistik alternatif yang digunakan
Tabel 2.
untuk melihat perbedaan pretest dan posttest
Uji homogenitas CVS sebelum intervensi pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kelompok eksperimen menggunakan uji
Variabel Mean SD P value
Wilcoxon, sedangkan pretest dan posttest
Kelompok 12,28 5,519 0,835
Eksperimen untuk kelompok kontrol menggunakan uji t
Kelompok 13,22 5,278 dependent/ berpasangan, adapun untuk
Kontrol
perbandingan kedua kelompok digunakan uji t
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan independent.
data yang homogen dimana mean pretest pada
Tabel 4.
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Skor Computer Vision Syndrome (CVS) pretest
masing-masing dan 12,28 dan 13,12 dengan p dan posttest Intervensi pada Kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
value kedua kelompok ialah 0,835 > ɑ (0,05). Variabel Median SD P
Hal ini menunjukkan bahwa sebelum value
Ekeperimen Pretest 12,28 5,519 0,000
mendapatkan intervensi kedua kelompok
Posttest 5,44 3,980
memiliki variasi yang sama. Kontrol Pretest 13,12 5,278 0,001
Posttest 15,76 5,380

Tabel 3.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
Uji normalitas data
kelompok eksperimen memiliki perbedaan
Kelompok N P
Computer Vision Syndrome (CVS) dimana
Value
Kelompok Pretest 25 0,422 pada pretest didapatkan mean senilai 12,28
Kontrol Posttest 25 0,102
dengan standar deviasi 5,519 sedangkan
Kelompok Pretest 25 0,018
Eksperimen Posttest 25 0,098 posttest memiliki mean 5,44 dengan standar
deviasi 3,980. Hasil analisis berdampak
Berdasarkan uji Shapiro-Wilk yang telah signifikan dimana p value 0,000 < ɑ (0,05).
dilakukan didapatkan nilai pretest kelompok Sehingga dapat disimpulkan bahwa gejala
kontrol p value 0,422 > ɑ (0,05) dan posttest Computer Vision Syndrome (CVS) menurun
0,102 > ɑ (0,05) adapun posttest kelompok setelah diberikan perlakuan akupresur mata
eksperimen p value 0,098 > ɑ (0,05) yaitu sebanyak 6,84.
sedangkan pada pretest eksperimen data tidak
terdistribusi normal dimana p value 0,018 < ɑ PEMBAHASAN
(0,05) dengan demikian tidak memenuhi syarat Pada kelompok kontrol mean Computer
untuk dilakukan uji t test sehingga Vision Syndrome (CVS) pada pretest yaitu
menggunakan uji alternatif. 13,12 dengan standar deviasi 5,278 sedangkan

98
Nada Cindya1, Ayu Anita2, Yurike Reza3Riri Novayelinda4, Teknik Kuratif terhadap Computer
Vision Syndrome (CVS) pada Siswa Menengah Kejuruan Komputer melalui Akupresur Mata
mean pada posttest senilai 15,76 dengan terapi akupresur dengan tingkat kesembuhan,
standar deviasi 5,380. Sehingga dari hasil dari hasil yang didapatkan menunjukkan
analisis dapat diidentifikasi bahwa pada bahwa tingkat clinical effective rate mencapai
kelompok kontrol terdapat perbedaan dimana 100% pada intervensi yang melibatkan banyak
peningkatan Computer Vision Syndrome acupoint.
(CVS) yaitu 2,64 dengan p value yaitu 0,001 > Intervensi yang dilakukan pada
ɑ (0,05). penelitian ini selama 4 hari berturut-turut
Computer Vision Syndrome timbul dalam 1 sesi berpengaruh terhadap manfaat
sebagai salah satu akibat dari ergonomika yang didapatkan. Senada dengan penelitian
benda. Penggunaan media elektronik yang oleh Ho dalam Kwon dan Lee (2018), yang
tidak tepat dapat berakibat pada kesehatan menunjukkan terdapat hubungan antara
(Sulianta, 2013). Hasil analisis uji statisk periode dan sesi intervensi terhadap tingkat
menunjukkan rentang nilai tertinggi yang keberhasilan, yang mana diketahui pelakuan
semula 23 poin didapatkan pada dua kelompok dengan periode selama 3-5 hari dan sesi tidak
turun drastis pada nilai minimum kelompok lebih dari 2 kali dalam sehari berimplikasi
eksperimen yaitu 0 poin, sedangkan kelompok pada tingkat kesembuhan senilai 100%.
kontrol 6 poin. Hal ini mengidentifikasikan Akupresur mata melibatkan 9 acupoint
bahwa kelompok eksperimen yang telah yang tersebar dibeberapa regio tubuh. Menurut
mendapatkan perlakuan akupresur mata CVS Zhao, Dennis, dan Lam (2010), acupoint BL-2
yang dialaminya sembuh secara signifikan. dan EX-HN 5 dapat memodulasi aktivasi
Adapun pada kelompok kontrol walaupun korteks visual, lebih dari itu acupoint ini
terjadi penurunan, namun nilai belum terbukti efektif dalam meningkatkan aliran
bermakna dimana skor minimum yang darah kepembuluh darah otak dan okular
didapatkan adalah 6 poin, hal ini menunjukkan (termasuk koroid), menstimulasi pertumbuhan
bahwa responden masih tergolong mengalami saraf retina dan menyebabkan perubahan
Computer Vision Syndrome (CVS). metabolisme pada sistem saraf pusat.
Kompleksitas acupoint yang diterapkan Berdasarkan penelitian Fabrin (2015)
dalam intervensi penelitian ini memberikan mengenai fungsional acupoint EX-HN 4
efek kuratif yang baik dibandingkan hanya memaparkan bahwa akupresur menghasilkan
menggunakan satu atau beberapa acupoint efek langsung pada sistem motorik dan
saja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang mempertahankan keseimbangan energi serta
dilakukan oleh Kwon dan Lee (2018), yang harmonisasi dalam tubuh. Akupresur juga
membandingkan perlakuan berbagai jenis memaikan peran penting sebagai analgesik
99
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019
alami. Menurut Chiu et.al (2003), bahwa pupil melalui saraf eferen parasimpatis kranial
ambang batas nyeri menurun, meliputi ke-tiga. Selain itu stimulus yang diberikan
hipotalamus, nukleus acumbens dan pada acupoint tersebut, berkontribusi pada
mesencephalon yang merupakan jalur mediasi peningkatan aliran darah koroid mata yang
sentral. Hal ini sejalan dengan dengan kemudian dapat diukur melalui flowmeter.
penelitian yang dilakukan oleh Pei (2016), Dengan adanya peningkatan darah koroid dan
yang menunjukkan bahwa intervensi pada GB- keseimbangan sistem syaraf otonom fungsi
20 dapat memperbaiki gejala sakit kepala optik berjalan dengan baik.
sebelah dengan mengubah sistem modulasi Akupresur yang diberikan pada regio
nyeri yang menurun. acupoint SJ-23 and Yingtang berperan
Hasil lain menunjukkan bahwa memberikan efek relaksasi serta menurunkan
akupresur dapat menurunkan kecemasan. kecemasan (Valiee, 2012). Selain itu menurut
Penelitian yang dilakukan oleh Chi (2016), Gong dan Sun (2007), acupoint SJ 23
menyatakan bahwa metode akupresur pada berfungsi mengatur kelembaban mata dimana
acupoint GB-21 dapat menvasodilatasi dan stimulasi yang diberikan pada titik ini
menstimulasi sirkulasi darah untuk meningkatkan sintesis dan sekresi lakrimal
meningkatkan metabolisme dan membantu dengan merangsang fungsi kantung lakrimalis
mengeliminasi racun dari tubuh. Sementara sebagai tempat untuk memproduksi kelenjer
penekanan acupoint GB-20 memodulasi fungsi air mata.
meridian serta menurunkan nyeri pada kepala. Adapun acupoint ST-2 menurut Yeh,
GB 20 berhubungan dengan CGRP yaitu Chen, Chen dan Lin (2008), berperan penting
hormon yang memiliki peranan penting dalam dalam memperbaiki kesehatan visual akibat
respon inflamasi dengan cara memperlebar gejala akut pada fungsi penglihatan serta
arteri meningeal (Zhou, 2017 ). gangguan refraksi, demikian halnya dengan
Sagara (2006) menyatakan bahwa BL-1 menurunkan kelelahan otot mata (Lin,
acupoint pada beberapa meridian seperti GB- Vasudevan & Liang, 2013).
20 dan BL-2 terbukti meningkatkan kualitas
penglihatan melalui beberapa mekanisme, SIMPULAN
salah satunya dengan penekanan aktivitas saraf Berdasarkan hasil dari penelitian yang
simpatis dan peningkatan aliran darah mata. melibatkan 50 responden yang terdiri dari
Pada sistem syaraf stimulasi yang diberikan siswa sekolah menengah atas kejuruan dapat
menginduksi eksitasi serabut eferen, dengan disimpulkan bahwa pada remaja usia
melibatkan respon refleks berupa pelebaran terbanyak 17 tahun, mayoritas perempuan

100
Nada Cindya1, Ayu Anita2, Yurike Reza3Riri Novayelinda4, Teknik Kuratif terhadap Computer
Vision Syndrome (CVS) pada Siswa Menengah Kejuruan Komputer melalui Akupresur Mata
sejumlah 33 orang, dengan rata-rata durasi Hindawi Publishing Corporation
Evidence-Based Complementary and
penggunaan media elektronik lebih dari 4 jam
Alternative Medicine; 7
dalam sehari sebanyak 36 orang. Chiu, J.H., Chung, M.S., Cheng, H.C., Yeh,
T.C Hsieh, J.C., Chang, C.Y., Kuo,
Hasil statitistik penelitian ini
W.Y., Cheng, H., & Ho, L.T.(2003).
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok Different Central Manifestations in
Response to Electroacupuncture at
eksperimen mengalami penurunan yang drastis
Analgesic and nonanalgesic acupoints
dari keluahan yang semulanya cukup berat in rats: a manganese enhanced
functional magnetic resonance imaging
menjadi membaik bahkan hingga sembuh
study. The Canadian Journal of
total. Sedangkan pada kelompok kontrol Veterinary Research; 67:94.101
Fabrin, S., Soares, N., Yoshimura, D.P.,
terjadi perubahan mean pretest keposttest yang
Regalo, S.C.H., Verri, E.D., Vianna,
meningkat. Dari perbandingan kedua J.R.D.F. Regueiro, E.M.G., & Silva,
J.R.T.D. (2016). Effects of Acupuncture
kelompok didapatkan p value yang signifikan.
at the Yintang and the Chengjiang
Sehingga dapat dapat dirumuskan bahwa Acupoints on Cardiac Arrhythmias and
Neurocardiogenic Syncope in
akupresur mata dapat menjadi Teknik Kuratif
Emergency First Aid. Journal of
Terhadap Computer Vision Syndrome (CVS) Acupuncture and Meridian Studies,
9(1):26-30
Pada Siswa Menengah Kejuruan Komputer.
Gong, L., & Sunn, X. (2007). Treatment of
Inractable Sry Eyes: Tear Secretion
Increase and Morphological Change of
SARAN
Lacrimal Gland of Rabbit after
Akupresur mata menjadi pilihan Acupuncture. Acupuncture & Electro-
Therapeutics Research, 32(3-4), 223-
alternatif bagi penatalaksanaan Computer
233
Vision Syndrome (CVS). Peneliti selanjutnya Hui, K.K.S., Liu, J., Makris, N., Gollub, R.L.,
Chen, A.J.W., Moore, C.I., Kennedy,
diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini
DN., Rosen, B.R., & Kwong, K.K.
untuk menilai efektivitas akupresur mata (2000). Acupuncture modulates the
limbic system and subcortical gray
terhadap kelainan refraksi mata.
structures of the human brain: evidence
from fMRI studies in normal subjects.
Hum Brain Mapp, 9:13–25
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, A. P. J. I. (2014). Infografis
Azkadina, A. (2012). Hubungan antara Faktor Peneterasi dan Perilaku Pengguna
Resiko Individual dan Komputer Internet Indonesia. ID: APJII.
terhadap Kejadian Computer Vision Lin, Z., Vasudevan, B., Jhanji, V., Gao, T. Y.,
Syndrome (CVS). Skripsi. Universitas Wang, N. L., Wang, Q & Liang, Y. B.
Diponegoro, Semarang. (2013). Eye Exercise of Acupoints:
Chi, L.M., Lin, L.M., Chen, C.L., Wang, S.F., Their Impact on Refractive Error and
Lai, H.L., & Peng, T.C. (2016).The Visual Symptoms in Chinese Urban
Effectiveness of Cupping Therapy on Children. BMC Complementary and
Relieving Chronic Neck and Shoulder Alternative Medicine,13(1); 306
Pain: A Randomized Controlled Trial.
101
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019
Pei, P., Liu, L., Zhao, L., Cui, Y., Qu, Z., &
Linpeng Wang, L. (2016). Effect of
Electroacupuncture Pretreatment at
GB20 on Behaviour and the Descending
Pain Modulatory System in a Rat Model
Of Migraine. Acupunct Med; 34:127-
135
Roselin. (2010).Transformasi Masyarakat
Nyata Menuju Masyarakat Maya
Melalui Internet. Skripsi. Medan,
Universitas Sumatera Utara.
Sagara, Y., Fuse, N., Seimiya, M., Yokokura,
S., Watanabe, K., Nakazawa, T.,
Kurusu, M., Seki, T., & Tamai, M.
(2006). Visual Function with
Acupucture tested by Visual Evoked
Potential. Tohoko J. Exp Med.,
209, 235-241
Sulianta, F. (2013). IT Ergonomics. Elex
Media Komputindo
Valiee, S., Bassampour, S.S., Nasrabadi, N.A.,
Pouresmaeil, Z., & Abbas Mehran,
A. (2012). Effect of Acupressure on
Preoperative Anxiety: A Clinical Trial.
Journal of Perianesthesia Nursing, Vol
27, No 4;259-266
Wang, S.Q., Liang, W.X., Huang, G.H., &
Wu, P.C (2011). Randomized Controlled
Clinical Trials Foracupuncture
Treatment of Spastic Cerebral Palsy
Children by Bilateral Horizontal
Puncturing from Yuzhen to Tianzhu.
Acupuncture research, 36(3); 215-219.
Yang, J., Zeng, F., Feng, Y., Fang, L., Qin,
W., Liu, X., Song, W., Xie, H., Chen, &
J., Liang, F. (2012). A PET-CT study on
the specificity of acupoints through
acupuncture treatment in migraine
patients. BMC Complementary and
Alternative Medicine, 12:123
Zhao, L.P., Liu, L., Pei, P., Qu, Z.Y., Zhu, Y.,
Wang, L. (2017). Electroacupuncture
At Fengchi (GB20) Inhibits Calcitonin
Gene-Related Peptide Expression in
the Trigeminovascular System of a Rat
Model of Migraine. Neural
Regeneration Research; 12(5):804-
811.

102

Anda mungkin juga menyukai