Anda di halaman 1dari 12

Volume 20 No.

2 Tahun 2021

Online: https://ojsfkuisu.com/index.php/ibnusina

Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas


Islam Sumatera Utara

ISSN 1411-9986 (Print) | ISSN 2614-2996 (Online)

Artikel Penelitian

HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN VISUS PADA MAHASISWA FK UISU


TAHUN 2020

RELATIONSHIP OF DURATION OF GAWAI USE WITH VISUS STUDENTS OF THE FACULTY OF


MEDICINE UISU 2020

Kurniawati,a Meri Susanti b


a Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, jalan STM, No.77, Medan, 20219, Indonesia
b Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, jalan STM, No.77, Medan, 20219, Indonesia

Histori Artikel ABSTRAK


Diterima: Latar Belakang: : Tingkat Penggunaan gawai di Indonesia kian meningkat,
3 Maret 2021 hampir semua mahasiswa FK UISU menggunakan gawai setiap harinya.
Penurunan visus dapat terjadi salah satunya akibat durasi penggunaan gawai yang
Revisi: berlebihan.
18 Maret 2021 Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan durasi menggunakan gawai dengan
visus pada mahasiswa FK UISU tahun 2020.
Terbit: Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
1 Juli 2021 dengan desain cross sectional pada 35 orang mahasiswa FK UISU tahun 2020.
Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang
digunakan yaitu kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dan kartu snellen untuk
mengukur visus mata. Teknik analisis data menggunakan uji spearman rank.
Hasil Penelitian: Pada hasil analisis bivariat antara durasi menggunakan gawai
dengan visus mata kanan didapati nilai ρ value = 0,011 dan pada mata kiri
diketahui nilai ρ value = 0,018 yang berarti terdapat hubungan antara durasi
menggunakan gawai dengan visus dimana nilai r pada mata kanan = 0,424 dan
pada mata kiri nilai r = 0,398 yang berarti kekuatan korelasinya cukup, dan arah
korelasinya positif yang artinya hubungan kedua variabel searah, dengan demikian
dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat durasi menggunakan gawai, maka
penurunan visus juga akan semakin meningkat.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara durasi menggunakan gawai dengan visus
pada mahasiswa FK UISU tahun 2020.

Kata Kunci ABSTRACT


Durasi penggunaan Background: The level of use of gadgets in Indonesia is increasing, almost all FK
gawai, Visus, UISU students use gadgets every day. One of the reasons for decreased vision is
Mahasiswa due to excessive use of the device.
Research Objectives: To determine the relationship between the duration of using
a device and vision for FK UISU students in 2020.
Research Methods: This study was an observational analytic study with a
research design cross-sectional on 35 students of FK UISU 2020. The sampling
method used was purposive sampling. The instrument used was a questionnaire
containing 10 questions and a Snellen card to measure eye vision. The data
analysis technique used the test Spearman Rank.
Results: In the results of the bivariate analysis between the duration of using the
device with the right eye vision, it was found that the value of ρ value = 0.011 and
in the left eye it was known that the value of ρ value = 0.018, which means that
there is a relationship between the duration of using the device and vision where

Kurniawati 91
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Korespondensi the r value in the right eye = 0.424 and the left eye the value of r = 0.398, which
means that the strength of the correlation is sufficient, and the direction of the
Tel. 082386336401 correlation is positive, which means that the relationship between the two
Email: variables is unidirectional, thus it can be interpreted that the higher the duration
kurniawati040199 of using the device, the decrease in vision will also increase.
@gmail.com Conclusion: There is a relationship between the duration of using gadgets and
vision for FK UISU students in 2020.

92 Kurniawati
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

PENDAHULUAN smartwatch dan lain sebagainya sehingga


Kemajuan teknologi khususnya di bisa mempermudah kegiatan belajar. Gawai
bidang komputerisasi sudah semakin maju juga bisa membantu mengatasi kepenatan
dimana manusia saling berinteraksi satu setelah belajar dengan mendengarkan
sama lain melalui alat dan kecanggihan musik, bermain game, ataupun menonton
teknologi buatan manusia. Salah satu bentuk video.4
kemajuan teknologi yaitu dengan adanya Disamping gawai sangat membantu
gawai atau yang lebih dikenal dengan untuk komunikasi dan mencari informasi,
sebutan smartphone.1 Menurut Kamus Besar penggunaan gawai yang berlebihan juga
Bahasa Indonesia, gawai merupakan peranti memiliki dampak negatif bagi kesehatan.
elektronik atau mekanik dengan fungsi Layar gadget menggunakan tulisan yang
praktis, sehingga dapat digunakan sebagai kecil daripada sebuah buku atau cetakan
komputer kecil dan dapat terhubung ke hardcopy lainnya sehingga jarak membaca
internet.2 akan lebih dekat yang meningkatkan
Data statistik yang dilakukan terhadap kebutuhan penglihatan pada penggunanya
aktivitas penggunaan gawai di Indonesia mengakibatkan muncul gejala yang
pada tahun 2018 melaporkan sekitar 100 juta termasuk ke dalam computer vision
pengguna aktif gawai atau terjadi syndrome. Lebih dari 90% pengguna gawai
peningkatan sebesar 20% dari tahun mengalami gangguan kesehatan yang
sebelumnya dengan angka pengguna aktif diakibatkan oleh penggunaan gawai yang
gawai sebanyak 86,6 juta pengguna. Data terlalu lama seperti mata lelah, penglihatan
statistik ini menjadikan Indonesia sebagai buram, penglihatan ganda, pusing, mata
populasi pengguna gawai terbesar keempat kering, serta ketidaknyamanan pada okuler
3
setelah China, India dan Amerika Serikat. saat melihat dari dekat ataupun dari jauh
Fungsi gawai paling banyak dirasakan setelah penggunaan komputer jangka lama.5
oleh penggunanya adalah sebagai media Pada gawai terdapat suatu sinar yang
komunikasi. Hanya dengan berdekatan disebut high energy visible atau heV atau
dengan gawai seseorang bisa berkomunikasi dikenal sebagai blue light adalah salah satu
dengan pengguna gawai lainya meski tidak bagian dari spektrum cahaya yang berada di
dalam satu tempat yang sama, sehingga bisa antara biru dan violet adalah cahaya yang
memperluas jaringan persahabatan. Gawai sangat kuat dan dihasilkan oleh peralatan
juga memiliki fungsi untuk mengakses elektronik modern bahkan bohlam
informasi. Informasi bisa kita dapatkan saat fluoresens. Cahaya ini menjadi salah satu
kita memegang gawai seperti smartphone, penyebab masalah penglihatan, yaitu

93 Kurniawati
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

katarak dan amD (age-related macular yang terdapat di suatu area pada retina
degeneration). Mata yang terekspos mempengaruhi visus.8
terlampau lama oleh heV akan berdampak Hasil penelitian yang dilakukan oleh
pada retina, heV penetrasi ke pigmen makula Randy Richter et. all. (2018) terhadap 105
pada mata dan menyebabkan kerusakan siswa kelas XII SMA Negeri 9 Binsus
perlindungan mata sehingga mata akan lebih didapatkan hasil bahwa 32,38% dari
rentan terhadap paparan heV dan degenerasi responden yang dilakukan pengukuran visus
sel.6 mengalami penurunan visus, kasus tertinggi
Visus atau ketajaman penglihatan didapatkan pada jenis kelamin perempuan
adalah suatu kemampuan mata dalam dan pada usia 17 tahun. Siswa yang tidak
membedakan bagian-bagian yang sangat memakai kacamata lebih dominan yakni
spesifik baik objek atau suatu permukaan.7 76,19% dimana dalam satu bulan tidak ada
Visus seseorang dapat dipengaruhi oleh perubahan signifikan terhadap visus. Lama
beberapa faktor, yaitu usia, genetik, penggunaan gawai tertinggi yaitu ≥ 2
penggunaan gawai dengan cara yang kurang jam/hari sebesar 94,29% dan jarak pandang
tepat, seperti menggunakan gawai dengan gawai tertinggi yaitu < 30 cm sebesar
durasi terlalu lama, intensitas cahaya, posisi 80,95%.9
danjarak pandang yang tidak tepat. Selain Aktifitas dalam menggunakan gawai
itu, faktor yang mempengaruhi visus yang terlalu lama dapat menyebabkan
meliputi media refraksi (kornea, aqueous akomodasi yang tidak terhenti dan memaksa
humor, lensa, dan corpus vitreum), keadaan otot siliaris terus berkontraksi. Hal ini
media refraksi yang keruh akan menyebabkan peningkatan suhu pada bilik
menyebabkan penurunan visus karena mata depan yang selanjutnya akan
cahaya terhalang oleh kekeruhan. Faktor meningkatkan produksi cairan intraokuler.
sistem refraksi (panjang aksial bola mata, Peningkatan aktivitas tersebut akan
10
kelainan refraksi), pada kelainan refraksi, berhubungan dengan terjadinya miopia .
fokus cahaya yang masuk tidak tepat pada Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
retina terutama makula, sehingga bayangan gawai lebih dari dua jam per hari dapat
menjadi kabur. Serta sistem persarafan mata meningkatkan risiko penurunan visus 3 kali
(retina, makula, nervus optikus, dan korteks lebih besar dibandingkan menggunakan
serebri) visus juga dipengaruhi oleh area gawai kurang dari dua jam per hari 11.
pada retina yang menjadi tempat jatuhnya
bayangan, karena densitas dari sel kerucut

94 Kurniawati
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Berdasarkan hasil survey awal yang yaitu data yang diperoleh secara langsung
dilakukan peneliti terhadap mahasiswa FK dari sumbernya dan diperoleh jawaban atas
UISU diperoleh data bahwa hampir semua pengisian identitas diri pada responden,
mahasiswa FK UISU memiliki gawai dan kuesioner dan pengukuran visus responden
mereka hampir setiap hari menggunakan secara langsung.
gawai mereka untuk mengakses berbagai Instrumen pada penelitian ini
informasi, baik yang berkaitan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui
perkuliahan, hiburan dan lain sebagainya, durasi menggunakan gawai, intensitas
karena hal ini difasilitasi oleh fakultas cahaya dalam menggunakan gawai, jarak
sebagai fasilitas kampus, sehingga hal ini pandang gawai, posisi kebiasaan
bisa menjadi risiko jika penggunaannya menggunakan gawai oleh responden,
berlebihan dan bisa menimbulkan dampak selanjutnya dilakukan pengukuran visus
terhadap visus, maka peneliti tertarik untuk menggunakan snellen chart.
melakukan penelitian tentang “Hubungan Penelitian ini dilakukan setelah
Durasi Penggunaan Gawai dengan Visus mendapatkan izin dari Komite Etik
pada Mahasiswa FK UISU Tahun 2020”. Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara dengan
METODE
No.097/EC/FK.UISU/XII/2020.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
analitik observasional dengan desain cross HASIL
sectional dengan metode purposive
sampling sebanyak 35 orang mahasiswa FK Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase
Intensitas Cahaya Dalam Menggunakan Gawai
UISU. Populasi penelitian ini adalah seluruh Pada Mahasiswa FK UISU

mahasiswa FK UISU berjumlah 361 orang. Intensitas


Frekuensi Persentase %
Cahaya
Dari 361 orang populasi ditarik sampel yang Redup 12 34,3

memenuhi kriteria inklusi sebanyak 35 Normal 16 45,7


Terang 7 20
orang. Analisa data menggunakan uji Total 35 100
spearman rank. Penelitian dilaksanakan di
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Pada tabel 1 didapatkan distribusi
Sumatera Utara, Jl. STM, No.77, Kelurahan intensitas cahaya dalam menggunakan
Suka Maju, Kecamatan Medan Johor, Kota gawai pada mahasiswa FK UISU tahun
Medan yang dimulai pada bulan juli 2020 2020. Responden yang memiliki persentase
sampai dengan bulan januari 2021. Teknik intensitas cahaya terang merupakan
pengambilan data menggunakan data primer kelompok terkecil yaitu sebanyak 20%.

Kurniawati 95
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Sedangkan responden yang memiliki memiliki jarak pandang >30 cm merupakan


persentase cahaya normal merupakan kelompok terkecil dengan jumlah 5,7%.
kelompok terbanyak yaitu 45,7%.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase
Durasi Menggunakan Gawai Pada Mahasiswa
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase FK UISU
Posisi Kebiasaan Dalam Menggunakan Gawai
Pada Mahasiswa FK UISU Durasi Jumlah (n) Persentase (%)

Posisi Kebiasaan <4 jam/hari 3 8,6%


Menggunakan Frekuensi Persen % >4 jam/hari 32 91,4%
Gawai
Total 35 100%
Rebahan 27 77,1
Duduk 8 22,9 Pada tabel 4 didapatkan distribusi
Total 35 100
durasi menggunakan gawai pada mahasiswa

Pada tabel 2 didapatkan distribusi posisi FK UISU tahun 2020. Responden yang

kebiasaan dalam menggunakan gawai pada memiliki durasi > 4 jam merupakan

mahasiswa FK UISU tahun 2020. kelompok terbanyak dengan jumlah 32

Responden yang menggunakan gawai orang. Sedangkan responden yang memiliki

dengan posisi rebahan merupakan kelompok durasi <4 jam merupakan kelompok terkecil

terbanyak yaitu sebesar 77,1%. Sedangkan dengan jumlah 3 orang.

responden yang menggunakan gawai dengan Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase
posisi duduk merupakan kelompok terkecil Visus Pada Mahasiswa FK UISU

dengan jumlah 22,9%. Mata Kanan Mata Kiri


Visus Jumla Persenta Jumla Persenta
h (n) se (%) h (n) se (%)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Normal 12 34,3% 13 37,1%
Jarak Pandang Dalam Menggunakan Gawai Penuruna
23 65,7% 22 62,9%
Pada Mahasiswa FK UISU n Visus
Total 35 100% 35 100%
Jarak pandang
menggunakan Frekuensi Persen % Pada tabel 5 didapatkan distribusi
gawai
<30 cm 29 82,9 visus pada mahasiswa FK UISU tahun 2020.
30 cm 4 11,4 Responden yang memiliki penurunan visus
>30 cm 2 5,7
Total 35 100
adalah kelompok terbanyak dengan jumlah
65,7% pada mata kanan dan 62,9% pada
Pada tabel 3 didapatkan distribusi
mata kiri. Sedangkan responden yang
jarak pandang dalam menggunakan gawai
memiliki visus normal merupakan kelompok
pada mahasiswa FK UISU tahun 2020.
terkecil dengan jumlah 34,3% pada mata
Responden yang memiliki jarak pandang
kanan dan 37,1% pada mata kiri.
<30 cm merupakan kelompok terbanyak
yaitu 82,9%. Sedangkan responden yang

96 Kurniawati
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Tabel 6. Korelasi antara Durasi Menggunakan DISKUSI


Gawai dengan Visus Mata Kanan Mahasiswa FK
UISU Intensitas Cahaya Dalam Menggunakan

Visus Mata Kanan


Gawai
Penurunan ρ Berdasarkan data yang didapatkan,
Durasi Normal N R
Visus Value
F % F % jumlah responden terbanyak yaitu yang
<4 jam 3 8,6% 0 0%
>4 jam 9 25,7% 23 65,7% 35 0,424 0,011 menggunakan gawai dengan intensitas
Total 12 34,3% 23 65,7%
cahaya 50%, dan jumlah responden terkecil
Berdasarkan hasil uji statistik yaitu yang menggunakan gawai dengan
menggunakan spearman rank untuk analisis intensitas cahaya terang (>50%). Hasil
hubungan durasi menggunakan gawai penelitian ini sejalan dengan penelitian
dengan visus mata kanan diperoleh hasil ρ terdahulu yang dilakukan oleh Ananda
value = 0,011 dimana ρ<α (0,011<0,05) (2016) pada mahasiswa fakultas kedokteran
maka berarti terdapat hubungan antara USU, didapatkan sebesar 53% responden
durasi menggunakan gawai dengan visus menggunakan kontras cahaya latar gadget
dimana nilai r = 0,424. yang normal (50%).12 Keluhan penglihatan
dapat muncul akibat tampilan layar yang
Tabel 7. Korelasi antara Durasi Menggunakan
Gawai dengan Visus Mata Kiri Mahasiswa FK kurang terang. Dengan pencahayaan yang
UISU
cukup, objek penglihatan akan terlihat jelas.
Visus Mata Kiri Kurangnya pencahayaan dapat
Penurunan ρ
Durasi Normal N R
Visus Value mengakibatkan keluhan penglihatan berupa
F % F %
<4 jam 3 8,6% 0 0% kelelahan mata, sehingga pengguna gawai
>4 jam 10 28,6% 22 62,9% 35 0,398 0,018
Total 13 37,2% 22 62,9% akan lebih mendekatkan matanya ke objek
guna memperbesar ukuran yang dilihat di
Berdasarkan hasil uji statistik
layar gawai. Hal ini akan membuat proses
spearman rank pada analisis hubungan
akomodasi mata lebih dipaksa dan dapat
durasi menggunakan gawai dengan visus
menyebabkan penglihatan ganda atau
mata kiri diperoleh hasil ρ value = 0,018
kabur.13
dimana ρ<α (0,018<0,05) maka berarti
Posisi Kebiasaan Menggunakan Gawai
terdapat hubungan antara durasi
Dari data yang didapatkan, jumlah
menggunakan gawai dengan visus dimana
responden terbanyak yaitu yang
nilai r = 0,398.
menggunakan gawai dengan posisi
berbaring atau rebahan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh juschella (2020) terhadap

Kurniawati 97
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

SMA Negeri 1 Kawangkoan, monitor adalah 45 cm.17 Apabila seseorang


memperlihatkan sebagian besar responden melihat gawai dalam jarak yang dekat
yang menggunakan gawai dengan posisi menyebabkan otot siliaris yang berperan
tidur/rebahan yaitu 126 siswa (68%).14 dalam pembentukan lensa mata lama
Posisi membaca dengan tiduran cukup kelamaan akan mengalami spasme kronik
berisiko mengganggu kesehatan mata, posisi yang dapat berujung pada pemanjangan
ini akan menyebabkan mata mudah lelah. aksis bola mata.18
Saat berbaring, tubuh tidak bisa relaks Korelasi antara Durasi Menggunakan Gawai
karena otot mata akan menarik bola mata ke dengan Visus Mata Kanan Mahasiswa FK
arah bawah, mengikuti letak gawai yang UISU
sedang dibaca sehingga mata akan bekerja Hasil dari pengolahan data dengan
lebih keras dalam berakomodasi.15 Kegiatan menggunakan spearman rank untuk
akomodasi yang terus-menerus ini akan menganalisa hubungan durasi menggunakan
mempengaruhi penurunan visus seseorang gawai dengan visus pada mata kanan
11
secara cepat. diketahui nilai ρ value = 0,011 dan pada

Jarak Pandang Menggunakan Gawai mata kiri diketahui nilai ρ value = 0,018

Dari data yang didapatkan, jumlah yang berarti terdapat hubungan antara durasi

responden yang menggunakan gawai dengan menggunakan gawai dengan visus dimana

jarak <30cm adalah jumlah terbanyak yaitu nilai r pada mata kanan = 0,424 dan pada

29 orang (82,9%). Hasil penelitian ini mata kiri nilai r = 0,398 yang berarti

sejalan dengan penelitian terdahulu yang kekuatan korelasinya cukup, dan arah

dilakukan oleh jurgen (2019) terhadap korelasinya positif yang artinya hubungan

mahasiswa laki-laki fakultas kedokteran sam kedua variabel searah, dengan demikian

ratulangi angkatan 2015, menunjukkan dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat

sebagian besar responden yang berjumlah 25 durasi menggunakan gawai, maka

orang (56%) memiliki jarak pandang mata penurunan visus juga akan semakin

<30 cm pada saat menggunakan meningkat. Adanya hubungan antara durasi

smartphone.16 Jarak pandang minimal dalam penggunaan gawai dengan visus dapat

penggunaan gawai yang disarankan oleh The dilihat dari data dimana sebagian besar

American Academy of Pediatric adalah 30 responden menggunakan gawai lebih dari 4

cm. Jarak tersebut merupakan jarak jam perhari, hal ini bisa menjadi salah satu

minimum mata dengan layar handphone. penyebab penurunan visus.

Sedangkan jarak ideal mata dengan layar Hal tersebut didukung oleh Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Putri (2020)

98 Kurniawati
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

terhadap 110 siswa kelas 5 dan 6 SDK Citra pada mata dan susunan sarafnya.22 Saat
Bangsa Kupang, didapatkan hasil uji melihat gawai dalam waktu yang lama dan
statistik menggunakan sperman rank terus menerus dengan frekuensi mengedip
diperoleh hasil p value = 0,000 (<0,05) yang yang rendah dapat menyebabkan mata
menunjukkan ada hubungan antara lama mengalami kering karena tidak dibasahi oleh
penggunaan gawai dengan visus dimana air mata. Fungsi dari air mata yaitu untuk
nilai r= 0,357.19 memberikan pelumas (lubrikasi) pada bola
Kemudian Penelitian oleh Muallima mata, membersihkan kotoran yang masuk ke
(2019) terhadap 112 siswa SMP Unismuh mata, serta mengandung antibakteri dan
Makassar didapatan hasil uji chi-square antibodi. Kurangnya air mata akan
terhadap hubungan antara durasi menyebabkan mata mengalami kekurangan
penggunaan gawai dengan gangguan visus nutrisi dan oksigen. Dalam waktu yang
yang mendapatkan nilai p=0,000 yang lama, kondisi seperti ini dapat menyebabkan
menunjukkan terdapat hubungan antara gangguan penglihatan.23
durasi penggunaan gawai dengan penurunan Aktifitas dalam menggunakan gawai
visus pada siswa SMP Unismuh Makassar.20 yang terlalu lama juga dapat menyebabkan
Hasil penelitian ini tidak sejalan akomodasi yang tidak terhenti dan memaksa
dengan yang dilakukan oleh Bawelle (2016) otot siliaris terus berkontraksi.10 Akomodasi
yang menyatakan tidak terdapat hubungan adalah suatu mekanisme dimana mata dapat
intensitas penggunaan gawai dengan visus. merubah kekuatan refraksi dengan cara
Berdasarkan analisis bahwa dari 50 merubah bentuk lensa sehingga obyek pada
mahasiswa, 37 (74%) diantaranya memiliki jarak yang dikehendaki dapat difokuskan di
visus normal dan 13 (26%) lainnya didapati retina. Semakin lama seseorang
kelainan visus. Intensitas penggunaan gawai memfokuskan penglihatannya untuk melihat
>4 jam memiliki visus di bawah nilai normal dekat semakin lama pula mata seseorang
atau terjadi kelainan yaitu 12 (24%) orang, melakukan akomodasi, sehingga lama
sedangkan untuk intensitas penggunaan 3-4 kelamaan mata akan lelah dan kondisi ini
jam terdapat 1 mahasiswa dengan kelainan akan memicu pengaburan di retina dan mata
visus. Hasil analisis data diperoleh p value = menjadi tidak fokus.24
0,786 (>0,05), yang bermakna tidak terdapat Penelitian menunjukkan bahwa
hubungan antara intensitas penggunaan penggunaan gawai lebih dari dua jam per
gawai dengan visus.21 hari dapat meningkatkan risiko penurunan
Menatap gawai dalam waktu yang visus 3 kali lebih besar dibandingkan
lama dapat memberikan tekanan tambahan menggunakan gawai kurang dari dua jam per

Kurniawati 99
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

hari.11 Apabila penggunaan gawai lebih dari mata kanan didapati nilai ρ value = 0,011
dua jam dalam satu waktu, usahakan untuk dan pada mata kiri diketahui nilai ρ value =
mengistirahatkan mata untuk mengendorkan 0,018 yang berarti terdapat hubungan antara
otot-otot mata (Suryadi, 2016). Bila perlu durasi menggunakan gawai dengan visus
lakukan latihan untuk mata (eye exercise) dimana nilai r pada mata kanan = 0,424 dan
agar dapat mengurangi resiko terjadinya pada mata kiri nilai r = 0,398 yang berarti
kelainan pada mata, dengan teknik 20/20 kekuatan korelasinya cukup, dan arah
yang artinya meluangkan waktu 20 detik korelasinya positif yang artinya hubungan
untuk melihat benda sejauh 20 meter setiap kedua variabel searah, dengan demikian
20 menit saat menggunakan gawai.18 dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat
durasi menggunakan gawai, maka
KESIMPULAN
penurunan visus juga akan semakin
Distribusi responden di Fakultas
meningkat.
Kedokteran UISU berdasarkan intensitas
cahaya menggunakan gawai sebagian besar DAFTAR REFERENSI
responden mahasiswa FK UISU 1. Nurhakim S. Dunia Komunikasi dan
menggunakan gawai dengan intensitas Gadget. Jakarta; 2015.

cahaya gawai 50% (normal) sebanyak 16 2. KBBI. online. In: ; 2020.


3. Keminfo RI. Indonesia Raksasa
orang (45,7%).
Teknologi Digital Asia. In: ; 2018.
Distribusi responden di Fakultas
4. Setiawati M. Pelajar dan Gawai Antara
Kedokteran UISU berdasarkan posisi
Keuntungan dan Kerugiannya. In: ; 2018.
kebiasaan menggunakan gawai sebagian
5. Rosenfield M. Computer vision
besar responden mahasiswa FK UISU
syndrome: A review of ocular causes and
menggunakan gawai dengan posisi rebahan potential treatments. Ophthalmic Physiol
sebanyak 27 orang (77,1%). Opt. 2011;31(5):502–515.
Distribusi responden di Fakultas doi:10.1111/j.1475-1313.2011.00834.x
Kedokteran UISU berdasarkan visus, pada 6. Council TV. Digiteyezed : The Daily
mata kanan sebagian besar responden Impact of Digital Screens on the Eye

mahasiswa FK UISU memiliki penurunan Health of Americans. 2013:1–13.


7. Hartono. Simptomalogi dalam Neuro-
visus mata kanan sebanyak 23 orang
oftal-mologi. Yogyakarta: Pustaka
(65,7%) sementara penurunan visus mata
Cendikia press; 2009.
kiri sebanyak 22 orang (62,9%).
8. Seko Y, Seko Y, Fujikura H, Pang Ji,
Pada hasil analisis bivariat antara
Tokori T, Shimokawa Hi. Induction Of
durasi menggunakan gawai dengan visus
Vascular Endotheial Growth Factor After

100 Kurniawati
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Application of Mechanical Stress to MEW. Hubungan Penggunaan


Retinal Pigment Epithelium of THe Rat Smartphone dengan Ketajaman
In Vitro. Investig Ophtalmol Vis Sci. Penglihatan Pada Mahasiswa Laki-laki
1999;40(13):3287–3291. Fakultas Kedokteran Universitas Sam
9. Richter R, Rares LM, Najoan IHM. Ratulangi Angkatan 2015. J Med dan
Gambaran Ketajaman Penglihatan Rehabil. 2019;1(3):1–6.
terhadap Lama Penggunaan dan Jarak 17. Suryadi D. Pengaruh radiasi monitor
Pandang Gadget pada Siswa Kelas XII terhadap kesehatan mata. J Nas
SMA Negeri 9 Binsus Manado. e-CliniC. Ecopedon. 2016;3(1):140–143.
2018;6(2):70–76. 18. Wea MH, Batubara SO, Yudowaluyo A.
doi:10.35790/ecl.6.2.2018.21993 Hubungan Tingkat Penggunaan
10. Sitompul PAA. Prevalensi Miopia pada Smartphone dengan Kejadian Miopia
Siswa Pengguna Gadget di Kelas 5 pada Mahasiswa Keperawatan Angkatan
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. VII STIKES Citra Husada. CHMK Appl
2016. Sci J. 2018;1(1):11–17.
11. Handriani R. Pengaruh Unsafe Action 19. Putri HN, Tat Florentianus, M.A DH.
Penggunaan Gadget terhadap Ketajaman Hubungan Antara Lama Penggunaan,
Penglihatan Siswa Sekolah Dasar Islam Jarak Pandang Dan Posisi Tubuh Saat
Tunas Harapan Semarang Tahun 2016. Menggunakan Gagdet Dengan
2016. Ketajaman Penglihatan Pada Anak Kelas
12. Rizky A. Dampak Penggunaan Gadget 5 Dan 6 Di Sdk Citra Bangsa Kupang.
Terhadap Ketajaman Penglihatan 2020;3(1):27–34.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU. 20. Muallima N, Febriza A, Putri RK.
2016. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan
13. Vaughan D, Asbury J. Oftalmologi Penurunan Tajam Pada Siswa Smp
Umum, Anatomi dan Embriologi Unismuh Makasar. J Ilm Kesehat Iqra.
Mata:Galukoma. 17 ed. Jakarta: EGC; 2019;7:79–85.
2013. 21. Bawelle CFN, Lintong F, Rumampuk J.
14. Sumakul JJ, Marunduh SR, Doda DVD. Hubungan penggunaan smartphone
Hubungan Penggunaan Gawai dan dengan fungsi penglihatan pada
Gangguan Visus pada Siswa SMA mahasiswa Fakultas Kedokteran
Negeri 1 Kawangkoan. 2020;8(1):28–36. Universitas Sam Ratulangi Manado
15. Rozi A. Hubungan Kebiasaan Membaca angkatan 2016. J e-Biomedik.
dengan Penurunan Ketajaman 2016;4(2):0–5.
Penglihatan di SD Santo Antonius 02 doi:10.35790/ebm.4.2.2016.14865
Banyumanik. 2015. 22. Shindi. Hubungan Frekuensi Bermain
16. Panambuhan J, Rumampuk J, Moningka Game Online Pada Anak Usia Remaja.

Kurniawati 101
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

2013. Kedokt Syiah Kuala. 2013;13(3):187–


23. Mangoenprasodjo. Mata Indah, Mata 190.
Sehat. Yogyakarta: Thinkfresh; 2005. 25. Suryadi D. Pengaruh Radiasi Monitor
24. Saminan. Efek Bekerja Dalam Jarak Terhadap Kesehatan Mata. J Nas
Dekat Terhadap Kejadian Miopia. J Ecopedon. 2016;3(1).

102 Kurniawati

Anda mungkin juga menyukai