Oleh:
Agnes Felysita Siane 2111144011191
Chatarina Velin 2111144011196
Dhea Lilia Putri Piliang 2111144011201
Fridolin Dama 2111144011205
Mario Bledwin Dhae 2111144011212
A. Latar Belakang
Smartphone merupakan sebutan dari telepon pintar yang memiliki
kemampuan seperti komputer dan dilengkapi dengan sistem operasi yang c
anggih (Rahma, 2015). Smartphone memungkinkan penggunanya untuk te
tap terhubung dengan pengguna lain tanpa batas ruang dan waktu melalui f
asilitas-fasilitas yang dimiliki, seperti SMS (Short Message Service), telep
on dan fasilitas internet (Dewi, 2017). Lebih dari separuh penduduk di dun
ia menggunakan smartphone dan pasarnya berkembang pesat. Pada tahun
2014, diperkirakan sebanyak 6,9 miliar orang menggunakan gadget (WHO
2014). Dari total populasi dunia sebanyak 7,676 milyar, 5,112 milyar dian
taranya merupakan pengguna mobile phone. Indonesia dengan jumlah pen
duduk sebanyak 268,2 juta, 150 juta diantaranya merupakan pengguna inte
rnet, jumlah tersebut meningkat 13% dari tahun 2018 dimana akses interne
t menggunakan mobile phone (Hootsuite, 2019).
Pada tahun 2014, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesi
a (APJII) melaporkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencap
ai 107 juta orang (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,
2018). Saat ini, terdapat salah satu aktivitas yang sering dilakukan d
engan internet, yaitu penggunaan smartphone. Penggunaan smartphone d
apat memudahkan penggunanya dalam mendapatkan informasi, hiburan,
atau bahkan memudahkan penggunanya untuk memenuhi kebutuhannya s
ehari-hari. Penggunaan smartphone yang berlebih dapat memberikan damp
ak negatif yang tidak diinginkan, terutama terhadap kesehatan penggunany
a. Salah satu dampak negatif penggunaan smartphone adalah terganggunya
pola tidur.
Jumlah pengguna smartphone di seluruh dunia diperkirakan akan
terus bertambah dan didominasi oleh usia 16-25 tahun yang mana secara l
uas banyak digunakan oleh mahasiswa tingkat perguruan tinggi. Mahasis
wa dianggap rentan terhadap perkembangan teknologi karena dinamik
a perkembangan mereka, harapan serta fitur yang ditawarkan sangat men
arik, dan tuntutan mereka sebagai Mahasiswa agar bisa memperoleh atau
membantu dalam studi. Jika sudah ketergantungan, penggunaan smartphon
e dapat menyebabkan memburuknya kualitas tidur seseorang salah sat
unya mahasiswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik dalam melakukan
penelitian tentang pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur
mahasiswa Stikes Dirgahayu Samarinda tingkat 1A S1 Keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur
mahasiswa Stikes Digahayu Samarinda tingkat 1A S1
Keperawatan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur mahasiswa
diStikes Dirgahayu Samarinda.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengaruh penggunaan smartphone pada
mahasiswa diStikes Dirgahayu Samarinda
b. Mengidentifikasi Kualitas tidur mahasiswa Stikes Dirgahayu
Samarinda
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
yang sudah ada dan dapat menjadi bahan kajian untuk peneliti
selanjutnya, khususnya mengenai pengaruh penggunaan
smartphone terhadap pola tidur mahasiswa.
2. Manfaat praktis
Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa agar dapat
mengetahui pengaruh penggunaan smartphone yang dapat
memberikan hal-hal negative bagi mahasiswa stikes dirgahayu
samarinda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Smartphone
1. Definisi Smartphone
2. Fungsi Smartphone
Smartphone memiliki berbagai macam fungsi tergantung
dari fitur dan aplikasinya yang tersedia dalam smartphone, akan
tetapi secara umum fungsi smartphone digunakan untuk
berkomunikasi dan mendapatkan informasi, dengan adanya
smartphone berkomunikasi menjadi lebih mudah.
Dengan smartphone seseorang bisa melakukan komunikasi
seperti vidio call, membuka micrsoft word, excel, power point,
membuka jejaring sosial dan lain-lain. Smartphone juga dilengkapi
dengan prosesor, memori dan perlengkapan lainnya serta aplikasi
media sosial, sehingga memungkinkan penguna untuk melakukan
komunikasi seperti vidio call (Timbowo, 2016).
B. Konsep Tidur
1. Definisi Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau juga
dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif,
bukan hanya keadaan penuh ketegangan tanpa kegiatan, tetapi
lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri
adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi,
terdapat perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat A, 2014).
Tidur adalah keadaan terjadinya perubahan kesadaran atau
ketidak sadaran parsial individu yang dapat dibangunkan. Tidur
dapat diartikan sebagai periode istirahat untuk tubuh dan pikiran,
yang selama masa ini, kemauan dan kesadaran ditangguhkan
sebagian atau seluruhnya dimana fungsi-fungsi tubuh sebagian
dihentikan. Tidur telah dideskripsikan sebagai status tingkah laku
yang ditandai dengan posisi tak bergerak yang khas dan sensitivitas
reversibel yang menurun, tapi siaga terhadap rangsangan dari luar
(Munardi, 2010). Tidur telah dianggap sebagai perubahan status
kesadaran yang di dalamnya persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungannya mengalami penurunan (Kozier, 2011).
2. Fungsi Tidur
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari tidur:
a. Memelihara Fungsi Jantung
Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisilogis dan
psikologis (Putra, 2011). Menurut teori, tidur adalah waktu
perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga berikutnya.
Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun. Laju denyut
jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-
rata 70 hingga 80 denyut permenit atau lebih rendah jika
individu berada pada denyut jantung kondisi fisik yang
sempurna. Namun selama tidur laju denyut jantung turun
sampai 60 denyut permenit atau lebih rendah. Hal ini berarti
bahwa denyut jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam
setiap menit selama tidur atau 60 hingga 120 kali lebih sedikit
dalam setiap jam. Oleh karena itu tidur yang nyenyak
bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung (Potter & Perry,
2010).
b. Pembaharuan Sel
Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara
rutin. Selama tidur gelombang rendah dalam NREM tahap 4,
tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk
memperbaiki dan memperbarui sel epitel dan khusus seperti
otak (Putra, 2011). Peran hormon pertumbuhan yang umum
sebagai suatu promotor sintesis protein adalah terbatas
dikarenakan pelepasannya tidak berhubungan dengan kadar
glukosa darah dan asam amino. Penelitian lain menunjukkan
bahwa sistensis protein dan pembagian sel untuk pembaharuan
jaringan seperti pada kulit, sumsung tulang, mukosa lambung,
atau otak terjadi selama istirahat dan tidur. Tidur NREM
menjadi sangat penting khususnya pada anak-anak yang
mengalami lebih banyak tidur tahap 4 (Potter & Perry, 2010).
c. Penyimpanan Energi
Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan
energi selama tidur. Otot skelet berelaksasi secara progresif
dan tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi kimia untuk
proses seluler. Penurunan laju metabolik basal lebih jauh
menyimpan persediaan energi tubuh. (Potter & Perry, 2010).
Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM
dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral,
peningkatan aktivitas kortisol, peningkatan konsumsi oksigen
dan pelepasan epineprin. Hubungan ini dapat membantu
penyimpanan memori dan pembelajaran. Selama tidur, otak
menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas hari
tersebut (Potter & Perry, 2010).
3. Gangguan Tidur
Menurut Lebond, 2017 gangguan tidur merupakan suatu
keadaan dimana seseorang yang mengalami kualitas tidur yang
kurang yang disebabkan oleh beberapa faktor:
a. Insomnia
Insomnia mencakup banyak hal, insomnia dapat berupa
kesulitan. untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, tetapi
merasa belum cukup tidur. Insomnia merupakan ketidak
mampuan seseorang untuk memperoleh kualitas tidur dan
kuantitas tidur yang cukup. Insomnia disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya ketidak mampuan fisik,
kecemasan dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah
banyak. Ada tiga jenis insomnia yaitu insomnia inisial,
intermitten dan insomnia terminal. Gejala fisik yang muncul
diantaranya: muka pucat, mata sembab, badan lemas dan
daya tahan menurun sehingga menjadi mudah terserang
penyakit, dan gejala psikisnya: lesu, lambat menghadapi
rangsangan dan sulit berkonsentrasi.
b. Somnabulisme
Somnabulisme merupakan gangguan tingkah laku yang
sangat kompleks seperti membuka pintu, menutup pintu,
duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki,
berbicara, berjalan diwaktu tidur beberapa menit dan kembali
tidur lagi seperti semula. Kasus somnabulisme lebih banyak
terjadi pada anak-anak dan somnabulisme ini sangat beresiko
menyebabkan terjadinya cedera.
c. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak sengaja (mengompol).
Terjadi pada anak-anak dan remaja. Enuresis bisa disebabkan
oleh gangguan pada bladder, stress dan toilet training yang
kurang baik.
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan
keinginan yang tak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan
pula bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang
mendadak, sehingga dapat tertidur pada setiap saat dimana
serangan kantuk tersebut datang. Serangan narkolepsi ini
dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada saat
mengendarai kendaraan, berada diketinggian atau tempat
yang membahayakan.
e. Night Terrors.
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada
anak usia 6 tahun atau lebih. Asmadi, (2008) mengatakan
bahwa pada kejadian night terrors, setelah tidur beberapa
jam, anak tersebut langsung terbangun, berteriak secara
spontan, pucat dan ketakutan.
f. Hipersomnia
Hipersomnia adalah tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari. Gangguan ini dapat menyebabkan kondisi medis
tertentu, seperti kerusakan saraf, gangguan hati atau ginjal
atau karena gangguan metabolisme misalnya hipertiroidisme
(Asmadi, 2008),
g. Parasomnia
Parasomnia adalah gangguan tidur yang tidak umum dan
tidak diinginkan, yang muncul secara tiba-tiba selama tidur
atau terjadi diantara tidur dan terjaga. Sering muncul dalam
bentuk mimpi yang ditandai mimpi lama dan menakutkan.
Gejala fisik berbicara waktu tidur, berjalan waktu tidur,
mendadak duduk ditempat tidur dan matanya tampak
membelalak liar. Gejala psikis: penderita jarang mengingat
kejadian yang telah terjadi.
h. Apnea Saat Tidur
Kondisi terhentinya nafas secara periodik saat tidur. Menurut
Asmadi (2008), apnea saat tidur ini bisa terjadi pada orang
mengorok dengan keras, sering terbangun pada malam hari,
orang yang mengantuk berlebihan di siang hari, orang yang
mengalami perubahan psikologis, orang yang mengalami
insomnia, serta orang dengan hipertensi dan aritmia jantung.
i. Mendengkur
Mendengkur apabila disertai apnea maka bisa menjadi
masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan
pengaliran udara dihidung dan mulut, misalnya amandel,
adenoid, otot-otot belakang mulut mengendor atau bergetar.
j. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal tersebut terjadi
sebelum tidur REM. Mengigau dapat dikategorikan dalam
gangguan tidur bila terlalu sering dan di luar kebiasaan.
4. Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks
yang melibatkan berbagai domain, antara lain, penilaian terhadap
lama waktu. tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur
pada siang hari, efisiensi tidur, kualitas tidur, penggunaan obat
tidur. Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain tersebut
terganggu maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas
tidur (Indarwati, 2012).
Pada penilaian terhadap lama waktu tidur yang dinilai
adalah waktu dari tidur yang sebenarnya yang dialami seseorang
pada malam hari. Penilaian ini dibedakan dengan waktu yang
dihabiskan di ranjang. Pada penilaian terhadap gangguan tidur
dinilai apakah seseorang terbangun tidur pada tengah malam atau
bangun pagi terlalu cepat, bangun untuk pergi ke kamar mandi,
sulit bernafas secara nyaman, batuk atau mendengkur keras.
merasa kedinginan, merasa kepanasan, mengalami mimpi buruk,
merasa sakit, dan alasan lain yang menganggu tidur (Indarwati,
2012). Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk
mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur
REM dan NREM yang sesuai (Khasanah, 2012).
Menurut Asmadi (2008) kualitas tidur dapat dilihat
melalui tujuh komponen, yaitu:
a. Kualitas tidur subjektif yaitu penilaian subjektif diri sendiri
terhadap kualitas tidur yang dimiliki, adanya perasaan
terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri berperan
terhadap penilaian kualitas tidur.
b. Latensi tidur, yaitu berapa waktu yang dibutuhkan sehingga
seseorang bisa tertidur, ini berhubungan dengan gelombang
tidur sesorang.
c. Efisiensi tidur yaitu didapatkan melalui presentase
kebutuhan tidur manusia, dengan menilai jam tidur
seseorang dan durasi tidur seseorang dan durasi tidur
sehingga dapat disimpulkan apakah sudah tercukupi atau
tidak.
d. Penggunaan obat tidur dapat menandakan seberapa berat
gangguan tidur yang dialami, karena penggunaan obat tidur
diindikasikan apabila orang tersebut sudah sangat
terganggu pola tidurnya dan obat tidur dianggap perlu
untuk membantu tidur.
e. Gangguan tidur: yaitu seperti adanya mengorok, gangguan
pergerakan sering terbangun dan mimpi buruk dapat
mempengaruhi proses tidur seseorang.
f. Durasi tidur: yaitu dinilai dari waktu mulai tidur sampai
waktu terbangun, waktu tidur yang tidak terpenuhi
akanmenyebabkan kualitas tidur yang buruk.
g. Daytime disfunction atau adanya gangguan pada kegiatan
sehari-hari diakibatkan oleh perasaan mengantuk. Kualitas
tidur berbeda dengan kuantitas tidur. Kuantitas tidur adalah
lama waktu tidur berdasarkan jumlah jam tidur sedangkan
kualitas tidur mencerminkan keadaan tidur yang restoratif
dan dapat menyegarkan tubuh keesokan harinya (Asmadi,
2008). Kualitas tidur. yang buruk berbeda dengan kuantitas
tidur yang buruk. Kuantitas tidur yang buruk mencakup
durasi tidur pendek sedangkan kualitas tidur yang buruk
mencakup kesulitan untuk tidur dan seringkali terbangun
pada malam hari (Putra, 2011). Tidur dikatakan berkualitas
baik apabila siklus NREM dan REM terjadi berselang-
seling empat sampai enam kali (Potter & Perry, 2010).
C. Konsep Remaja
1. Definisi remaja
Ada beberapa istilah mengenai remaja, diantaranya ialah
puberteit, adolescent dan youth. Pengertian remaja dalam bahasa
latin yaitu adolescere, yang berarti tumbuh menuju sebuah
kematangan. Dalam arti tersebut, kematangan bukan hanya dari
segi fisik, tetapi juga dari kematangan sosial psikologinya.
Remaja juga diartinya sebagai masa peralihan, dari masa anak-
anak menuju dewasa. Masa ini juga menjadi masa bagi seorang
remaja yang akan mengalami berbagai perubahan pada aspek,
seperti aspek kognitif (pengatahuan), emosional (perasaan), sosial
(interaksi sosial) dan moral (akhlak).
2. Klasifikasi remaja
Menurut departemen kesehatan republik Indonesia remaja
di bagi menjadi 2, yaitu masa remaja awal (12-16 tahun) dan
remaja akhir (17-25 tahun), sedangkan dalam buku sebayang dkk
yang berjudul “Perilaku seksual remaja” menjelaskan klasifikasi
remaja berdasarkan umur dan karakteristiknya sebagai berikut:
a. Masa remaja awal: 10-12 tahun
b. Masa remaja pertengahan: 13-16 tahun
c. Masa remaja akhir: 17-21 tahun
Pada umumnya klasifikasi remaja didasarkan pada perubahan
psikososial pada remaja.
3. Karakteristik remaja
Karakteristik remaja atau perkembangan remaja dapat dilihat dari:
a. Perubahan fisik
Fisik yang dimaksud adalah organ reproduksi remaja yang
sudah mencapai tingkat kematangan.
b. Perubahan kognitif
Remaja suka memberikan kritik dan cenderung berpikir
abstrak, selain itu rasa ingin tau remaja terhadap hal-hal
baru cenderung meningkat.
c. Perubahan social dan emosional
Remaja cenderung lebih sensitif dengan keadaan
sekitarnya, hal-hal yang dapat mempengaruhi emosi remaja
bermacam macam salah satunya adalah keluarga dan
lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan tindakan
remaja pada suatu kejadian atau hal-hal di sekitarnya.
Menurut asrori dan Ali (2016), karakteristik remaja
berhubungan dengan pertumbuhan atau perubahan-perubahan fisik
dan ditandai adanya kematangan seks primer dan skunder.
Sedangkan karakteristik yang relevan dengan perkembangan atau
perubahan – perubahan aspek psikologis dan sosial.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian deskriptif, sebuah metode penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan antarvariabel dimana variabel independen dan
variabel dependen diidentifikasi pada satuan waktu. Dalam penelitian ini d
ilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran tentang pengaruh p
enggunaan smartphone terhadap pola tidur mahasiswa tingkat 1A S1
Keperawatan di Stikes Dirgahayu Samarinda.
B. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Stikes Dirgahayu
Samarinda tingkat 1A S1 Keperawatan sebanyak 55 orang dengan usia 18-
20 tahun.
C. Sampel
Mahasiswa tingkat 1A S1 Keperawatan (30 orang) yang berusia
18-20 tahun. Pengambilan sampel ini menggunakan metode random
sample untuk menyesuaikan dengan kriteria hasil inklusi maka peneliti
mengambil 30 responden.
Rumus: N
n=
1+N(d)2
55
Sampel: n=
1+55(0,1)2
55
n=
1+0,55
55
n= = 35
1,55
Ket:
n = Jumlah sampel
N = Perkiraan besar populasi
d = Kelonggaran/ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yan
g dapat ditolerir misalnya 1%, 5%, 10%. Penelitian ini menggunakan batas
kesalahan yang tolerir 10% sehingga besar sampai dirumuskan sebagai ber
ikut:
1. Kriteria inklusi
a. Mahasiswa stikes dirgahayu yang berusia 18-20 tahun
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria eksklusi
a. Mahasiswa stikes dirgahayu yang tidak hadir dalam pengisian kuisio
ner
b. Mahasiswa stikes dirgahayu yang tidak bersedia menjadi responden
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Merupakan variabel sebab yaitu variabel atau karakteristik dari subjek
yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada variabel
lainnya.
2. Variabel Dependen
Merupakan variabel akibat atau variabel yang akan berubah akibat
pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel bebas.
F. Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasiona Alat Ukur Hasil Ukur Skala
l
Penggunaan Smartphone merup Sebuah teknologi Kusioner Responden Ordinal
Smartphone akan sebuah perang modern yang
mengisi
kat yang memungki digunakan untuk
(Variabel nkan untuk melaku melakukan kuisioner
Independen) kan komunikasi da komunikasi sehari-
dengan 8
n didalam juga terd hari bahkan dapat
apat Personal Digit juga digunakan pertanyaan,
al Assistant (PDA) untuk membantu
dengan kategori
dan memiliki kema tugas/pekerjaan
mpuan seperti laya yang dimiliki. hasilnya adalah
knya komputer. Ka
Sangat sering (6
rakteristik dari sma
rtphone adalah me hari dalam
miliki software apli
seminggu).
kasi. Software apli
kasi yang ada pada Sering (4-5 hari
smartphone dibuat
dalam
untuk meningkatka
n produktivitas dan seminggu).
mendukung kegiata
Kadang-kadang
n sehari-hari nya pe
ngguna 2-3 hari dalam
seminggu).
B. Analisa Data
Analisa data adalah proses menyusun data secara sistematis, me
njabarkan ke dalam suatu unit, melakukan sintesa, menyusun sebuah pola,
memilih data yang penting, dan membuat kesimpulan Sugiyono (2013: 24
4). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis
is korelasional. Peneliti menggunakan stastistik bivariate untuk menghitun
g besarnya korelasi antara keduanya. Menurut Arikunto (2013: 314) korel
asi bivariate adalah stastistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara 2 variabel. Menurut Arikunto (2006: 279-282) ada beberapa kegiat
an yang dilakukan dalam
menganalisis data yaitu:
1. Memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data
yang terpakai saja yang tersisa.
2. Tabulasi termasuk memberikan skor (scoring) terhadap item-item y
ang perlu diberi skor.
3. Mengolah data yang telah diperoleh sesuai dengan pendekatan pen
elitian.
Teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diajukan se
rta untuk menjawab rumusan masalah.
D. Etika penelitian
Etika dalam penelitian ini menurut Notoatmodjo (2018) adalah :
1. Beneficence
Peneliti memberikan penjalasan kepada responden penelitian tenta
ng tujuan penelitian serta manfaat penelitian yang akan didapatkan
bagi responden penelitian.
2. Non-malfincene
Non-malfincene adalah suatu prinsip yang mana peneliti tidak mela
kukan perbuatan yang memperburuk pasien/responden.
3. Justice
Peneliti memperlakukan sama rata seluruh responden tanpa membe
dakan responden berdasrkan kedudukan sosial, pendidikan maupu
n status sosial responden.
4. Autonomy
Peneliti menyamarkan identitias responden penelitian sebagai upay
a menjaga privasi responden, peneliti menggunakan inisial sebagai
ganti identitas responden.
E. Alur penelitian
Meminta izin penelitian dari institusi asal yaitu STIKES DIRGAHAYU
SAMARINDA
Populasi
Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 1A Stikes Dirgahayu Samarinda
Sample
Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 1A Stikes Dirgahayu Samarinda yang
bersedia menjadi responden berjumlah 32 orang
Teknik Sampling
Random Sample
Pengumpulan Data
Menjelaskan prosedur dan memberikan kuisioner
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Penelitian
Penilitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif untuk melihat
tentang pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur
mahasiswa tingkat 1A S1 keperawatan stikes dirgahayu
samarinda.
3. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan di STIKES DIRGAHAYU
Samarinda tepatnya di tingkat 1A s1 Keperawatan pada bulan
Desember 2023. Dengan mengumpulkan data menggunakan
kuisioner penelitian kepada 30 responden Mahasiswa/I, data yang
telah didapatkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi:
Tabel 3.1 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
18 18
19 4
20 8
Tabel 3.2 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Aktivitas Jumlah
Memainkan 20
smartphone (15-30
menit)
Menjauhkan 5
smartphone
tidak menjauhkan 5
smatphone/.tetap
didekat tempat tidur
Penggunaan Jumlah
smartphone dalam
sehari
9 jam 7
10 11
11 jam/diatas 11 jam 12
Sering terbangun
karena ingin 11
BAK/BAB
Sering terbangun
akibat nada 7
smartphone yang
menganggu
Tidak mudah
terganggu 12
B. Saran
1. Bagi STIKES Dirgahayu Samarinda
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan bahan bacaaan
mahasiswa STIKES Dirgahayu Samarinda serta mampu meningkatkan
penelitian terkait dengan penelitian yang sama tentang pengaruh
penggunaan smartphone pada pola tidur mahasiswa.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
memberikan kemudian bagi peneliti selanjutnya untuk dipelajari metode
dan variabel peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
ADIYATMA, Y. (2016). Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Kualitas
Tidur Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Malang (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).
Maulida, R., & Sari, H. (2017). Kaitan Internet Addiction Dan Pola Tidur Pada
Mahasiswa Fakultas Keperawatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan, 2(3).
Syafitri, H., Kurniawan, D., & Agrina, A. (2022). Hubungan Durasi Penggunaan
Smartphone Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas
Keperawatan Unri Dimasa Pandemi Covid-19. Riau Nursing Journal, 1(1),
115-128.