Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP PO

LA TIDUR MAHASISWA TINGKAT 1A S1 KEPERAWATAN S


TIKES DIRGAHAYU
SAMARINDA

Oleh:
Agnes Felysita Siane 2111144011191
Chatarina Velin 2111144011196
Dhea Lilia Putri Piliang 2111144011201
Fridolin Dama 2111144011205
Mario Bledwin Dhae 2111144011212

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
2023
ABSTRAK

Pada tahun 2014, diperkirakan sebanyak 6,9 miliar orang menggunakan


gadget (WHO, 2014). Dari total populasi dunia sebanyak 7,676 milyar, 5,112
milyar diantaranya merupakan pengguna mobile phone. Indonesia dengan jumlah
penduduk sebanyak 268,2 juta, 150 juta diantaranya merupakan pengguna
internet, jumlah tersebut meningkat 13% dari tahun 2018 dimana akses internet
menggunakan mobile phone (Hootsuite, 2019). Jumlah pengguna smartphone di
seluruh dunia diperkirakan akan terus bertambah dan didominasi oleh usia 16-25
tahun yang mana secara luas banyak digunakan oleh mahasiswa tingkat perguruan
tinggi. Mahasiswa dianggap rentan terhadap perkembangan teknologi karena
dinamika perkembangan mereka, harapan serta fitur yang ditawarkan sangat
menarik, dan tuntutan mereka sebagai Mahasiswa agar bisa memperoleh atau
membantu dalam studi. Jika sudah ketergantungan, penggunaan smartphone
dapat menyebabkan memburuknya kualitas tidur seseorang salah satunya
mahasiswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik dalam melakukan penelitian tentang
pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur mahasiswa Stikes
Dirgahayu Samarinda tingkat 1A S1 Keperawatan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur
mahasiswa diStikes Dirgahayu Samarinda.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian deskriptif, sebuah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan antarvariabel dimana variabel independen dan variabel dependen
diidentifikasi pada satuan waktu. Responden penelitian adalah mahasiswa tingkat
1A S1 Keperawatan berjumlah 30 orang yang berusia 18-20 tahun, menggunakan
metode random sample. Uji validitas kuesioner PSQI telah dilakukan uji validitas
pada penelitian Destiana Agustin (2012) dengan melakukan uji coba kepada 30
orang responden dengan hasil bahwa r hitung (0,410-0,831) > r tabel (0,361)
sehingga kuesioner ini layak digunakan untuk mengukur kualitas tidur. Uji
validitas dan reliabilitas juga dilakukan oleh Nova Indrawati (2012: 31) pada 30
mahasiswa reguler fakultas ilmu keperawatan Universitas Indonesia dan
diperoleh hasil koefisien alfa sebesar 0,73.
Kuesioner PSQI kualitas tidur yang telah dilakukan uji reliabilitas oleh
Universityof Pittsburgh pada tahun 1988 dengan nilai Alpha Cronbach 0,83. Hasil
analisa data menunjukkan bahwa sebanyak 56% responden dikategorikan sering
menggunakan smartphone dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kata kunci : Smartphone, pola tidur, PSQI, penggunaan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME, kami dapat menyelesaikan


penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Pola Tidur
Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 1 Stikes Dirgahayu Samarinda. Tidak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan
penelitian ini untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian yang diberikan oleh
dosen pengajar mata kuliah Metodologi Pendidikan. Kami berharap pembaca
dapat menambah wawasan dan pengetahuan setelah membaca makalah ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
memohon maaf apabila ada salah kata dalam pengetikan penyusunan makalah ini
dan mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................Error: Reference source not found

DAFTAR ISI..................................................Error: Reference source not found

BAB I PENDAHULUAN..............................Error: Reference source not found

A. Latar Belakang.........................................Error: Reference source not found

BAB II PEMBAHASAN...........................Error: Reference source not found

A. Konsep Smartphone.................................Error: Reference source not found

B. Konsep Tidur............................................Error: Reference source not found

C. Konsep Remaja.........................................Error: Reference source not found

BAB III METODE PENELITIAN..............Error: Reference source not found

A. Desain Penelitian......................................Error: Reference source not found

B. Populasi....................................................Error: Reference source not found

C. Sampel......................................................Error: Reference source not found

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian...................Error: Reference source not found

E. Variabel Penelitian...................................Error: Reference source not found

F. Definisi Operasional.................................Error: Reference source not found

G. Uji Validitas Dan Reliabilitas...................Error: Reference source not found

H. Analisa Data.............................................Error: Reference source not found

I. Teknik Pengumpulan Data.......................Error: Reference source not found

J. Etika penelitian.........................................Error: Reference source not found

K. Alur penelitian..........................................Error: Reference source not found

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......Error: Reference source not found

A. Kesimpulan...............................................Error: Reference source not found

B. Saran.........................................................Error: Reference source not found


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...Err
or: Reference source not found
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Smartphone merupakan sebutan dari telepon pintar yang memiliki
kemampuan seperti komputer dan dilengkapi dengan sistem operasi yang c
anggih (Rahma, 2015). Smartphone memungkinkan penggunanya untuk te
tap terhubung dengan pengguna lain tanpa batas ruang dan waktu melalui f
asilitas-fasilitas yang dimiliki, seperti SMS (Short Message Service), telep
on dan fasilitas internet (Dewi, 2017). Lebih dari separuh penduduk di dun
ia menggunakan smartphone dan pasarnya berkembang pesat. Pada tahun
2014, diperkirakan sebanyak 6,9 miliar orang menggunakan gadget (WHO
2014). Dari total populasi dunia sebanyak 7,676 milyar, 5,112 milyar dian
taranya merupakan pengguna mobile phone. Indonesia dengan jumlah pen
duduk sebanyak 268,2 juta, 150 juta diantaranya merupakan pengguna inte
rnet, jumlah tersebut meningkat 13% dari tahun 2018 dimana akses interne
t menggunakan mobile phone (Hootsuite, 2019).
Pada tahun 2014, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesi
a (APJII) melaporkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencap
ai 107 juta orang (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,
2018). Saat ini, terdapat salah satu aktivitas yang sering dilakukan d
engan internet, yaitu penggunaan smartphone. Penggunaan smartphone d
apat memudahkan penggunanya dalam mendapatkan informasi, hiburan,
atau bahkan memudahkan penggunanya untuk memenuhi kebutuhannya s
ehari-hari. Penggunaan smartphone yang berlebih dapat memberikan damp
ak negatif yang tidak diinginkan, terutama terhadap kesehatan penggunany
a. Salah satu dampak negatif penggunaan smartphone adalah terganggunya
pola tidur.
Jumlah pengguna smartphone di seluruh dunia diperkirakan akan
terus bertambah dan didominasi oleh usia 16-25 tahun yang mana secara l
uas banyak digunakan oleh mahasiswa tingkat perguruan tinggi. Mahasis
wa dianggap rentan terhadap perkembangan teknologi karena dinamik
a perkembangan mereka, harapan serta fitur yang ditawarkan sangat men
arik, dan tuntutan mereka sebagai Mahasiswa agar bisa memperoleh atau
membantu dalam studi. Jika sudah ketergantungan, penggunaan smartphon
e dapat menyebabkan memburuknya kualitas tidur seseorang salah sat
unya mahasiswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik dalam melakukan
penelitian tentang pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur
mahasiswa Stikes Dirgahayu Samarinda tingkat 1A S1 Keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur
mahasiswa Stikes Digahayu Samarinda tingkat 1A S1
Keperawatan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur mahasiswa
diStikes Dirgahayu Samarinda.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengaruh penggunaan smartphone pada
mahasiswa diStikes Dirgahayu Samarinda
b. Mengidentifikasi Kualitas tidur mahasiswa Stikes Dirgahayu
Samarinda
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
yang sudah ada dan dapat menjadi bahan kajian untuk peneliti
selanjutnya, khususnya mengenai pengaruh penggunaan
smartphone terhadap pola tidur mahasiswa.

2. Manfaat praktis
Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa agar dapat
mengetahui pengaruh penggunaan smartphone yang dapat
memberikan hal-hal negative bagi mahasiswa stikes dirgahayu
samarinda.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Smartphone
1. Definisi Smartphone

Menurut Williams dan Sawyer definisi smartphone adalah


telepon selular yang memakai beberapa layanan seperti layar, mikr
oprosesor, memori, dan modem bawaan. Dengan begitu, smartpho
ne memiliki fitur yang lebih lengkap dibanding handphone biasa.

Smartphone merupakan sebuah perangkat yang memungki


nkan untuk melakukan komunikasi dan didalam juga terdapat Pers
onal Digital Assistant (PDA) dan memiliki kemampuan seperti lay
aknya komputer. Karakteristik dari smartphone adalah memiliki sof
tware aplikasi. Software aplikasi yang ada pada smartphone dibuat
untuk meningkatkan produktivitas dan mendukung kegiatan sehari-
hari nya pengguna.

2. Fungsi Smartphone
Smartphone memiliki berbagai macam fungsi tergantung
dari fitur dan aplikasinya yang tersedia dalam smartphone, akan
tetapi secara umum fungsi smartphone digunakan untuk
berkomunikasi dan mendapatkan informasi, dengan adanya
smartphone berkomunikasi menjadi lebih mudah.
Dengan smartphone seseorang bisa melakukan komunikasi
seperti vidio call, membuka micrsoft word, excel, power point,
membuka jejaring sosial dan lain-lain. Smartphone juga dilengkapi
dengan prosesor, memori dan perlengkapan lainnya serta aplikasi
media sosial, sehingga memungkinkan penguna untuk melakukan
komunikasi seperti vidio call (Timbowo, 2016).

3. Dampak Penggunaan Smartphone


Menurut Ferry (2017) dampak terhadap pengunaan
smartphone adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan otak terganggu
Dampak buruk radiasi ponsel terhadap kesehatan memang
masih jadi kontroversi, namun beberapa penelitian
menunjukkan radiasi ponsel bisa memicu tumor otak dan
insomnia. gelombang elektrogenetik pada ponsel
mengandung radiasi yang dapat menembus ruang hampa
dan jaringan otak secara tegak lurus yang jika digunakan
terus menerus maka dapat mengakibatkan glikoma dan
memicu munculnya sel otak akustik neuroma radiasi ponsel
mempercepat pembentukan neoplasma dari sel-sel yang
tidak wajar menjadi sel kanker aktif pada otak. Bahaya
radiasi hp paling klasik diderita hampir seluruh manusia
didunia adalah munculnya kerusakan otak.
b. Kesehatan mata terganggu
Dalam dunia kedokteran di kenal istilah Computer Vision
Syndrome/CVS yang merupakan gejala (sindrom) yang
diakibatkan karena sering melihat layar (dalam hal ini layar
smartphone).
c. Kesehatan tangan terganggu.
Pengguna smartphone yang sering menghabiskan waktunya
hanya untuk bermain akan merasakan nyeri dan sakit di
sekitar lengan dan pergelangan tangan. Mengunakan ponsel
dengan sering mengetik maupun memegang ponsel saja,
akan membuat otot dan persendian disekitar lengan dan
pergelangan tangan anda akan terasa sakit, karena terlalu
lama menahan beban. Membatasi pengunaan jika perlu,
beristirahat jika sudah muncul rasa nyeri di area-area
tersebut, lakukan peregangan otot yang tegang akibat
aktifitas tersebut.
d. Gangguan Tidur
Suara notifikasi dari ponsel yang menandakan adanya
pesan. masuk membuat kita penasaran untuk membuka
isinya, membuat pengguna lupa waktu untuk istirahat.
e. Perilaku kekerasan
Anak yang sering game yang berisikan kekerasan, membuat
anak terdorong untuk menirukan adegan yang ada di
permainan tersebut.
f. Berkurangnya produktifitas
Saat berkerja tidak fokus penuh dengan pekerjaannya,
karena konsentrasi terbagi antara pekerjaan dan membuka
hp.
Menurut Sarwar, Rahmadani (2018), penggunaan
smartphone memiliki beberapa dampak pada kehidupan manusia,
yakni:
a. Pendidikan.
Semakin berkembangnya konsep pendidikan yang ada,
dituntut pula kemudahan dalam mengakses pendidikan
tersebut salah satunya adalah penggunaan smartphone
dalam dunia pendidikan. Contohnya penggunaan internet
oleh pelajar saat ini merupakan hal yang semakin banyak
ditemui. Kemudahan dan efisiensi dalam mencari suatu
informasi yang diperluhkan, memicu pelajar untuk semakin
menggunakan walaupun tetap ada dampak lain yang
muncul seperti halnya pada penggunaan untuk berkirim
pesan, media sosial, mengecek email, bermain games, atau
menonton video dari internet. Hal tersebut dapat menjadi
salah satu gangguan bagi pelajar tersebut bahkan
lingkungan sekitarnya. Seperti mengecek email yang
masuk, atau bahkan melakukan tindakan yang kurang baik
seperti mencotek dengan smartphone. Hal lain yang dapat
disalahgunakan yakni menjadikan smartphone sebagai alat
bantu dalam tindakan pembullyan.
b. Dampak Psikologis
Smartphone membantu pengguna dalam memudahkan
interaksi dengan teman dan keluarga dalam keseharian serta
membantu untuk up to date dengan informasi-informasi
baru yang tengah beredar. Terdapat suatu konsep dalam
dunia psikologi yakni "use it" or "lose it" yakni konsep
yang dapat membantu dalam menjaga fungsional otak
dengan penggunaan yang smart dalam hidup. Penggunaan
smartphone dapat menaikan fungsi pada otak yakni tidak
hanya untuk hiburan semata, namun juga mengakses berita
atau pun informasi informasi yang beredar. Atas hal
tersebut tidak hanya menaikan fungsi, namun juga melatih
otak dan juga melatih pengguna menjadi seorang pembicara
yang baik. Kecanduan smartphone (Communication
Addiction Disorder) menjadi maslah yang cukup menyita
perhatian. Kecanduan dalam penggunaan smartphone
tersebut dijabarkan sebagai keinginan untuk berkomunikasi
biasa, walaupun tidak ada kebutuhan yang nampak untuk
berkomunikasi. Dampak psikologis yang muncul
lainnya.nampak ketika pengguna sedang bersama keluarga
atau kolega,mereka cenderung melihat pada smartphone.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Penggunaan Smartphone


Semua teknologi memiliki kelebihan dan kekurangannya b
egitu juga dengan smartphone, kelebihan dan kekurangan dalam pe
nggunaan smartphone sebagai berikut:
a. Kelebihan Penggunaan Smartphone
Dengan menggunakan smartphone penggunanya dapat den
gan mudah berkomunikasi, mencari informasi, sebagai hibu
ran atau bahkan membantu aktivitas sehari-hari. Bagi seora
ng mahasiswa smartphone sangat membantu karena dapat
meningkatkan pengetahuannya dalam informasi mengenai
mata kuliah atau studi yang ditekuni.
b. Kekurangan Penggunaan Smartphone
Dengan adanya kemudahan dalam mengakses
berbagai informasi, smartphone akan membuat pengguna
menjadi malas beraktivitas, sehingga mereka akan
merasa memiliki dunianya sendiri saat bermain
smartphone. Hal tersebut perlu dihindari karena dapat
menyebabkan rasa kecanduan terhadap smartphone

B. Konsep Tidur
1. Definisi Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau juga
dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif,
bukan hanya keadaan penuh ketegangan tanpa kegiatan, tetapi
lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri
adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi,
terdapat perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat A, 2014).
Tidur adalah keadaan terjadinya perubahan kesadaran atau
ketidak sadaran parsial individu yang dapat dibangunkan. Tidur
dapat diartikan sebagai periode istirahat untuk tubuh dan pikiran,
yang selama masa ini, kemauan dan kesadaran ditangguhkan
sebagian atau seluruhnya dimana fungsi-fungsi tubuh sebagian
dihentikan. Tidur telah dideskripsikan sebagai status tingkah laku
yang ditandai dengan posisi tak bergerak yang khas dan sensitivitas
reversibel yang menurun, tapi siaga terhadap rangsangan dari luar
(Munardi, 2010). Tidur telah dianggap sebagai perubahan status
kesadaran yang di dalamnya persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungannya mengalami penurunan (Kozier, 2011).
2. Fungsi Tidur
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari tidur:
a. Memelihara Fungsi Jantung
Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisilogis dan
psikologis (Putra, 2011). Menurut teori, tidur adalah waktu
perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga berikutnya.
Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun. Laju denyut
jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-
rata 70 hingga 80 denyut permenit atau lebih rendah jika
individu berada pada denyut jantung kondisi fisik yang
sempurna. Namun selama tidur laju denyut jantung turun
sampai 60 denyut permenit atau lebih rendah. Hal ini berarti
bahwa denyut jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam
setiap menit selama tidur atau 60 hingga 120 kali lebih sedikit
dalam setiap jam. Oleh karena itu tidur yang nyenyak
bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung (Potter & Perry,
2010).
b. Pembaharuan Sel
Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara
rutin. Selama tidur gelombang rendah dalam NREM tahap 4,
tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk
memperbaiki dan memperbarui sel epitel dan khusus seperti
otak (Putra, 2011). Peran hormon pertumbuhan yang umum
sebagai suatu promotor sintesis protein adalah terbatas
dikarenakan pelepasannya tidak berhubungan dengan kadar
glukosa darah dan asam amino. Penelitian lain menunjukkan
bahwa sistensis protein dan pembagian sel untuk pembaharuan
jaringan seperti pada kulit, sumsung tulang, mukosa lambung,
atau otak terjadi selama istirahat dan tidur. Tidur NREM
menjadi sangat penting khususnya pada anak-anak yang
mengalami lebih banyak tidur tahap 4 (Potter & Perry, 2010).
c. Penyimpanan Energi
Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan
energi selama tidur. Otot skelet berelaksasi secara progresif
dan tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi kimia untuk
proses seluler. Penurunan laju metabolik basal lebih jauh
menyimpan persediaan energi tubuh. (Potter & Perry, 2010).
Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM
dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral,
peningkatan aktivitas kortisol, peningkatan konsumsi oksigen
dan pelepasan epineprin. Hubungan ini dapat membantu
penyimpanan memori dan pembelajaran. Selama tidur, otak
menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas hari
tersebut (Potter & Perry, 2010).

3. Gangguan Tidur
Menurut Lebond, 2017 gangguan tidur merupakan suatu
keadaan dimana seseorang yang mengalami kualitas tidur yang
kurang yang disebabkan oleh beberapa faktor:
a. Insomnia
Insomnia mencakup banyak hal, insomnia dapat berupa
kesulitan. untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, tetapi
merasa belum cukup tidur. Insomnia merupakan ketidak
mampuan seseorang untuk memperoleh kualitas tidur dan
kuantitas tidur yang cukup. Insomnia disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya ketidak mampuan fisik,
kecemasan dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah
banyak. Ada tiga jenis insomnia yaitu insomnia inisial,
intermitten dan insomnia terminal. Gejala fisik yang muncul
diantaranya: muka pucat, mata sembab, badan lemas dan
daya tahan menurun sehingga menjadi mudah terserang
penyakit, dan gejala psikisnya: lesu, lambat menghadapi
rangsangan dan sulit berkonsentrasi.
b. Somnabulisme
Somnabulisme merupakan gangguan tingkah laku yang
sangat kompleks seperti membuka pintu, menutup pintu,
duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki,
berbicara, berjalan diwaktu tidur beberapa menit dan kembali
tidur lagi seperti semula. Kasus somnabulisme lebih banyak
terjadi pada anak-anak dan somnabulisme ini sangat beresiko
menyebabkan terjadinya cedera.
c. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak sengaja (mengompol).
Terjadi pada anak-anak dan remaja. Enuresis bisa disebabkan
oleh gangguan pada bladder, stress dan toilet training yang
kurang baik.
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan
keinginan yang tak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan
pula bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang
mendadak, sehingga dapat tertidur pada setiap saat dimana
serangan kantuk tersebut datang. Serangan narkolepsi ini
dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada saat
mengendarai kendaraan, berada diketinggian atau tempat
yang membahayakan.
e. Night Terrors.
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada
anak usia 6 tahun atau lebih. Asmadi, (2008) mengatakan
bahwa pada kejadian night terrors, setelah tidur beberapa
jam, anak tersebut langsung terbangun, berteriak secara
spontan, pucat dan ketakutan.
f. Hipersomnia
Hipersomnia adalah tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari. Gangguan ini dapat menyebabkan kondisi medis
tertentu, seperti kerusakan saraf, gangguan hati atau ginjal
atau karena gangguan metabolisme misalnya hipertiroidisme
(Asmadi, 2008),
g. Parasomnia
Parasomnia adalah gangguan tidur yang tidak umum dan
tidak diinginkan, yang muncul secara tiba-tiba selama tidur
atau terjadi diantara tidur dan terjaga. Sering muncul dalam
bentuk mimpi yang ditandai mimpi lama dan menakutkan.
Gejala fisik berbicara waktu tidur, berjalan waktu tidur,
mendadak duduk ditempat tidur dan matanya tampak
membelalak liar. Gejala psikis: penderita jarang mengingat
kejadian yang telah terjadi.
h. Apnea Saat Tidur
Kondisi terhentinya nafas secara periodik saat tidur. Menurut
Asmadi (2008), apnea saat tidur ini bisa terjadi pada orang
mengorok dengan keras, sering terbangun pada malam hari,
orang yang mengantuk berlebihan di siang hari, orang yang
mengalami perubahan psikologis, orang yang mengalami
insomnia, serta orang dengan hipertensi dan aritmia jantung.
i. Mendengkur
Mendengkur apabila disertai apnea maka bisa menjadi
masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan
pengaliran udara dihidung dan mulut, misalnya amandel,
adenoid, otot-otot belakang mulut mengendor atau bergetar.
j. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal tersebut terjadi
sebelum tidur REM. Mengigau dapat dikategorikan dalam
gangguan tidur bila terlalu sering dan di luar kebiasaan.

4. Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks
yang melibatkan berbagai domain, antara lain, penilaian terhadap
lama waktu. tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur
pada siang hari, efisiensi tidur, kualitas tidur, penggunaan obat
tidur. Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain tersebut
terganggu maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas
tidur (Indarwati, 2012).
Pada penilaian terhadap lama waktu tidur yang dinilai
adalah waktu dari tidur yang sebenarnya yang dialami seseorang
pada malam hari. Penilaian ini dibedakan dengan waktu yang
dihabiskan di ranjang. Pada penilaian terhadap gangguan tidur
dinilai apakah seseorang terbangun tidur pada tengah malam atau
bangun pagi terlalu cepat, bangun untuk pergi ke kamar mandi,
sulit bernafas secara nyaman, batuk atau mendengkur keras.
merasa kedinginan, merasa kepanasan, mengalami mimpi buruk,
merasa sakit, dan alasan lain yang menganggu tidur (Indarwati,
2012). Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk
mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur
REM dan NREM yang sesuai (Khasanah, 2012).
Menurut Asmadi (2008) kualitas tidur dapat dilihat
melalui tujuh komponen, yaitu:
a. Kualitas tidur subjektif yaitu penilaian subjektif diri sendiri
terhadap kualitas tidur yang dimiliki, adanya perasaan
terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri berperan
terhadap penilaian kualitas tidur.
b. Latensi tidur, yaitu berapa waktu yang dibutuhkan sehingga
seseorang bisa tertidur, ini berhubungan dengan gelombang
tidur sesorang.
c. Efisiensi tidur yaitu didapatkan melalui presentase
kebutuhan tidur manusia, dengan menilai jam tidur
seseorang dan durasi tidur seseorang dan durasi tidur
sehingga dapat disimpulkan apakah sudah tercukupi atau
tidak.
d. Penggunaan obat tidur dapat menandakan seberapa berat
gangguan tidur yang dialami, karena penggunaan obat tidur
diindikasikan apabila orang tersebut sudah sangat
terganggu pola tidurnya dan obat tidur dianggap perlu
untuk membantu tidur.
e. Gangguan tidur: yaitu seperti adanya mengorok, gangguan
pergerakan sering terbangun dan mimpi buruk dapat
mempengaruhi proses tidur seseorang.
f. Durasi tidur: yaitu dinilai dari waktu mulai tidur sampai
waktu terbangun, waktu tidur yang tidak terpenuhi
akanmenyebabkan kualitas tidur yang buruk.
g. Daytime disfunction atau adanya gangguan pada kegiatan
sehari-hari diakibatkan oleh perasaan mengantuk. Kualitas
tidur berbeda dengan kuantitas tidur. Kuantitas tidur adalah
lama waktu tidur berdasarkan jumlah jam tidur sedangkan
kualitas tidur mencerminkan keadaan tidur yang restoratif
dan dapat menyegarkan tubuh keesokan harinya (Asmadi,
2008). Kualitas tidur. yang buruk berbeda dengan kuantitas
tidur yang buruk. Kuantitas tidur yang buruk mencakup
durasi tidur pendek sedangkan kualitas tidur yang buruk
mencakup kesulitan untuk tidur dan seringkali terbangun
pada malam hari (Putra, 2011). Tidur dikatakan berkualitas
baik apabila siklus NREM dan REM terjadi berselang-
seling empat sampai enam kali (Potter & Perry, 2010).

C. Konsep Remaja
1. Definisi remaja
Ada beberapa istilah mengenai remaja, diantaranya ialah
puberteit, adolescent dan youth. Pengertian remaja dalam bahasa
latin yaitu adolescere, yang berarti tumbuh menuju sebuah
kematangan. Dalam arti tersebut, kematangan bukan hanya dari
segi fisik, tetapi juga dari kematangan sosial psikologinya.
Remaja juga diartinya sebagai masa peralihan, dari masa anak-
anak menuju dewasa. Masa ini juga menjadi masa bagi seorang
remaja yang akan mengalami berbagai perubahan pada aspek,
seperti aspek kognitif (pengatahuan), emosional (perasaan), sosial
(interaksi sosial) dan moral (akhlak).

2. Klasifikasi remaja
Menurut departemen kesehatan republik Indonesia remaja
di bagi menjadi 2, yaitu masa remaja awal (12-16 tahun) dan
remaja akhir (17-25 tahun), sedangkan dalam buku sebayang dkk
yang berjudul “Perilaku seksual remaja” menjelaskan klasifikasi
remaja berdasarkan umur dan karakteristiknya sebagai berikut:
a. Masa remaja awal: 10-12 tahun
b. Masa remaja pertengahan: 13-16 tahun
c. Masa remaja akhir: 17-21 tahun
Pada umumnya klasifikasi remaja didasarkan pada perubahan
psikososial pada remaja.

3. Karakteristik remaja
Karakteristik remaja atau perkembangan remaja dapat dilihat dari:
a. Perubahan fisik
Fisik yang dimaksud adalah organ reproduksi remaja yang
sudah mencapai tingkat kematangan.
b. Perubahan kognitif
Remaja suka memberikan kritik dan cenderung berpikir
abstrak, selain itu rasa ingin tau remaja terhadap hal-hal
baru cenderung meningkat.
c. Perubahan social dan emosional
Remaja cenderung lebih sensitif dengan keadaan
sekitarnya, hal-hal yang dapat mempengaruhi emosi remaja
bermacam macam salah satunya adalah keluarga dan
lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan tindakan
remaja pada suatu kejadian atau hal-hal di sekitarnya.
Menurut asrori dan Ali (2016), karakteristik remaja
berhubungan dengan pertumbuhan atau perubahan-perubahan fisik
dan ditandai adanya kematangan seks primer dan skunder.
Sedangkan karakteristik yang relevan dengan perkembangan atau
perubahan – perubahan aspek psikologis dan sosial.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian deskriptif, sebuah metode penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan antarvariabel dimana variabel independen dan
variabel dependen diidentifikasi pada satuan waktu. Dalam penelitian ini d
ilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran tentang pengaruh p
enggunaan smartphone terhadap pola tidur mahasiswa tingkat 1A S1
Keperawatan di Stikes Dirgahayu Samarinda.

B. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Stikes Dirgahayu
Samarinda tingkat 1A S1 Keperawatan sebanyak 55 orang dengan usia 18-
20 tahun.

C. Sampel
Mahasiswa tingkat 1A S1 Keperawatan (30 orang) yang berusia
18-20 tahun. Pengambilan sampel ini menggunakan metode random
sample untuk menyesuaikan dengan kriteria hasil inklusi maka peneliti
mengambil 30 responden.
Rumus: N
n=
1+N(d)2

55
Sampel: n=
1+55(0,1)2
55
n=
1+0,55

55
n= = 35
1,55
Ket:

n = Jumlah sampel
N = Perkiraan besar populasi
d = Kelonggaran/ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yan
g dapat ditolerir misalnya 1%, 5%, 10%. Penelitian ini menggunakan batas
kesalahan yang tolerir 10% sehingga besar sampai dirumuskan sebagai ber
ikut:
1. Kriteria inklusi
a. Mahasiswa stikes dirgahayu yang berusia 18-20 tahun
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria eksklusi
a. Mahasiswa stikes dirgahayu yang tidak hadir dalam pengisian kuisio
ner
b. Mahasiswa stikes dirgahayu yang tidak bersedia menjadi responden

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian ini adalah di Stikes Dirgahayu Samarinda
2. Waktu dilaksanakan penelitian pada bulan Desember 2023

E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Merupakan variabel sebab yaitu variabel atau karakteristik dari subjek
yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada variabel
lainnya.
2. Variabel Dependen
Merupakan variabel akibat atau variabel yang akan berubah akibat
pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel bebas.
F. Definisi Operasional

Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasiona Alat Ukur Hasil Ukur Skala
l
Penggunaan Smartphone merup Sebuah teknologi Kusioner Responden Ordinal
Smartphone akan sebuah perang modern yang
mengisi
kat yang memungki digunakan untuk
(Variabel nkan untuk melaku melakukan kuisioner
Independen) kan komunikasi da komunikasi sehari-
dengan 8
n didalam juga terd hari bahkan dapat
apat Personal Digit juga digunakan pertanyaan,
al Assistant (PDA) untuk membantu
dengan kategori
dan memiliki kema tugas/pekerjaan
mpuan seperti laya yang dimiliki. hasilnya adalah
knya komputer. Ka
Sangat sering (6
rakteristik dari sma
rtphone adalah me hari dalam
miliki software apli
seminggu).
kasi. Software apli
kasi yang ada pada Sering (4-5 hari
smartphone dibuat
dalam
untuk meningkatka
n produktivitas dan seminggu).
mendukung kegiata
Kadang-kadang
n sehari-hari nya pe
ngguna 2-3 hari dalam
seminggu).

Pola Tidur Tidur merupakan Tidur merupakan Kusioner Responden Ordinal


(Variabel kondisi tidak sadar kondisi tidak sadar
PSQI mengisi
yakni individu dimana tubuh
Dependen) dapat dibangunkan sedang beristirahat kuisioner
oleh stimulus atau dari segala kegiatan
dengan 8
sensoris yang dan aktivitas
sesuai, atau juga termasuk bermain pertanyaan,
dapat dikatakan smartphone.
dengan kategori
sebagai keadaan
tidak sadarkan diri hasilnya adalah
yang relatif, bukan
Sangat sering (6
hanya keadaan
penuh ketegangan hari dalam
tanpa kegiatan,
seminggu).
tetapi lebih
merupakan suatu Sering (4-5 hari
urutan siklus yang
dalam
berulang, dengan
ciri adanya seminggu).
aktivitas yang
Kadang-kadang
minim, memiliki
kesadaran yang 2-3 hari dalam
bervariasi, terdapat
seminggu).
perubahan
fisiologis dan
terjadi penurunan
respon terhadap
rangsangan dari
luar (Hidayat A,
2014).

A. Uji Validitas Dan Reliabilitas


Uji validitas kuesioner PSQI telah dilakukan uji validitas pada
penelitian Destiana Agustin (2012) dengan melakukan uji coba kepada 30
orang responden dengan hasil bahwa r hitung (0,410-0,831) > r tabel
(0,361) sehingga kuesioner ini layak digunakan untuk mengukur kualitas
tidur. Uji validitas dan reliabilitas juga dilakukan oleh Nova Indrawati
(2012: 31) pada 30 mahasiswa reguler fakultas ilmu keperawatan
Universitas Indonesia dan diperoleh hasil koefisien alfa sebesar 0,73.
Kuesioner PSQI kualitas tidur yang telah dilakukan uji reliabilitas
oleh Universityof Pittsburgh pada tahun 1988 dengan nilai Alpha Cronbac
h 0,83. Ratnasari (2016) juga melakukan uji reliabilitas yang hasilnya men
unjukkan bahwa uji reliabilitas kepada 30 responden didapatkan hasil kues
ioner yang berisi 18 pertanyaan valid dan seluruhnya reliabel dengan nilai
alpha cronbach sebesar 0,741 yang merupakan kriteria reliabel tinggi. Pene
litian ini dilakukan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jembe
r pada bulai April - Juni 2017.

B. Analisa Data
Analisa data adalah proses menyusun data secara sistematis, me
njabarkan ke dalam suatu unit, melakukan sintesa, menyusun sebuah pola,
memilih data yang penting, dan membuat kesimpulan Sugiyono (2013: 24
4). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis
is korelasional. Peneliti menggunakan stastistik bivariate untuk menghitun
g besarnya korelasi antara keduanya. Menurut Arikunto (2013: 314) korel
asi bivariate adalah stastistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara 2 variabel. Menurut Arikunto (2006: 279-282) ada beberapa kegiat
an yang dilakukan dalam
menganalisis data yaitu:
1. Memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data
yang terpakai saja yang tersisa.
2. Tabulasi termasuk memberikan skor (scoring) terhadap item-item y
ang perlu diberi skor.
3. Mengolah data yang telah diperoleh sesuai dengan pendekatan pen
elitian.
Teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diajukan se
rta untuk menjawab rumusan masalah.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metode
penelitian ini diperoleh melalui pengisian kuisioner PSQI yang dilakukan
oleh responden. Setiap responden yaitu mahasiswa S1 Keperawatan
Tingkat 1A mengisi data diri singkat kemudian menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah disediakan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan Google Form sebagai alat untuk pengisian kuisioner.

D. Etika penelitian
Etika dalam penelitian ini menurut Notoatmodjo (2018) adalah :
1. Beneficence
Peneliti memberikan penjalasan kepada responden penelitian tenta
ng tujuan penelitian serta manfaat penelitian yang akan didapatkan
bagi responden penelitian.
2. Non-malfincene
Non-malfincene adalah suatu prinsip yang mana peneliti tidak mela
kukan perbuatan yang memperburuk pasien/responden.
3. Justice
Peneliti memperlakukan sama rata seluruh responden tanpa membe
dakan responden berdasrkan kedudukan sosial, pendidikan maupu
n status sosial responden.
4. Autonomy
Peneliti menyamarkan identitias responden penelitian sebagai upay
a menjaga privasi responden, peneliti menggunakan inisial sebagai
ganti identitas responden.

E. Alur penelitian
Meminta izin penelitian dari institusi asal yaitu STIKES DIRGAHAYU
SAMARINDA

Mengajukan permohonan kepada kepala prodi S1 Keperawatan

Populasi
Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 1A Stikes Dirgahayu Samarinda

Sample
Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 1A Stikes Dirgahayu Samarinda yang
bersedia menjadi responden berjumlah 32 orang

Teknik Sampling
Random Sample

Pengumpulan Data
Menjelaskan prosedur dan memberikan kuisioner

Variable Independen & Dependen


Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Pola Tidur
Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 1A
Pengelolaan Data & Analisa Data

Hasil & Kesimpulan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Penelitian
Penilitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif untuk melihat
tentang pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur
mahasiswa tingkat 1A S1 keperawatan stikes dirgahayu
samarinda.

2. Gambaran Lokasi Penelitian


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di
STIKES Dirgahayu samarinda, Jl pasundan no. 21 RT 29 kel jawa,
kecamatan samarinda ulu, kota samarinda, Kalimantan Timur
dengan mahasiswa DIII keperawatan semester 3 berjumlah 70
orang. STIKES Dirgahayu samarinda adalah sekolah tinggi ilmu
Kesehatan uang menyelenggarakan berbagai program studi
diantaranya yaitu DIII keperawatan (Reguler & RPL), S1 Farmasi,
S1 Keperawatan, dan profesi Ners.

3. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan di STIKES DIRGAHAYU
Samarinda tepatnya di tingkat 1A s1 Keperawatan pada bulan
Desember 2023. Dengan mengumpulkan data menggunakan
kuisioner penelitian kepada 30 responden Mahasiswa/I, data yang
telah didapatkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi:
Tabel 3.1 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah
18 18
19 4
20 8
Tabel 3.2 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah


Perempuan 26
Laki-Laki 4

Tabel 3.3 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pola


Tidur

Jam Tidur Jumlah


22.00 10
23.00 11
24.00 ( atau diatas 24.00) 9

Tabel 3.4 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Durasi


Tidur

Durasi Tidur Jumlah


8 jam 3
7 jam 16
5 jam 11

Tabel 3.4 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan


Aktivitas Menjelang Tidur

Aktivitas Jumlah
Memainkan 20
smartphone (15-30
menit)
Menjauhkan 5
smartphone
tidak menjauhkan 5
smatphone/.tetap
didekat tempat tidur

Tabel 3.5 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan


Penggunaan Smarphone Dalam Sehari

Penggunaan Jumlah
smartphone dalam
sehari
9 jam 7
10 11
11 jam/diatas 11 jam 12

Tabel 3.6 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan


Gangguan Tidur

Sering terbangun
karena ingin 11
BAK/BAB
Sering terbangun
akibat nada 7
smartphone yang
menganggu
Tidak mudah
terganggu 12

Tabel 3.7 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan


Transisi Antara Bangun Dan Tidur

Transisi antara Jumlah


bangun dan tidur
cenderung mengulur
waktu (5-10 menit) 16
cepat sadar dengan
lingkungan 9
mudah dibangunkan 5

4. Hasil Analisa Data


Table 4.1 Hasil Analisa Data Penggunaan Smartphone Dalam 1
Minggu

Kategori Jumlah Persentase


Sangat Sering 5 17,75%
Sering 17 56%
Kadang-Kadang 8 8%

Tabel 4.2 Keterangan Hasil Analisa Data Penggunaan Smartphone


Dalam 1 Minggu
No. Kategori Hasil ukur
Kode
1 Sangat sering 6 hari dalam 1 minggu
2 Sering 5-4 hari dalam 1 minggu
3 Kadang-kadang 3-2 hari dalam 1 minggu
5. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian mahasiswa Tk 1 S1
Keperawatan Stikes Dirgahayu Samarinda di mana usia mereka antara
18 - 20 tahun dengan hasil analisa sangat sering menggunakan
smartphone berjumlah 5 mahasiswa dengan presentase 17,75% ,
sering berjumlah 17 mahasiswa dengan presentase 56%,kadang-
kadang berjumlah 8 mahasiswa dengan presentase 8%. sebagian besar
di kategorikan sebagai pengguna smartphone aktif dapat memberikan
dampak negatif bagi pengguna adalah : terganggunya pola tidur .
Jumlah pengguna smartphone di dunia di perkirakan akan terus
bertambah dan di dominasi oleh usia 18- 21 tahun yang mana secara
luas banyak di gunakan oleh mahasiswa mahasiswa di anggap rentan
terhadap perkembangan teknologi sebagai mahasiswa agar bisa
memperoleh atau membantu penggunaan smartphone dapat
menyebabkan terganggunya kualitas tidur seorang mahasiswa,
memiliki kualitas tidur yang kurang ,kualitas tidur yang buruk dapat
mencakup kesulitan untuk tidur dan sering kali terbangun.
Pengguna smartphone aktif adalah sebagian besar merupakan
pengguna media sosial Perkembangan media sosial di indonesia.
sangatlah cepat, termasuk dalam lingkup kampus media sosial yang
sering di gunakan remaja berupa facebook twitter email instagram
WhatsApp. Penggunaan smartphone di kalangan remaja dipengaruhi
oleh kebutuhan dalam penggunaan untuk meningkatkan ilmu serta
wawasan Maka dari itu, Smartphone adalah bentuk teknologi yang
diciptakan untuk memudahkan komunikasi dengan orang lain yang
seiring dengan perkembangan zaman fungsinya semakin bertambah
seperti kamera, media sosial, kalkulator dan lain- lain. Smartphone
memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan remaja tetapi
dampak negatif handphone lebih dominan dari dampak positifnya jika
dilihat dari segi finansial, sosial maupun kesehatan remaja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Smartphone merupakan sebutan dari telepon pintar yang memiliki kema
mpuan seperti komputer dan dilengkapi dengan sistem operasi yang canggih.
Smartphone memiliki berbagai macam fungsi tergantung dari fitur dan
aplikasinya yang tersedia dalam smartphone, akan tetapi secara umum fungsi
smartphone digunakan untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi,
dengan adanya smartphone berkomunikasi menjadi lebih mudah.
Adapun dampak terhadap penggunaan Smartphone adalah kesehatan otak,
mata, tangan, terganggu, serta meimbulkan gangguan tidur, perilaku
kekerasan dan berkurangnya produktifitas.
Smartphone memiliki kekurangan dan kelebihan yaitu kelebihannya adalah ba
gi seorang mahasiswa smartphone sangat membantu karena dapat meningkatk
an pengetahuannya dalam informasi mengenai mata kuliah atau studi yang dit
ekuni sedangkan kekurangannya adalah dengan adanya kemudahan dalam
mengakses berbagai informasi, smartphone akan membuat pengguna
menjadi malas beraktivitas, sehingga mereka akan merasa memiliki
dunianya sendiri saat bermain smartphone.
Responden berasal dari STIKES Drigahayu Samarinds tingkat 1A S1
Keperawatan dengan jumlah 30 responden, penelitian ini membahas tentang
pengaruh penggunaan smartphone terhadap pola tidur mahasiswa, mahasiswa
yang menjawab sangat sering berjumlah 5 responden dengan presentase
17,75%, yang menjawab sering berjumlah 17 responden dengan presentase
56%, kemudian yang menjawab kadang-kadang berjumlah 8 responden
dengan presentase 8%.

B. Saran
1. Bagi STIKES Dirgahayu Samarinda
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan bahan bacaaan
mahasiswa STIKES Dirgahayu Samarinda serta mampu meningkatkan
penelitian terkait dengan penelitian yang sama tentang pengaruh
penggunaan smartphone pada pola tidur mahasiswa.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
memberikan kemudian bagi peneliti selanjutnya untuk dipelajari metode
dan variabel peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
ADIYATMA, Y. (2016). Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Kualitas
Tidur Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Malang (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).

Dahlan, MS (2014). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif,


Bivariat, dan Multivariate, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS.
Jakarta : Epidemiologi Indonesia

Hastuti, D. T., & Prastiani, D. B. (2019). Hubungan intensitas penggunaan


smartphone dengan kualitas tidur mahasiswa program studi sarjana
keperawatan stikes bhamada slawi. Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kesehatan (E-Journal), 10(1), 73-78.

Lubis, N. F., Hanum, F. J., & Reza, M. (2020). Hubungan Penggunaan


Smartphone pada Malam Hari Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 1(3), 379-385.

Maulida, R., & Sari, H. (2017). Kaitan Internet Addiction Dan Pola Tidur Pada
Mahasiswa Fakultas Keperawatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan, 2(3).
Syafitri, H., Kurniawan, D., & Agrina, A. (2022). Hubungan Durasi Penggunaan
Smartphone Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas
Keperawatan Unri Dimasa Pandemi Covid-19. Riau Nursing Journal, 1(1),
115-128.

Syah, H. (2018). Analisis Hubungan Intensitas Penggunaan Smartphone terhadap


Kualitas Tidur Pelajar SMA Plus Shafiyyatul Amaliyyah Medan (Doctoral
dissertation, Universitas Sumatera Utara).

Anda mungkin juga menyukai