Anda di halaman 1dari 29

Mata Perkuliahan Biofisika

CRITICAL JOURNAL REVIEW


JARAK CAHAYA PADA MATA BIOOPTIK

Oleh :
NAMA : NUR HANIFAH
NIM : 200407005
DOSEN PENGAMPU : NURMASYITAH, M.Pfis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan anugrah,
rahmat dan taufik hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan tugas CJR (Critical
Journal Review) ini dengan tepat waktu. Dan juga saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu pada mata perkuliahan Biofisika ini.
Adapum latihan tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah
Semester pada mata perkuliahan Biofisika. Saya sangat berharap semoga artikel
ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa artikel ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik,
saran dan komentar guna untuk perbaikan materi yang saya buat kedepannya.

Langsa, 18 Mei 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalitas Pentingnya CJR


Rasionalisasi Pentingnya CJR Critical Journal Review (CJR) merupakan
suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena kemudahan dalam membahas
inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal penting sebelum
kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik
yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menulis kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut.

B. Tujuan Penulisan CJR


 Untuk memenuhi tugas pada mata perkuliahan Biofisika
 Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami, meringkas,
menganalisa serta membandingkan dalam bentuk kritikan tentang
kelebihan dan kekurangan pada jurnal.
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

C. Manfaat CJR
 Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil yang
terdapat dalam suatu jurnal.
 Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal dipenerbitan
selanjutnya.
BAB II
REVIEW JURNAL
A. JURNAL UTAMA
Judul HUBUNGAN JARAK DAN DURASI
PEMAKAIAN SMARTPHONE DENGAN
KELUHAN KELELAHAN MATA PADA
MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNSRAT DI ERA
PANDEMI COVID-19
Jurnal E journal
Download Ejournal.unsrat.ac.id
Issn -
Volume dan Halaman Vol. 10, No 2, halaman 12-17
Tahun 2021
Penulis 1. Della Gumunggilung
2. Diana V. D. Doda
3. Eva M. Mantjoro
Reviewer Nur Hanifah
Tanggal 18 Mei 2022
Abstrak Penelitian
 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan jarak dan durasi pemakaian
smartphone dengan keluhan kelelahan mata
pada mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado
 Assessment Data Metode yang dilakukan adalah survey analitik
dengan desain penelitian yaitu cross sectional
(potong lintang). Teknik pengambilan sampel
menggunakan metode simple purposive
sampling dengan jumlah sampel 74 responden
didapatkan melalui kuesioner online pada
google from.
 Kata Kunci Jarak, durasi, smartphone, keluhan kelelahan
mata.
Pendahuluan
 Latar Belakang dan teori Di Indonesia terdapat 47 juta pengguna
smartphone dan membuat Indonesia termasuk
dalam 5 terbesar pengguna smartphone di dunia
dan diperkirakan akan meningkat hingga angka
103.700.000 pengguna smartphone pada tahun
2017 (Rumate, 2014). Dampak dari kelelahan
mata akan menunjukan gejala antara lain nyeri
terasa berdenyut di sekitar mata, penglihatan
atau pandangan kabur, penglihatan ganda atau
rangkap, mata sulit fokus, mata perih, mata
merah, mata berair, mata terasa gatal atau
kering, sakit kepala, pusing disertai mual.
Berdasarkan data dari World Health
Organization (WHO) menunjukkan angka
kejadian kelelahan mata atau as the nopia di
dunia berkisar 75 persen sampai 90 persen.
Survey knowledge, attitude, and practices
(KAP) pada dokter mata di India melaporkan
asthenopia sebanyak 97,8%.
Ditinjau dari hasil pengamatan peneliti,
mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
memiliki lamanya penggunaan smartphone
yang cukup dominan, dikarenakan semakin
bertambahnya tugas-tugas seperti mencari
jurnal, artikel dan buku- buku online yang
berjudul tentang kesehatan masyarakat. Juga
ada pandemic covid-19 ini dimana mahasiswa
harus belajar online dengan menggunakan
smartphone.
Metode Penelitian
 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan jarak pemakaian
smartphone dengan keluhan kelelahan mata
pada mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Berdasarkan hasil uji hubungan
antara jarak pemakaian smartphone dengan
keluhan kelelahan mata pada mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat dengan
menggunakan uji chi-square dengan nilai p=
0,020 atau (p<0,5), sehingga didapat bahwa
terdapat hubungan jarak pemakaian smartphone
dengan keluhan kelelahan mata pada
mahasiswa. yang artinya jarak memiliki
peranan yang sangat penting dalam
mempengaruhi keluhan kelelahan mata.
Analisis Jurnal
 Kekuatan Penelitian 1. Pada bagian isi abstrak peneliti
menjelaskan dengan sangat rinci
tentang isi dari jurnal ini.
2. Bahasa dan penjabaran yang digunakan
didalam penyusunan jurnal sangat
mudah dipahami
3. Pada daftar pustaka terdapat banyak
referensi yang bisa diambil
4. Pembahasan pada jurnal ini sangat
mudah dipahami karena peneliti
menjelaskan secara mendalam tentang
data yang mereka dapatkan.
 Kelemahan Penelitian 1. Tidak adanya nomor Issn sehingga
kredibilitasnya masih belum diketahui
2. Teori yang digunakan didalam jurnal ini
sangat sedikit
3. Tidak adanya grafik yang mendukung
data dari table yang didapat
Kesimpulan Berdasarkan kajian literature dan hasil
pembahasan dari penelitian yang dilakukan
dapat diambil dua kesimpulan bahwa
identifikasi terhadap hubungan jarak dan durasi
pemakaian smartphone dengan keluhan
kelelahan mata pada mahasiswa fakultas
kesehatan masyarakat unsrat di era pandemic
covid-19 yaitu pada kesimpulan yang pertama
terdapat hubungan antara jarak pemakaian
smartphone dengan keluhan kelelahan mata
pada mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat
Unsrat dengan menggunakan uji chi-square
dengan nilai p= 0,020 atau (p<0,5), sedangkan
hasil kesimpulan yang kedua ialah tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara
durasi pemakaian smartphone dengan keluhan
kelelahan mata pada mahasiswa fakultas
Kesehatan masyarakat Hasil dari uji chi square
menunjukan bahwa nilai p= 0,955 dengan
tingkat kesalahan 0,05.

B. JURNAL PEMBANDING
Judul Hubungan Jarak Mata dan Intensitas
Pencahayaan Terhadap Computer Vision
Syndrome
Jurnal Ejournal

Download https://jurnal.stikes-yrsds.ac.id/
Issn 2581-219X
Volume dan Halaman Vol. 4, No. 2, halaman 153-162
Tahun 2018
Penulis 1. Yunitia Insani
2. Nurmulia Wunaini N
Reviewer Nur Hanifah
Tanggal 18 Mei 2022
Abstrak Penelitian
 Tujuan Penelitian Mencari hubungan antara hubungan jarak mata
dan intensitas pencahayaan dengan keluhan
kelelahan mata pada karyawan pengguna
computer di PT. Telkom Indonesia
 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah semua karyawan yang
aktif menggunakan Komputer di PT. Telkom
Indonesia.
 Assessment Data Metode yang digunakan adalah penelitian
dengan metode survey analitik dengan
rancangan cross sectional study. Metode
pengambilan sampel yang dilakukan adalah
exhaustive sampling, dengan jumlah sampel
yang memenuhi syarat sebanyak 52 orang.
Analisa data yang dilakukan adalah univariat
dan bivariat dengan uji Chi Square (continuity
correction dan fisher exact test).
 Kata Kunci Kesehatan Kerja. Computer Vision Syndrome
Pendahuluan
 Latar Belakang dan teori Penggunaan teknologi di samping memberikan
dampak positif, tidak jarang mengakibatkan
pengaruh buruk terutama apabila tidak dikelola
dengan baik. Berbagai sumber bahaya di
tempat kerja baik karena faktor fisik, kimia,
biologik, fisiologik, peralatan kerja dan
perilaku serta kondisi manusia merupakan
faktor risiko yang tidak dapat diabaikan begitu
saja (Budiono dkk, 2008).
Gangguan kesehatan pada pengguna komputer
antara lain kelelahan mata karena terus
menerus memandang monitor atau Video
Display Terminal (VDT). Kumpulan gejala
kelelahan pada mata ini disebut Computer
Vision Syndrome (CVS). Gejala- gejala yang
termasuk dalam CVS ini antara lain
penglihatan kabur, dry eye, nyeri kepala, sakit
pada leher, bahu dan punggung. Sedangkan
sindrom dry eye adalah gangguan defisiensi air
mata, baik kuantitas maupun kualitas
(Roetijawati, 2010).
PT Telkom Indonesia, Tbk sebagai sebuah
perusahaan telekomunikasi terkemuka di
Indonesia menuntut pekerjanya untuk bekerja
selama 8 jam per hari dengan istirahat selama 1
jam. Waktu kerja yang lama di depan komputer
menyebabkan karyawan sangat berisiko terkena
CVS. Berdasarkan fakta dan penjabaran teori di
atas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
CVS
Metode Penelitian
 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian
yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa Analisis bivariat antara kejadian CVS
dan intensitas cahaya menunjukkan bahwa dari
48 orang yang intensitas cahayanya kurang
baik terdapat 30 orang atau 62,5% yang
mengalami kejadian CVS. Dari hasil uji
fisher’s exact test antara intensitas pencahayaan
dengan kejadian CVS menunjukkan ρ value =
0,027 karena 0,027 < 0,05 sehingga ada
hubungan antara intensitas pencahayaan
dengan kejadian CVS. Selanjutnya untuk
mengetahui kuat hubungan antar variabel
dilakukan perbandingan koefisien kontingensi
φ dengan nilai 0,337. Dapat dikatakan bahwa
kuat hubungan antara intensitas cahaya dengan
kejadian CVS adalah hubungan yang sedang.
Analisis Jurnal
 Kekuatan Penelitian 1. Peneliti menggunakan dasar teori yang
beragam dan relavan sesuai dengan
permasalahan yang diteliti dalam
penelitian ini.
2. Terdapat nomor Issn
3. Terdapat banyak referensi daftar
pustaka yang bisa dijadikan acuan untuk
lebih memahami penjelasannya
 Kelemahan Penelitian 1. Penulis tidak menjelaskan secara
langsung apa tujuan dari penelitian yang
dilakukan.
2. Dalam jurnal tersebut penulis hanya
menyampaikan materi
3. Bahasa dalam pemaparan jurnal terlalu
singkat dan padat membuat pembaca
harus benar-benar focus dalam
mempelajarinya
4. Selain itu tidak ada pemaparan dalam
bentuk table, grafik, maupun gambar
dokumentasi pada jurnal ini
Kesimpulan Berdasarkan kajian literature dan hasil
pembahasan dari penelitian yang dilakukan
dapat diambil kesimpulan bahwa Ada
hubungan antara jarak mata ke monitor dengan
kejadian CVS dengan hubungan sedang dan
ada hubungan antara intensitas pencahayaan
dengan kejadian CVS dengan hubungan
sedang.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan serta
hasil kajian literature terkait Hubungan Jarak
Mata dan Intensitas Pencahayaan Terhadap
Computer Vision Syndrome maka sarannya
kepada pihak perusahaan agar memberikan
informasi baik itu secara langsung maupun
tidak langsung mengenai bahaya penggunaan
komputer terutama kepada karyawan yang aktif
menggunakan komputer mengingat angka
kejadian CVS cukup tinggi yaitu sebesar
57,7%, pekerja harus lebih memperhatikan
aspek keselamatan dan kesehatan bekerja
dengan komputer misalnya dengan
menggunakan screen pada monitor dan berikan
cukup waktu untuk tubuh agar beristirahat
secara periodik. Dari segi intensitas cahaya
maka sebaiknya pihak perusahaan perlu
memperhatikan aspek kebersihan dinding,
langit-langit, lampu dan perangkatnya penting
untuk diperhatikan. Perawatan tersebut
sebaiknya dilakukan minimal 2 kali dalam satu
tahun, karena kotoran atau debu yang ada
ternyata dapat mengurangi intensitas
penerangan hingga 35%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisa secara keseluruhan menurut reviewer jurnal
penelitian ini secara sistematika sudah cukup bagus. Dengan adanya
ringkasan dan kritikan dari jurnal ini riviewer berharap kembali kepada
seluruh Pembaca, agar dapat memahami apa keseluruhan isi jurnal yang telah
dibaca. Lalu, untuk judul penelitian dari kedua jurnal juga cukup bagus dan
bermanfaat untuk menambah pengetahuan pada kalangan mahasiswa maupun
umum,

B. Saran
Reviewer menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini
tidak terlepas dari kekurangan, maka saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat reviewer harapkan sehingga dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik. Akhirnya, semoga kajian ini
memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam
keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 2, Februari 2021 12

HUBUNGAN JARAK DAN DURASI PEMAKAIAN SMARTPHONE DENGAN


KELUHAN KELELAHAN MATA PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNSRAT DI ERA PANDEMI COVID-19
Della Gumunggilung*, Diana V. D. Doda*, Eva M. Mantjoro*.
*
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Keluhan kelelahan mata merupakan masalah yang akan sering dijumpai dikalangan masyarakat.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan angka kejadian kelelahan mata
atau as the nopia di dunia berkisar 75 persen sampai 90 persen. Survey knowledge, attitude, and
practices (KAP) pada dokter mata di India melaporkan asthenopia sebanyak 97,8%. Dimasa pandemi
Covid-19 ini penggunaan smartphone semakin meningkat dikarenakan proses pembelajaran dilakukan
secara daring, sehingga ada kemungkinan meningkatkan keluhan kelelahan mata. Tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui hubungan jarak dan durasi Pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata
pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Metode penelitian adalah survei analitik dengan
desain penelitian yaitu cross sectional (potong lintang). Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple purposive sampling
dengan jumlah sampel 74 responden didapatkan melalui kuesioner online pada google from. Analisis
data yang digunakan berupa analisis univariat dan analisis bivariat. Pengolahan data yang digunakan
uji chi square test, untuk tingkat signifikan 95%(=0.05). Hasil penelitian ini diperoleh dari 74 responden
terdapat 61 (82,4 %) responden dengan keluhan kelelahan mata akibat penggunaan smartphone. Hasil
penelitian didapatkan adanya hubungan jarak pemakaian smartphone kurang baik dengan keluhan
kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (p-value =0,024) dan tidak terdapat
hubungan durasi pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat (p-value= 0,955). Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan jarak
pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Disarankan bagi pengguna smartphone, khususnya mahasiswa untuk menggunakan
smartphone dengan jarak yg sesuai peraturan.

Kata kunci: jarak, durasi, smartphone, keluhan kelelahan mata.

ABSTRACT:
Complaints of eye fatigue are a problem that will often be encountered among the public. Based on data
from the World Health Organization (WHO), the incidence of eye fatigue or asthenopia in the world
ranges from 75 percent to 90 percent. A Survey of knowledge, attitude, and practices (KAP) on
ophthalmologists in India reported asthenopia as much as 97.8%. During the Covid-19 pandemic, the use
of smartphones is increasing because the learning process is carried out online, so there is the possibility
of increasing eye fatigue complaints. The research objective was to determine the relationship between
distance and duration of smartphone use and eye fatigue complaints among students of the Public Health
Faculty. The research method was an analytic survey with a cross-sectional research design. The
research was conducted on students of the Faculty of Public Health. The sampling technique used a
simple purposive sampling method with a sample size of 74 respondents obtained through an online
questionnaire on the google form. The data analysis used was in the form of univariate analysis and
bivariate analysis. Data processing used the chi-square test, for a significant level of 95% (= 0.05). The
results of this study were obtained from 74 respondents, there were 61 (82.4%) respondents with
complaints of eye fatigue due to smartphone use. The results showed that there was a relationship
between smartphone usage and complaints of eye fatigue in students of the Faculty of Public Health (p-
value = 0.024) and there was no relationship between the duration of smartphone use and complaints of
eye fatigue in students of the Faculty of Public Health (p-value = 0.955). This study concludes that there
is a relationship between the distance of smartphone use and eye fatigue complaints in students of the
Faculty of Public Health. It is recommended for smartphone users, especially students, to use
smartphones at a distance that fits the regulations.

Keywords: distance, duration, smartphone, eye complaints.


Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 2, Februari 2021 13

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi ini sangat pesat Dan ditinjau dari hasil pengamatan
disegala bidang terutama bidang informasi peneliti, mahasiswa dan mahasiswi
dan komunikasi. Hasil perkembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat
teknologi informasi dan komunikasi yang Universitas Sam Ratulangi Manado
semakin canggih adalah smartphone. memiliki lamanya penggunaan smartphone
Dalam kehidupan setiap manusia di era yang cukup dominan, dikarenakan semakin
global saat ini, manusia akan selalu bertambahnya tugastugas seperti mencari
terhubungan dengan teknologi. Teknologi jurnal, artikel dan buku- buku online yang
menurut Smaldino (2008) Dapat diprediksi berjudul tentang kesehatan masyarakat.
pengguna ponsel pintar secara global akan Juga ada pandemic covid-19 ini dimana
tumbuh 22% pada tahun 2015. Artinya, mahasiswa harus belajar online dengan
35% dari 7,2 miliar populasi dunia di tahun menggunakan smartphone. Dengan adanya
2015 akan menggunakan ponsel pintar smartphone yang dapat menyediakan
(Salam, 2015). Di Indonesia sendiri aplikasi-aplikasi seperti games, menoton
terdapat 47 juta pengguna smartphonedan film, membaca email dan chatting,
membuat Indonesia termasuk dalam 5 sehingga para mahasiswa lebih banyak
terbesar pengguna smartphonedi dunia dan waktu untuk menggunakan smartphone
diperkirakan akan meningkat hingga angka untuk lebih mengeksplor ilmu yang
103.700.000 pengguna smartphonepada didapatkan. Dari observasi yang dilakukan
tahun 2017 (Rumate, 2014). Dampak dari oleh peneliti pada mahasiswa dan
kelelahan mata akan menunjukan gejala mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
antara lain nyeri terasa berdenyut di sekitar Universitas Sam Ratulangi Manado,
mata, penglihatan atau pandangan kabur, didapatkan rata-rata mahasiswa sudah
penglihatan ganda atau rangkap, mata sulit banyak yang menggunakan smartphone.
fokus, mata perih, mata merah, mata Dari hasil yang diperoleh membuat peneliti
berair, mata terasa gatal atau kering, sakit tertarik untuk melakukan penelitian yang
kepala, pusing disertai mual. Berdasarkan bejudul “ Hubungan Jarak Dan Durasi
data dari World Health Organization Pemakaian Smartphone Dengan Keluhan
(WHO) menunjukkan angka kejadian Kelelahan Mata Pada Mahasiswa Fakultas
kelelahan mata atau as the nopia di dunia Kesehatan Masyarakat Unsrat Di Era
berkisar 75 persen sampai 90 persen. Pandemi Covid-19”.
Survey knowledge, attitude, and practices
(KAP) pada dokter mata di India
melaporkan asthenopia sebanyak 97,8%.
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 2, Februari 2021 14

METODE Keluhan Kelelahan Mata


Jenis penelitian adalah penelitian Tabel 10. Distribusi mahasiswa menurut
observasional dengan desain penelitian keluhan kelelahan mata selama pemakaian
menggunakan cross sectional study smartphone
(potong lintang) yang dilaksanakan di Apakah ada keluhan kelelahan n %
Fakultas Kesehatan Masyarakat mata yang anda rasakan selama
anda bekerja menggunakan
Universitas Sam Ratulangi pada bulan Juli- smartphone
Ya 61 82,4
September 2020 secara online dengan Tidak 13 17,6
Total 74 100
memberikan kuesioner 2 yaitu kuesioner
hubungan lama penggunan dan jarak Berdasarkan table 10, menunjukan
pandang smatphone pada mahasiswa dan sebagian besar (82,4%) atau 61
kuesioner keluhan kelelahan mata dan mahasiswa dengan keluhan kelelahan
pengambilan sampel menggunakan mata slama pemakaian smartphone
purposive sampling, jumlah sampel 74 dengan kategori ada dan (17,6%) atau
mahasiswa dari total populasi yaitu 339 sebanyak 13 mahasiswa dengan keluhan
mahasiswa dengan menentukan kriteria kelelahan mata selama pemakaian
tertentu. smartphone dengan kategori tidak ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN Table 9. Distribusi mahasiswa menurut


Karakteristik Mahasiswa kategori durasi pemakaian smartphone
Tabel 3 Distribusi Mahasiswa Durasi menggunakan n %
smartphone
Menggunakan Kacamata
Baik 50 67,6
Menggunakan Kacamata n % Kurang Baik 24 32,4
Ya Tidak 37 50,0 Total 74 100
37 50,0
Total 74 100
Menurut table 9, menunjukan Sebagian

Menurut tabel 3, karakteristik mahasiswa besar (67,6%) atau sebanyak 50

yang tidak menggunakan kacamata dapat mahasiswa menggunakan smartphone

dilihat sejumlah 37 mahasiswa dengan dengan kategori durasi baik dan (32,4%)

persentase (50,0%), sedangkan atau sebanyak 24 mahasiswa

mahasiswa yang menggunakan kacamata menggunakan smartphone dengan kategori

sejumlah 37 responden dengan persentase durasi kurang baik.

(50,0%). .
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 2, Februari 2021 15

Tabel 14. Hubungan jarak pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata

Jarak pemakaian keluhan kelelahan mata Total P OR


Smartphone tidak ada ada Value (95%CI)
ke mata n % n % n %

Baik 15 48,4 16 51,6 31 100 0,024 3,094 (1,14-8,39)


Kurang baik 10 23,3 33 76,7 43 100

Total 25 33,8 49 66,2 74 100

Berdasarkan table 14 diatas dapat dilihat mahasiswa (23,3%). Hasil uji square
pada kategori jarak pemakaian smartphone menunjukan bahwa nilai p= 0,024 dengan
baik dengan memiliki keluhan kelelahan tingkat kesalahan 0,05 sehingga Ho ditolak
mata terdapat 15 mahasiswa (48,4%), sehingga menyatakan bahwa terdapat
sedangkan pada kategori jarak pemakaian hubungan jarak pemakaian smartphone ke
smartphone kurang baik dengan memiliki mata pada mahasiswa fakultas Kesehatan
keluhan kelelahan mata terdapat 10 masyarakat

Table 15. hubungan durasi pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata

Durasi pemakaian keluhan kelelahan mata Total P OR


Smartphone Tidak ada Ada Value (95% CI)
n % n % n %

Baik 17 34,0 33 66,0 50 100 0,955 1,030 (368-2,88)


Kurang baik 8 33,3 16 66,7 24 100

Total 25 33,8 49 66,2 74 100

Dapat dilihat dari hasil uji chi square 0,955 dengan tingkat kesalahan 0,05, maka
smartphone dengan keluhan kelelahan mata dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
ada pada table 15, diketahui bahwa kategori hubungan yang signifikan antara durasi
durasi pemakaian smartphone baik yang pemakaian smartphone dengan keluhan
tidak ada terdapat 17 mahasiswa (34,0%) kelelahan mata pada mahasiswa fakultas
yang ada terdapat 33 mahasiswa (66,0%). Kesehatan masyarakat.
Sedangkan durasi pemakaian smartphone
yang kurang baik yang tidak ada terdapat 8 Hubungan Jarak Pemakaian
mahasiswa (33,3%), kurang baik yang ada Smartphone Dan Keluhan Kelelahan
terdapat 16 mahasiswa (66,7%). Hasil dari Mata Pada Mahasiswa Fakultas
uji chi square menunjukan bahwa nilai p= Kesehatan Masyarakat
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 2, Februari 2021 16

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Hubungan Durasi Pemakaian


74 mahasiswa untuk penelitian tentang Smartphone Dengan Keluhan
hubungan jarak pemakaian smartphone Kelelahan Mata Pada mahasiswa
dengan keluhan kelelahan mata Fakultas Kesehatan Masyarakat
responden melalui uji chi-square Dari hasil penlitian yang dilakukan terhadap
menggunakan program aplikasi 74 mahasiswa dengan keluhan kelelahan
computer bernama SPSS (Statistical mata pada mahasiswa Fakultas Kesehatan
Product and Service Solution) yang Masyarakat melalui uji chi-square
dilakukan maka didapatkan hasil yaitu menggunakan program aplikasi program
bahwa ada hubungan jarak pemakaian aplikasi computer bernama SPSS (Statistical
smartphone dengan keluhan kelelahan Product and Servei Solution) yang dilakukan
mata pada mahasiswa Fakultas maka didapatkan bahwa tidak terdapat
Kesehatam Masyarakat. Berdasarkan hubungan yang siginifikan antara durasi
hasil uji hubungan antara jarak pemakaian smartphone dengan keluhan
pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata pada responden. dengan
kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
Kesehatan Masyarakat Unsrat dengan terdapat hubungan antara intensitas
menggunakan uji chi-square dengan penggunan smartphone dengan fungsi
nilai p= 0,020 atau (p<0,5), sehingga penglihatan.
dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan jarak pemakaian smartphone KESIMPULAN
dengan keluhan kelelahan mata pada diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
mahasiswa. yang artinya jarak memiliki 1. Terdapat hubungan jarak pemakaian
peranan yang sangat penting dalam smartphone dengan keluhan kelelahan
mempengaruhi keluhan kelelahan mata. mata Pada Mahasiswa Fakultas
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kesehatan Masyarakat
yang dilakukan oleh Ganie (2019) 2. Tidak terdapat hubungan antara durasi
diketahui bahwa terdapat hubungan pemakaian smartphone dengan keluhan
negative signifikan dengan tingkat kelelahan mata pada mahasiswa
korelasi cukup bermakna dalam variable Fakultas Kesehatan Masyarakat.
jarak terhadap kelelahan mata yang
berarti semakin dekat jarak pemakaian DAFTAR PUSTAKA
maka semakin akan mengeluh kelelahan Bawelle,Lintong,Rumampuk.(2016).Hubun
mata. gan Penggunaan Smartphone
dengan Fungsi Penglihatan Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 2, Februari 2021 17

Universitas Sam Ratulangi Manado. Gary B, Thomas J & Misty E. 2007.


Jurnal eBiomedik. 4, (2). Diakses Pengertian dan penjelasan tentang
pada 30 september 2020 Smartphone Irzal. 2016. Dasar –
Dasar Kesehatan Dan Keselamatan
Fitri. I. T, 2017. Hubungan Lama Penggunan Kerja. Jakarta: CV Budi Utama.
Dan Jarak Pandang Gadget Dengan
Ketajaman Penglihatan Pada Anak Kawatu P. 2010. Bahan Ajar Kesehatan
Sekolah Dasar Kelas 2 Dan 3 SDN Dan Keselamatan Kerja. Manado:
027 Kota Samarinda. Unsrat
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ilyas, S. (2006). Kelainan Refraksi dan
Kesehatan Muhammdiyah Kacamata. Jakarta: Fakultas
Samarinda.(online)https://dspace.umkt.a Kedokteran Universitas Indonesia.
c.id/bitstream/hand
le/463.2017/192/SKRIPSI.pdf?sequence Maimanah. N, 2019. Hubungan Lama
=2&isAllowed=y diakses pada 12 juli Penggunaan Dan Jarak Pandang Gadget
2020 Dengan Ketajaman Penglihatan Pada
Ganie. M. A. 2019. Hubungan Jarak Dan Siswa Kelas 5 Dan 6 Di Sd Negeri
Durasi Pemakaian Smartphone dengan 064023 Dan Sd Al-Azhar Medan.
Keluhan Kelelahan Mata Pada Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter
Mahasiswa FakultasKedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Universitas Lampung. Skripsi. Fakultas. Sumatera Utara Medan. (online)
Kedokteranuniversitas Lampung Bandar http://repositori.usu.ac.id/bitstream/han
Lampung dle/123456789/25540/160100185p
(online)http://digilib.unila.ac.id/55431/3/ df?sequence=1&isAllowed=y diakses
Skripsi%20Tanpa%20Bab%20Pembaha pada 10 mei 2020.
san.pdf diakses pada 10 mei 2020.
Ningsih. A, 2017. Hubungan Lama Sanu, K. M.M. 2015. Hubungan intensitas
Penggunaan, Tampilan Layar, Dan smartphone dengan adanya keluhan
Posisi Tubuh Saat Menggunakan penglihatan pada siswa kelas XI
Smartphone Terhadap Keluhan Mata jurusan UPW DI SMK Negeri 1 Kota
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gorontalo.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Skrpsi. Fakultas ilmu kesehatan
Palembang.(online)http://repository.um dankeolahragaan.http://kim.ung.ac.id/i
palembang.ac.id/id/eprint/130/1/70201 ndex.php/KIMFIKK/article/view/1129
3087_BAB%20I_DAFTAR%20PUST 6 (online) diakses pada 13 Juli 2020.
AKA.pdf diakses pada 11 juli 2020
Sumakul, J. J., Marunduh, S. R., & Doda,
Ramadhani I. R. 2020. Efek Penggunaan D. V. D. (2020). Hubungan Lama
Smartphone Berkelanjutan pada Masa Penggunaan Gawai Dan Gangguan
Pandemi Covid 19 terhadapm Visus Pada Siswa Sma Negeri 1
Perilakium Anak. (Online)
http://ojs.uho.ac.id/index.php/japend/art Kawangkoan. Jurnal E-biomedik, 8
icle/view/13293/pdf diakses pada (1),2836.https://doi.org/10.35790/ebm
25November 2020. .8.1 2020.27140 (online) diakses
pada 20 Juli 2020
Hubungan Jarak Mata dan Intensitas Pencahayaan terhadap
Computer Vision Syndrome
Effect of Eye Distance and Lighting Intensity with the
Computer Vision Syndrome
Yunitia Insani*, Nurmulia Wunaini N*.
* STIKES Pelamonia Kesdam VII WIRABUANA
email : insanitya2689@gmail.com
Jalan Garuda No. 3 AD Makassar Sulawesi Selatan

ABSTRAK

Penggunaan komputer di era milenial ternyata dapat memberikan dampak negatif


bagi kesehatan manusia. Salah satu dampak negatif yang intensif adalah gangguan yang
disebut sebagai Computer Vision Syndrome (CVS). Penelitian ini merupakan penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang memenuhi syarat adalah
52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling, dan
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian CVS digunakan uji
continuity correction test dan fisher’s exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
angka kejadian CVS pada karyawan Pengguna Komputer di PT. Telkom Indonesia,Tbk
sebesar 57,7 %. Berdasarkan variabel jarak mata ke monitor (ρ value = 0,028) dan
intensitas cahaya (ρ value = 0,027) memiliki hubungan dengan kejadian CVS.

Kata Kunci : Kesehatan Kerja, Computer Vision Syndrome

ABSTRACT

The use of computers in the millennial era turned out to have a negative impact on human
health. One of the negative effects that is intensive is a disorder called Computer Vision
Syndrome (CVS). This research is an analytical study with a cross sectional approach.
The number of samples that meet the requirements is 52 respondents with sampling
technique using exhaustive sampling, and to determine the factors associated with CVS
incidence, continuity correction test is tested and fisher's exact test. The results showed
that the incidence of CVS for employees of Computer Users in the Office of PT. Telkom
Indonesia, Tbk of 57.7%. Based on the variable eye distance to the monitor (ρ value =
0.028) and light intensity (ρ value = 0.027) has a relationship with the incidence of CVS.

Keywords: Occupational Health, Computer Vision Syndrome

153
Yunitia Insani, Nurmulia Wunaini N : Hubungan Jarak Mata dan Intensitas …..

PENDAHULUAN
Kita hidup di era informasi yang melibatkan banyak perangkat teknologi
informasi. Kebanyakan dari kita setuju manfaat yang dihasilkan dari
perkembangan teknologi saat ini. Hanya saja, penggunaan komputer dalam
bekerja dan beraktivitas bukannya tanpa masalah. Problematika kelelahan secara
fisik dan mental, stress, nyeri, gangguan penglihatan dan berbagai gejala akibat
ketidaknyamanan pengguna perangkat komputer akan mengganggu produktivitas
para pekerja (Sulianta, 2010).
Penggunaan teknologi di samping memberikan dampak positif, tidak
jarang mengakibatkan pengaruh buruk terutama apabila tidak dikelola dengan
baik. Berbagai sumber bahaya di tempat kerja baik karena faktor fisik, kimia,
biologik, fisiologik, peralatan kerja dan perilaku serta kondisi manusia merupakan
faktor risiko yang tidak dapat diabaikan begitu saja (Budiono dkk, 2008).
Gangguan kesehatan pada pengguna komputer antara lain kelelahan mata
karena terus menerus memandang monitor atau Video Display Terminal (VDT).
Kumpulan gejala kelelahan pada mata ini disebut Computer Vision Syndrome
(CVS). Gejala- gejala yang termasuk dalam CVS ini antara lain penglihatan kabur,
dry eye, nyeri kepala, sakit pada leher, bahu dan punggung. Sedangkan sindrom
dry eye adalah gangguan defisiensi air mata, baik kuantitas maupun kualitas
(Roetijawati, 2010).
Meskipun ketegangan mata yang terkait dengan kerja komputer belum
terbukti menyebabkan kerusakan permanen pada mata, hal ini dapat menyebabkan
ketidaknyamanan yang signifikan dan mengarah pada penurunan produktivitas
dan kepuasan kerja. Selain itu, beberapa pengguna mungkin mengalami gangguan
lanjutan atau mengurangi kemampuan visual bahkan setelah bekerja. Ini
menunjukkan perlunya program pencegahan untuk menjaga mata yang sehat dari
layar komputer (The London Clinic, 2015).
Ketegangan mata adalah keluhan mata yang paling umum di antara
pengguna komputer yang bekerja selama lebih dari 6 jam sehari. Kami juga
menemukan bahwa menjaga jarak ideal dari layar, menjaga tingkat mata di atas
bagian atas layar, sering mengambil istirahat, menggunakan monitor LCD dan

154
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo Vol.4 No.2 Oktober2018 : 153-162

menggunakan layar anti silau dan menyesuaikan tingkat kecerahan sesuai dengan
tempat kerja mengurangi keluhan okuler ini ke tingkat yang signifikan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Smita Agarwal, dkk dalam penelitiannya yang
berjudul “Evaluation of the Factors which Contribute to the Ocular Complaints
in Computer Users”menyatakan bahwa di antara 150 subjek yang mempelajari
keluhan mata dilaporkan adalah kelelahan mata (53%), terjadi ketegangan mata
(53,8%), gatal (47,6%) dan terbakar (66,7%) pada subjek yang menggunakan
komputer selama lebih dari 6 jam (Smita dkk, 2013).
Sementara itu, hasil penelitian di PT. Grapari Telkomsel Kendari dengan
jumlah responden sebanyak 33 orang dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara tingkat pencahayaan radiasi komputer dengan keluhan kelelahan mata pada
karyawan pengguna komputer di PT. Grapari Telkomsel Kendari tahun 2014
dengan tingkat keeratan hubungan yaitu hubungan lemah. Tidak ada hubungan
antara jarak monitor dengan keluhan kelelahan mata pada karyawan pengguna
komputer di PT. Grapari Telkomsel Kendari tahun 2014 (Sya’ban, 2014).
PT Telkom Indonesia, Tbk sebagai sebuah perusahaan telekomunikasi
terkemuka di Indonesia menuntut pekerjanya untuk bekerja selama 8 jam per hari
dengan istirahat selama 1 jam. Waktu kerja yang lama di depan komputer
menyebabkan karyawan sangat berisiko terkena CVS. Berdasarkan fakta dan
penjabaran teori di atas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai CVS.

METODE
Penelitian ini dilakukan di PT Telkom Indonesia, Tbk yang berlokasi di
Jalan A.P.Pettarani, dan di Jalan Balaikota no.4, Makassar, Sulawesi Selatan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode survey analitik dengan
rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
karyawan yang aktif menggunakan komputer di Kantor PT Telkom Indonesia,
Tbk dengan jumlah populasi 55 orang. Metode pengambilan sampel yang
dilakukan adalah exhaustive sampling, dengan jumlah sampel yang memenuhi
syarat sebanyak 52 orang. Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan
bivariat dengan uji Chi Square (continuity correction dan fisher exact test).

155
Yunitia Insani, Nurmulia Wunaini N : Hubungan Jarak Mata dan Intensitas …..

Pengumpulan data terdiri dari: pertama, data primer diperoleh dari


wawancara langsung dan pengisian kuesioner oleh responden untuk mendapatkan
data tentang jarak mata dan intensitas cahaya dengan kejadian CVS. Selain itu
data primer juga diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan lux meter untuk
memperoleh data tentang intensitas pencahayaan. Data primer berikutnya
diperoleh dari pengukuran dengan microtoice role berskala centimeter untuk
memperoleh data jarak mata ke monitor serta data mengenai posisi duduk diukur
menggunakan lembar observasi atau checklist yang akan dinilai melalui
pengamatan langsung pada aktifitas kerja responden. Pengumpulan data sekunder
meliputi gambaran umum perusahaan dan jumlah pekerja yang diperoleh dari data
yang ada di PT Telkom Indonesia, Tbk dan dengan wawancara langsung dengan
beberapa staf kantor setempat.
Analisis data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan komputer
program SPSS (Statistical Package and Social Siences) dengan model analisis
data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Data yang telah diolah
disajikan dalam bentuk narasi kemudian diberikan uraian untuk memperjelas
hubungan antara variabel independen (jarak mata ke monitor dan intensitas
pencahayaan) dengan variabel dependen (kejadian CVS). Untuk mengetahui
tingkat hubungan antara variabel, maka digunakan koefisien dengan rumus: =

. Kriteria keeratan hubungan dengan menggunakan koefisien kontingensi

yaitu sebagai berikut: 0,01 – 0,25 = hubungan lemah, 0,26 – 0,50 = hubungan
sedang, 0,51 – 0,75 = hubungan kuat, 0,76 – 1,00 = hubungan sangat kuat (Tiro,
2011).

HASIL
Penelitian ini dilakukan kepada karyawan Divisi Telkom Regional VII
KTI PT Telkom Indonesia, Tbk, dengan jumlah responden laki-laki sebanyak 39
orang (75%) dan perempuan sebanyak 13 orang (25%) dengan rata-rata usia
responden adalah 39 tahun. Proses yang dilakukan selama penelitian berlangsung
yakni pengukuran intensitas pencahayaan dengan menggunakan lux meter pada
beberapa titik tertentu di ruang kerja dan di atas meja kerja pada komputer yang

156
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo Vol.4 No.2 Oktober2018 : 153-162

dilihat responden, pengukuran jarak mata ke monitor menggunakan meteran


berskala centimeter pada setiap responden, observasi posisi duduk selama
menggunakan komputer dan pengisian kuesioner dan wawancara langsung
sebagai alat bantu pembahasan penelitian. Data yang telah diperoleh kemudian
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan crosstab (tabulasi silang)
sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai penjelasan tabel.
Analisis univariat menunjukkan bahwa responden yang bekerja
menggunakan komputer dengan jarak yang kurang baik sebanyak 27 orang atau
51,9% tidak berbeda jauh dengan jarak yang baik yaitu sebanyak 25 orang atau
48,1% dimana pada penelitian ini, jarak mata ke monitor terbagi atas dua kategori
yaitu kurang baik apabila jaraknya < 45 cm dan baik apabila jaraknya ≥ 45 cm
sementara hasil lux meter menunjukkan bahwa persentase responden yang bekerja
dengan intensitas pencahayaan kurang baik sebesar 92,3% atau 48 orang dan
responden yang bekerja dengan intensitas pencahayaan baik sebesar 37,7% atau 4
orang. Adapun kriterianya baik jika intensitas pencahayaan 500 – 750 lux dan
kurang baik jika < 500 lux atau > 750 lux.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase responden yang
mengalami kejadian CVS sebesar 57,7% atau 30 orang, sedangkan yang tidak
mengalami kejadian CVS sebesar 42,3% atau 22 orang. Analisis bivariat antara
kejadian CVS dan jarak mata ke komputer menunjukkan bahwa dari 27 orang
yang jarak matanya ke monitor kurang baik, ada 20 orang atau 74,1% yang
mengalami kejadian CVS. Dari hasil uji continuity correction antara jarak mata ke
monitor dengan kejadian CVS menunjukkan ρ value = 0,028 karena 0,028 < 0,05
sehingga ada hubungan antara jarak mata ke monitor dengan kejadian CVS.
Selanjutnya untuk mengetahui kuat hubungan antar variabel dilakukan
perbandingan koefisien kontingensi φ dengan nilai 0,345 sehingga dapat
dikatakan bahwa kuat hubungan antara jarak mata ke monitor dengan kejadian
CVS adalah hubungan yang sedang.
Analisis bivariat antara kejadian CVS dan intensitas cahaya menunjukkan
bahwa dari 48 orang yang intensitas cahayanya kurang baik terdapat 30 orang atau
62,5% yang mengalami kejadian CVS. Dari hasil uji fisher’s exact test antara

157
Yunitia Insani, Nurmulia Wunaini N : Hubungan Jarak Mata dan Intensitas …..

intensitas pencahayaan dengan kejadian CVS menunjukkan ρ value = 0,027


karena 0,027 < 0,05 sehingga ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan
kejadian CVS. Selanjutnya untuk mengetahui kuat hubungan antar variabel
dilakukan perbandingan koefisien kontingensi φ dengan nilai 0,337. Dapat
dikatakan bahwa kuat hubungan antara intensitas cahaya dengan kejadian CVS
adalah hubungan yang sedang.

PEMBAHASAN
Karyawan yang diteliti adalah mereka yang aktif menggunakan komputer
setiap harinya untuk menyelesaikan pekerjaannya di PT Telkom Indonesia, Tbk,
yaitu dengan jumlah karyawan yang ditetapkan sebagai sampel sebanyak 52 orang
yang telah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
informasi bahwa angka kejadian CVS pada pengguna komputer di PT Telkom
Indonesia, Tbk adalah sebesar 57,7%. Gejala yang dialami adalah mata kering,
mata merah, mata berair, tegang dan sakit pada mata, penglihatan kabur,
penglihatan ganda dan pusing serta gejala lain seperti nyero otot punggung, kaku
leher dan sakit pada bahu.
Dari semua gejala yang dialami, keluhan yang paling banyak terjadi adalah
kaku leher dan yang paling jarang adalah penglihatan ganda. Kebanyakan
responden mengalami kaku leher biasanya disebabkan oleh lamanya responden
bekerja di depan komputer dan dengan durasi istirahat yang kurang, selain itu
kekakuan otot leher terjadi akibat pergerakan kepala, leher, dan bahu ke depan,
yang cenderung dilakukan pengguna komputer untuk melihat lebih jelas. Keluhan
nyeri otot juga terjadi pada pengguna kacamata bifokal atau progresif (pada
pekerja yang sudah membutuhkan kacamata plus untuk membaca), di mana
mereka cenderung menggerakkan kepala ke belakang saat membaca teks pada
kertas, lalu memajukan kepala saat memfokuskan kembali penglihatannya ke
layar komputer.
Keluhan penglihatan ganda biasanya berkaitan dengan akomodasi, karena
otot siliaris gagal untuk memfokuskan atau mengalami kelelahan. Keluhan ini
bisa juga disebabkan oleh penggunaan kacamata. Penelitian oleh Logaraj dkk

158
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo Vol.4 No.2 Oktober2018 : 153-162

pada tahun 2014 menunjukkan bahwa responden dengan penggunaan kacamata


atau lensa kontak menunjukkan risiko pusing, pandangan buram dan mata kering
lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak menggunakan kacamata atau
lensa kontak (Logaraj dkk, 2014). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dari 15 responden yang menggunakan kacamata, 9 orang atau 60% di antaranya
menggunakan kacamata setelah ia bekerja di PT Telkom Indonesia, Tbk.
Sehingga dimungkinkan peluang CVS lebih besar terjadi pada pengguna
kacamata. Kecenderungan terkena CVS mungkin pula disebabkan oleh sikap kerja
yang buruk selama bekerja seperti melihat komputer dengan durasi yang lama,
dengan jarak yang kurang baik ataupun dengan posisi duduk yang tidak
ergonomis serta faktor lain yang ada hubungannya dengan kejadian CVS.
Seorang pengguna komputer yang mengalami CVS akan mengalami mata
sakit, lelah, panas, gatal atau kering, penglihatan kabur atau berbayang,
penglihatan kabur ketika melihat jarak jauh setelah memandangi layar terlalu
lama, sakit kepala atau radang leher, kesulitan berpindah fokus antara layar dan
dokumen, kesulitan fokus pada gambar layar, berkas warna di sekeliling benda
atau gambar yang membekas setelah melihat jauh dari layar, dan sensitivitas mata
yang meningkat terhadap cahaya. Ketegangan mata yang terkait dengan CVS
belum diperkirakan akan membawa konsekuensi serius untuk jangka panjang
(Gary dkk, 2012).
Saat seseorang bekerja melihat objek bercahaya di atas dasar berwarna
pada jarak dekat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan
mata harus berakomodasi dalam jangka waktu yang panjang sehingga daya
akomodasi menurun. Akomodasi melibatkan kerja otot-otot indra dan ekstra
okuler yang menyebabkan mengecilnya pupil (miosis), pendekatan titik dekat
penglihatan dan konvergensi posisi bola mata.
Waktu kontraksi yang lama dapat menimbulkan spasme otot-otot tersebut
dan akan mengakibatkan rasa nyeri. Oleh karena itu, keluhan kelelahan mata pada
pengguna komputer dapat dihubungkan dengan jarak pandang mata. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustika Natsir
(2008) dalam Stefannie (2010) di PT Jamsostek yang menyatakan bahwa

159
Yunitia Insani, Nurmulia Wunaini N : Hubungan Jarak Mata dan Intensitas …..

responden yang menggunakan komputer dengan jarak < 45 cm, persentase


keluhan pada mata sebesar 66,7%. Bekerja pada jarak dekat juga memungkinkan
seseoang sulit memfokuskan objek-objek jarak dekat sehingga mata dipaksa
berakomodasi. Hal ini memungkinkan lebih banyak yang mengalami kelelahan
mata pada orang-orang yang bekerja berhadapan dengan komputer pada jarak
dekat < 45 cm dibandingkan dengan bekerja ≥ 45 cm sesuai dengan standar yang
dianjurkan oleh American Optometric Association (AOA).
Dari hasil pengukuran yang didapatkan, rata-rata intensitas penerangan
umum di dua Kantor Cabang Divisi Telkom adalah masing-masing sebesar 222,
86 lux di kantor cabang pettarani dan 315,95 lux di kantor cabang balaikota.
Intensitas penerangan setempat pada meja kerja responden berkisar antara 47 lux
sampai 610 lux dengan rata-rata 219,51 lux. Hal ini bila dibandingkan dengan
standar masih di bawah standar yang dianjurkan yaitu sebesar 500 - 750 lux.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadijah (2006) dalam
Musdalifah (2008) yang juga bertempat di PT Telkom Makassar menunjukkan
hasil bahwa 96,3% responden mengalami keluhan astenopia atau keluhan pada
mata dengan intensitas cahaya < 350 lux.
Mengingat pekerjaan dilakukan pada meja kerja, maka penerangan
setempat sangat berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Sebenarnya jumlah titik
lampu di tiap ruangan sudah mencukupi namun banyak lampu yang dimatikan
saat bekerja. Akibatnya intensitas penerangan yang ada menjadi berkurang,
disebabkan distribusi cahaya yang kurang merata. Menurut Siswanto (1993),
adanya distribusi cahaya yang kurang merata menyebabkan mata dipaksa untuk
menyesuaikan terhadap macam-macam kontras kilau sehingga kelelahan akan
lebih cepat terjadi.
Penerangan yang baik mendukung kesehatan kerja dan memungkinkan
tenaga kerja dapat bekerja lebih aman dan nyaman serta memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan lingkungan yang menyegarkan. Apabila
penerangan di tempat kerja tidak memadai misalnya pada intensitas penerangan
yang jelek (tidak memenuhi standar), maka akan terjadi stres pada alat
penglihatan yang intensif pada fungsi tunggal mata. Akibat dari stres yang terus

160
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo Vol.4 No.2 Oktober2018 : 153-162

menerus ini akan mengakibatkan terjadinya kelelahan mata.


Untuk itu sebaiknya atur pencahayaan ruang kerja secara optimal. Cahaya
terlalu kuat mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam. Cahaya rendah
berpotensi menyebabkan gangguan pada mata. Hindari lampu yang menyorot
langsung ke monitor karena akan memunculkan pantulan di layar. Usahakan
posisi sejajar terhadap jendela, jangan berhadapan atau membelakangi.

SIMPULAN
Ada hubungan antara jarak mata ke monitor dengan kejadian CVS dengan
hubungan sedang dan ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan
kejadian CVS dengan hubungan sedang. Berdasarkan penelitian ini, kepada pihak
perusahaan agar memberikan informasi baik itu secara langsung maupun tidak
langsung mengenai bahaya penggunaan komputer terutama kepada karyawan
yang aktif menggunakan komputer mengingat angka kejadian CVS cukup tinggi
yaitu sebesar 57,7%, pekerja harus lebih memperhatikan aspek keselamatan dan
kesehatan bekerja dengan komputer misalnya dengan menggunakan screen pada
monitor dan berikan cukup waktu untuk tubuh agar beristirahat secara periodik.
Dari segi intensitas cahaya maka sebaiknya pihak perusahaan perlu
memperhatikan aspek kebersihan dinding, langit-langit, lampu dan perangkatnya
penting untuk diperhatikan. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan minimal 2
kali dalam satu tahun, karena kotoran atau debu yang ada ternyata dapat
mengurangi intensitas penerangan hingga 35%.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
membantu terlaksananya penelitian ini terutama dari Institusi STIKES Pelamonia
Kesdam VII Wirabuana.

DAFTAR PUSTAKA
American Optometric Association. (2017, October). Journal of The Effects of Computer
Use on Eye Health and Vision. Retrieved from http://www.aoa.org/
Aryanti, R. (2010, September). Hubungan antara Intensitas Penerangan dan Suhu Udara
dengan Kelelahan Mata Karyawan pada Bagian Administrasi di PT. Hutama

161
Yunitia Insani, Nurmulia Wunaini N : Hubungan Jarak Mata dan Intensitas …..

Karya Wilayah IV Semarang. http://digilib.unnes.ac.id.


Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2004). Pengukuran Intensitas Penerangan di
Tempat Kerja. Standar Nasional Indonesia.
Budiono, S., Jusuf, Pusparini A. (2008). Bunga Rampai Hiperkes & KK. Cetakan III,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Logaraj, M. dkk. (2014). Computer Vision Syndrome and Associated Factors amogn
Medical and Engineering Students in Chennai. Annals of Medical and helath
Sciences Research, 4(2), 179-185.
Musdalifah. (2008). Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Astenopia pada
Pengguna Komputer di PT.PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar. Skripsi Tidak
diterbitkan. Makassar: FKM Unhas.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Roetijawati, Nendyah. (2015, Januari). Sindrom Dry Eye pada Pengguna Visual Display
Terminal (VDT). Retrieved from http://www.kalbe.co.id.
Shelly, G., B,. dan Vermaat, M., E.. (2012). Menjelajah Dunia Komputer: Hidup dalam
Era Digital. Jakarta: Salemba Infotek, hlm. 580.
Siswanto. (1993). Penerangan. Jakarta: Balai Pelayanan Ergonomi Kesehatan Kerja.
Stefannie, Julien. (2010). Studi Kejadian Astenopia pada Karyawan Pengguna Komputer
PT. Pos Indonesia (Persero) kota Makassar Tahun 2010. Skripsi Tidak
diterbitkan. Makassar: FKM Unhas.
Sulianta, Feri. (2010). IT Ergonomics. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Sya’ban, A.R., Riski, M.R. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala
Kelelahan Mata (Asstenopia) pada Karyawan Pengguna Komputer PT.Grapari
Telkomsel Kota Kendari. Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA.
The London Clinic. (2014, Oktober). Eye Strain. Retrieved
from http://www.thelondonclinic.co.uk/conditions/eye-strain.
Tiro, M. A. (2011). Analisis Korelasi dengan Data Kategori. Edisi kedua. Makassar:
Andira Publisher.

162

Anda mungkin juga menyukai