1/JUNI/2017
ABSTRACT
Latar Belakang: Pada era kemajuan teknologi dan informasi saat ini, hampir setiap
orang menggunakan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan. Peningkatan penggunaan
komputer ini menyebabkan meningkatnya angka kejadian computer vision syndrome.
Computer vision syndrome merupakan sekumpulan gejala ketidaknyamanan pada mata
akibat mata dipaksa untuk melihat terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara durasi penggunaan komputer dengan computer vision
syndrome.
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Bank Sinarmas Jakarta pada bulan November
2015. Subjek penelitian adalah karyawan Bank Sinarmas. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah durasi
penggunaan komputer dan variabel terikatnya adalah computer vision syndrome.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner computer vision
syndrome. Kemudian data dianalisis dengan uji Chi-square dan uji koefisien kontingensi
dengan menggunakan perangkat SPSS versi 23.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian ini, 29 orang (46 %) pengguna komputer
durasi berat mengalami computer vision syndrome (CVS), sedangkan pengguna
komputer durasi sedang dan ringan, tidak mengalami computer vision syndrome. Hasil
uji Chi-square didapatkan nilai p = 0,000, dan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,707,
yang menunjukkan adanya hubungan korelasi yang kuat.
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara durasi penggunaan komputer dengan
computer vision syndrome pada karyawan Bank Sinarmas Jakarta.
50
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
ABSTRACT
51
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
52
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
berasal dari faktor pekerja maupun faktor penggunaan komputer, sehingga dapat
lingkungan. Faktor pekerja dapat berupa meningkatkan kelelahan pada mata (2).
kelainan refraksi, usia, perilaku yang Berdasarkan uraian di atas dan dikarenakan
beresiko, faktor keturunan, dan lama kerja. belum pernah dilakukan penelitian
Faktor dari luar juga dapat diakibatkan dari mengenai hal tersebut di Bank Sinarmas,
pencahayaan yang tidak sesuai, cahaya maka peneliti tertarik untuk meneliti
yang silau, ukuran objek dari layar monitor tentang hubungan durasi penggunaan
yang sulit dibaca, dan pola istirahat komputer dengan computer vision
mata.(8) syndrome pada karyawan Bank Sinarmas,
Berdasarkan penelitian Jakarta.
Afdalia.(16), didapatkan hasil bahwa
adanya hubungan yang signifikan antara
durasi penggunaan komputer dengan
computer vision syndrome, dimana
computer vision syndrome terjadi pada SUBJEK DAN METODE
pengguna komputer dengan durasi bekerja Desain Penelitian
dengan komputer selama >4jam. Penelitian ini merupakan penelitian
Namun pada penelitian observasional analitik dengan pendekatan
Nourmayanti.(14) gangguan penglihatan cross sectional.
dapat terjadi pada pengguna komputer Tempat dan Waktu Penelitian
selama 3 jam dalam sehari. Sedangkan Penelitian dilaksanakan di Bank Sinarmas
menurut Bhanderi J.(12) computer vision Kantor Pusat, Sinarmas Land Plaza, Tower
syndrome dapat terjadi setelah 2 jam 1 Jl. M.H. Thamrin no.51, Jakarta Pusat.
menggunakan komputer. Hasil penelitian Waktu penelitian November 2015.
Anggraini.(26) menunjukan bahwa durasi Populasi Penelitian
penggunaan komputer tidak berpengaruh Populasi sasaran penelitian adalah
secara signifikan terhadap computer vision karyawan Bank Sinarmas dengan usia 40
syndrome. tahun kebawah. Populasi sumber pada
Semakin majunya penelitian ini adalah karyawan Bank
perkembangan teknologi informasi ini Sinarmas divisi accounting, e-channel, SQ,
berdampak pada tingginya aktivitas HCM, dan operasional yang bekerja
53
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
dengan menggunakan komputer sehari – mata yang disebabkan karena mata yang
harinya, terdiri atas 120 orang. dipaksa untuk melihat pada satu titik dalam
Desain dan Ukuran Sampel Penelitian jangka waktu yang lama dan terus
Sampel dipilih secara purposive sampling. menerus, yang mengakibatkan ketegangan
Kriteria inklusi: (1) karyawan yang bekerja pada otot – otot mata. Adapun gejala
dengan menggunakan komputer atau computer vision syndrome yaitu mata
laptop sehari-harinya; (2) Bersedia menjadi tegang dan lelah, mata kering dan iritasi,
subjek penelitian dan telah menyetujui mata kabur, nyeri kepala, dan nyeri pada
lembar informed consent; (3) Usia kurang bahu dan punggung.
dari 40 tahun. Kuesioner yang digunakan dalam
Kriteria eksklusi: (1) Karyawan yang penelitian bersumber dari kuesioner
memakai kacamata atau lensa kontak; (2) penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Pernah terdiagnosis hipertensi, diabetes Afdalia.(10) dan kuesioner telah dilakukan
melitus, sjogren’s syndrome, arthritis, uji validasi. Kuesioner digunakan untuk
defisiensi vitamin A, tiroid; (3) Tidak ada mendiagnosis computer vision syndrome.
riwayat mengonsumsi obat-obatan seperti Sampel dikategorikan mengalami
antidepresan, antibiotik, antihistamin, computer vision syndrome, apabila
stimulan, antihipertensi, terapi sulih terdapat minimal 3 gejala, dari 5 gejala
hormon, dan steroid. utama, diantaranya yaitu mata lelah dan
Definisi Operasional Variabel tegang, mata iritasi, penglihatan kabur,
1. Durasi penggunaan komputer mata kering dan nyeri kepala. Skala
Durasi penggunaan komputer pengukuran variabel ini adalah skala
dikelompokkan menjadi tiga kelompok nominal.
yaitu, durasi ringan (< 2jam), durasi sedang Desain Analisis Data
(2-4 jam), dan durasi berat (> 4 jam). Hubungan bivariat antara durasi
Penilaian durasi penggunaan komputer penggunaan komputer dan computer vision
ditanyakan kepada masing masing syndrome diuji dengan statistik Chi-
responden melalui kuesioner. Skala sqaure. Kemudian dilanjutkan dengan uji
pengukuran variabel ini adalah ordinal. Koefisien Kontingensi.
2. Computer vision syndrome HASIL-HASIL
Computer vision syndrome adalah
sekumpulan gejala ketidaknyamanan pada Karakteristik Sampel
54
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
55
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
(12,7%).
56
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
57
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
nyeri bahu. Mata iritasi merupakan gejala menunjukkan adanya hubungan yang
computer vision syndrome yang paling bermakna antara durasi penggunaan
sering di keluhkan yaitu sebanyak 19 orang komputer dengan computer vision
(30,2%). Hal ini disebabkan karena syndrome pada karyawan Bank Sinarmas
ruangan bekerja yang full-AC, Jakarta dengan nilai p = 0,000 dan secara
mengakibatkan pajanan aliran udara statistik terdapat keeratan hubungan yang
terhadap mata meningkat, sehingga kuat antara durasi penggunaan komputer
menyebabkan peningkatan penguapan air dengan computer vision syndrome pada
mata yang dapat menyebabkan iritasi pada karyawan Bank Sinarmas Jakarta,
mata. Sesuai dengan penelitian Uchino dibuktikan dengan koefisien kontingensi
dkk.(21), yang menyatakan bahwa mata sebesar 0,707. Semakin tinggi durasi
iritasi disebabkan karena berkurangnya penggunaan komputer maka akan berisiko
kelembapan dari permukaan mata. terjadinya computer vision syndrome.
Penelitian ini juga sejalan dengan Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Afdalia.(16), yang mendapatkan penelitian yang telah dilakukan oleh
hasil penelitian bahwa mata iritasi Edema dkk.(18) yang menemukan
merupakan gejala yang sering dikeluhkan sebanyak 53,15% responden dengan durasi
oleh sampel. bekerja menggunakan komputer selama
Pada penelitian ini, durasi kerja lebih dari empat jam, berisiko 26 kali lipat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu untuk mengalami computer vision
kelompok sampel dengan durasi kerja < 2 syndrome.
jam (ringan), 2-4 jam (sedang), dan berat Menurut Saputro.(19) durasi bekerja
(> 4 jam). Hasil penelitian terhadap 63 dengan menggunakan komputer dalam
sampel didapatkan bahwa computer vision waktu yang lama dan terus menerus dapat
syndrome paling banyak terjadi pada memicu computer vision syndrome, karena
kelompok karyawan penggunaan komputer dapat menyebabkan penurunan
dengan durasi > 4 jam (berat) yaitu kemampuan akomodasi mata dan
sebanyak 29 karyawan. Sedangkan mempengaruhi organ mata, kulit, dan
karyawan dengan durasi penggunaan muskuloskeletal dari pengguna layar
komputer < 2 jam (ringan) dan 2-4 jam monitor itu sendiri. Begitu juga
(sedang) tidak mengalami computer vision berdasarkan hasil penelitian Reddy
syndrome. Hasil penelitian secara statistik dkk.(20) bahwa bekerja secara terus-
58
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
menerus selama empat jam lebih berisiko komputer dan computer vision syndrome,
26 kali lipat mengalami computer vision dengan melakukan pemeriksaan fisik
syndrome dibandingkan dengan bekerja di terhadap mata dan mengendalikan faktor-
depan komputer selama < 4 jam secara faktor risiko computer vision syndrome
terus menerus. yang belum dikendalikan di penelitian ini,
Menurut penelitian Uchino dkk.(21) seperti jarak terhadap komputer dan
menyatakan bahwa penggunaan komputer kekontrasan layar komputer.
> 4 jam sehari berisiko timbulnya computer
UCAPAN TERIMA KASIH
vision syndrome, hal ini disebabkan karna
otot-otot mata dipaksa untuk fokus pada Penulis mengucapkan terimakasih
satu titik, dan berkurangnya frekuensi kepada Margono, dr., M.KK dan Andri
berkedip, hal ini menyebabkan mata kering Iryawan, dr., M.S., Sp.And yang telah
dan mata menjadi tegang, yang merupakan memberikan bimbingan, kritik, dan saran
gejala computer vision syndrome. yang sangat membantu selama penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian hingga penulisan naskah publikasi ini.
ini adalah, peneliti hanya menilai kejadian DAFTAR PUSTAKA
computer vision syndrome dengan
menggunakan kuesioner, tidak melakukan
1. Sedarmayanti. Tata kerja dan
pemeriksaan fisik terhadap gejala-gejala produktivitas kerja : suatu tinjauan
dari aspek ergonomi atau kaitan
penglihatan yang dirasakan responden,
antara manusia dengan lingkungan
sehingga hasil yang didapatkan masih kerjanya. Cetakan Ketiga.
Bandung: Mandar Maju; 2011.
belum sempurna.
SIMPULAN 2. Affandi E. Sindrom penglihatan
komputer. Majalah Kedokteran
Berdasarkan penelitian yang telah Indonesia. 2005; 55(3): 297-300.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
3. American Optometric Association.
terdapat hubungan kuat yang bermakna Optometric Clinical Practice
antara durasi penggunaan komputer Guideline: Care of the Patient with
ocular surface disorders. 2007;(1):
dengan computer vision syndrome pada 21-8.
karyawan Bank Sinarmas Jakarta.
4. Charpe NA, Kaushik V. Computer
SARAN vision syndrome (CVS):
Recognition and control in
Perlu dilakukan penelitian lebih software professionals. J Hum
lanjut mengenai durasi penggunaan Ecol. 2009;28(1): 67-69.
59
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
60
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017
61