Anda di halaman 1dari 12

NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.

1/JUNI/2017

Hubungan Durasi Penggunaan Komputer dengan Computer Vision


Syndrome pada Karyawan Bank Sinarmas Jakarta

The Relationship between Amount of Computer Usage and Computer Vision


Syndrome in Sinarmas Bank Employees

Monica Fradisha, R Aj Sri Wulandari, Amelya Augusthina Ayu Sari


Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Latar Belakang: Pada era kemajuan teknologi dan informasi saat ini, hampir setiap
orang menggunakan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan. Peningkatan penggunaan
komputer ini menyebabkan meningkatnya angka kejadian computer vision syndrome.
Computer vision syndrome merupakan sekumpulan gejala ketidaknyamanan pada mata
akibat mata dipaksa untuk melihat terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara durasi penggunaan komputer dengan computer vision
syndrome.
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Bank Sinarmas Jakarta pada bulan November
2015. Subjek penelitian adalah karyawan Bank Sinarmas. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah durasi
penggunaan komputer dan variabel terikatnya adalah computer vision syndrome.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner computer vision
syndrome. Kemudian data dianalisis dengan uji Chi-square dan uji koefisien kontingensi
dengan menggunakan perangkat SPSS versi 23.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian ini, 29 orang (46 %) pengguna komputer
durasi berat mengalami computer vision syndrome (CVS), sedangkan pengguna
komputer durasi sedang dan ringan, tidak mengalami computer vision syndrome. Hasil
uji Chi-square didapatkan nilai p = 0,000, dan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,707,
yang menunjukkan adanya hubungan korelasi yang kuat.
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara durasi penggunaan komputer dengan
computer vision syndrome pada karyawan Bank Sinarmas Jakarta.

Keywords: Computer Vision Syndrome, Durasi Penggunaan Komputer.

50
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

ABSTRACT

Background: Nowadays, in this technological era, prolonged uses of computer could


result in increasing incidence rate of computer vision syndrome, particularly to people
who work at computers. Computer vision syndrome is a complex ocular problems that
translates to discomfort feeling on eyes due to high visual demands of computer viewing.
Hence, this study aim to know the relationship between amount of computer usage and
computer vision syndrome.
Methods: An analytical observational cross sectional study was conducted involving
Sinarmas Bank employees. Subjects were collected using purposive sampling method,
based on inclusive and exclusive criteria. Data regarding computer vision syndrome were
obtained using a questionnaire. The collected data were analyzed with Chi-square test
followed by Coefficient Contingency test.
Result: This study revealed that 29 subjects (46.0 %) who used computer for more than
4 hours experienced computer vision syndrome, while subjects who used computer for 2-
4 hours and less than 2 hours did not show computer vision syndrome. Significance value
of the relationship between amount of computer usage and computer vision syndrome in
Sinarmas Bank employees shown by Chi square test was p=0.000. Hence, there was
significant association between the variables. Coefficient contingency test result also
demonstrated that there was a strong association between amount of computer usage
and computer vision syndrome in Sinarmas Bank employees (c=0.707).
Conclusion: This study statistically stated that there is a significant relationship between
amount of computer usage and computer vision syndrome in Sinarmas Bank employees.

Keywords: Computer Vision Syndrome, Amount of Computer Usage.

PENDAHULUAN pekerjaan dengan menggunakan


komputer.(4)
Penggunaan indera penglihatan Penggunaan komputer dari
dalam jangka waktu yang lama dapat waktu ke waktu selalu mengalami
menyebabkan kelelahan mata dan kondisi peningkatan. Hoesin & Shaleh.(5)
pandangan menjadi tidak nyaman.(1,2) menyampaikan bahwa 46,7% dari 2.500
The American Optometric Association (3) orang di 16 kota Indonesia merupakan
melaporkan bahwa pekerjaan yang paling pengguna komputer.
sering mengalami kelelahan mata yaitu

51
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

Badan Pusat Statistik (BPS) dengan berkurangnya frekuensi berkedip


bekerjasama dengan Asosiasi sehingga mata menjadi kering dan terasa
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia perih. Akibatnya kemampuan mata untuk
(APJII) juga menyatakan bahwa adanya memfokuskan diri menjadi berkurang dan
peningkatan jumlah penggunaan komputer penglihatan akan menjadi kabur.(2,12)
saat sekarang ini, yang mencapai angka Sekitar 88-90% pengguna
71,19 juta orang pada tahun 2013.(6) komputer mengalami computer vision
Dengan kemajuan teknologi dan syndrome (CVS).(13) Menurut
kehadiran komputer, pekerjaan akan lebih Nourmayanti.(14) prevalensi computer
mudah diselesaikan. Tetapi penggunaan vision syndrome pada karyawan pengguna
komputer juga memiliki banyak efek komputer di PT. Telkom yaitu 90,2%.
samping kesehatan, apalagi jika digunakan Sedangkan menurut Kusumawaty.(10)
dalam jangka waktu yang lama.(6) Efek pada penelitian yang dilakukan di PT.
kesehatan yang ditimbulkan dapat secara Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
fisik maupun mental pada operatornya.(7) Makassar prevalensi kejadian computer
Gejala penglihatan muncul pada 75-90% vision syndrome akibat penggunaan
pengguna komputer.(8) Menurut American komputer mencapai 90,6%. Penelitian
Optometric Association (AOA) (2004), yang dilakukan oleh Arumugam dkk.(15)
membuktikan bahwa 61% masyarakat di Chennai, mendapatkan prevalensi
Amerika sangat serius dengan computer vision syndrome pada pekerja
permasalahan mata akibat bekerja dengan komputer sebanyak 69.3%.
komputer dalam waktu lama.(3) Menurut Kusumawaty dll.(10)
Pada dasarnya, mata tidak dapat didapatkan pegawai PT. Bank Negara
terlalu lama berusaha untuk memfokuskan Indonesia mengalami computer vision
pada titik-titik kecil atau pixel yang syndrome, dengan presentasi 26,8% saat
membentuk bayangan pada layar sebelum bekerja, dan setelah bekerja
komputer.(11) Pada saat otot mata dipaksa meningkat menjadi 90,6%.
bekerja terus menerus, mengakibatkan Menurut AOA.(3) disebutkan
timbulnya stress yang berulang-ulang pada bahwa terjadi peningkatan computer vision
otot mata, sehingga mata menjadi letih, syndrome yang signifikan setiap tahunnya.
mata akan menjadi tidak nyaman, atau Timbulnya computer vision syndrome
sakit. Hal tersebut semakin diperberat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

52
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

berasal dari faktor pekerja maupun faktor penggunaan komputer, sehingga dapat
lingkungan. Faktor pekerja dapat berupa meningkatkan kelelahan pada mata (2).
kelainan refraksi, usia, perilaku yang Berdasarkan uraian di atas dan dikarenakan
beresiko, faktor keturunan, dan lama kerja. belum pernah dilakukan penelitian
Faktor dari luar juga dapat diakibatkan dari mengenai hal tersebut di Bank Sinarmas,
pencahayaan yang tidak sesuai, cahaya maka peneliti tertarik untuk meneliti
yang silau, ukuran objek dari layar monitor tentang hubungan durasi penggunaan
yang sulit dibaca, dan pola istirahat komputer dengan computer vision
mata.(8) syndrome pada karyawan Bank Sinarmas,
Berdasarkan penelitian Jakarta.
Afdalia.(16), didapatkan hasil bahwa
adanya hubungan yang signifikan antara
durasi penggunaan komputer dengan
computer vision syndrome, dimana
computer vision syndrome terjadi pada SUBJEK DAN METODE
pengguna komputer dengan durasi bekerja Desain Penelitian
dengan komputer selama >4jam. Penelitian ini merupakan penelitian
Namun pada penelitian observasional analitik dengan pendekatan
Nourmayanti.(14) gangguan penglihatan cross sectional.
dapat terjadi pada pengguna komputer Tempat dan Waktu Penelitian
selama 3 jam dalam sehari. Sedangkan Penelitian dilaksanakan di Bank Sinarmas
menurut Bhanderi J.(12) computer vision Kantor Pusat, Sinarmas Land Plaza, Tower
syndrome dapat terjadi setelah 2 jam 1 Jl. M.H. Thamrin no.51, Jakarta Pusat.
menggunakan komputer. Hasil penelitian Waktu penelitian November 2015.
Anggraini.(26) menunjukan bahwa durasi Populasi Penelitian
penggunaan komputer tidak berpengaruh Populasi sasaran penelitian adalah
secara signifikan terhadap computer vision karyawan Bank Sinarmas dengan usia 40
syndrome. tahun kebawah. Populasi sumber pada
Semakin majunya penelitian ini adalah karyawan Bank
perkembangan teknologi informasi ini Sinarmas divisi accounting, e-channel, SQ,
berdampak pada tingginya aktivitas HCM, dan operasional yang bekerja

53
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

dengan menggunakan komputer sehari – mata yang disebabkan karena mata yang
harinya, terdiri atas 120 orang. dipaksa untuk melihat pada satu titik dalam
Desain dan Ukuran Sampel Penelitian jangka waktu yang lama dan terus
Sampel dipilih secara purposive sampling. menerus, yang mengakibatkan ketegangan
Kriteria inklusi: (1) karyawan yang bekerja pada otot – otot mata. Adapun gejala
dengan menggunakan komputer atau computer vision syndrome yaitu mata
laptop sehari-harinya; (2) Bersedia menjadi tegang dan lelah, mata kering dan iritasi,
subjek penelitian dan telah menyetujui mata kabur, nyeri kepala, dan nyeri pada
lembar informed consent; (3) Usia kurang bahu dan punggung.
dari 40 tahun. Kuesioner yang digunakan dalam
Kriteria eksklusi: (1) Karyawan yang penelitian bersumber dari kuesioner
memakai kacamata atau lensa kontak; (2) penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Pernah terdiagnosis hipertensi, diabetes Afdalia.(10) dan kuesioner telah dilakukan
melitus, sjogren’s syndrome, arthritis, uji validasi. Kuesioner digunakan untuk
defisiensi vitamin A, tiroid; (3) Tidak ada mendiagnosis computer vision syndrome.
riwayat mengonsumsi obat-obatan seperti Sampel dikategorikan mengalami
antidepresan, antibiotik, antihistamin, computer vision syndrome, apabila
stimulan, antihipertensi, terapi sulih terdapat minimal 3 gejala, dari 5 gejala
hormon, dan steroid. utama, diantaranya yaitu mata lelah dan
Definisi Operasional Variabel tegang, mata iritasi, penglihatan kabur,
1. Durasi penggunaan komputer mata kering dan nyeri kepala. Skala
Durasi penggunaan komputer pengukuran variabel ini adalah skala
dikelompokkan menjadi tiga kelompok nominal.
yaitu, durasi ringan (< 2jam), durasi sedang Desain Analisis Data
(2-4 jam), dan durasi berat (> 4 jam). Hubungan bivariat antara durasi
Penilaian durasi penggunaan komputer penggunaan komputer dan computer vision
ditanyakan kepada masing masing syndrome diuji dengan statistik Chi-
responden melalui kuesioner. Skala sqaure. Kemudian dilanjutkan dengan uji
pengukuran variabel ini adalah ordinal. Koefisien Kontingensi.
2. Computer vision syndrome HASIL-HASIL
Computer vision syndrome adalah
sekumpulan gejala ketidaknyamanan pada Karakteristik Sampel

54
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata usia sampel yang


Frekuensi Responden
mengalami CVS adalah 29,14 ± 3,420
Karakteristik Frekuensi Presentase
Responden (n) (%) sedangkan yang tidak mengalami CVS
Usia
24 – 30 tahun 48 76.2 sebanyak 28,56 ± 2,364. Ditampilkan
31 – 40 tahun 15 23.8 secara statistik pada tabel 2, bahwa tidak
Total 63 100
Jenis Kelamin ada hubungan yang bermakna antara durasi
Laki-laki 22 34.9
Perempuan 41 65.1 penggunaan komputer dengan computer
vision syndrome dengan nilai p = 0,432
Total 63 100
Durasi Penggunaan Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Komputer Kelamin dengan Kejadian Computer Vision
≤ 2 jam (ringan) 19 30.2 Syndrome
2 – 4 jam (sedang) 15 23.8
P L Total
≥ 4 jam (berat) 29 46.0 CVS
(%) (%) (%)
p
16 13 29
Total 63 100 Ya 0,128
(39,0%) (59,1%) (46,0%)
Kejadian CVS
25 9 34
Ya 29 46.0 Tidak
(61,0%) (40,9%) (54,0%)
Tidak 34 54.0
41 22 63
Total 63 100 Total
(100%) (100%) (100%)
Keterangan : CVS = Computer Vision Syndrome;
Keterangan : CVS = Computer Vision Syndrome P = Perempuan; L= Laki-laki.
Dapat terlihat pada tabel 1 bahwa
Tabel 3 menampilkan bahwa
dari 63 sampel, sebagian besar
sampel yang paling banyak tidak
responden berumur 24-30 tahun (76, 2
mengalami computer vision syndrome
%). Responden terbanyak berjenis
adalah perempuan yaitu sebanyak 25 orang
kelamin perempuan sebesar 41
(61,0%) dan laki-laki sebanyak 9 orang
responden (65,1%). Berdasarkan durasi
(40,9%). Sedangkan perempuan yang
penggunaan komputer 29 responden
mengalami computer vision syndrome
(46,0 %) menggunakan komputer
sebanyak 16 orang (39,0%) dan pada laki-
selama lebih dari 4 jam dan keseluruhan
laki sebanyak 13 orang (59,1%) dengan
dari responden tersebut mengalami
nilai p=0,128, yang berarti tidak ada
CVS.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Rata- hubungan yang bermakna antara jenis
rata Usia dengan Kejadian Computer Vision kelamin laki-laki dan perempuan terhadap
Syndrome
computer vision syndrome.
CVS N Rata – rata usia p
Ya 29 29,14 ± 3,420 0,432
Tidak 34 28,56 ± 2,364
Total 63 Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
Keluhan Computer Vision Syndrome

Keluhan CVS Frekuensi Persentase

55
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

(n) (%) Total 19 15 29 63


Mata Lelah 30,2% 23,8% 46,0% 100%
Tidak 46 73,0
Ya 17 27,0 Keterangan : CVS = Computer Vision Syndrome
Mata Iritasi
Tidak 44 69,8
Ya 19 30,2
Mata Kabur Tabel 5. menunjukkan bahwa
Tidak 55 87,3
Ya 8 12,7 computer vision syndrome paling banyak
Mata Kering terjadi pada penggunaan komputer dengan
Tidak 49 77,8
Ya 14 22,2 durasi > 4 jam yaitu sebanyak 29 orang
Nyeri Kepala
Tidak 46 73,0 (46,0%). Pada durasi < 2 jam dan 2-4 jam
Ya 17 27,0
Nyeri Bahu tidak terjadi computer vision syndrome.
Tidak 45 71,4
Ya 18 28,6 Sedangkan nilai p diperoleh 0,000 hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara durasi penggunaan
Distribusi keluhan computer vision komputer dengan computer vision
syndrome ditampilkan pada tabel 4. syndrome pada karyawan Bank Sinarmas
Sampel paling sering mengeluhkan mata Jakarta.
iritasi sebanyak 19 orang (30,2%), diikuti
Tabel 6. Uji Kontingensi
nyeri bahu dan punggung sebanyak 18
Statistik Nilai Tanda
orang (28,6%), mata lelah dan nyeri kepala Signifikansi
sebanyak 17 orang (27,0%), mata kering Nominal Koef. 0,707 0,000
sebanyak 14 orang (22,2%) dan dengan Kontingensi
Nominal
penglihatan kabur sebanyak 8 orang Valid N 63

(12,7%).

Tabel 5. Hubungan antara durasi penggunaan Tabel 6 menampilkan nilai koefisien


komputer dengan kejadian Computer Vision
kontingensi sebesar 0,707, hal ini
Syndrome
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
CVS Durasi Penggunaan Total p
Komputer (%) kuat antara durasi penggunaan komputer
< 2 jam 2-4 jam> 4 jam
n (%) n (%) n (%) dengan computer vision syndrome pada

Ya 0 0 29 29 0,000 karyawan Bank Sinarmas Jakarta.


0,0% 0,0% 100% 100%
PEMBAHASAN
Tidak 19 15 0 34
55,9% 44,1% 0,0% 100% Pada penelitian ini, dilakukan restriksi
usia subjek penelitian yaitu diambil sampel

56
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

dengan rentang usia 24-30 tahun dengan Sampel penelitian berjumlah 63


usia rata-rata 29,14 ± 3,420, dikarenakan orang, dengan jumlah responden wanita
saya membuat kriteria inklusi untuk usia < lebih banyak dibandingkan dengan laki-
40 tahun. Hal ini dilakukan karena laki. Berdasarkan jenis kelamin,
berdasarkan fisiologis lensa mata, daya didapatkan jumlah sampel dengan jenis
akomodasi lensa mata menurun pada usia kelamin wanita sebanyak 41 orang, dan
40-50 tahun. Penurunan daya akomodasi laki laki sebanyak 22 orang. Secara
ini disebabkan karena sifat kekenyalan dan keseluruhan, didapatkan 29 orang
kelenturan lensa mata berkurang sehingga mengalami computer vision syndrome. 16
lensa mata kehilangan elastisitasnya secara orang diantaranya adalah perempuan,
perlahan yang mengakibatkan sedangkan 13 orang lainnya adalah laki –
ketidaknyamanan penglihatan hingga laki. Lalu dilakukan penghitungan secara
terjadinya penurunan penglihatan (23). statistik untuk mengetahui hubungan
Oleh karena itu peneliti mengerucutkan antara jenis kelamin dengan computer
kriteria sampel, bertujuan untuk vision syndrome. Dari hasil penghitungan
menghilangkan variabel perancu. di dapatkan nilai p=0,128 berarti tidak
Alasan ini didukung oleh pernyataan terdapat hubungan yang bermakna antara
James.(22) bahwa computer vision jenis kelamin dan computer vision
syndrome akan meningkat pada usia > 40 syndrome. Hal ini tidak sesuai dengan teori
tahun. Dari hasil penelitian 29 orang yang dinyatakan oleh Versura dkk.(24)
mengalami computer vision syndrome, dan yang menyatakan bahwa perempuan lebih
34 karyawan lainnya tidak mengalami rentan mengalami computer vision
computer vision syndrome. Berdasarkan syndrome, karena seiring bertambahnya
perhitungan secara statistik didapatkan usia, hormon estrogen dan antiandrogen
hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang pada wanita akan meningkat, dan akan
bermakna antara usia dengan computer menekan sekresi air mata. Hal ini
vision syndrome, terbukti dengan nilai dikarenakan responden yang berusia < 40
p=0,432. Tidak adanya hubungan antara tahun, sehingga sekresi air mata masih
durasi penggunaan komputer dengan baik.
computer vision syndrome dikarenakan Adapun gejala dari computer vision
peneliti mengambil sampel dengan kriteria syndrome yaitu mata lelah, mata iritasi,
usia <40 tahun. mata kabur, mata kering, nyeri kepala, dan

57
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

nyeri bahu. Mata iritasi merupakan gejala menunjukkan adanya hubungan yang
computer vision syndrome yang paling bermakna antara durasi penggunaan
sering di keluhkan yaitu sebanyak 19 orang komputer dengan computer vision
(30,2%). Hal ini disebabkan karena syndrome pada karyawan Bank Sinarmas
ruangan bekerja yang full-AC, Jakarta dengan nilai p = 0,000 dan secara
mengakibatkan pajanan aliran udara statistik terdapat keeratan hubungan yang
terhadap mata meningkat, sehingga kuat antara durasi penggunaan komputer
menyebabkan peningkatan penguapan air dengan computer vision syndrome pada
mata yang dapat menyebabkan iritasi pada karyawan Bank Sinarmas Jakarta,
mata. Sesuai dengan penelitian Uchino dibuktikan dengan koefisien kontingensi
dkk.(21), yang menyatakan bahwa mata sebesar 0,707. Semakin tinggi durasi
iritasi disebabkan karena berkurangnya penggunaan komputer maka akan berisiko
kelembapan dari permukaan mata. terjadinya computer vision syndrome.
Penelitian ini juga sejalan dengan Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Afdalia.(16), yang mendapatkan penelitian yang telah dilakukan oleh
hasil penelitian bahwa mata iritasi Edema dkk.(18) yang menemukan
merupakan gejala yang sering dikeluhkan sebanyak 53,15% responden dengan durasi
oleh sampel. bekerja menggunakan komputer selama
Pada penelitian ini, durasi kerja lebih dari empat jam, berisiko 26 kali lipat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu untuk mengalami computer vision
kelompok sampel dengan durasi kerja < 2 syndrome.
jam (ringan), 2-4 jam (sedang), dan berat Menurut Saputro.(19) durasi bekerja
(> 4 jam). Hasil penelitian terhadap 63 dengan menggunakan komputer dalam
sampel didapatkan bahwa computer vision waktu yang lama dan terus menerus dapat
syndrome paling banyak terjadi pada memicu computer vision syndrome, karena
kelompok karyawan penggunaan komputer dapat menyebabkan penurunan
dengan durasi > 4 jam (berat) yaitu kemampuan akomodasi mata dan
sebanyak 29 karyawan. Sedangkan mempengaruhi organ mata, kulit, dan
karyawan dengan durasi penggunaan muskuloskeletal dari pengguna layar
komputer < 2 jam (ringan) dan 2-4 jam monitor itu sendiri. Begitu juga
(sedang) tidak mengalami computer vision berdasarkan hasil penelitian Reddy
syndrome. Hasil penelitian secara statistik dkk.(20) bahwa bekerja secara terus-

58
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

menerus selama empat jam lebih berisiko komputer dan computer vision syndrome,
26 kali lipat mengalami computer vision dengan melakukan pemeriksaan fisik
syndrome dibandingkan dengan bekerja di terhadap mata dan mengendalikan faktor-
depan komputer selama < 4 jam secara faktor risiko computer vision syndrome
terus menerus. yang belum dikendalikan di penelitian ini,
Menurut penelitian Uchino dkk.(21) seperti jarak terhadap komputer dan
menyatakan bahwa penggunaan komputer kekontrasan layar komputer.
> 4 jam sehari berisiko timbulnya computer
UCAPAN TERIMA KASIH
vision syndrome, hal ini disebabkan karna
otot-otot mata dipaksa untuk fokus pada Penulis mengucapkan terimakasih
satu titik, dan berkurangnya frekuensi kepada Margono, dr., M.KK dan Andri
berkedip, hal ini menyebabkan mata kering Iryawan, dr., M.S., Sp.And yang telah
dan mata menjadi tegang, yang merupakan memberikan bimbingan, kritik, dan saran
gejala computer vision syndrome. yang sangat membantu selama penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian hingga penulisan naskah publikasi ini.
ini adalah, peneliti hanya menilai kejadian DAFTAR PUSTAKA
computer vision syndrome dengan
menggunakan kuesioner, tidak melakukan
1. Sedarmayanti. Tata kerja dan
pemeriksaan fisik terhadap gejala-gejala produktivitas kerja : suatu tinjauan
dari aspek ergonomi atau kaitan
penglihatan yang dirasakan responden,
antara manusia dengan lingkungan
sehingga hasil yang didapatkan masih kerjanya. Cetakan Ketiga.
Bandung: Mandar Maju; 2011.
belum sempurna.
SIMPULAN 2. Affandi E. Sindrom penglihatan
komputer. Majalah Kedokteran
Berdasarkan penelitian yang telah Indonesia. 2005; 55(3): 297-300.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
3. American Optometric Association.
terdapat hubungan kuat yang bermakna Optometric Clinical Practice
antara durasi penggunaan komputer Guideline: Care of the Patient with
ocular surface disorders. 2007;(1):
dengan computer vision syndrome pada 21-8.
karyawan Bank Sinarmas Jakarta.
4. Charpe NA, Kaushik V. Computer
SARAN vision syndrome (CVS):
Recognition and control in
Perlu dilakukan penelitian lebih software professionals. J Hum
lanjut mengenai durasi penggunaan Ecol. 2009;28(1): 67-69.

59
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

12. Bhanderi J, Choudary S, Doshi V.


5. Hosein, Shaleh. Penggunaan A Community-based stuy of
Komputer dan Internet di asthenopia in computer operators.
Indonesia. Jurnal PEKOMMAS. Indian J Ophthal. 2008; 56(1): 51-
2007;12(1): 15-29. 55.

6. Ningsih W. Analisis Hubungan 13. Chu C, Rosenfield M, Portello JK,


Lama Interaksi Komputer Collier, JD. A Comparison of
Terhadap Terjadinya Gejala Symptoms After Viewing Text on
Computer Vision Syndrome pada A Computer Screen and Hardcopy.
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Ophthal Physil Opt. 2011; 31(1):
Universitas Muhammadiyah 29-32.
Surakarta [Tesis]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah 14. Nourmayanti D. Faktor-Faktor
Surakarta; 2015. yang Berhubungan dengan
Keluhan Kelelahan Mata pada
7. Miljanović B, Dana R, Sullivan Pekerja Pengguna Komputer di
DA, Schaumberg DA. Impact of Coorporate Costumer Care Center
dry eye syndrome on vision-related (C4) PT. Telekomunikasi
quality of life. AM J Ophthalmol; Indonesia, Tbk.[Tesis]. Jakarta:
2007:143(3) : 409-415. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta; 2009.
8. Anshel JR. Visual ergonomics in
the workplace. AAOHN Journal. 15. Arumagarum S, Kumar K,
2007 Aug 2; 55(10) : 414-420. Subramani R, Kumar S. Prevalence
of computer vision syndrome
9. Pangemanan JM, Saerang JSM, among information technology
Laya MR. Hubungan lamanya professionals working in Chennai.
waktu penggunaan tablet computer World J Ophthalmol. 2014 July 26;
dengan keluhan penglihatan pada 11(3): 312-314.
anak sekolah di SMP Kr. Eben
Heazer 2 Manado. Jurnal e-CliniC 16. Afdalia R. Hubungan durasi
(eCl). 2014 Sept 15;2(1) : 297-305. penggunaan komputer dengan
kejadian computer vision syndrome
10. Kusumawaty S, Syawal SR, pada pegawai RSUD dr.Zainoel
Sirajuddin J. Computer Vision Abidin Banda Aceh [Tesis]. Aceh:
Syndrome Pada Pegawai Pengguna Universitas Syiah Kuala ;2014.
Komputer Di PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Makassar 17. Hidayat A. Metode Penelitian
[Tesis]. Makassar: Universitas Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Hasanuddin; 2012. Jakarta : Heath Books; 2010.

11. Pandey S, Swamy B. Computer 18. Edema OT, Akwukwuma VVN.


Vision Syndrome, Dry Eye and Asthenopia and use of glasses
Ocular Surface Disorders. JP among video display terminal
Medical Pub. 2006; 303-311. (VDT) users. Ind J Trop Med. 2010
Sept 2; 5(2): 16-19.
19.

60
NEXUS KEDOKTERAN KOMUNITAS VOL.6/NO.1/JUNI/2017

20. Saputro WE. Hubungan intensitas 27. Anggraini Y. Faktor-faktor yang


pencahayaan, jarak pandang mata berhubungan dengan terjadinya
ke layar dan durasi penggunaan keluhan computer vision syndrome
komputer dengan keluhan (cvs) pada operator komputer pt.
computer vision syndrome [Tesis]. bank kalbar kantor pusat.
Semarang: Universitas Diponegoro Pontianak: Universitas
; 2013. Tanjungpura; 2012.

21. Reddy SC, Low CK, Lim YP, Low


LL, Mardina F, Nursalina
MP. Computer vision syndrome : a
study of knowledge and practices in
university students. Nepal J
Ophthalmol. 2013 Jan 17; 5: 161-
168.

22. Uchino M, Drogu Y, Uchino K,


Fukagawa S, Shimmura,
Takebayashi. Japan Ministry of
Health, Study on the Prevalence of
Dry Eye Disease Among Japanese
High School Students. AM J
Ophthalmol, 2008 Feb 17; 146(6):
925-929

23. James B. Oftamologi. Edisi


Kesembilan. Jakarta : Erlangga;
2006.

24. Guyton AC. Medical Physiology.


11th Edition. Pennsylvania:
Elseveir Saunders; 2006: 613-625.

25. Versura P, Campos EC.


Menopause and Dry Eye: A
Possible Relationship.
Gynecological Endocrinology.
2005; 20 (5): 289.

26. Kanitkar K, Carlson AN, Yee R


(2005). Ocular Problems
Associated with Computer Use.
Texas: Review of Ophthalmology
[serial online] 2015 Aug. Diunduh
dari:URL:http://www.vophth.com/
content/d/features/i/1317/c/25354/.

61

Anda mungkin juga menyukai