Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA

KOMPUTER (STUDI KASUS : KANTOR NOTARIS DAN PEJABAT


PEMBUAT AKTA TANAH ANDREAS GUNAWAN SH. M.KN)
Andi Surayya Mappangile
Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Diploma IV, Universitas Balikpapan

Jalan Pupuk Raya nomor 1, Gunung Bahagia, 5 Balikpapan Kalimantan Timur,


Indonesia, Telp.76420
Email : andi.surayya@uniba-bpn.ac.id

ABSTRAK : Keluhan kelelahan mata salah satunya diakibatkan oleh Penggunaan komputer secara
berlebihan. Gangguan kesehatan pada mata terjadi akibat mata mengalami kelelahan. Kelelahan mata
dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah astenopia, yakni gejala yang diakibatkan karena
kondisi kurang sempurna dari sistem penglihatan yang berupa rasa nyeri atau mata berair, mata kering,
sakit kepala yang disertai pusing dan mual. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran
keluhan kelelahan mata berdasarkan usia, lama kerja, istirahat mata, jarak monitor dan tingkat
pencahayaan di kantor Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Andreas Gunawan SH. M.Kn.
melalui metode deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja kantor Andreas
Gunawan SH. M.Kn. sebanyak 20. Pemilihan sampel penelitian menggunakan Purposive Sampling
sebanyak 8 informan. Metode pengambilan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara secara
mendalam (deep interview) kepada 8 informan. Dari hasil penelitian diketahui gambaran keluhan
keluhan kelelahan mata berdasarkan usia, lama kerja, istirahat mata, jarak monitor dan tingkat
pencahayaan di kantor Andreas Gunawan SH. M.Kn.. Penggunaan komputer yang dilakukan oleh
pekerja juga masih jauh dari kata ergonomi. Penggunaan komputer yang tidak ergonomi sendiri dapat
menyebabkan kelelahan mata yang dapat merugikan baik itu untuk perusahaan maupun pekerja,
terutama kesehatan mata pekerja itu sendiri.

Kata Kunci : Ergonomi, Kelelahan Mata, Pengguna Komputer

ABSTRACT : One of the complaints of eye fatique is caused by excessive use of a computer. Health
problems in the eye occur due to eye fatique. Eye fatique in medicine is known as athenopia, which is a
symptom caused by an imperfect condition of the vision system in the form of pain or watery eyes, dry
eyes, headaches accompanied by dizziness and nausea. The research objectives are to find out
eyestrain complaints depiction based on age, length of working, eyestrain relief, monitor distance, and
brightness level in Notary Office and Land Titles Registrar Andreas Gunawan, S.H., M.Kn. In order to
anayze this case, the researcher uses qualitative-descriptive method . The researcher uses all the
employees in The Office of Andreas Gunawan, S.H., M.Kn as the sample in total of 20 peoples. There
are 8 informans as the purpose sampling usage. The research method is done by distributing
questionnaires and interview to the informans.Based on the research analysis, it is obtained the
depictions of eyestrain complains based on age, length of working, eyestrain relief, monitor distance
and brightness level in The Office of Andreas Gunawan S.H., M.Kn. The computer usage done by the
employees is far from ergonomics. It causes eyestrain which is disadvantageous for both the company
and employees, especially the eye health of the employees.

Keywords: Computer User, Ergonomics, Eyestrain


pekerjaan lain (The National
PENDAHULUAN Institute of Occupational Safety
and Health, 2014).
Di era perkembangan teknologi
saat ini menuntun manusia untuk Survei yang dilakukan oleh
bekerja cepat dengan berbagai American Optometric Association
kemudahan, teknologi yang menjadi (AOA) tahun 2004, membuktikan
kebutuhan umum dalam bidang usaha, bahwa 61% masyarakat Amerika sangat
perguruan tinggi lembaga-lembaga serius dengan permasalahan mata akibat
pemerintahan dan non kepemerintahan bekerja dengan komputer dalam waktu
lainnya saat ini menempatkan teknologi lama. AOA dan Federal Occupational
komputer sebagai suatu alat yang Safety and Health Administration
sangat dibutuhkan untuk mencapai (FOSHA) meyakini bahwa Computer
kemudahan tersebut, namun seiring Vision Syndrome, di
dengan perkembangannya, teknologi masa datang akan menjadi permasalahan
ini juga menimbulkan efek yang sangat yang mengkhawatirkan (Hanum, 2008).
berpengaruh bagi manusia yakni Di Indonesia kelelahan mata merupakan
penyakit akibat kerja yang disebabkan gejala yang sering ditemukan karena
oleh paparan cahaya layar monitor adanya interaksi mata secara terus menerus
komputer. Umumnya 80% pekerjaan dengan penggunaan komputer. Hasil
kantor diselesaikan penelitian di Rumah Sakit “X” pada tahun
denganmemanfaatkan komputer. Peran 2004 didapatkan angka prevalensi
komputer yang sangat luas dewasa ini, kelelahan mata pada pekerja komputer
ditambah penggunaan internet yang sebesar 95,8 % (Fauziah,dalam
semakin populer menyebabkan para Nourmayanti, 2009).
pekerja menghabiskan waktunya di Dari hasil penelitian sebelumnya
depan komputer sedikitnya 3 jam sehari yang meneliti tentang keluhan kelelahan
(Wardhana, dalam Nourmayanti, 2009 : mata pada pengguna komputer pada
11). karyawan Corporate Costumer Care
Timbulnya kelelahan mata Center pada PT. Telekomunikasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang Indonesia, Tbk tahun 2009 diperoleh
berasal dari faktor pekerja maupun bahwa dari 51 (lima puluh satu) orang
faktor lingkungan. Faktor pekerja dapat responden terdapat 46 orang (90,2 %)
berupa kelainan refraksi, usia,perilaku yang mengalami keluhan kelelahan mata
yang beresiko, faktor keturunan, dan dan 5 (lima) orang responden (9,8 %)
lama kerja. Gejala visual juga dapat lainnya tidak mengalami gangguan
diakibatkan dari pencahayaan yang keluhan kelelahan mata. (Nourmayanti,
tidak sesuai, cahaya yang silau dari 2009).
monitor, ukuran objek dari layar Kantor Notaris dan Pejabat Pembuat
monitor yang sulit dibaca, dan pola Akta Tanah (PPAT) Andreas Gunawan
istirahat mata. Sejumlah peneliti telah terletak di jalan Jenderal Sudirman
menunjukkan bahwa gejala penglihatan nomor 53, Kelurahan Klandasan Ulu,
muncul pada 75%-90% pengguna Balikpapan. Dalam pelaksanaan
komputer. Penggunaan komputer dapat pelayanan setiap harinya pekerja kantor
menimbulkan stress, dimana operator Notaris dan Pejabat Pembuat Akta
komputer memiliki tingkat stress yang Tanah (PPAT) Andreas Gunawan
lebih tinggi dibandingkan dengan mengerjakan minuta akta beserta salinan
akta dan Surat Kuasa ,Membebankan kompleks, meneliti kata-kata, laporan
Hak Tanggungan (SKMHT) beserta terinci dari pandangan responden,
Akta Pemberian Hak Tanggungan dan melakukan studi pada situasi
(APHT) yang keseluruhan pekerjaan yang alami. Sedangkan jenis
selalu berkutat dengan perangkat kerja penelitian yang digunakan adalah
berupa komputer untuk memudahkan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
dalam pelayanan. Dimana hal tersebut Tujuan Penelitian
berpotensi sebagai penyebab terjadinya
keluhan kelelahan mata. 1. Tujuan Umum:
Survei awal yang dilakukan Untuk mengetahui gambaran
melalui wawancara langsung terhadap keluhan kelelahan mata pada
pekerja yang bersangkutan yang dalam pekerja pengguna komputer di
kegiatan sehari-harinya menggunakan kantor Notaris dan Pejabat
komputer. Ditemukan bahwa hampir Pembuat Akta Tanah Andreas
setiap pekerja mengalami gejala Gunawan.
keluhan kelelahan mata. Untuk itu 2. Tujuan Khusus:
penulis tertarik ingin melakukan a. Untuk mengetahui
penelitian tentang gambaran keluhan gambaran
kelelahan mata pada pekerja pengguna keluhan kelelahan mata
komputer di kantor Notaris Andreas berdasarkan karakteristik
Gunawan yang berada di Balikpapan. pekerja (usia, istirahat mata
dan lama kerja) pada pekerja
dari penelitian ini adalah mengungkap pengguna komputer di
fakta, keadaan, fenomena, variable dan Kantor Notaris dan Pejabat
keadaan yang terjadi saat penelitian Pembuat Akta Tanah
berjalan dan menyuguhkan apa adanya Andreas Gunawan tahun
(Sugiyono, 2015). Penelitian ini 2018.
dilakukan di kantor Notaris dan Pejabat b.Untuk mengetahui gambaran
Pembuat Akta Tanah Andreas keluhan kelelahan mata
Gunawan SH, M.Kn. Dengan waktu berdasarkan perangkat
yang dilaksanakan pada bulan April- kerja (jarak monitor).
Mei 2018. Informasi diperoleh melalui c. Untuk mengetahui gambaran
sebanyak 8 pekerja ( informan) keluhan kelelahan mata
dengan menggunakan Teknik Purposive berdasarkan lingkungan
Sampling. kerja (tingkat pencahayaan)
Setelah data selesai dikumpulkan pada ruangan kerja pekerja
dengan lengkap dari lapangan, tahap pengguna komputer di
yang harus dilakukan adalah analisis Kantor Notaris dan Pejabat
data. Pada tahap ini data yang Pembuat Akta Tanah
dikumpulkan akan diolah dan Andreas Gunawan tahun
dimanfaatkan sedemikian rupa 2018.
sehingga dapat dipergunakan untuk
menjawab permasalahaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif sebagai suatu gambaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Minuta Akta & PPAT adalah sebesar
a. Pencahayaan 134 lux.
Menurut Peraturan menteri tenaga Hasil pengukuran tingkat
kerja No.50 tahun 2018, tentang pencahayaan di ruang kerja Salinan
keselamatan dan Kesehatan Akta & Keuangan yaitu pengukuran
Lingkungan Kerja, Pencahayaan di 3 titik dan dilakukan pada 2 kali
adalah sesuatu yang memberikan pengukuran dengan waktu yang
terang ( sinar) atau yang menerangi berbeda diperoleh rata-rata pada
yang meliputu pencahayaan alami meja 6 sebesar 124 lux, meja 7
dan pencahayaan bulan . sebesar 135 lux dan meja 8 sebesar
Pengukuran tingkat Pencahayaan 131 lux. Maka total rata-rata
yang dilakukan adalah dengan pengukuran menggunakan luxmeter
Standar Nasional Indonesia tentang yang dilakukan di ruang kerja bagian
Pengukuran Intensitas Penerangan Salinan Akta & keuangan
di Kantor Notaris dan Pejabat (accounting) adalah sebesar 130 lux.
Pembuat Akta Tanah yakni pada b. Penerangan
penerangan setempat (SNI 16- Penerangan di kantor Notaris dan
70162-2004) yang dilakukan 2 Pejabat Pembuat Akta Tanah Andreas
(dua) kali yakni pada pagi hari Gunawan S.H., M.Kn. khususnya
mulai dari pukul 09.00-09.45 dan pada ruang bagian Minuta Akta &
siang hari mulai dari pukul 14.00- PPAT dan Salinan Akta & Keuangan
14.45. (Accounting) masih kurang, karena
Hasil pengukuran tingkat penerangan pada kedua bagian
pencahayaan di ruang kerja Minuta tersebut tidak merata. Ada sebagian
Akta & PPAT yaitu pengukuran di lampu yang redup, ada lampu yang
5 titik dan dilakukan pada 2 kali terpasang namun tidak menyala, dan
posisi penerangan tidak sesuai dengan
pengukuran dengan waktu yang
posisi meja kerja yang digunakan
berbeda diperoleh rata-rata pada
dalam kegiatan selama bekerja. Tidak
meja 1 sebesar 139 lux, meja 2 terdapatnya penerangan alami dari
sebesar 129 lux, meja 3 sebesar 122 matahari, karena desain bangunan
lux, meja 4 sebesar 135 lux dan kantor berupa ruko yang berdekatan
meja 5 sebesar 145 lux. Maka dengan bangunan ruko lainnya dan
Total rata-rata pengukuran tidak memiliki jendela
menggunakan luxmeter yang
dilakukan di ruang kerja bagian
c.Kelelahan Mata
maupun ventilasi dari dinding Gambaran keluhan
samping. Sehingga penerangan di kelelahan mata pada
kantor Andreas Gunawan S.H, pekerja pengguna komputer
M.Kn masih belum memadai. bagian Minuta Akta &
Namun jika menggunakan PPAT dan Salinan Akta &
penerangan alami ruang bagian Keuangan (Accounting)
Minuta Akta & PPAT dan Salinan kantor Notaris dan Pejabat
Akta & Keuangan (Accounting), Pembuat Akta Tanah
tidak banyak membantu pekerjaan Andreas Gunawan SH,
para tenaga kerja. M.Kn., diketahui bahwa
dari total responden 8 orang, Tabel 2. Distribusi Keluhan
yang mengalami keluhan Kelelahan Mata Berdasarkan Faktor
kelelahan mata yaitu sebanyak Lama Kerja
7 orang (87,5%). Sedangkan Keluhan Kelelahan Mata
pekerja yang tidak mengalami
Total
keluhan kelelahan mata hanya 1
Ya
orang (12,5%). Maka yang Kerja F %
mengeluh kelelahan mata lebih ≥5
dominan daripada yang tidak Tahun %
mengeluh <5
Tabel 1. Distribusi Keluhan Tahun %
Kelelahan Mata Berdasarkan
Faktor Usia/Umur
Jumlah %

Total
% (Sumber : Data Olahan)
F
≥ 45 Berdasarkan hasil penelitian pada
% tabel di atas diketahui bahwa
< 45 pekerja yang mengeluh kelelahan
,5
% mata dimana sudah bekerja < 5
tahun sebanyak 2 orang (25%),
,5 sedangkan pekerja yang sudah
% bekerja ≥ 5 tahun sebanyak 5 orang
(Sumber : Data Olahan) (62,5%), maka total 7 orang yang
mengeluh kelelahan mata dengan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel presentase 87,5 %. Adapun pekerja
di atas dapat dijabarkan yang mengeluh yang tidak mengeluh kelelahan
kelelahan mata di usia ≥ 45 tahun mata, diketahui telah bekerja < 5
sebanyak 2 orang (25%) dan di usia < 45 tahun sebanyak 1 orang (12,5%) dan
tahun sebanyak 5 orang (62,5%), maka telah bekerja ≥ 5 tahun tidak ada
total 7 orang yang mengeluh kelelahan (nihil).
mata dengan presentase 87,5%.
Kemudian yang tidak mengeluh
kelelahan mata di usia ≥ 45 tahun tidak
ada dan di usia
< 45 tahun diperoleh 1 orang (12,5%).
Tabel 3. Distribusi Keluhan pekerja yang mengeluh kelelahan
Kelelahan Mata Berdasarkan Faktor mata dengan jarak monitor ≥ 50 cm
Istirahat Mata sebanyak 1 orang (12,5%) dan
Keluhan Kelelahan Mata dengan jarak monitor < 50 cm
Istirahat Total
sebanyak 6 orang (75%), maka total
Ya yang mengeluh kelelahan mata 7
Mata
orang dengan presentase 87,5%.
Sedangkan yang tidak mengeluh
kelelahan mata diketahui dengan
jarak monitor ≥ 50 cm hanya 1
orang dengan presentase 12,5%,
Jumlah sedangkan untuk < 50 cm tidak ada
(nihil).
(Sumber : Data Olahan) Tabel 5. Distribusi Keluhan
Kelelahan Mata Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian pada Tingkat Pencahayaan
tabel di atas diketahui yang mengeluh
kelelahan mata sejumlah 7 orang dan Keluhan Kelelahan Mata
melakukan istirahat mata setiap 1 jam Total
dengan presentase 87,5 %. Adapun Ya
yang tidak mengeluh kelelahan mata An
1 orang pekerja dan melakukan 0%
istirahat mata setiap 1 (satu) jam 87, 12,5
dengan presentase 12,5%.Untuk yang
tidak melakukan istirahat mata tidak 87, 12,5
Jumlah
ada karena sebagian besar responden
melakukan istirahat mata. (Sumber : Data Olahan)
Tabel 4. Distribusi Keluhan
Kelelahan Mata Berdasarkan Faktor Berdasarkan hasil penelitian pada
Jarak Monitor tabel di atas diketahui yang
mengeluh kelelahan mata dengan
Keluhan Kelelahan Mata tingkat pencahayaan pada meja
Total pekerja < 300 lux sebanyak 7 orang
Moni Ya % dengan presentase sebesar 87,5%.
F %
Sedangkan yang tidak mengeluh
12,5 2 25%
% keluhan kelelahan mata hanya 1
orang (12,5%) yang mana setelah
0% 6 75%
% diukur < 300 lux, dengan presentase
Juml 12,5 12,5%. Adapun tingkat pencahayaan
8
ah % % pada setiap meja pekerja yang ≥ 300
(Sumber : Data Olahan) lux diketahui tidak ada (nihil).
d. Distribusi Jenis Kelelahan Mata
Diketahui jenis keluhan kelelahan mata
Berdasarkan hasil penelitian pada
yang paling banyak dikeluhkan oleh
tabel di atas diketahui bahwa
pekerja berupa mata perih yaitu pengguna komputer berusia
sebanyak 6 orang dengan presentase tidak beresiko (< 45 tahun)
sebesar 85,71%. Diikuti keluhan mengeluh kelelahan mata.
berupa penglihatan kabur, terasa Sedangkan
nyeri/berdenyut disekitar mata dan orang (12,5%) pengguna
mata berair masing-masing sebanyak 5 komputer berusia tidak
orang dengan presentase 71,42%. beresiko (< 45 tahun) dan
Selanjutnya keluhan berupa sulit fokus pengguna komputer berusia
dan sakit kepala masing-masing beresiko (≥ 45 tahun) tidak
sebanyak 4 orang dengan presentase mengeluh kelelahan mata.
57,14%. Diikuti keluhan berupa b. Pengguna komputer
penglihatan rangkap/ganda dan mata mengeluh kelelahan mata
merah masing-masing sebanyak 2 dimana sudah bekerja < 5
orang dengan presentase 28,42%. tahun Sebanyak 2 orang
Sedangkan jenis keluhan kelelahan (25%), sedangkan pekerja
mata yang paling sedikit dikeluhkan yang sudah bekerja ≥ 5
oleh pekerja berupa gejala pusing tahun Sebanyak 5 orang
disertai mual yaitu sebanyak 1 orang (62,5%), maka total 7 orang
dengan presentase sebesar 14,28 %. yang mengeluh kelelahan
KESIMPULAN DAN mata Dengan
SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang komputer tidak
dilakukan di kantor Notaris dan Pejabat mengeluh mata
Pembuat Akta Tanah Andreas diketahui telah bekerja < 5
Gunawan S.H., M.Kn., berkedudukan tahun Sebanyak 1 orang
di Kota Balikpapan, maka ditarik (12,5%) dan telah bekerja ≥
simpulan sebagai berikut : 5 tahun tidak ada (nihil).
1. Gambaran pengguna komputer c. Pengguna komputer
yang mengalami keluhan mengeluh kelelahan mata
kelelahan mata sebanyak 7 sebanyak 7 orang dan
orang dengan presentase 87,5% melakukan istirahat mata
dan yang tidak mengalami setiap 1 dengan
keluhan kelelahan mata presentase 87,5 %. Adapun
sebanyak 1 orang dengan yang Mengeluh
presentase 12,5%. kelelahan mata 1 Orang
2. Gambaran pengguna komputer Melakukan
yang mengalami keluhan istirahat mata setiap 1 jam
kelelahan mata berdasarkan dengan 12,5%.
faktor karakteristik individu yang Tidak
(usia, lama kerja dan istirahat melakukan istirahat Mata
mata) adalah sebagai berikut : tidak ada karena
a. Sebanyak 2 orang (25%) besar responden melakukan
pengguna komputer berusia
beresiko (≥ 45 tahun) dan 3. Gambaran pengguna komputer
sebanyak 5 orang (62,5%) Yang mengalami keluhan
kelelahan mata berdasarkan Lux. Untuk meningkatkan kualitas
faktor perangkat kerja (jarak penerangan di ruangan kerja agar
monitor) yaitu mengeluh dilakukan :
kelelahan mata dengan jarak a. Penambahan watt Dan
monitor ≥ 50 cm sebanyak 1 penggantian Lampu Yang
orang (12,5%) dan dengan mati/redup/berkedip.
jarak monitor < 50 cm b. Perawatan sumber pencahayaan
sebanyak 6 orang (75%), dan membersihkan secara rutin.
maka total yang mengeluh c. Jikadiperlukandibuatkan
kelelahan mata 7 orang bantuan pencahayaan dari cahaya
dengan presentase 87,5%. lingkungan dengan membuka
Sedangkan yang tidak sedikit jalan masuk cahaya lewat
mengeluh kelelahan mata jendela.
diketahui dengan jarak d. Penyusunan lampu yang merata
monitor ≥ 50 cm hanya 1 agar setiap pekerja dapat menerima
orang dengan presentase cahaya dengan sama.
12,5%, sedangkan untuk < 2. Membuat safety sign tentang
50 cm tidak ada (nihil). ergonomi menggunakan komputer
4. Gambaran pengguna dan efek dari kelelahan mata lebih
komputer lanjut.
yang mengalami keluhan 3. Perlu dipasang kaca pelindung pada
kelelahan mata berdasarkan layar monitor komputer untuk
faktor lingkungan kerja mengurangi radiasi maupun
(tingkat pencahayaan) yaitu kesilauan.
mengeluh kelelahan mata Bagi Pekerja :
dengan tingkat pencahayaan
pada meja pekerja < 300 lux 1. Bagi seluruh pekerja
sebanyak 7 orang dengan sebaiknya menggunakan kacamata
presentase sebesar 87,5%. khusus komputer agar tidak terlalu
Sedangkan yang tidak cepat mengalami kelelahan mata.
mengeluh keluhan kelelahan 2. Bagi pekerja yang sudah
mata hanya 1 orang (12,5%) memiliki kelainan refraksi mata,
yang mana setelah diukur < sebaiknya menghindari
300 lux, dengan presentase penggunaan lensa kontak pada saat
12,5% bekerja dengan komputer karena
.Adapun tingkat kelelahan mata akan lebih cepat
pencahayaan pada setiap terasa.
meja pekerja yang ≥ 300 lux 3. Bagi seluruh pekerja
diketahui tidak ada (nihil). menerapkan metode 20-20-20,
Saran setiap bekerja 20 menit lakukan
Bagi Perusahaan istirahat 20 detik dengan
memandang jarak sejauh 20 kaki
1. Memberikan Penerangan (6 meter) agar mata tidak cepat
diruangan sesuai dengan standar lelah karena terus menerus fokus
yang dianjurkan untuk ruang kerja menatap layar monitor.
berkomputer yaitu sebesar 300
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti. 2006. Hubungan Antara Tahun 2008. Universitas Indonesia.


Intensitas Penerangan dan Suhu Depok
Udara Dengan Kelelahan Mata
Karyawan Pada Bagian Administrasi Hanum, 2008. Efektivitas Penggunaan
PT. Hutama Karya Wilayah Screen pada Monitor Komputer untuk
Semarang. Semarang : Fakultas Ilmu Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja
Keolahragaan UNNES. Call Centre di PT. Indosat NSR Tahun
2008.
Cok Gd Rai. 2006. Pengaruh Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Penerangan Dalam Ruang Universitas Sumatera Utara Medan.
Terhadap Produktivitas Kerja
Mahasiswa Desain Interior. Infokes. Indah Purwanti dkk, 2013.
Vol.4. No.2.Desember 2006: 57-63. Analisa Pengaruh Pencahayaan
Terhadap Kelelahan Mata Operator Di
Departemen Kesehatan RI. Kepmenkes uang Kontrol PT.XYZ. Infokes.Vol.3 No.4
RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02. November 2013
Tingkat Pencahayaan Lingkungan PP. 43-48.
Kerja. Nurmawanti, Ema. 2013. Dampak
Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan
Firmansyah, Fatoni. 2010. Mata Pada Pekerja Bordir Di Desa
PengaruhIntensitas Penerangan Cicarian Kecamatan Kawalu. Tasikmalaya.
Terhadap Kelelahan Mata Pada
Tenaga Kerja Di Bagian Pengepakan Nurmayanti Dian, 2010. Faktor faktor
PT. Ikapharmindo PutramasJakarta yang berhubungan dengan kelelahan mata
Timur.Universitas Sebelas Maret. pada pekerja pengguna computer di
Surakarta. Corporate Customer Care Center (C4) PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun
Guyton, AC. 1991. Fisiologi 2009
kedokteran II, iterjemahkan oleh Adji
Dharma, Jakarta ; EGC Buku Occupational Health and Safety Unit.
kedokteran. 2014. Visual Fatigue. The University of
Quessland.
Hambali.2004.Hubungan
Pencahayaan Dengan Kelelahan Permenaker RI No.50 Tahun 2018
Mata Pengrajin Sulaman Di Empat tentang Keselamatan dan kesehatan
Angkat Candung Kabupaten Agam lingkungan kerja.
Propinsi Sumatera Barat.Jogjakarta
OSHA. 1997. Working Safely with
Hana, Lilian. 2008. Tinjauan Tingkat Video Display Terminals. U.S. Department of
Pencahayaan dan Keadaan Visual Display Labor Occupational Safety and Health
Terkait Keluhan Subyektif Kelelahan Administration.
Mata Pada Pekerja Yang Menggunakan
Komputer Di Ruang Kantor PT. Bridgestone Padmanaba, Cok Gd Rai. 2006.
Tire Indonesia Bekasi Plant Bulan Pengaruh Penerangan Dalam Ruang
Desember Terhadap
Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Pemakaian Komputer. Elektro
Interior. Dimensi Interior, Vol.4, No.2, Indonesia Edisi ke Tujuh, April 1997.
Desember 2006: 57-63.
Pakasi,Trevino. 1999. The Eye World Health Organization.2003.
Problem of Public Management Of Astenpia Disorder. WHO,
Transportation’s Driversand Its Prevention. Switzerland.
Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja Vol
XXXII No. 1hal 22-25. Jakarta.

Parwane, Nezam. 2016. Kelelahan


Mata Akibat Cahaya Komputer Pada Pekerja
Hotel Town House Bukit Damai Indah
Kota Balikpapan. Universitas Balikpapan,
Balikpapan
Pearce EC, 2009. Anatomi dan fisiologi untuk
paramedis. Alih bahasa: Handoyono SM.
Jakarta. PT Gramedia :314-324
Purnomo,Hari. 2006.Pengantar Teknik
Industri Edisi II. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Santosa, Adi. 2006. Pencahayaan Pada
Interior Rumah Sakit: Studi KasusRuang
Rawat Inap Utama Gedung Lukas, Rumah
Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.Dimensi
Interior, Vol.4, No.2,Desember 2006: 49-56

Santoso dan Widajati. 2011. Hubungan


Pencahayaan dan Karakteristik
Pekerja dengan Keluhan Subyektif
Kelelahan Mata pada Operator
Komputer Tele Account
Management.Surabaya.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta.

Suma’mur. 2006. Ergonomi untuk


Produktivitas Kerja. Jakarta: CV. Haji
Masagung

Tarwaka. 2010. Ergonomi


Industri.Edisi Pertama Cetakan
Pertama.Surakarta : Harapan offset.

Wardhana, Wisnu Arya dkk. 1997.


Aspek Keselamatan Kerja pada

Anda mungkin juga menyukai