DISUSUN OLEH:
Periode:
PEMBIMBING:
Journal reading ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Mata Fakultas Kedokteran UNS / RSUD Dokter Moewardi. Journal reading dengan judul:
Detection of Glaucoma Using Anterior Segment Optical Coherence Tomography Images
Oleh:
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang menyebabkan kebutaan dengan
merusak nervus optikus. Normalnya mata terus menerus memproduksi humor aquos menjaga
tekanan bola mata [1]. Dalam kasus glaukoma, aqueous humor terakumulasi di dalam segmen
anterior mata sehingga meningkatkan tekanan intraokular. Glaukoma awalnya menyebabkan
kehilangan penglihatan tepi yang mengarah ke tunnel vision dan apabila tidak diobati dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan permanen. Glaukoma adalah suatu kondisi kerusakan
struktural sel ganglion retina (RGC), dan kemampuan untuk mendeteksi kerusakan ini
merupakan dasar dalam diagnosis dan pengelolaan glaukoma [1]. Standar diagnosis glaukoma
saat ini adalah gonioskopi yang bersifat subjektif dan memerlukan spesialis mata terlatih untuk
pemeriksaan, dan juga bukan prosedur yang ramah pasien [2].
Glaukoma juga dapat didiagnosis menggunakan pencitraan fundus, optical coherence
tomography (OCT), dan ultrasound biomicroscopy (UBM) dimana segmen anterior mata dapat
dianalisis dengan anterior segment OCT (AS-OCT) dan UBM. Karena UBM memiliki penetrasi
yang baik, dapat memberikan detail tentang badan siliaris, zonula, dll. Tetapi prosedur ini juga
membutuhkan pelatih yang berpengalaman dan merupakan tindakan yang berkontak langsung,
hal tersebut akan menciptakan ketidaknyamanan pada pasien [3]. Optic cohernce tomography
(OCT) adalah prosedur non-kontak yang membutuhkan waktu lebih sedikit dibandingkan dengan
prosedur lain dan karena keuntungan ini, gambar OCT paling banyak digunakan dalam diagnosis
glaukoma [4].
Dalam salah satu prosedur pencitraan ini, evaluasi manual glaukoma membutuhkan
waktu lama, dan subjektif tergantung pada pengalaman dokter mata. Untuk mengurangi masalah
tersebut, penelitian ini membahas suatu algoritma untuk secara otomatis mendeteksi parameter
AS-OCT yang membantu dokter mata dalam mendeteksi glaukoma dengan mudah.
METODOLOGI
Metodologi dalam penelitian ini mengikuti prosedur yaitu preprocessing pencitraan AS-
OCT, ekstraksi menifestasi klinis untuk mengetahui ada tidaknya glaukoma, tanpa intervensi
manual. Metodologinya dijelaskan di bawah ini
1. Preprocessing
1.1 Filter
Gambar AS-OCT diberikan sebagai input ke sistem, dan preprocessing harus
dilakukan pada gambar untuk menghilangkan noise dan meningkatkan kontras. Di
sini, filter median digunakan untuk menghilangkan noise dari gambar, yang
membantu meningkatkan pemrosesan lebih lanjut.
1.2 Deteksi Tepi
Deteksi tepi adalah teknik pemrosesan citra untuk menemukan batas-batas suatu
gambar. Metode Canny memberikan informasi lebih lanjut tentang tepi. Tepi yang
terdeteksi diambil untuk diproses lebih lanjut. Gambaran tepi yang jelas diperlukan
untuk menemukan parameter yang membantu dalam menilai glaukoma. Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas maka dilakukan pengolahan gambar
(morphological opration) pada gambaran tepi yang dideteksi. Untuk menghaluskan
tepi, dilakukan proses dilasi terlebih dahulu, dan lubang diisi pada citra yang
didilatasikan yang membuat intensitasnya merata di area yang akan dibaca (region of
interest (ROI). Dilanjutkan dengan proses filling, pengikisan dilakukan piksel-piksel
yang tidak diinginkan dari batas. Pada tahap akhir, proses deteksi tepi metode canny
dilakukan pada gambar yang terkikis untuk mendapatkan informasi gambar yang
terlihat jelas batas-batasnya. Gambar 1a, b menunjukkan hasil langkah preprocessing
pada gambaran input AS-OCT dan tepi yang terdeteksi ditumpuk dengan gambar asli
untuk melihat keakuratan tepi yang terdeteksi.
(a) Hasil proses preprocessing pada gambar input (b) Gambar asli dengan tepi
yang teridentifikasi
Gbr.1 Deteksi Tepi
KESIMPULAN
Tahap awal preprocessing dilakukan pada gambar yang didapat dan memberikan penyempurnaan
pada gambar yang didapat dengan kontras yang baik. Dari gambar yang telah diproses
sebelumnya, gambaran klinis yang didapat diekstraksi untuk identifikasi adanya glaukoma.
Berdasarkan gambar yang diekstraksi, proses klasifikasi mengidentifikasi gambar normal dan
gambar abnormal. Hasil menunjukkan bahwa algoritma yang dikembangkan membantu
mendeteksi adanya glaukoma dan didapatkan hasil gambaran dengan AS-OCT dapat
membedakan pasien normal dan glaukoma.
Tabel 1 Nilai Ekstrasi Parameter Segmen anterior
DAFTAR PUSTAKA
1. Arevalo JF, Krivoy D, Fernandez CF (2009) How does optical coherence tomography
work basic principles. In: Arevalo JF (ed) Retinal angiography and optical coherence
tomography Springer, New York, NY
2. Campbell P, Redmond T, Agarwal R, Marshal LR, Evans BJ (2015) Repeatability and
comparison of clinical techniques for anterior chamber angle assessment. Ophthalmic
Physiol Opt 35(2):170–178
3. Filipe HP, Carvalho M, Freitas MDL, Correa ZM (2016) Ultrasound biomicroscopy and
anterior segment optical coherence tomography in the diagnosis and management of
glaucoma. Vision Pan-Am Pan-Am J Ophthalmol 15(2):37–42
4. Boyd K (2017) American academy of ophthalmology.
https://www.aao.org/eyehealth/disease/ what-is-glaucoma
5. Fu H, Xu Y, Lin S, Zhang X, Wong DWK, Liu J, Frangi AF, Baskaran M, Aung T
(2017) Segmentation and quantification for angle-closure glaucoma assessment in
anterior segment OCT. IEEE Trans Med Imag 36(9):109–117
6. Ang M, Chong W, Tay WT, Yuen L, Wong TY, He M-G, Mehta JS (2012) Anterior
segment optical coherence tomography study of the cornea and anterior segment in adult
ethnic South Asian Indian eyes. Investig Ophthalmol Visual Sci 53(1):120–125
7. Ni SN, Marziliano P, Wong H-T (2014) Angle closure glaucoma detection using fractal
dimension index on SS-OCT images. In: 36th international conference of the IEEE
engineering in medicine and biology society, Chicago, USA, pp 3885–3888
TELAAH KRITIS
1. Deskripsi Umum
a. Desain : Tidak dijelaskan dengan jelas desain penelitian yang digunakan
b. Sampel : 30 Gambar hasil pemeriksaan pencitraan OCT Segmen Anterior pada
pasien
c. Judul : Jelas, lugas, dan menggambarkan isi
d. Penulis : Penulis dan institusi ditulis jelas
e. Abstrak : Jelas, dapat memberikan inti dari laporan kasus
2. Analisis PICO
a. Population
Tidak dijelaskan dengan jelas populasi dari sampel yang digunakan
b. Intervention
Tidak dilakukan intervensi
c. Comparison
Nilai dari gambaran klinis yaitu Lebar Bilik Anterior (ACW), Lebar Titik akhir Iris
(IEW), Tinggi Bilik (CH), Kubah Lensa (LV), Jarak Bukaan Sudut (AOD), dan Sudut
Trabekuler Iris (TIA) pada mata normal dengan mata glaucoma
d. Outcome
Parameter umum (seperti ACW, IEW, CH, dan LV) akan sama untuk sisi mata yang
normal dan tidak normal, namun parameter lainnya (AOD dan TIA) menunjukkan
perbedaan yang signifikan untuk diklasifikasikan sebagai normal atau abnormal.
Semua nilai klinis dari kasus normal lainnya berada dalam kisaran yang sama.
Berdasarkan gambar yang diekstraksi, proses klasifikasi mengidentifikasi gambar
normal dan gambar abnormal. Hasil menunjukkan bahwa algoritma yang
dikembangkan membantu mendeteksi adanya glaukoma dan didapatkan hasil
gambaran yang didapatkan dengan AS-OCT dapat membedakan pasien normal dan
glaukoma.
3. Telaah Kritis
a. Was a qualitative approach appropriate?
Ya, dalam studi ini sudah dijabarkan pokok permasalahan yang tercantum dalam
judul, abstrak dan pendahuluan
b. Was the sampling strategy appropriate for the approach?
Tidak ada keterangan terkait cara penentuan sampel yang digunakan dalam studi ini
c. What were the data collection methods?
Ya, tahapan pengumpulan data dijelaskan dengan jelas dibagian metodologi
d. How were data analysed and how were these checked?
Ya, data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi
normal dan abnormal dengan Support vector machine (SVM) classifier.
e. Is the researcher’s position described?
Ya, dalam studi ini penulis ditulis dengan jelas
f. Do the results make sense?
Ya, hasil dalam studi ini sesuai dengan teori dan konsep yang digunakan serta
menjawab pokok permasalahan yang ada
g. Are the conclusions drawn justified by the results?
Ya, kesimpulan yang diberikan sesuai dan merangkum hasil yang telah didapatkan
h. Are the finding transferable to other clinical settings?
Ya, penelitian ini dapat diterapkan dengan tetap menyesuaikan kondisi klinis pasien
serta dilakukan penelitian lebih lanjut