Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan klien

dengan post KRANIOTOMI

Oleh
Wiro Sialoho
LANDASAN TEORITIS
PENYAKIT
1.Pengertian
Kraniotomi

Kraniotomi adalah operasi membuka tulang


tengkorak untuk mengangkat tumor,
mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan
darah atau menghentikan perdarahan.
(Hinchliff, Sue. 1999).
2. INDIKASI
• Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor
maupun kanker.
• Mengurangi tekanan intrakranial.
• Mengevakuasi bekuan darah .
• Mengontrol bekuan darah, dan
• Pembenahan organ-organ intrakranial.
• Tumor otak
• Perdarahan (hemorrage)
• Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral
aneurysms)
• Peradangan dalam otak
• Trauma pada tengkorak.
3. PEMERIKSAAN


DIAGNOSTIK
Tomografi komputer (pemindaian CT)
Pencitraan resonans magnetik (MRI)
• Electroencephalogram (EEG)
• Angiografy Serebral
• Sinar-X
• Brain Auditory Evoked Respon (BAER)
• Positron Emission Tomography (PET)
• Fungsi lumbal, CSS
• Gas Darah Artery (GDA)
• Kimia/elektrolit darah
• Pemeriksaan toksikologi
• Kadar antikonvulsan darah
4.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
PRAOPERASI
Pada penatalaksaan bedah intrakranial praoperasi
pasien diterapi dengan medikasi antikonvulsan
(fenitoin) untuk mengurangi resiko kejang
pascaoperasi. Sebelum pembedahan, steroid
(deksametason) dapat diberikan untuk
mengurangai edema serebral.
• PASCAOPERASI
Jalur arteri dan jalur tekanan vena sentral
(CVP) dapat dipasang untuk memantau
tekanan darah dan mengukur CVP. Pasien
mungkin atau tidak diintubasi dan
mendapat terapi oksigen tambahan.
1. Mengurangi Edema Serebral : Terapi medikasi untuk
mengurangi edema serebral meliputi pemberian
manitol, yang meningkatkan osmolalitas serum dan
menarik air bebas dari area otak (dengan sawar
darah-otak utuh).
2. Meredakan Nyeri dan Mencegah Kejang :
Asetaminofen biasanya diberikan selama suhu di atas
37,5 C dan untuk nyeri.
3. Memantau Tekanan Intrakranial : Kateter ventrikel,
atau beberapa tipe drainase, sering dipasang pada
pasien yang menjalani pembedahan untuk tumor
fossa posterior.
5. KOMPLIKASI
PASCA BEDAH
• Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
pascabedah intrakranial atau kraniotomi adalah sebagai
berikut :
• Peningkatan tekanan intrakranial
• Perdarahan dan syok hipovolemik
• Ketidakseimbangan cairan dan elekrolit
• Infeksi
• Kejang
6. PENGKAJIAN
a. Primery survey (ABCDE)
b. Secondary survey
a. Primery survey (ABCDE)
Airway. Tanda-tanda objektif-sumbatan Airway
• Look (lihat) apakah penderita mengalami agitasi
atau kesadarannya menurun.
• Listen (dengar) adanya suara-suara abnormal.
Pernapasan yang berbunyi (suara napas tambahan)
adalah pernapasan yang tersumbat.
• Feel (raba)
Breathing. Tanda-tanda objektif-ventilasi yang tidak
adekuat
• Look (lihat) naik turunnya dada yang simetris dan
pergerakan dinding dada yang adekuat.
• Listen (dengar) adanya pergerakan udara pada
kedua sisi dada.
• Gunakan pulse oxymeter. Alat ini mampu
memberikan informasi tentang saturasi oksigen dan
perfusi perifer penderita, tetapi tidak memastikan
adanya ventilasi yang adekuat.
b. Secondary survey
Diagnosa Keperawatan dengan
NANDA,NIC, dan NOC
1. Resiko infeksi b.d insisi
pembedahan kraniektomi
NOC: Pengetahuan: Pengendalian Infeksi
Indikator:
• Mendeskripsikan jalan tansmisi infeksi
• Mndeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi
transmisi infeksi
• Mendeskripsikan tanda dan gejala infeksi
• Mendeskripsikan aktivitas-aktivitas untuk meningkatkan
kekebalan terhadap infeksi
NIC: Perlindungan Infeksi
Aktivitas:
• Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik dan local
dari infeksi
• Monitor daerah yang mudah terinfeksi
• Batasi pengunjung
• Lindungi semua pengunjung dari penyakit menular
• Lakukan perawatan kulit untuk area yang edema
• Inspeksi kulit dan membrane mukosa yang
memerah, panas, atau kering
• Inspeksi kondisi dari luka operasi
• Anjurkan peningkatan mobilitas dan latihan
• Anjurkan napas dalam dan batuk efektif
• Instruksi pasien untuk mendapatkan antibiotic
sesuai resep
• Laporkan kemungkinan adanya infeksi dalam upaya
pengendalian infeksi
2.Gangguan rasa nyaman
NOC I : Kontrol Nyeri
Kriteria Hasil :
• 1. Mengetahui faktor penyebab nyeri
• 2. Mengetahui permulaan terjadinya nyeri
• 3. Menggunakan tindakan pencegahan
• 4. Melaporkan gejala
• 5. Melaporkan kontrol nyeri
NOC II : Tingkat Nyeri
Kriteria Hasil :
• 1. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
• 2. Frekuensi nyeri berkurang
• 3. Lamanya nyeri berlangsung
• 4. Ekspresi wajah saat nyeri
• 5. Posisi tubuh melindungi
NIC I : Manajemen Nyeri
Aktivitas
• 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
menyeluruh meliputi lokasi, durasi, kualitas,
keparahan nyeri dan faktor pencetus nyeri.
• 2. Observasi ketidaknyamanan non verbal.
• 3. ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal
relaksasi, guide imajeri, terapi musik, distraksi.
NIC II : Manajemen Analgetik
Aktivitas
• 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
tingkat nyeri sebelum mengobati pasien.
• 2. Cek obat meliputi jenis, dosis, dan frekuensi
pemberian analgetik.
• 3. Tentukan jenis analgetik ( Narkotik, Non-
Narkotik) disamping tipe dan tingkat nyeri.
• 4. Tentukan Analgetik yang tepat, cara pemberian
dan dosisnya secara tepat.
• 5. Monitor tanda – tanda vital

Anda mungkin juga menyukai