Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Pre dan Post Op Jantung


OLEH:MELIA ENGLA PUTRI
Definisi Operasi Jantung
• Operasi jantung adalahUsaha atau operasi yang dikerjakan untuk
melakukan koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung
Klasifikasi
• Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan
membuka rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung
paru (mesin extra corporal).
• Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting
aortopulmonal
Tujuan Operasi Bedah Jantung
Operasi jantung dikerjakan dengan tujuan bermacam-macam antara lain :
1. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan ASD, Pateh VSD, Koreksi Tetralogi
Fallot.
2. Transposition Of Great Arteri (TGA). Umumnya tindakan ini dikerjakan terutama pada anak-anak
(pediatrik) yang mempunyai kelainan bawaan.
3. Operasi paliatif, yaitu melakukan operasi sementara untuk tujuan mempersiapkan operasi yang definitive
atau total koreksi karena operasi total belum dapat dikerjakan saat itu, misalnya shunt aortopulmonal
pada TOF, Pulmonal atresia.
4. Repair yaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalami insufisiensi.
5. Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami kerusakan.
6. Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi stenosis/sumbatan arteri koroner.
7. Pemasangan inplant seperti kawat ‘pace maker’ permanen pada anak-anak dengan blok total
atrioventrikel.
8. Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung seseorang yang tidak mungkin diperbaiki lagi dengan
jantung donor dari penderita yang meninggal karena sebab lain.
Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi
• Klas I : Keluhan dirasakan bila bekerja sangat berat misalnya berlari
• Klas II : Keluhan dirasakan bila aktifitas cukup berat misalnya
berjalan cepat.
• Klas III : Keluhan dirasakan bila aktifitas lebih berat dari pekerjaan
sehari-hari.
• Klas IV : Keluhan sudah dirasakan pada aktifitas primer seperti untuk
makan dan lain-lain sehingga penderita harus tetap berbaring
ditempat tidur.
Diagnosis Penderita Penyakit Jantung
• Elektrokardiografi (EKG) yaitu penyadapan hantaran listrik dari jantung memakai alat
elektrokardiografi.
• Foto polos thorak PA dan kadang-kadang perlu foto oesophagogram untuk melihat pembesaran
atrium kiri (foto lateral).
• Fonokardiografi
• Ekhocardiografi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai gelombang pendek dan pantulan
dari bermacam-macam lapisan di tangkap kembali. Sehingga terlihat gambaran rongga jantung
dan pergerakan katup jantung. Selain itu sekarang ada lagi Dopler Echocardiografi dengan warna,
dimana dari gambaran warna yang terlihat bisa dilihat shunt, kebocoran katup atau kolateral.
• Nuklir kardiologi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai isotop intra vena kemudian dengan
“scanner” ditangkap pengumpulan isotop pada jantung.
• Kateterisasi jantung yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai kateter yang dimasukan ke
pembuluh darah dan didorong ke rongga jantung. Kateterisasi jantung kanan melalui vena
femoralis, kateterisasi jantung kiri melalui arteri femoralis.
Pemeriksaan kateterisasi bertujuan :
• Pemeriksaan tekanan dan saturasi oksigen rongga jantung, sehingga
diketahui adanya peningkatan saturasi pada rongga jantung kanan
akibat suatu shunt dan adanya hypoxamia pada jantung bagian kiri.
• Angiografi untuk melihat rongga jantung atau pembuluh darah
tertentu misalnya LV grafi, aortografi, angiografi koroner dll.
• Pemeriksaan curah jantung pada keadaan tertentu.
• Pemeriksaan enzym khusus, yaitu pemeriksaan enzym creati kinase
dan fraksi CKMB untuk penentuan adanya infark pada keadaan “
unstable angin pectoris”.
Perawatan Perioperatif Dikamar Operasi
• PengkajianPasien Pada Saat Di Kamar Operasi
1. Observasi tingkat kesadaran pasien
2. Observasi emosi pasien
3. Observasi aktivitas
4. Cek obat yang digunakan
5. Observasi pernafasan pasien
6. Riwayat penyakit, keluarga, kebiasaan hidup
7. Cek obat yang digunakan
8. Observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu
9. Observasi kulit: warna, turgor, suhu, keutuhan
• Pemeriksaan Diagnose
1. EKG: untuk mengetahui disaritmia
2. Chest x-ray
3. Hasil laboratarium: darah lengkap, koagulasi, elektrolit, urium,
kreatinin, BUN, Hb.
4. Kateterisasi
5. Ekhocardiografi
• Tindakan Perawatan Saat Menerima Pasien di Ruang Persiapan
1. Melakukan serah terima dengan perawat ruangan
2. Memperkenalkan diri dan anggota tim kepada pasien
3. Mengecek identitas pasien dengan memanggil namanya
4. Memberikan surport kepada pasien
5. Informasikan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan seperti ganti
baju, pemasangan infuse, kanulasi arteri dan pemasangan lead EKG
6. Mendampingi pasien saat memberikan premedikasi
7. Menciptakan situasi yang tenang
8. Yakinkan pasien tidak menggunakan gigi palsu, perhiasan, kontak lensa dan alat
bantu dengar
9. Membawa pasien keruang operasi
• Perawatan Intra Operasi
1. Airway (jalan nafas) Persiapkan alat untuk mempertahankan Airway antara lain: guedel, laringoskop, ETT berbagai ukuran, system hisab lender
2. Breathing (pernafasan) persiapan alat untuk terapi O2 antara lain: kanula, sungkup, bagging dan ventilator
3. Circulation (sirkulasi):
1) Pemasangan EKG, sering digunakan lead II untuk memantau dinding miokard bagian inferior dan V5 untuk antero lateral

2) Kanulasi arteri dipasang untuk memantau tekanan arteri dan analisa gas darah

3) Pemasangan CVP untuk pemberian darah autologus dan infuse kontinu serta obat-obatan yang perlu diberikan

4) Temperature: sering digunakan nasofaringeal atau rektal untuk mengevaluasi status pasien dari cooling dan rewarning, tingkat proteksi miokard, adekuatnya perfusi
perifer dan hipertermi maligna

5) Pada beberapa sentra sering dipasang elektro encephalogram untuk memantau kejadian akut seperti iskemia atau injuri otak

6) Pemberian obat-obatan: untuk anastesi dengan tujuan tidak sadar, amnesia, analgesia, relaksasi otak dan menurunkan respons stress, sedang obat lain seperti
inotropik, kronotropik, antiaritmia, diuretic, anti hipertensi, anti kuagulan dan kuagulan juga perlu

4. Defibrillator : Alat ini disiapkan untuk mengantisipasi aritmia yang mengancam jiwa
5. Deathermi : Melakukan pemasangan ground pad harus disesuaikan dengan ukuran untuk mencegah panas yang terlalu tinggi pada tempat
pemasangan
6. Posisi pasien dimeja operasi
7. Mengatur pasien tergantung dari prosedur operasi yang akan dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan: posisi harus fisiologis, system
muskuloskeletal harus terlindung, lokasi operasi mudah terjangkau, mudah dikaji oleh anastesi,beri perlindungan pada bagian yang tertekan
(kepala, sacrum, scapula, siku, dan tumit)
8. Menjaga tindakan asepsis : Kondisi asepsis dicapai dengan: cuci tangan, melakukan proparasi kulit dan drapping. Menggunakan gaun dan sarung
tangan yang steril
• Perawatan Pasca-bedah
Perawatan pasca bedah dimulai sejak penderita masuk ke ICU
• Perawatan Pasca Bedah Dibagi Atas
• 1. Perawatan di ICU.
• Monitoring Hemodinamik.
a) CVP, RAP, LAP.
b) Denyut jantung.
c) Wedge presure dan PAP.
d) Tekanan darah.
e) Curah jantung.
f) Obat-obat inotropik yang digunakan untuk support fungsi jantung
dosisnya, rutenya dan lain-lain.
g) Alat lain yang dipakai untuk membantu seperti IABP, pacuh jantung dll.
• EKG
Pemantauan EKG setiap saat harus dikerjakan dan dilihat irama dasar
jantung dan adanya kelainan irama jantung seperti AF, VES, blok
atrioventrikel dll. Rekording/pencatatan EKG lengkap minimal 1 kali
dalam sehari dan tergantung dari problem yang dihadapi terutama bila
ada perubahan irama dasar jantung yang membahayakan.
• Sistem pernapasan
1. Biasanya penderita dari kamar operasi masih belum sadar dan bahkan
diberikan sedasi sebelum ditransfer ke ICU. Sampai di ICU segera respirator
dipasang dan dilihat :
2. Tube dan ukuran yang diapakai, melalui mulut / hidung.
3. Tidalvolume dan minut volume, RR, FiO2, PEEP.
4. Dilihat aspirat yang keluar dari bronkhus / tube, apakah lendirnya normal,
kehijauan, kental atau berbusa kemerahan sebagai tanda edema paru ; bila
perlu dibuat kultur.
• Sistem neurologis
1. Kesadaran dilihat dari/waktu penderita mulai bangun atau masih diberikan
obat-obatan sedatif pelumpuh otot. Bila penderita mulai bangun maka disuruh
menggerakkan ke 4 ektremitasnya.
• Sistem pernapasan
1. Biasanya penderita dari kamar operasi masih belum sadar dan bahkan diberikan sedasi sebelum
ditransfer ke ICU. Sampai di ICU segera respirator dipasang dan dilihat :
2. Tube dan ukuran yang diapakai, melalui mulut / hidung.
3. Tidalvolume dan minut volume, RR, FiO2, PEEP.
4. Dilihat aspirat yang keluar dari bronkhus / tube, apakah lendirnya normal, kehijauan, kental atau berbusa
kemerahan sebagai tanda edema paru ; bila perlu dibuat kultur.
• Sistem neurologis
1. Kesadaran dilihat dari/waktu penderita mulai bangun atau masih diberikan obat-obatan sedatif
pelumpuh otot. Bila penderita mulai bangun maka disuruh menggerakkan ke 4 ektremitasnya.
• Drain
1. Drain yang dipasang harus diketahui sehingga perdarahan dari mana mungkin bisa diketahui. Jumlah
drain tiap satuan waktu biasanya tiap jam tetapi bila ada perdarahan maka observasi di kerjakan tiap ½
jam. Atau tiap ¼ jam. Perdarahan yang terjadi lebih dari 200 cc untuk penderita dewasa tiap jam dianggap
sebagai perdarahan pasca bedah dan mungkin memerlukan retorakotomi untuk menghentikan
perdarahan.
• Foto thoraks
1. Pemerikasaan foto thoraks di ICU segera setelah sampai di ICU
untuk melihat ke CVP, Kateter Swan Ganz.Perawatan pasca bedah di
ICU harus disesuaikan dengan problem yang dihadapi seperti
komplikasi yang dijumpai.Umumnya bila fungsi jantung normal,
penyapihan terhadap respirator segera dimulai dan begitu juga
ekstratubasi beberapa jam setelah pasca bedah.
• Fisioterapi.
1. Fisioterapi harus segera mungkin dikerjakan termasuk penderita
dengan ventilator.Bila sudah ekstubasi fisioterapi penting untuk
mencegah retensi sputum (napas dalam, vibrilasi, postural drinase).
• Perawatan setelah di ICU / di Ruangan.
Setelah klien keluar dari ICU maka pemantauan terhadap fungsi semua organ terus dilanjutkan.
Biasanya pindah dari ICU adalah pada hari ke dua pasca bedah.Umumnya pemeriksaan hematologi
rutin dan thoraks foto telah dikerjakan termasuk laboratorium LFT, Enzim CK dan CKMB.
Hari ke 3 lihat keadaan dan diperiksa antara lain :
❖Elektrolit thrombosis.
❖Ureum
❖ Gula darah.
❖Thoraks foto
❖EKG 12 lead.
Hari ke 4 : lihat keadaan, pemeriksaan atas indikasi.
Hari ke 5 : Hematologi, LFT, Ureum dan bila perlu elektrolit, foto thoraks tegak.
Hari ke 6 - 10 : pemerikasaan atas indikasi, misalnya thrombosis
• ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
A. Data Subjektif
Adapun pengkajian kepada klien pasca persalinan normal menurut bobak (2005),meliputi:

a. pengkajian data dasar klien


Meninjau ulang catatan prenatal dan intraoperatif dan adanya indikasi untuk kelahiran abnormal.adapun cara pengumpulan data
meliputi observasi,wawancara,pemeriksaan fisik yaitu mulai inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi.

b. identitas klien:
1) Identitasi klien meliputi :nama, usia, status perkawinan, pekerjaan, agama,
pendidikan, suku bahasa yang digunakan, sumber biaya, tanggal masuk rumah sakit
dan jam, tanggal pengkajian, alamat rumah.
2) Identitas penanggung jawab meliputi: nama, usia, pekerjaan, agama, pendidikan,
Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama
Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah jantung kebanyakan datang dengan keluhannya sesak nafas, nyeri
dada, syanosis, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat
• Riwayat Penyakit Sekarang
1. Sesak nafas, nyeri dada, syanosis, kelemahan, nafas cepat, palpitasi. Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan
yang mencerminkan refleksi perubahan dan sirkulasi oksigen.
2. Nyeri lokasi, durasi, awal pencetus, kwalitas, kuantitas, factor yang memperberat/memperingan, tipe nyeri.
3. Integritas neurovaskuler mengalami panas, mati rasa, dan perasaan geli.
4. Status pernafasan sukar bernafas, nafas pendek, orthopnoe, paroxysmal nocturnal dyspnoe dan efek latihan pada
pernafasan.
5. Gangguan sirkulasi peningkatan berat badan, perdarahan, pasien sudah lelah.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah merasa sesak dan nyeri pada dada tapi
• Riwayat Penyakit Keluarga
Ada anggota keluarga yang mengalami kelainan jantung
Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Kepala: kulit rambut tampak bersih tidak terdapat benjolan.
2) Mata : alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (-), pupil isokor
sclera tidak ikterus (-), reflek cahaya positif tajam penglihatan menurun.
3) Telinga : secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas
normal, pendengaran normal.
4) Hidung : deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan
cuping hidung tidak ada.
5) Mulut dan faring : tidak terdapat kotoran, kelainan lidah tidak ada.
6) Leher : simetris, kaku kuduk tidak ada, tidak terdapat pembesaran
7) Thoraks :
Pemeriksaan Fisik Jantung
1. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada jantung. Sebelum
melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting terlebih dahulu
melihat pasien secara keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur tekanan
darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan. Keadaan umum secara
keseluruhan yang perlu dilihat adalah :
• Bentuk tubuh gemuk/kurus
• Anemis
• Sianosis
• Sesak nafas
• Keringat dingin
• Muka sembab
• Oedem kelopak mata
• Asites
• Bengkak tungkai/pergelangan kaki
• Clubbing ujung jari-jari tangan
Pada pasien khususnya penyakit jantung amat penting melakukan pemeriksaan nadi
adalah :
• Kecepatan/menit
• Kuat/lemah (besar/kecil)
• Teratur atau tidak
• Isi setiap denyut sama kuat atau tidak.
Diagnosa
Intervensi SLKI Implementasi SIKI
Keperawatan
a. Penurunan curah (SlKI Halaman 83) Edukasi
Anjurkan beraktivitasSiKI Halaman 317)
jantung Setelah dilakukan intervensi keperawatan Tindakan keperawatan:
Observasi
selama 3x 24 jam diharapkan:
• Identifikasi tanda dan gejala primer dan sekunder penurunan curah
• Nyeri dada menurun jantung

• Gambaran ekg iskemik/injuri/infark Monitore tekanan darah
• Monitor keluhan nyeri dada
menurun • Monitor ekg 12 sadapan

• Diaforesis menurun Monitor aritma
• Periksa tekanan darah dan nadi
• Takikardi menurun Teraupeutik

• Brakikardi menurun Posisikan pasien semi fowler/fowler
• Berikan diet jantung yang sesuai
• Kekuatan nadi membaik • Fasilitasi pasien dan keluarga hidup sehat

• Tekanan darah membaik Berikan terapi stress
• Berikan o2 untuk mempertahankan saturdasi sesuai toleransi
• Tekanan baji arteri pulmunal cardiac • Anjurkan aktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
index (Ci) membaik
• Kolaborasi pemberian aritma,jika perlu
a. Nyeri Akut Manajemen Nyeri (201) :
Tingkat nyeri (hlm 145):
Observasi

• Keluhan nyeri menurun - Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri


- Identifikasi skala nyeri
• Meringis menurun - Identifikasi respon nyeri
- Identifikasi faktor
• Kemampuan aktivitas meningkat Terapeutik

• Gelisah menurun - Berikan teknik teknik nonfarmakologis


- Kontrol lingkungan
• Frekuensi nadi membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
• Pola nafas membaik Edukasi
Jelaskan penyebab, periode,pemicu nyeri

-
Tekanan darah membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik
Kolaborasi
- Kolaborasipemberian analgetik

a. Intolerasi Manajemen Energi (176) :


Toleransi Aktifitas (149) : Observasi
Aktivitas
• Kelulahan lelah menurun - Identifikasi gg fungsi tubuh mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional

• Aritma setelah beraktivitas menurun Teraupeutik


- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
• Aritma setelah beraktifitas menurun - Fasilitasi duduk
Edukasi
• Frekuensi nandi membaik - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahan

Anda mungkin juga menyukai