Oleh:
183110260
2.C
DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Hj.Elvia Metti,M.Kep,Sp.Kep.Mat
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia serta nikmat-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan
Pendahuluan Mola Hidatidosa” ini tepat pada waktunya, shalawat beriringan salam
kita hadiahkan kepada nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun kita dari zaman kebodohan ke zaman yang terang benderang seperti yang
kita rasakan pada saat sekarang ini. Saya sebagai penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik beserta saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini
Demikian pengantar dari penulis, harapan saya agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan diterima sebagai perwujudan dalam dunia
kesehatan. Dan juga dapat digunakan sebagaimana semestinya, semoga kita semua
mendapat faedah serta diterangi hatinya dalam setiap menuntun ilmu yang berguna
baik di dunia maupun di akhirat.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….….
B. Tujuan …………………………………………………….….…….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengkajian…………………………………………………………..
a. Identitas klien……………………………………………….
b. Riwayat Kesehtan…………………………………………..
c. Pemeriksaan Fisik…………………………………………...
d. Pemeriksaan penunjang……………………………………
B. Diagnosa Keperawatan…………………………………………….
C. Intervensi Keperawatan……………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu menggambarkan jumlah wanita
yang meninggal dari suatu penyebabkematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penyebab lainnya (Kemenkes RI,2016). Kematian ibu terbanyak di sebabkan
oleh perdarahan, perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan, pada kehamilan
muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus (Prawirohardjo,2014).
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stroma villi korialis
langka vaskularisasi, dan edematus. Janin biasanya meninggal, akan tetapi villi-villi
yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan
ialah sebagai segugus buah anggur. Jaringan trofoblas pada villi kadang-kadang
berproliferasi ringan kadang-kadang keras, dan mengeluarkan hormon, yakni Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan
biasa.
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis memgalami perubahan berupa
degenerasi hidropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mengetahui secara Teoritis mengenai kehamilan mola hidatidos
dan asuhan keperawatan teoritis yang akan dilakukan pada ibu
hamil dengan mola haditidosa
2. Mengetahui mengenai masalah yang dialami ibu dengan Mola
hidatidosa
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian
2. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan
3. Mampu melakukan intervensi keperawatan
4. Mampu melakukan tindakan implementsi keperawatan
5. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan
D. Manfaat
Agar kita dapat mengetahui dan memahami secara teoritis apa itu kehamilan Mola
Hidatidosa Sertamasalah yang dialami ibu dan juga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang ccok sesuai dengan kasus mola hidatidosa.
BAB II
KONSEP TEORITIS
A. Definisi
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis memgalami perubahan berupa
degenerasi hidropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.
Sedangkan menurut prawirohardjo, 2007 yang dimaksud dengan mola hidatidosa
ialah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan janin
dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik. Dalam hal demikian
disebut mola hidatidosa atau complete mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian
dari janin disebut mola parsialis atau partial mole.
B. Etiologi
Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab terjadinya mola hidatidosa adalah
pembengkakan pada vili (degenerasi pada hidrofik) dan poliferasi trofoblas.
Faktor yang dapat menyebabkan mola hidatidosa antara lain:
1. Pembengkakan edematosa pada villi (degenerasi hidrofik) dan
proliferasi trofoblast
2. Faktor ovum: ovum patologik sehingga mati dan terlambat dikeluarkan
3. Imunoselektif dari trofoblas
4. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
5. Paritas tinggi
6. Kekurangan protein
7. Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
C. Patofisiologi
Sel-sel Langhans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dan
adanya sel sinsisial giantik. Pada kasus mola banyak kita jumpai ovarium
dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih (25-60%). Kista lutein
akan berangsur-angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa
sembuh.(Mochtar, 2005)
E. Komplikasi
Motalitas usus
Hipovolemia
Risiko infeksi
Kista Ovarium
PATHWAY KISTA OVARIUM
Ketidakseimbangan
Degenerasi ovarium Infeksi ovarium
hormon FSH dan LH
Gangguan Metabolisme
1. Pengkajian
1. Inspeksi
4) Pemeriksaan dalam :
5) Pemeriksaan Penunjang
Reeder dkk (2011), merupakan pemeriksaan penunjang pada pasien abortus yang
dapat dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan Diagnostik
3. Intervensi Keperawatan
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius
Nugroho, Taufan. 2012. Obsgyn obstetri dan ginekologi. Jakarta : Nuha Medika
Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta : Nuha Medika
Redder dkk. 2014. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga
volume 1. Edisi 18. Yati Afiyanti, et, all, Penerjemah. Jakarta : EGC
Smeltzer, S. C. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 12.
Jakarta : EGC
Oleh:
183110260
2.C
DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Hj.Elvia Metti,M.Kep,Sp.Kep.Mat
2020
FORMAT PENGKAJIAN GYNEKOLOGI-ONKLOGI
1. Identitas klien
Nama : Nn.F
Umur : 21 tahun
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat rumah : Padang Sorai RT 1 RW 9
2. Orang Tua
Nama :Ny.H
Umur :53 tahun
Pendidikan :SMA
Suku bangsa :Indonesia
Agama :Islam
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Alamat rumah :Padang Sorai RT 1 RW 9
5. Data psikologis
Saat ini klien tampak pucat dan lemas dan juga lebih banyak diam.
6. Data spiritual
Klien berdoa untuk kesembuhan penyakitnya
7. Data sosial ekonomi
Saat ini klien bekerja sebagai pegawai di salah satu toko
8. Aktivitas sehari hari sebelum sakit dan perbandingan selama dirawat
a. Aktifitas
Saat dirumah sakit aktifitas di bantu petugas dan keluarga,saat sehat
aktifitas dilakukan secara mandiri.
b. Aktifitas makan dan minum
Saat dirumah sakit klien mendapatkan makanan TKTP
c. Pola istirahat dan tidur
Saat dirumah sakit tidur pasien tidak teratur,pola tidur malm +- 5 jam
dan terjaga saat malam hari.
d. Pola eliminsi urin dn defekasi
Saat sakit pasien menggunakan kateter
No MR :100 12 72 00
1 Pasien mengatakan nyeri ari ari 1 Klien tampak pucat dan lemas
No MR :100 12 72 00
Do:Luka post op
Pembedahan
Resiko infeksi
Anemia
Kelemahan
Intoleransi aktifitas
Np MR :100 12 72 00
No MR :100 12 72 00
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi ras nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi :
intervensi keperawatan
Observasi
selama 2x24 jam
diharapkan resiko 1. Monitor tanda dan gejala
infeksi menurun infeksi lokal dan sistemik
dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
3 Intoleran aktifitas Setelah dilakukan 1. Monitor pola dan jam
b/d kelemahan intervensi keperawatan tidur
selama 2x24 jam 2. Sediakan lingkungan
diharapkan aktifitas yang nyaman
membaik dengan 3. Fasilitasi memilih
kriteria hasil: aktifitas dan tetapkan
tujuan aktifitas
1. Kemudahan
4. Fasilitasi aktifitas dengan
dalam
melibatkan keluarga
melakukan
5. Kolaborasi dengan ahli
aktivitas
gizi
sehari- hari
meningkat
2. Kekuatan
tubuh bagian
atas dan bawah
meningkat
3. Perasaan
lemah
menurun
4. Warna kulit
membaik
4 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Ikdentifikasi faktor
tidur b/d nyeri intervensi keperawatan pengganggu tidur
selama 2x24 jam 2. Modifikasi lingkungan
diharapkan pola tidur 3. Mengajarkan teknik
membaik dengan relaksasi
kriteria hasil:
1. Kemampuan
beraktifitas
meningkat
2. Keluhan sering
terbangun
menurun
3. Keluhan sulit
tidur menurun
CATATAN PERKEMBANGAN
No MR :100 12 72 00
A:masalah teratasi
sebagian
P:intervensi di lanjutan
1. Mengidentifikasi
skala nyeri
2. Memberikan teknik
non farmakologis
3. Mengajakan teknik
relaksasi
4. Mengontrol
lingkungan
5. Memberikan analgetik
Rabu/ Resiko 1. Memonitor tanda dan S:pasien mengeluh nyeri
8 april infeksi gejala infeksi lokal dan sudah berkurang
2020 sistemik
O:tidak ada tampak tanda
2. Mencuci tangan
10.05 tanda infeksi pada lika
3. Mempertahankan
post op
teknik aseptik
4. Menjelaskan tanda dan A:masalah teratasi
gejala infeksi P:intervensi diberhentikan
5. Memberikan analgetik
Rabu/ Intoleran 1. Memonitor pola dan S:pasien megatakan tidur
8 april aktifitas jam tidur tidk teratur,tidur -+5 jam
2020 2. Berkolaborasi dengan sehari dan sering terjaga
ahli gizi malam hari
10.10
3. Menyediakan
O:pasien masih tampk
lingkungan yang
lemas
nyaman
TD:107/67 mmHg
Nadi:72x/menit
Pernafasan:22x/menit
TD:107/67 mmHg
Nadi:72x/menit
Pernafasan:22x/menita:ma
salah belum teratasi
P:intervensi dilanjutkan
1. Mengajarkan teknik
rlaksasi
Kamis Nyeri 1. Mengidentifikasi skala S:pasien mengatakan nyeri
/9april akut nyeri telah dapat diatasi dengan
2020 2. Memberikan teknik non teknik nonfarmakologis
farmakologis dan analgetik
10.00
3. Mengajakan teknik
Pasien mers nyaman
relaksasi
4. Mengontrol lingkungan O: skala nyeri 2
Pernafasan:21x/menit
Nadi:80x/menit
A:masalah teratasi
P:intervensi dihentikan
nyaman tidaklemas
Pernafasan:21x/menit
Nadi:80x/menit
A:masalah teratasi
P:intervensi dihentikan
Pernafasan:21x/menit
Nadi:80x/menit
A:masalah teratasi
P:intervensi dihentikan