Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Program Pengembangan Pusat Kesehatan Masyarakat(PUSKESMAS)”

Kelompok 3 (III.C) :
Irma Lona Sintia : 183110257
Liwa Unnasari : 183110259
Melia Engla Putri : 183110260
Nabilah Fitri : 183110262
Namira Syabadilla : 183110264
Rafel Dwi Pangga : 183110267

Dosen Pembimbing:
Tasman, S.Kp, M. Kep, Sp. Kom

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Komunitas tentang
“Program Pengembangan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)” dengan
baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami
yang telah membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing
maupun teman-teman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.

Padang, 12 Agustus 2020

(KELOMPOK 3)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………….
B. Tujuan……………………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III ISI

1. Upaya Kesehatan Sekolah……………………………………………..


2. Upaya Kesehatan Olahraga……………………………………………
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat……………………………...
4. Upaya Kesehatan Kerja………………………………………………..
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut……………………………………..
6. Upaya Kesehatan Jiwa…………………………………………………
7. Upaya Kesehatan Mata………………………………………………...
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut………………………………………….
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional…………………………….
10.Serta upaya penunjang seperti Upaya Laboratorium dan Upaya Pencatatan
Pelaporan……………………………………………………………....

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota


yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatandi suatu
wilayah kerja. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
tersebut terbagi menjadi dua yaitu Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan.Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang dilaksanakan
berdasarkan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, antara lain :

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10.Serta upaya penunjang seperti Upaya Laboratorium dan Upaya Pencatatan
Pelaporan.

B. Tujuan 

 Untuk mengetahui,memahami dan memaparkan program pengembangan yang


dilaksanakan oleh pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS)
 

BAB II    

TINJAUAN TEORI

Berdasarkan Ketetapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 128 tentang


Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, mencantumkan bahwa upaya
kesehatan pengembangan puskesmas diadakan untuk mencapai visi pembangunan
kesehatan melalui puskesmas yakni kecamatan sehat menuju Indonesia sehat.

Karena melakukan upaya kesehatan wajib yang diadakan di puskesmas saja tidak
cukup untuk mencapai visi pembangunan kesehatan. Tapi juga dibutuhkan upaya
kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan masalah setiap kebutuhan
puskesmas.

Selain itu juga dalam Undang-Undang nomer 36 tahun 2009 yang mendukung
adanya upaya kesehatan pengembangan. Pada pasal 14 menyatakan bahwa
pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat yang dikhususkan pada pelayanan publik. Pemerintah
disini diartikan sebagai puskesmas wajib menyelenggarakan upaya kesehatan.
Pasal 48 menyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan
melalui kegiatan kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan.

 
 

BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

3.1 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH

3.1.1    Pengertian UKS

UKS (Unit Kesehatan Sekolah) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas
sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk
perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun
warga masyarakat.

Tujuan umum melaksanakan UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat


peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.

 3.1.2    Tujuan Khusus:

1. Pembiasaan perilaku hidup sehat;


2. Peningkatan produktivitas belajar peserta didik;
3. Peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan
peserta didik dalam menjalankan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi
aktif di dalam upaya meningkatkan kesehatan di sekolah, rumah maupun
masyarakat;
4. Peningkatan daya hayat dan daya tangkap terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkoba, obat dan berbahaya lainnya.
3.1.3    Persyaratan Sekolah sebagai Pelaksana UKS:

1. Mempunyai SK Tim Pelaksana UKS dari Kepala Sekolah


2. Mempunyai guru yang telah ditatar materi UKS
3. Mempunyai ruang UKS beserta perlengkapannya
4. Mempunyai KKR/Tiwisada yang sudah ditatar dengan jumlah minimal
10% dari seluruh siswa
5. Melaksanakan TRIAS UKS dalam kehidupan sehari-hari

3.1.4    Trias UKS

Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan pengembangan
UKS, meliputi;

1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat

3.1.5    Pendukung Trias UKS meliputi;

1. Ketenagaan
2. Pendanaan
3. sarana Prasaran
4. Penelitian dan Pengembangan

3.1.6        Arti Lambang UKS:

1. Segitiga artinya Trias UKS adalah Pendidikan Kesehatan, Pelayanan


Kesehatan dan Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
2. Lingkaran artinya dilakukan terus menerus.
3. Tulisan UKS adalah pelaksanaannya harus didukung secara vertikal dan
horizontal (pembina maupun pelaksana)
3.1.7    Delapan Goal UKS:

Generasi muda terbebas dari;

1. Kenakalan remaja
2. Bahaya Rokok
3. Narkoba
4. Kehamilan pranikah/pergaulan bebas
5. Cacingan
6. Anemia
7. Hepatitis B

3.2              UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA

3.2.1    Definisi UKO            

Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas


fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan
atau olah raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari
karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan
tugasnya.

3.2.2    Tujuan UKO

Tujuan penyelenggaraan upaya kesehatan ini adalah untuk meningkatkan


pengetahuan dan pemahaman para petugas kesehatan tentang kesehatan olahraga
di tingkat pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas),sehingga dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit
tidak menular dan dapat meningkatkan derajat kesehatan, kebugaran serta
produktifitas kerja.
3.2.3    Program Pendukung UKO

Berbagai implementasi program upaya kesehatan ini dapat bergantung sesuai


kebutuhan suatu puskesmas sesuai wilayah kerjanya, contoh nya

1. Olahraga Preventif
2. Olahraga pada Anak
3. Olahraga pada Wanita
4. Olahraga pada Lanjut Usia
Tiap program pelaksanaan ini disesuaikan oleh kebutuhan masyrakatdan
kemampuan masing-masing puskesmas

1.1  Olahraga Preventif

Dalam kegiatan ini berperan upaya penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat,
pengetahuan tentang proseskebugaran, upaya meningkatkan kesegaran jasmani
serta upaya lain serta produktivitas tubuh.

1. Sasaran:
Sasaran kegiatan ini tidak dilihat dari usia, namun dilihat dari status kesehataanya.
Contoh yang diutamakan adalah kelompok faktor resiko.

1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Contohnya: pemeriksaan kadar kolesterol, denyut nadi, tekanan darah, konseling
fitnes, olahraga bersama, dll

1.2  Olahraga pada anak

Merupakan suatu intervensi untuk menangani berbagai penyakit pada anak


akibatkurang gerak untuk memaksimalkan masa pertumbuhannya
1. Sasaran:
Usia anak-anak dan usia sekolah untuk menunjang kebutuhan pada usia
pertumbuhan

1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat,
contohnya: bermain dan berolahraga aktif, bimbingan olahraga, penyuluhan
pertumbuhan badan.

1.3  Olahraga pada wanita

Merupakan suatu langkah untuk menangani kerentanan wanita. Guna


meningkatkan derajat kesehatan wanita dari berbagai penyakit yang bergantung
pada fungsi anatomis dan fisiologis wanita.

1. Sasaran:
Wanita dapat dilihat berdasarkan pengelompokan umur, atau status reproduksinya
misalnya wanita usia subur atau ibu hamil

1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat,
contohnya: senam ibu hamil, senam refleksi untuk ibu-ibu, senam relaksasi untuk
pekerja wanita, dll

1.4  Olahraga pada usia lanjut

Kegiatan olahraga dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani bagi usia


lanjut yang memerlukan perhatian khusus.

1. Sasaran:
Usia lanjut
1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat,
contohnya konseling usila, pemeriksaan rutin usila, senam kebugaran, jalan santai,
dan lainnya.

3.3      Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

3.3.1        Definisi UPKM

Perawatan kesehatan masyarakat adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas, yang melaksanakan perawatan penderita,
keluarga dan masyarakat sekitar, untuk menyembuhkan dan meningkatkan
kesehatan penderita, keluarga dan masyarakat sekitar melalui peningkatan
kapasitas masing-masing sehingga dapat mengatasi pelbagai masalah kesehatan
yang dihadapi. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga dan masyarakat.

3.3.2 Tujuan :

1) Melaksanakan pembinaan keluarga & kelompok – kelompok khusus


2) Seperti panti asuhan & panti wredha ( jompo )
3) Memberikan pelayanan perawatan paripurna

 
3.3.3 Kegiatan

Sesuai dengan tujuan, maka kegiatan PKM dititikberatkan pada :

1) Keluarga
2) Kelompok khusus

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya


kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka
dapat dijadikan salah satu upaya kesehatan pengembangan.

3.4     UPAYA KESEHATAN KERJA

Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja agar


hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja
disektor formal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang
berada dilingkungan tempat kerja.

Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan


dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya termasuk upaya
kesehatan kerja. Perlu diberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja
kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan tujuan
meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga
terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja.
3.4.1 Sasaran Upaya Kesehatan Kerja

Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor kesehatan antara lain
masyarakat pekerja di puskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboraturium
kesehatan, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), Jaringan dokter perusahaan
bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja diberbagai sektor pembangunan,
dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.

Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, secara umum kita


dapat melihat langkah-langkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang
dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan,
pelaksanaaan dan evaluasi serta memperhatikan aspek indikator yang harus
dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan
menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan
melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan
melalui peran serta aktif masyakarat khususnya masyarakat pekerja.

3.4.2 Pelaksanaan Upaya kesehatan Kerja

Di dalam pelaksanaan Unit Kesehatan Kerja di Puskesmas terdapat Kader Unit


Kesehatan Kerja (UKK) yang merupakan pekerja sukarela, yang bertugas
meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan yang harus dipenuhi
sebagai kader UKK adalah dipilih dari, oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis,
tinggal di lingkungan tempat bekerja, mau, mampu bekerja sukarela, mempunyai
waktu, sudah dilatih kesehatan kerja dan mengikuti pelatihan  kader pos UKK.
Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain :
1. PERTEMUAN TINGKAT PEKERJA (PTP)
Mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan
pelaksanaan survey mawas diri dan  musyawarah masyarakat pekerja

1. SURVEY MAWAS DIRI (SMD)


Pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja

1. MUSYAWARAH MASYARAKAT PEKERJA (MMP)


Mengenal masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga
pekerja, petugas puskesmas, aparat pemerintah

1. MEMBENTUK POS UKK


Menentukanpengurus  pos UKK,  jadwal kegiatan, rencana kerja tahunan, target,
pembiayaan, lokasi dekat dengan tempat kerja

1. PERENCANAAN UKK
Menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil SMD, menentukan
prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan

1. PENYULUHAN UKK
Materi tentang  gizi, PHBS, kebersihan lingkungan,  potensi, risiko bahaya,
penggunaan APD (alat pelindung diri),  pengolahan limbah, penyakit dan
kecelakaan akibat kerja

1. PEMERIKSAAN KESEHATAN, P3K DAN P3P


Membantu petugas kesehatan, pemeriksaan ksehatan umum, pengadaan dan
pengelolaan kartu kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar
penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas pada penyakit ringan
1. UPAYA RUJUKAN
Merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak bisa tertangani.

1. PENCATATAN PELAPORAN
Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan

1. KERJASAMA LINTAS SEKTORAL


Pertemuan berkala dengan anggota pos UKK, pertemuan ruitn teratur dengan
petugas, kunjungan rumah kepada pekerja, membantu kesulitan pekerja

1. MENGELOLA SUMBER KEUANGAN UKK


Mengatur sumber pemasukan dan pengeluaran pos UKK

1. MEMBANTU PEMBERDAYAAN EKONOMI PEKERJA


Integrasi kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan
dana simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan  alat 
kesehatan  kerja.

1. MEMBINA KEMAMPUAN DIRI


Meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan penataran, pertemuan rutin
anggota UKK, kunjungan lapangan, melaksanakan  kegiatan  secara kontinyu

3.4         UNIT PENGOBATAN GIGI DAN MULUT

Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat/penderita yang berkunjung ke


Puskesmas adalah pelayanan medik yang bersifat dasar kedokteran gigi
berdasarkan kebutuhan meliputi upaya pengobatan/pemulihan dan rujukan dengan
tidak mengabaikan upaya peningkatan/pencegahan/perlindungan.
3.5.1 Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas pada dasarnya


diselenggarakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

1. Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam


upaya pelihara diri (self care), melalui pengembangan upaya kesehatan yang
bersumber pada otoaktivitas masyarakat dengan pendekatan UKGM (Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat)

2. Pelayanan asuhan pada kelompok rentan, seperti pada anak sekolah


(UKGS = Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan pada kelompok ibu
hamil/menyusui, anak prasekolah.

3. Pelayanan medik gigi dasar, di Puskesmas dilaksananakan terhadap


masyarakat baik yang datang mencari pengobatan maupun yang dirujuk
oleh BPG (Balai Pengobatan Gigi)

Misi Puskesmas dalam menyelenggarakan program kesehatan ialah “Puskesmas


yang responsif, efektif dan proaktif’. Responsif berarti puskesmas tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dan masalah yang ada di
masyarakat dengan memberikan pelayanan prima dan pelayanan dengan
profesionalisme yang tinggi. Efektif berarti Puskesmas dapat menghasilkan output
yang direncanakan secara terukur dan memenuhi harapan masyarakat sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sebagai pusat pengembangan kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan
pusat pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas harus melakukan kegiatan
sebagai berikut:

1) Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatan.


2) Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber
daya setempat yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna.
3) Memberikan bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta rujukan kepada
masyarakat.
4) Mengadakan kerja sama dengan sektor lain yang terkait Memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok.

3.5         Upaya Kesehatan Jiwa

3.5.1        Definisi Upaya Kesehatan Jiwa

“Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,


intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu
berjalan selaras dengan keadaan orang lain”. Makna kesehatan jiwa mempunyai
sifat-sifat yang harmonis (serasi) danmemperhatikan semua segi-segi dalam
kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain.
 3.5.2    Karakteristik Sehat secara mental atau jiwa:

Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merasa senang terhadap dirinya serta

a) Mampu menghadapi situasi


b) Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
c) Puas dengan kehidupannya sehari-hari
d) Mempunyai harga diri yang wajar
e) Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula
merendahkan.

2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta

a) Mampu mencintai orang lain


b) Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
c) Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
d) Merasa bagian dari suatu kelompok
e) Tidak “mengakali” orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain
“mengakali” dirinya.
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta

a) Menetapkan tujuan hidup yang realistis


b) Mampu mengambil keputusan
c) Mampu menerima tanggungjawab
d) Mampu merancang masa depan
e) Dapat menerima ide dan pengalaman baru
f) Puas dengan pekerjaannya

3.7 Upaya kesehatan mata

Tujuan :

1. Meningkatkan kesehatan mata, mencegah kesehatan dasar yang terpadu


dengan kegiatan pokok lainnya
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan
3. Kesehatan serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan
4. Kesehatan mata mereka
5. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
Kegiatan :

Mengupayakan kesehatan mata dengan anamnesa, pemeriksaan visus dan mata


luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes lapang
pandang, funduskopi dan pemeriksaan laboratorium

3.8       Upaya Kesehatan Usia Lanjut

            3.8.1    Definisi Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan para usia lanjut yang


dilaksanakan dari tingkat Puskesmas.

3.8.2    Tujuan Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Tujuan umum :

Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang
bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga & masyarakat dalam
mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal.

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam menghayati &


mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal
b. Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d. Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

 
3.8.3    Sasaran Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Sasaran langsung :

a. Kelompok usia 45 – 54 tahun ( menjelang lansia )

b. Kelompok usia 55 – 64 tahun ( masa parsenium )

c. Kelompok usia > / 65 tahun ( masa senescens ) & kelompok usia lanjut
dengan resti [resiko tinggi], yaitu umur 70 tahun keatas, hidup sendiri,
terpencil, menderita penyakit berat, cacad.

Sasaran tidak langsung :

a. Keluarga dimana usia lanjut berada


b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut
c. Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaitan dengan
pelayanan dasar & pelayanan rujukan
d. Masyarakat luas

3.8.3    Pelaksanaan Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya kesehatan paripurna bagi usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatan,


Peningkatan, dan pemulihan.
Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas secara khusus ialah :

a. penyuluhan
b. deteksi & diagnosa dini
c. proteksi & tindakan khusus
d. pemulihan

Kegiatan :

a. Pelayanan kesehatan usia lanjut :

1.peningkatan : melalui penyuluhan tentang kesehatan & pemeliharaan kebersihan


diri, menu makanan dengan gizi seimbang & kesegaran jasmani

2.upaya pencegahan : melalui pemeriksaan berkala, senam, penyuluhan tentang


alat bantu

3.upaya pengobatan :

a. pelayanan kesehatan dasar


b.pelayanan kesehatan spesialistik melalui rujukan

4.upaya pemulihan :

a. fisioterapi
b.mengembalikan percaya diri
b. Peningkatan peran serta masyarakat

c. Pencatatan & pelaporan

3.9 Upaya pembinaan pengobatan tradisional

3.9.1 Tujuan

a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan


tradisional

b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional

Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga
memegang peran utama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan
tanaman obat merupakan unsur penting dalam meningkatkan kemampuan
individu/keluarga untuk memperoleh hidup sehat.

Di tingkat masyarakat peran pengobatan tradisional termasuk peracik obat


tradisional/jamu mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerataan
pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.

Kebijakan peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan


kesehatan, dapat disarikan sebagai berikut:

1. Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan


peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan


budaya bangsa, namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan
kesehatan.
3. Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan
penelitian, pengujian dan pengembangan obat-obatan dan cara-cara pengobatan
tradisional.

4. Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak


memerlukan izin, namun perlu pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan
pengawasannya. Masalah pendaftaran masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

5. Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara organobiollogik,


setelah diteliti, diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian
program pelayanan kesehatan primer. Contoh dukun bayi, tukang gigi, dukun
patah tulang. Sedangkan cara-cara psikologik dan supernatural perlu diteliti lebih
lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam program.

6. Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus dan


menjadi tokoh masyarakat dapat dilibtkan dalam upaya kesehatan masyarakat,
khususnya sebagai komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan di Indonesia dikembangkan berdasarkan pola upaya kesehatan


Puskesmas, peran serta masyarakat dan rujukan kesehatan. Peran serta masyarakat
pada hakikatnya merupakan suatu proses agar masyarakat makin mampu untuk
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan, baik yang dilakukan diantara
masyarakat sendiri atau membantu pemerintah.
3.10 Laboratorium

3.10.1  Tujuan

Memberikan pelayanan laboratorium yang effisien sebagai bagian yang


menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi &
pembinaan kesehatan

3.10.2  Kegiatan

Di ruangan laboratorium

a) Penerimaan pasien
b) Pengambilan spesimen
c) Penanganan spesimen
d) Pelaksanaan pemeriksaan
e) Penanganan sisa spesimen
f) Pencatatan, pengecekan dan penyampaian hasil spesimen

Terhadap spesimen yang akan dirujuk

a) · Pengambilan spesimen
b) · Penanganan spesimen
c) · Pengemasan spesimen
d) · Pengiriman sediaan dalam rangka system rujukan
e) · Pengambilan, pencatatan dan penyampaian hasil pemeriksaan

Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:

a) Persiapan pasien
b) Pengambilan spesimen
c) Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
Di luar gedung, meliputi:

a) Melakukan tes skrening Hb


b) Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium Puskesmas
c) Memberikan penyuluhan

3.11 Upaya pencatatan dan pelaporan

Dilakukan oleh semua Puskesmas ( pembina, pembantu dan keliling )

Pencatatan dan pelaporan mencakup:

a)  Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas


b)  Data ketenagaan di Puskesmas
c)  Data sarana yang dimiliki Puskesmas
d)  Data kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan baik di dalam
maupun di luar gedung Puskesmas

Laporan dilakukan secara periodik ( bulan, triwulan enam bulan dan tahunan )

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya


pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan
Puskesmas

Dalam Deklarasi Alma Ata (1978), lima (5) prinsip dasar pemenuhan pelayanan
kesehatan primer mencakup 1) pemerataan upaya kesehatan; 2) penekanan pada
upaya preventif; 3) penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan; 4)
peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian; dan 5) kerjasama lintas
sektoral dalam membangun kesehatan. Selain itu, empat pilar reformasi pelayanan
kesehatan dasar yang telah dicetuskan WHO (2008) terdiri dari:
1. Reformasi pembiayaan kesehatan Pembiayaan pemerintah lebih diarahkan pada
upaya kesehatan masyarakat (public goods) dan pelayanan kesehatan bagi orang
miskin.
2. Reformasi kebijakan kesehatan Kebijakan kesehatan harus berbasis fakta
(evidence based public health policy).
3. Reformasi kepemimpinan kesehatan Kepemimpinan kesehatan harus bersifat
inklusif, partisipatif, dan mampu menggerakkan lintas sektor melalui kompetensi
advokasi.
4. Reformasi pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan dasar harus
mengembangkan sistem yang kokoh dalam konteks Puskesmas dengan
jejaringnya serta dengan suprasistemnya (Dinkes kabupaten/kota, dan RS
kabupaten/kota).
Inisiatif Reformasi Puskesmas Beberapa daerah berinisiatif melakukan reformasi
terhadap Puskesmas. Di Provinsi NTT misalnya, dilakukan program “Puskesmas
Reformasi” yang antara lain membentuk Dewan Penyantun Puskesmas. Dewan
Penyantun Puskesmas terdiri dari perwakilan masyarakat, yang turut memikirkan
dan berbuat sesuatu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan Puskesmas
(Laporan Best Practice, AIPMNH NTT, 2015). Di Kota Palu, Puskesmas diberi
status PPK BLUD, melakukan renovasi fasilitas dan dibuka sampai sore/ malam
hari sebagaimana layaknya klinik swasta. Jumlah kunjungan meningkat, kepuasan
pelanggan juga meningkat dan pendapatan Puskesmas juga meningkat.
Pendapatan tersebut juga dipergunakan untuk meningkatkan kegiatan UKM oleh
petugas Puskesmas (Laporan Best Practice Proyek DHS1/ADB). Di Kabupaten
Jembrana (awal 2000), Bupati setempat menugaskan Camat/Kantor Kecamatan
sebagai penanggung jawab dan pelaksana kegiatan UKM. Puskesmas berfungsi
melaksanakan UKP, dibantu jejaring dokter di setiap desa (yang dikontrak oleh
Pemda dan mendapat pembayaran dari pasiennya masing-masing). Di Kota
Bontang (observasi tahun 2008), Wali Kota mengontrak sejumlah dokter keluarga
untuk melaksanakan UKP dan dibayar secara kapitasi oleh Pemda. Sementara,
Puskesmas hanya melaksanakan UKM, termasuk melakukan “bedah rumah” bagi
penduduk kurang mampu. Berbagai inisiatif reformasi tersebut perlu dikaji untuk
memperoleh lesson learned bagi kebijakan pengembangan Puskesmas di masa
yang akan datang.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan


dan upaya kesehatan masyarakat yang jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya tersebut terbagi menjadi
dua yaitu Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.Upaya
Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang dilaksanakan berdasarkan masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat, antara lain :

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Serta upaya penunjang seperti Upaya Laboratorium dan Upaya Pencatatan
Pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti,Novi,dkk.2017.Analisis Implementasi Program Pelayanan Kesehatan


PeduliRemaja.(PKPR).file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/10544-
25992-1-PB.pdf.Di Akses tanggal 12 Agustus 2020 pukul 13.00 WIB

Ali,Pungkas,Dkk.2017.Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar Di


Puskesmas.Direktorat Kesehatan Dan Gizi Masyarakat Kedeputian
Pembangunan Manusia, Masyarakat Dan Kebudayaan Kementerian
Ppn/Bappenas.Jakarta

Anung.2017.Pendekatan Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2018.Direktur


Jenderal Kesehatan Masyarakat.Bekasi

Fayren,wulan.2018.Analisis Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja Di


Puskesmas Sonder Kabupaten
Minahasa.file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/22099-45072-1-SM.pdf.
Di akses tanggal 11 Agustus 2020 pukul 15.00 WIB

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR


128/MENKES/SK/II/2004 TENTANG KEBIJAKAN DASAR PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT.

Kemenkes RI (2012). Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Kholifah, Siti Nur Dan Wahyu Widagdo. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan Keluarga Dan Komunitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Kusuma,Riastuti.2014.Analisis Penetapan Prioritas Program Upaya


Kesehatan Dasar(Puskesmas) Pada Tingkat Pemerintah Daerah(Studi
Eksploratif Di Kota Bogor Tahun 2013).https://idl-bnc-
idrc.dspacedirect.org/bitstream/handle/10625/54088/IDL-54088.pdf. Di akses
tanggal 12 agustus 2020 pukul 15.00 WIB
Nyoman,Ni.2013.Remaja Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Di Tingkat Puskesmas.File:///C:/Users/User/Appdata/Local/Temp/2832-
6213-1-Pb.Pdf.Di Akses 12 Agustus 2020 Pukul 16.00 Wib

Syahrir,Dkk.2013.Proses Perencanaan Program Upaya Kesehatan Wajib(Basic


Six) Pada Puskesmas Di Kabupaten Keerompropinsi
Papua.http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/a02f29502d4b8f5a7e10f44c6e9e01
27.pdf. Di akses tanggal 11 Agustus 2020 pukul 15.45 WIB

Anda mungkin juga menyukai