Oleh:
Kelompok 3
STRATIFIKASI PUSKESMAS
LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNITAS III
disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas III dengan
Dosen Pengampu: Ns Kushariyadi, M.Kep
Oleh:
Jamilatul Komari
Indah Dwi Haryati
Fikri Nur L. Q.
Larasmiati Rasman
Karina Diana Safitri
Indra Kurniawan
Anis Fitri Nurul A.
Yulia Martha F.
Popi Dyah P. K.
Windi Noviani
Insiyah Noryza Ayu S .
Rizky Bella M.
Siti Aisyah Dwi Asri
Janna Nima I.
Ratih Dwi A.
Tri Buana Ratna S.
Talitha Zhafirah
Bagus Arditya Husadha
NIM 132210101004
NIM 132210101005
NIM 132210101011
NIM 132210101018
NIM 132210101019
NIM 132210101021
NIM 132210101023
NIM 132210101029
NIM 132210101035
NIM 132210101036
NIM 132210101037
NIM 132210101043
NIM 132210101050
NIM 132210101051
NIM 132210101052
NIM 132210101053
NIM 132210101055
NIM 132210101060
2016
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat
mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat.
Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan
aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang
bermutu
dan
mudah
didapatkan
setiap
saat.
Salah
satu
adalah
Suatu
unit
namun
tidak
mencakup
aspek
pembiayaan.
Oleh
karena
itu
Puskesmas
dituntut
untuk
kesehatan
dan
pencegahan
penyakit
tanpa
mengabaikan
dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembang.
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib
ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib yaitu:
1) upaya promosi kesehatan
2) upaya kesehatan lingkungan
3) upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4) upaya perbaikan gizi masyarakat
5) upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
6) upaya pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembang
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu
1) upaya kesehatan sekolah
2) upaya kesehatran oleh raga
3) upaya perawatan kesehatan masyarakat
dari
konkes/BPKM/BPP.
Upaya
kesehatan
pengembangan
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.
Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua. Pertama,
sumber data primer yakni yang berasal dari SIMPUS dan berbagai sumber
data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun.
Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan
triwulanan.
2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun
berikutnya.
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian
atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundangan-undangan serta kewajiban yang berlaku.
Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
1. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan
langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan
kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan
mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada
pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana,
standar, peraturan perundangan-undangan maupun berbagai kewajiban yang
berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta
perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan.
puskesmas
yang
lama
diwajibkan
membuat
laporan
A. Mini Lokakarya
Lokakarya Mini Puskesmas adalah upaya untuk menggalang kerjasama tim
untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas,
sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan
kegiatannya. Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok
yaitu :
1. Lintas Program
Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan perencanaan dan
memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru.
Pertemuan bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.
2) Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
3) Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk dapat melaksanakan
kegiatan sesuai dengan perencanaan (RPK).
4) Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun,
memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam
bentuk rencana kerja yang baru.
2. Lintas Sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektorsektor yang bersangkutan dalam pelaksananan pembangunan kesehatan.
Pertemuan dilaksanakan untuk :
Mini
Bulanan
yang
Pertama
merupakan
Lokakarya
terlaksananya
rencana
kegiatan
Puskesmas
(RPK).
kepada
seluruh
petugas
Puskesmas,
dengan
mempertimbangkan
dengan
mempergunakan PWS
2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan
kepatuhan terhadap standar pelayanan
3) Merumuskan alternatif pemecahan masalah
3. Keluaran
1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2) Rencana kerja bulan yang baru
3) Lokakarya Mini Tribulan.
Pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan Lokakarya mini
yang diselenggarakan setiap tribulan disebut dengan Lokakarya Mini
Tribulanan.
1. Tujuan
2) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam rangka
mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral dan tersusunnya
rencana kerja tribulan berikutnya.
3) Tujuan Khusus
a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan
hambatan yang dihadapi.
b. Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral yang baru
untuk tribulan yang akan datang.
Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap yaitu :
1. Lokakarya Mini Tribulan yang Pertama
3. Keluaran
a) Rencana kerja tribulan yang baru
b) Kesepakatan bersama
Penyelenggaran Lokakarya Tribulanan Lintas Sektoral meliputi :
1. Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi:
a. Pendekatan kepada Camat
b. Memimpin lokakarya dengan menjelaskan acaranya.
c. Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan
pembinaan.
2. Mempersiapkan tempat penyelenggaraan lokakarya.
Puskesmas melaksanakan :
a. Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh sektor, antara lain dalam bentuk PWS.
b. Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor.
c. Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat
yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan
sektor kesehatan.
d. Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokakarya.
e. Pembuatan surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani camat.
Lokakarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh Camat, adapun
peserta Lokakarya Mini Tribulanan adalah sebagai berikut:
a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. Tim Penggerak PKK Kecamatan.
c. Puskesmas di wilayah Kecamatan.
d. Staf Kecamatan, antara lain: Sekcam, Unit lain yang terkait
e. Lintas sektor di kecamatan, antara lain : Pertanian, Agama,
Pendidikan, BKKBN, Sosial
f. Lembaga/orgaisasi kemasyarakatan, antara lain : TP PKK Kecamatan,
BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan (apabila sudah terbentuk)
Lokakarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada
bulan
pertama
tahun
anggaran
berjalan.
Sedangkan
untuk
selanjutnya
dan
Pengendalian,
serta
Pengawasan
dan
Pertanggung
Desa
2 kali
1 kali
Penilaian
Kinerja
Pelayanan
(%)
50%
Desa
1 kali
50%
Desa
1 kali
50%
Kader
6 kali
3 kali
50%
Ibu Hamil
5 kali
5 kali
100%
Guru
PAUD
5 kali
5 kali
100%
No
Program
Jenis Kegiatan
Kesehatan
Ibu a
dan Anak (KIA)
b
Pelatihan
kader
Pelatihan
Kelas
Ibu
Hamil
Pelatihan
Deteksi Dini
Tumbuh
Satuan
Target
Sasaran
(T)
Pencapaia
n
(H)
Cakupan
Sub
Variab
Variabel
el (V)
(SV)
Program KB
(Keluarga
Berencana)
b
c
4
Upaya
peningkatan
kebersihan
lingkungan
Kembang
(DDTK) bagi
guru PAUD
Penjaringan
anak sekolah
dan
Bulan
Imunisasi
Anak
Sekolah
(BIAS).
Rujukan
Jaminan
Persalinan
(JAMPERSAL)
Kontrasepsi
mantap
(Kontap)
IUD atau
implant
Suntik
Kerja sama
bergotong
royong
membersihk
an
Sekolah
2 kali
2 kali
100%
Ibu Hamil
2 kali
2 kali
100%
Keluarga
6 kali
4 kali
66,7%
Ibu
6 kali
4 kali
66,7%
Keluarga
6 kali
6 kali
100%
Masyarak
at
12 kali
12 kali
100%
lingkungan
5
Upaya
peningkatan gizi
masyarakat
Penimbanga
n bayi balita
Bayi dan
Balita
12 kali
12 kali
100%
Deteksi dini
tumbuh
kembang
Penyuluhan
gizi
Anak
12 kali
12 kali
100 %
Anak
3 kali
2 kali
66,7%
Pertemuan
sosialisasi
dan
pengendalia
n ISPA
Pertemuan
sosialisasi
dan
pengendalia
n
penyakit
menular
Masyarak
at
3 kali
3 kali
100%
Masyarak
at
3 kali
3 kali
100%
Manajemen
hipertensi
Masyarak
at
3 kali
3 kali
100%
Manajemen
DBD
Masyarak
at
3 kali
3 kali
100%
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Menular
(P2M)
Pengobatan/Pera
watan Kesehatan
Masyarakat
BAB 4. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil stratifikasi Puskesmas Adem Ayem di
atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan keberhasilan
upaya kesehatan wajib puskesmas Adem Ayem sudah hamper
mencapai 100% meskipun ada beberapa upaya kesehatan wajib
yang masih belum mencapai 100% ketercapaian. Berikut uraian
hasil stratifikasi puskesmas Adem Ayem.
1 Untuk upaya promosi kesehatan masih mencapai setengah
dari target capaian. Hal ini juga berdampak pada penilaian
kinerja pelayanan yang hanya mencapai 50 %. Dengan
demikian untuk upaya promosi kesehatan puskesmas
Adem Ayem belum memenuhi capaian target dan masih
perlu peningkatan layanan terutama pada pelaksanaan
pertemuan evaluasi desa sehat dan pendataan PHBS di
luar desa sehat yang belum terlaksana sama sekali.
2 Untuk kesehatan Ibu dan Anak dari 5 jenis kegiatan hanya
1 jenis kegiatan yakni pelatihan kader hanya mencapai
target 50 % sedangkan 4 jenis kegiatan yang lainnya
mencapai 100 %.
3 Capaian Program KB juga tidak mencapai target 100%
untuk penggunaan kontrasepsi mantap (kontap) dan IUD
atau implant. Kedaunya hanya mecapai 66,7 % sedangakn
untuk penggunaan suntik KB tercapai 100%. Hal ini
menandakan bahwa target sasaran lebih memilih untuk
penggunaan suntikan KB daripada 2 jenis program KB yang
lainnya.
4 Upaya peningkatan kebersihan lingkungan dengan
kegiatan gotong royong membersikan lingkungan tercapai
100% keberhasilan. ini menandakan bahwa masyarakat
koopertatif dalam peningkatan kebersihan lingkungan
sekitar.
5 Upaya peningkatan gizi masyarakat dari ketiga jenis
kegiatan hanya dua jenis kegiatan yang mecapai 100%
keberhasilan yakni jenis kegiatan penimbagnan bayi balita
dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Sedangkan
penyuluhan gizi kepada anak sebagai target sasaran masih
mencapi 66,7 % keberhasilan. Hal ini perlu ditindaklanjuti
dikarenakan penyuluhan tentang gizi anak sangat penting
untuk diketahui masyarakat sehingga dapat meningkatkan
gizi masyarakat.
6 Untuk upaya pemberantasan penyakit menular (P2M)
dengan jenis kegiatan pertemuan sosialisasi dan
pengendalian ISPA dan pertemuan sosialisasi dan
pengendalian
penyakit
menular
tercapai
100%
keberhasilan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat
di sekitar puskesmas Adem ayem kooperatif dan sadar
dalam upaya pemberantasan penyakit menular.
7 Untuk pengobatan/perawatan keseahtan masyarakat
dengan jenis kegiatan manajemen hipertensi dan
manajemen DBD tercapai 100% keberhasilan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kinerja pelayanan dalam pengendalian
penyakit khususnya hipertensi dan DBD di sekitar
puskesmas Adem Ayem sangat baik dan manajemen
layananan dinilai sangat memuaskan
BAB. 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Puskesmas
adalah
Organisasi
fungsional
yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Stratifikasi puskesmas adalah
upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas,
dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam
rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah.
Kegiatan Stratifikasi meliputi kegiatan mengumpulkan data,
analisis hasil data dan rencana pemecahan masalah yang
dilakukan dari tingkat kecamatan sampai pusat.
Keberadaan puskesmas di Indonesia saat ini sudah cukup
banyak. Kebanyakan puskesmas ingin memberikan pelayanan
yang memuaskan dan mewujudkan masyarakat yang sehat dan
mandiri agar sesuai dengan tujuan pembangunan kes nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi
tingginya.
Tujuan
tersebut
dapat
diwujudkan
dengan
menjalankan program-program puskesmas dengan baik. Untuk
itulah pemerintah mengadakan stratifikasi puskesmas untuk
mengetahui perkembangan atau kemajuan dari setiap
puskesmas. Stratifikasi puskesmas adalah upaya untuk
melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dalam rangka
perkembangan fungsi puskesmas sehingga pembinaan dalam
rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanankan lebih terarah. Hal
ini diharapkan dapat menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung
jawab dan kreatifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan
falsafah mawas diri.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya suatu stratifikasi pukesmas ini dapat
meningkatkan fungsi pelayanan pukesmas yaitu sebagai suatu
tempat pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diharapkan
juga adanya suatu kerjasama antara pukesmas dalam
menangani suatu masalah kesehatan, serta diharapkan
pukesmas mampu dalam melsanakan pembinaan akan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.
Program
Pokok
Puskesmas.
[Serial
Online]
http://www.scribd.com/doc/53234515/18-program-pokok-puskesmas
[diakses pada tanggal 20 Maret 2015].
Anonim. Tanpa Tahun. Bab II Kajian Pustaka. [serial online]
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CC8QFjA
C&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F9297%2F3%2FBAB
%25202%2520%252010604227284.pdf&ei=Lef1UuWFKse3rgeIqIFI&usg=AFQjCNFb
-THSSbDHH2UTIXGvSdMwaEYNbw&bvm=bv.60983673,d.bmk
diakses pada tanggal 20 maret 2015 pada pukul 19.00 WIB
Efendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC
Munif. 2012. Proses Perencanaan Tingkat Puskesmas di Lingkungan Dinas
Kesehatan.
[Serial
Online]
http://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/01/18/prosesperencanaan-tingkat-puskesmas-di-lingkungan-dinas-kesehatan/ [diakses
pada tanggal 20 Maret 2015].
Trihono, Arrimes. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Depkes
RI.
2004.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.