Anda di halaman 1dari 28

STRATIFIKASI PUSKESMAS

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNITAS III

Oleh:
Kelompok 3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

STRATIFIKASI PUSKESMAS
LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNITAS III
disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas III dengan
Dosen Pengampu: Ns Kushariyadi, M.Kep

Oleh:
Jamilatul Komari
Indah Dwi Haryati
Fikri Nur L. Q.
Larasmiati Rasman
Karina Diana Safitri
Indra Kurniawan
Anis Fitri Nurul A.
Yulia Martha F.
Popi Dyah P. K.
Windi Noviani
Insiyah Noryza Ayu S .
Rizky Bella M.
Siti Aisyah Dwi Asri
Janna Nima I.
Ratih Dwi A.
Tri Buana Ratna S.
Talitha Zhafirah
Bagus Arditya Husadha

NIM 132210101004
NIM 132210101005
NIM 132210101011
NIM 132210101018
NIM 132210101019
NIM 132210101021
NIM 132210101023
NIM 132210101029
NIM 132210101035
NIM 132210101036
NIM 132210101037
NIM 132210101043
NIM 132210101050
NIM 132210101051
NIM 132210101052
NIM 132210101053
NIM 132210101055
NIM 132210101060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

2016
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat
mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat.
Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan
aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang
bermutu

dan

mudah

didapatkan

setiap

saat.

Salah

satu

wujud nyata penyediaan layanan publik dibidang kesehatan


adalah

adanya Puskesmas. Puskesmas

adalah

Suatu

unit

organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan


yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang
telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan
pelayanan

namun

tidak

mencakup

aspek

pembiayaan.

Stratifikasi adalah pelapisan atau penjenjangan.


Kualitas suatu pelayanan kesehatan dapat dilihat melalui
stratifikasi yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan baik di
tingkat Dati II, Dati I dan tingkat Pusat. Hal ini penting dilakukan
untuk mengevaluasi dan menilai kegiatan yang telah dilakukan
puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebagai
salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.

Oleh

karena

itu

Puskesmas

dituntut

untuk

memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

pasiennya sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat


menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengethaui definisi tentang stratifikasi pukesmas
1.2.2 Mengetahui fungsi utama pukesmas
1.2.3 Mengetahui program pokok pukesmas
BAB. 2 RUANG LINGKUP STRATIFIKASI PUSKESMAS

2.1 Kegiatan Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan
Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggitingginya (Depkes RI, 2004).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas bertujuan
untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas
yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti
puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan.
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan

kesehatan

dan

pencegahan

penyakit

tanpa

mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Upaya kesehatan tersebut

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembang.
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib
ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib yaitu:
1) upaya promosi kesehatan
2) upaya kesehatan lingkungan
3) upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4) upaya perbaikan gizi masyarakat
5) upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
6) upaya pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembang
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu
1) upaya kesehatan sekolah
2) upaya kesehatran oleh raga
3) upaya perawatan kesehatan masyarakat

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

4) upaya kesehatan kerja


5) upaya kesehatan gigi dan mulut
6) upaya kesehatan jiwa
7) upaya kesehatan mata
8) upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan tradisional.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangn ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan
masukan

dari

konkes/BPKM/BPP.

Upaya

kesehatan

pengembangan

dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara


optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah
tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu
upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota

2.2 Mutu Pelayanan Puskesmas


Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta

memulihkankesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat


(Azwar, 1995). Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, sama halnya dengan
kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula
mutu pelayanan kesehatan. Serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Agar masyarakat menghargai pelayanan puskesmas, maka puskesmas perlu


memelihara citra yang baik sebagai berikut :
1. Kebersihan gedung serta jamban puskesmas
2. Senyum dan sikap ramah dari setiap petugas puskesmas
3. Pemberian pelayanan dengan mutu yang sebaik-baiknya
4. Kerjasama yang baik dengan pamong setempat dan petugas sektor lain
5. Selalu menepati janji pelayanan yang telah disepakati bersama (Sari, 2004)
Indikator keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu:
1. Input (masukan)
Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang
dipersiapkan dalam organisasi dari manajemen termasuk komitmen, dan
stakeholder, prosedur, kebijakan, sarana dan prasarana fasilitas dimana
pelayanan diberikan. Input terdiri atas 3 macam, yaitu sumber, prosedur, dan
kemampuan.
2. Proses (process)
Langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses atau fungsi manajemen umumnya merupakan tanggung jawab
pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana
pelayanan kesehatan akan dilakukan.
3. Keluaran (Output)
Hasil dari suatu pekerjaan manajemen, dimana untuk manajemen kesehatan,
output dikenal dengan pelayanan kesehatan (health services), yang menjadi
hasil atau output merupakan hasil pelaksanaan kegiatan yang dicapai dalam
jangka pendek. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
4. Dampak (Impact)
Akibat yang ditimbulkan oleh output, dimana dalam manajemen kesehatan
dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan


tuntutan (demands) perseorangan/ masyarakat dapat dipenuhi.Kebutuhan
Kesehatan (health needs) memiliki sifat obyektif, karena itu pemenuhanya
bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah
kesehatan di masyarakat. Tuntutan Kesehatan (health demands) pada
dasarnya bersifat subyektif

karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif.

Tuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh latar belakang individu


(pendidikan, ekonomi, budaya, dan lain-lain).

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bemutu, perlu


diupayakan penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi dengan sebaikbaiknya. Penerapannya bukan saja yang dapat memuaskan para pelaksana
pelayanan, tetapi yang terpenting adalah yang memuaskan pasien (Nurmawati,
2010). Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali
mutu. Prinsip program kendali mutu adalah kepatuhan terhadap berbagai standar
dan pedoman pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan pemakai jasa
pelayanan.

2.3 Manajemen Puskesmas


Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan
yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan
efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI,
2006). Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
1. Perencanaan Puskesmas

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak


awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan. Pada
dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu :
1) identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta
fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan,
2) identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, dan
3) menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah
sebagai berikut:
1) Mengajukan usulan kegiatan
Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan
kegiatan tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan
pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan
harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana, dan
operasional puskesmas beserta pembiayaannya.
2) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk
matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah
(mapping).
3) Menyusun usulan kegiatan
Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan
kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik
nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian
data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Usulan ini disusun dalam
bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan,

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan


kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.

Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun


yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia
selanjutnya puskesmas membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses
perencanaan dapat menggunakan instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan
instrument lainnya.
1. Penggerakkan Pelaksanaan
Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran
lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan
pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas yang
terdiri dari :
a. Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan
kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan
melibatkan lintas program intern puskesmas.
b. Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan
dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral,
Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain
puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.
2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapain kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan
dari hasil telaahan bulanan dan triwulanan.
3. Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi.

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.
Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua. Pertama,
sumber data primer yakni yang berasal dari SIMPUS dan berbagai sumber
data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun.
Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan
triwulanan.
2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun
berikutnya.
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian
atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundangan-undangan serta kewajiban yang berlaku.
Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
1. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan
langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan
kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan
mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada
pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana,
standar, peraturan perundangan-undangan maupun berbagai kewajiban yang
berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta
perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan.

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan
Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian kepala puskesmas, maka
kepala

puskesmas

yang

lama

diwajibkan

membuat

laporan

pertanggungjawaban masa jabatannya.

A. Mini Lokakarya
Lokakarya Mini Puskesmas adalah upaya untuk menggalang kerjasama tim
untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas,
sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan
kegiatannya. Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok
yaitu :
1. Lintas Program
Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan perencanaan dan
memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru.
Pertemuan bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.
2) Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
3) Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk dapat melaksanakan
kegiatan sesuai dengan perencanaan (RPK).
4) Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun,
memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam
bentuk rencana kerja yang baru.
2. Lintas Sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektorsektor yang bersangkutan dalam pelaksananan pembangunan kesehatan.
Pertemuan dilaksanakan untuk :

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina


dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Mengkaji hasil kegiatan kerja sama, memecahkan masalah yang terjadi


serta menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja sama.

Tindak lanjut dari perencanaan adalah mengadakan pengorganisasian intern


Puskesmas dan pemantauan melalui Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.
1. Tujuan
1) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya bulanan intern Puskesmas dalam rangka
pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas dengan cara membandingkan
rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan
membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya
serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
2) Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu.
b. Disampaikannya hasil rapat dari Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
berbagai kebijakan serta program.
c. Diketahuinya hambatan/ masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan
lalu.
d. Dirumuskannya cara pemecahan masalah.
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru.
2. Tahapan Kegiatan
Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap
yaitu :
1) Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama
Lokakarya

Mini

Bulanan

yang

Pertama

merupakan

Lokakarya

penggalangan Tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk


dapat

terlaksananya

rencana

kegiatan

Puskesmas

(RPK).

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawab dan


pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh
program kerja dan wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

kepada

seluruh

petugas

Puskesmas,

dengan

mempertimbangkan

kemampuan yang dimilikinya.


Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama adalah sebagai
berikut:
1. Masukan
1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran,
tanggungjawab staf dan kewenangan Puskesmas.
2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru berkaitan
dengan Puskesmas.
3) Informasi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan (Plan Of
Action = POA) Puskesmas.
2. Proses
1

Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan/


daerah binaan.

Analisis beban kerja tiap petugas.

Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab daerah


binaan.

Penyusunan rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas


tahunan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas
(RPK).
3. Keluaran
1

Rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas tahunan.

Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan


POA.

Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.

2) Lokakarya Mini Bulanan Rutin


Lokakarya Bulanan Puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut
dari Lokakarya Mini Bulanan yang pertama. Lokakarya Bulanan Rutin
ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA Puskesmas, yang
dilakukan setiap bulan secara teratur. Penanggungjawab penyelenggaraan

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Lokakarya Mini Bulanan adalah Kepala Puskesmas, yang dalam


pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan mengadakan rapat kerja
seperti biasanya. Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas
adalah sebagai berikut:
1. Masukan
1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu
2) Informasi tentang hasil rapat di Kabupaten/Kota
3) Informasi tentang hasil rapat di Kecamatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
2. Proses
1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain

dengan

mempergunakan PWS
2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan
kepatuhan terhadap standar pelayanan
3) Merumuskan alternatif pemecahan masalah
3. Keluaran
1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2) Rencana kerja bulan yang baru
3) Lokakarya Mini Tribulan.
Pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan Lokakarya mini
yang diselenggarakan setiap tribulan disebut dengan Lokakarya Mini
Tribulanan.
1. Tujuan
2) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam rangka
mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral dan tersusunnya
rencana kerja tribulan berikutnya.
3) Tujuan Khusus
a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan
hambatan yang dihadapi.
b. Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral yang baru
untuk tribulan yang akan datang.
Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap yaitu :
1. Lokakarya Mini Tribulan yang Pertama

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

Lokakrya Mini Tribulan yang Pertama merupakan Lokakarya penggalangan


Tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian. Pengorganisasian
dilaksanakan untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang
terkait dengan kesehatan.
Pelaksanaan lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut :
1) Masukan
a) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok
b) Informasi tentang program lintas sektor
c) Informasi tentang program kesehatan
d) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
2) Proses
a) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
b) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
c) Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor
3) Keluaran
a) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program
kesehatan.
b) Rencana kegiatan masing-masing sektor
2. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas maka lokakarya tribulanan lintas
sektoral merupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan kerjasama
Lintas Sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan
secara tetap. Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu
sektor terkait di kecamatan. Lokakarya tribulanan lintas sektoral dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Masukan
a) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan
sektor terkait
b) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam
pelaksanaan program kesehatan
c) Pemberian informasi baru
2. Proses
a) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan
b) Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor
c) Merumuskan cara penyelesaian masalah
d) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan
baru

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

3. Keluaran
a) Rencana kerja tribulan yang baru
b) Kesepakatan bersama
Penyelenggaran Lokakarya Tribulanan Lintas Sektoral meliputi :
1. Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi:
a. Pendekatan kepada Camat
b. Memimpin lokakarya dengan menjelaskan acaranya.
c. Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan
pembinaan.
2. Mempersiapkan tempat penyelenggaraan lokakarya.
Puskesmas melaksanakan :
a. Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh sektor, antara lain dalam bentuk PWS.
b. Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor.
c. Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat
yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan
sektor kesehatan.
d. Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokakarya.
e. Pembuatan surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani camat.
Lokakarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh Camat, adapun
peserta Lokakarya Mini Tribulanan adalah sebagai berikut:
a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. Tim Penggerak PKK Kecamatan.
c. Puskesmas di wilayah Kecamatan.
d. Staf Kecamatan, antara lain: Sekcam, Unit lain yang terkait
e. Lintas sektor di kecamatan, antara lain : Pertanian, Agama,
Pendidikan, BKKBN, Sosial
f. Lembaga/orgaisasi kemasyarakatan, antara lain : TP PKK Kecamatan,
BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan (apabila sudah terbentuk)
Lokakarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada
bulan

pertama

tahun

anggaran

berjalan.

Sedangkan

untuk

selanjutnya

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016


Universitas Jember

dilaksanakan setiap tribulan. Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan


lintas sektor adalah di Kecamatan atau tempat lain yang dianggap sesuai.
Manajemen puskesmas: perencanaan, mini lokakarya, penilaian kinerja,
manajemen alat, obat, dan keuangan.
Fungsi manajemen puskesmas menurut Trihono (2005) yaitu Perencanaan,
Pelaksanaan

dan

Pengendalian,

serta

Pengawasan

dan

Pertanggung

jawaban.Untuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah


manajemen alat dan obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi
barang di ruangan belum ada, updating barang masih kurang. Kemampuan
manajemen alat dari petugas kesehatan dapat ditingkatkan melalui:
1. Pelatihan
2. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang
3. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang.
Kemampuan manajemen fasilitas, pemeliharaan, dan perbaikan peralatan dan
logistik perbekalan puskesmas (Machmud, 2008), dapat ditingkatkan melalui:
1. Peningkatan kompetisi petugas kesehatan dalam penggunaan peralatan
melalui program pelatihan spesifik dan penyusunan prosedur penggunaan,
prosedur kalibrasi, dan prosedur pemeliharaan peralatan.
2. Pelembagaan kegiatan, pemeliharaan, pencegahan (preventive maintenance)
dalam pemeliharaan peralatan.
3. Upaya menyediakan petugas pemeliharaan pada puskesmas.
4. Upaya menyediakan petugas pemeliharaan anggaran untuk pemeliharaan
puskesmas.
5. Perbaikan dan penyederhanaan ketentuan cara pembelian peralatan.
Kemampuan manajemen keuangan dan pengendalian anggaran dari petugas
kesehatan (Trihono,2005), dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan Learning by
doing tepat guna dana setelah desentralisasi kewenangan keuangan.

BAB 3. HASIL STRATIFIKASI PUSKESMAS ADEM AYEM

1 Promosi Kesehatan a Pemantauan


dan
Pembinaan
Desa
Sehat
(PPDS)
b Pertemuan
evaluasi desa
sehat
c Pendataan
PHBS di luar
desa sehat

Desa

2 kali

1 kali

Penilaian
Kinerja
Pelayanan
(%)
50%

Desa

1 kali

50%

Desa

1 kali

50%

Kader

6 kali

3 kali

50%

Ibu Hamil

5 kali

5 kali

100%

Guru
PAUD

5 kali

5 kali

100%

No

Program

Jenis Kegiatan

Kesehatan
Ibu a
dan Anak (KIA)
b

Pelatihan
kader
Pelatihan
Kelas
Ibu
Hamil
Pelatihan
Deteksi Dini
Tumbuh

Satuan

Target
Sasaran
(T)

Pencapaia
n
(H)

Cakupan
Sub
Variab
Variabel
el (V)
(SV)

Program KB
(Keluarga
Berencana)

b
c
4

Upaya
peningkatan
kebersihan
lingkungan

Kembang
(DDTK) bagi
guru PAUD
Penjaringan
anak sekolah
dan
Bulan
Imunisasi
Anak
Sekolah
(BIAS).
Rujukan
Jaminan
Persalinan
(JAMPERSAL)
Kontrasepsi
mantap
(Kontap)
IUD atau
implant
Suntik
Kerja sama
bergotong
royong
membersihk
an

Sekolah

2 kali

2 kali

100%

Ibu Hamil

2 kali

2 kali

100%

Keluarga

6 kali

4 kali

66,7%

Ibu

6 kali

4 kali

66,7%

Keluarga

6 kali

6 kali

100%

Masyarak
at

12 kali

12 kali

100%

lingkungan
5

Upaya
peningkatan gizi
masyarakat

Penimbanga
n bayi balita

Bayi dan
Balita

12 kali

12 kali

100%

Deteksi dini
tumbuh
kembang
Penyuluhan
gizi

Anak

12 kali

12 kali

100 %

Anak

3 kali

2 kali

66,7%

Pertemuan
sosialisasi
dan
pengendalia
n ISPA
Pertemuan
sosialisasi
dan
pengendalia
n
penyakit
menular

Masyarak
at

3 kali

3 kali

100%

Masyarak
at

3 kali

3 kali

100%

Manajemen
hipertensi

Masyarak
at

3 kali

3 kali

100%

Manajemen
DBD

Masyarak
at

3 kali

3 kali

100%

Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Menular
(P2M)

Pengobatan/Pera
watan Kesehatan
Masyarakat

Tabel 3.1. Hasil Startifikasi Puskesmas

BAB 4. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil stratifikasi Puskesmas Adem Ayem di
atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan keberhasilan
upaya kesehatan wajib puskesmas Adem Ayem sudah hamper
mencapai 100% meskipun ada beberapa upaya kesehatan wajib
yang masih belum mencapai 100% ketercapaian. Berikut uraian
hasil stratifikasi puskesmas Adem Ayem.
1 Untuk upaya promosi kesehatan masih mencapai setengah
dari target capaian. Hal ini juga berdampak pada penilaian
kinerja pelayanan yang hanya mencapai 50 %. Dengan
demikian untuk upaya promosi kesehatan puskesmas
Adem Ayem belum memenuhi capaian target dan masih
perlu peningkatan layanan terutama pada pelaksanaan
pertemuan evaluasi desa sehat dan pendataan PHBS di
luar desa sehat yang belum terlaksana sama sekali.
2 Untuk kesehatan Ibu dan Anak dari 5 jenis kegiatan hanya
1 jenis kegiatan yakni pelatihan kader hanya mencapai
target 50 % sedangkan 4 jenis kegiatan yang lainnya
mencapai 100 %.
3 Capaian Program KB juga tidak mencapai target 100%
untuk penggunaan kontrasepsi mantap (kontap) dan IUD
atau implant. Kedaunya hanya mecapai 66,7 % sedangakn
untuk penggunaan suntik KB tercapai 100%. Hal ini
menandakan bahwa target sasaran lebih memilih untuk
penggunaan suntikan KB daripada 2 jenis program KB yang
lainnya.
4 Upaya peningkatan kebersihan lingkungan dengan
kegiatan gotong royong membersikan lingkungan tercapai
100% keberhasilan. ini menandakan bahwa masyarakat
koopertatif dalam peningkatan kebersihan lingkungan
sekitar.
5 Upaya peningkatan gizi masyarakat dari ketiga jenis
kegiatan hanya dua jenis kegiatan yang mecapai 100%
keberhasilan yakni jenis kegiatan penimbagnan bayi balita
dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Sedangkan
penyuluhan gizi kepada anak sebagai target sasaran masih
mencapi 66,7 % keberhasilan. Hal ini perlu ditindaklanjuti
dikarenakan penyuluhan tentang gizi anak sangat penting
untuk diketahui masyarakat sehingga dapat meningkatkan
gizi masyarakat.
6 Untuk upaya pemberantasan penyakit menular (P2M)
dengan jenis kegiatan pertemuan sosialisasi dan
pengendalian ISPA dan pertemuan sosialisasi dan

pengendalian
penyakit
menular
tercapai
100%
keberhasilan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat
di sekitar puskesmas Adem ayem kooperatif dan sadar
dalam upaya pemberantasan penyakit menular.
7 Untuk pengobatan/perawatan keseahtan masyarakat
dengan jenis kegiatan manajemen hipertensi dan
manajemen DBD tercapai 100% keberhasilan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kinerja pelayanan dalam pengendalian
penyakit khususnya hipertensi dan DBD di sekitar
puskesmas Adem Ayem sangat baik dan manajemen
layananan dinilai sangat memuaskan

BAB. 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Puskesmas
adalah
Organisasi
fungsional
yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Stratifikasi puskesmas adalah
upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas,
dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam
rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah.
Kegiatan Stratifikasi meliputi kegiatan mengumpulkan data,
analisis hasil data dan rencana pemecahan masalah yang
dilakukan dari tingkat kecamatan sampai pusat.
Keberadaan puskesmas di Indonesia saat ini sudah cukup
banyak. Kebanyakan puskesmas ingin memberikan pelayanan
yang memuaskan dan mewujudkan masyarakat yang sehat dan
mandiri agar sesuai dengan tujuan pembangunan kes nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi
tingginya.
Tujuan
tersebut
dapat
diwujudkan
dengan
menjalankan program-program puskesmas dengan baik. Untuk
itulah pemerintah mengadakan stratifikasi puskesmas untuk
mengetahui perkembangan atau kemajuan dari setiap
puskesmas. Stratifikasi puskesmas adalah upaya untuk
melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dalam rangka
perkembangan fungsi puskesmas sehingga pembinaan dalam
rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanankan lebih terarah. Hal
ini diharapkan dapat menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung
jawab dan kreatifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan
falsafah mawas diri.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya suatu stratifikasi pukesmas ini dapat
meningkatkan fungsi pelayanan pukesmas yaitu sebagai suatu
tempat pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diharapkan
juga adanya suatu kerjasama antara pukesmas dalam
menangani suatu masalah kesehatan, serta diharapkan
pukesmas mampu dalam melsanakan pembinaan akan

pentingnya perannya serta masyarakat juga mampu dalam


meningkatkan derajat kesehatannnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2012.
Program
Pokok
Puskesmas.
[Serial
Online]
http://www.scribd.com/doc/53234515/18-program-pokok-puskesmas
[diakses pada tanggal 20 Maret 2015].
Anonim. Tanpa Tahun. Bab II Kajian Pustaka. [serial online]
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CC8QFjA
C&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F9297%2F3%2FBAB
%25202%2520%252010604227284.pdf&ei=Lef1UuWFKse3rgeIqIFI&usg=AFQjCNFb
-THSSbDHH2UTIXGvSdMwaEYNbw&bvm=bv.60983673,d.bmk
diakses pada tanggal 20 maret 2015 pada pukul 19.00 WIB
Efendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC
Munif. 2012. Proses Perencanaan Tingkat Puskesmas di Lingkungan Dinas
Kesehatan.
[Serial
Online]
http://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/01/18/prosesperencanaan-tingkat-puskesmas-di-lingkungan-dinas-kesehatan/ [diakses
pada tanggal 20 Maret 2015].
Trihono, Arrimes. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Depkes
RI.
2004.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai