Oleh:
183110260
3.C
DOSEN PEMBIMBING:
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui demam
berdarah secara teoritis dan bagaimana asuhan keperawatan yang akan diberikan
kepada pasien sesuai dengan kebutuhannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien
dengan kasus DBD
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian pada pasien dengan
penyakit DBD
b. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan yang
muncul pada pasien dengan penyakit DBD
c. Mahasiswa mampu menjelaskan intervensi yang direncanakan
pada pasien dengan penyakit DBD
d. Mahasiswa mampu menjelaskan implementasi yang telah
dilaksanakan pada pasien dengan penyakit DBD
e. Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi yang dinilai pada
pasien dengan penyakit DBD
f. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada pasien
dengan penyakit DBD
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat
timbul akibat infeksi sekunder oleh virus dengue.DBD masih menjadi masalah
kesehatan yang belum dapat ditanggulangi penyebarannya, terutama di daerah
tropis dan subtropis.Penyakit ini ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes
aegypti (A.aegypti) yang sering pada musim penghujan.DBD merupakan penyakit
demam akut yang disebabkan oleh virus RNA dengan 4 (empat) serotipe virus,
yakni virus dengue-1 (DEN-1), virus dengue-2 (DEN-2), virus dengue-3 (DEN-3),
dan virus dengue-4 (DEN-4), yang berasal dari genus Flavivirus famili
Flaviviridae. DBD ditandai oleh terjadinya perembesan plasma yang dapat
menuju kepada kondisi berat yang disebut dengan dengue shock syndrome (DSS)
yang dapat menyebabkan kematian, atau dapat sembuh jika diterapi dengan cepat
dan adekuat (Vivin,dkk,2015).
Demam dengue (DD) atau dengue fever (DF)adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk aides aegepty,sedangkan demam
berdarah dengue(DBD) juga penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan
disebarkan oleh nyamuk aedes aegepty yang disertai manifestasi klinis perdarahan
dan cendrung menimbulkan shock dan kematian (Nagastiya,2014).
3. Gejala klinis demam berdarah
Tanda dan gejala yang muncul pada penderita demam berdarah ialah sebagai
berikut:
b. Petekie
c. Gusi berdarah
d. Hematemesis
e. Melena
f. Epistaksis
g. Efusi pleura,asites,hipotei-nemia
k. Hipotensi
n. Trombositopenia
o. Hematokrit meningkat
(Vivin,dkk,2015)
4. Patofisiologi demam berdarah
Virus dengue yang telah masuk ke dalam tubuh penderita akan menimbulkan
viremia.Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu tubuh di
hipotalamus sehingga dapat menyebabkan (pelepasan zat bradikinin,serotonin,
trombin, histamin) terjadinya peningkatan suhu.Selain itu viremia menyebabkan
pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan
dan plasma dari intravaskuler ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia.
Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai
reaksi dari antibodi melawan virus(Murwani,2011)
1. Fase demam
2. Fase kritis
3. Fase pemulihan
5. Woc demam berdarah
DBD
Viremia
A. Pembebasan histamin
Defisit Nutrisi
hipertermi
hipovolemia
lemas Nyeri
Intoleran aktifitas
6. Komplikasi demam berdarah
Pada kasus yang berat, hiponatremia dan asidosis metabolik sering dijumpai,
oleh karena itu kadar elektrolit dan gas dalam darah sebaiknya ditentukan
secara teratur terutama pada kasus dengan renjatan yang berulang. Kadar
kalium dalam serum kasus yang berat biasanya rendah, terutama kasus yang
memperoleh plasma dan darah yang cukup banyak. Kadanga-kadang terjadi
hipoglemia.
c. Obat Penenang
Pada beberapa kasus obat penenang memang dibutuhkan terutama pada kasus
yang sangat gelisah. Obat yang hepatotoksik sebaiknya dihindarkan, chloral
hidrat oral atau rektal dianjurkan dengan dosis 12,5-50 mg/kg (tetapi jangan
lebih dari 1 jam) digunakan sebagai satu macam obat hipnotik. Di RSUD Dr.
Soetomo digunakan valium 0,3 – 0,5 mg/kg/BB/1 kali (bila tidak terjadi
gangguan pernapasan) atau Largactil 1 mg/kgBB/kali.
d. Terapi Oksigen
e. Transfusi Darah
A. Pengkajian
a. Identitas klien
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama biasanya berisi keluhan yang dialami oleh pasien dengan DBD
yang menyebabkan ia datang ke tempat pelayanan kesehatan.
1)Kebutuhan nutrisi dan cairan:saat sakit nafsu makan berkurang dan juga
klien minum sedikit
2)Istirahat dan tidur:tidur tidak nyenyak dan sering terbangun ,pola tidur
tidak teratur
e. Pemeriksaan Fisik
Toraks:
A :Veskular
P : Sonor
Jantung:
11) Abdomen:
A : Bising usus
P : Timpani
13) Ekstremitas : tampak bintik merah pada ekstremitas atas dan bawah
B. Diagnosa keperawatan
1)Resiko Perdarahan b/d gangguan koagulasi(trombositopenia)
2)Hipovolemia b/d peningkatan permeabilitas kapiler
3)Hipertermia b/d dehidrasi
4)Defisit Nutrisi b/d ketidak seimbangan asupan nutrisi
5) Intoleran Aktifitas b/d kelemahan
C. Intervensi Keperawatan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
4 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri :
keperawatan selama ….. Observasi:
jam diharapkan nyeri akut 1. Identifikasi lokasi,
membaik dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas,
Tingkat Nyeri intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
2. Keluhan nyeri
3. Identifikasi respons
menurun (skala 5)
nyeri non verbal
3. Meringis menurun
4. Identifikasi faktor yang
(skala 5)
memerberat dan
4. Sikap protektif
memperingan nyeri
menurun (skala 5)
Terapeutik
5. Gelisah menurun
1. Berikan teknik
(skala 5)
nonfarmakologis untuk
6. Kesulitan tidur
mengurangi ras nyeri
menurun (skala 5)
2. Kontrol lingkungan
Frekuensi nadi
yang memperberat rasa
membaik (skala 5)
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
5 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Menejemen Nutrisi
b/d ketidak intervensi keperawatan Observasi
seimbangan selama ........maka Status 1. Identifikasi status nutisi
asupan nutrisi nutrisi membaik dengan 2. Identifikasi alergi dan
kriteria hasil : intoleransi makanan
1. Porsi makan yang 3. Identifikasi makanan
dihabiskan yang disukai
miningkat 4. Identifikasi kebutuhan
2. Sariawan menurun kalori dan jenis nutrien
3. Rambut rintok 5. Identifikasi perlunya
menurun penggunaan NGT
4. Diare menurun 6. Monitor asupan
5. Berat badan makanan
membaik 7. Monitor berat badan
6. Indeks masa tubuh 8. Monitor hasil
(IMT) membaik pemeriksaan
7. Nafsu makan labpratorium
membaik Kolaborasi
8. Bising usus 1. Kolaborasi dengan ahli
membaik gizi,jika diperlukan.
9. Membran mukosa
membaik
6 Intoleran Setelah dilakukan Manajemen Energi
Aktifitas b/d intervensi keperawatan Observasi
kelemahan selama ........maka Status 1. Identifikasi gangguan
aktifitas meningkat dengan fungsi tubuh yang
kriteria hasil: mengakibatkan
1. Saturasi oksigen kelelahan
meningkat 2. Monitor kelelahan fisik
2. Kemudahan dalam dan emosional
melakukan 3. Monitor pola dan jam
aktivitas sehari- tidur
hari meningkat 4. Monitor lokasi dan
3. Kecepatan berjalan ketidaknyamanan
meningkat selama melakukan
4. Jarak berjalan aktivitas
meningkat Terapeutik
5. Kekuatan tubuh 1. Sediakan lingkungan
bagian atas nyaman dan rendah
meningkat stimulus (mis. cahaya,
6. Kekuatan tubuh suara, kunjungan)
bagian bawah 2. Lakukan latihan rentang
meningkat gerak pasin dan/atau aktif
7. Toleransi dalam 3. Berikan aktivitas distraksi
menaiki tangga yang menenangkan
meningkat 4. Fasilitasi duduk di sisi
8. Keluhan lelah tempat tidur, jika tidak
9. Dipsnea saat dapat berpindah atau
aktivitas menurun berjalan
10. Dipsnea setelah Edukasi
aktivitas menurun 1. Anjurkan tirah baring
11. Perasaan lemah 2. Anjurkan melakukkan
menurun aktivitas secara bertahap
12. Aritmia saat 3. Anjurkan menghubungi
beraktivitas perawat jika tanda dan
menurun gejala kelelahan tidak
13. Aritmia setelah berkurang
beraktivitas 4. Ajarkan strategi koping
menurun untuk mengurangi
14. Sianosis menurun kelelahan
15. Warna kulit Kolaborasi
membaik 1. Kolaborasi dengan ahli
16. Tekanan darah gizi tentang cara
membaik meningkatkan asupan
17. Frekuensi napas makanan
membaik Terapi Aktivitas
18. EKG Iskemia Observasi
membaik 1. Identifikasi defisit tingkat
aktivitas
2. Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
diinginkan
4. Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
5. Identifikasi makna
aktivitas rutin (mis.
bekerja) dan waktu luang
6. Monitor respons
emosional, fisik, sosial,
dan spiritual terhadap
aktivitas
Terapeutik
1. Fasilitasi fokus pada
kemampuan, buka
defisit yang dialami
2. Sepakati komitmen
untuk meningkatkan
frekuensi dan rentang
aktivitas
3. Fasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
4. Koordinasikan
pemilihan aktivitas
sesuai usia
5. Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
Edukasi
1. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-
hari, jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih.
3. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
5. Anjutkan keluarga
untuk memberi
penguatan positif atas
partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapi
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Misnadiarly, 2009. Demam Berdarah Dehgue (DBD). Jakarta. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia
Smeltzer, S. C. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 12.
Jakarta : EGC