Anda di halaman 1dari 19

UKM PENGEMBANGAN

BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatandi suatu wilayah kerja.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Upaya tersebut terbagi menjadi dua yaitu Upaya Kesehatan Wajib
dan Upaya Kesehatan Pengembangan.

Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang dilaksanakan berdasarkan masalah


kesehatan yang terjadi di masyarakat, antara lain :

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Serta upaya penunjang seperti Upaya Laboratorium dan Upaya Pencatatan Pelaporan.
Bab 2
Landasan Teori

Berdasarkan Ketetapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 128 tentang


Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, mencantumkan bahwa upaya kesehatan
pengembangan puskesmas diadakan untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui
puskesmas yakni kecamatan sehat menuju Indonesia sehat.
Karena melakukan upaya kesehatan wajib yang diadakan di puskesmas saja tidak cukup
untuk mencapai visi pembangunan kesehatan. Tapi juga dibutuhkan upaya kesehatan
pengembangan yang disesuaikan dengan masalah setiap kebutuhan puskesmas.

Selain itu juga dalam Undang-Undang nomer 36 tahun 2009 yang mendukung adanya upaya
kesehatan pengembangan. Pada pasal 14 menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab
merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan
upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat yang dikhususkan pada
pelayanan publik. Pemerintah disini diartikan sebagai puskesmas wajib menyelenggarakan
upaya kesehatan. Pasal 48 menyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan
dilaksanakan melalui kegiatan kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan
pengembangan.
BAB 3
ISI DAN PEMBAHASAN

3.1 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH


3.1.1 Pengertian UKS
UKS (Unit Kesehatan Sekolah) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan
bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat.

Tujuan umum melaksanakan UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.

3.1.2 Tujuan Khusus:


1. Pembiasaan perilaku hidup sehat;
2. Peningkatan produktivitas belajar peserta didik;
3. Peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik dalam
menjalankan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam upaya meningkatkan
kesehatan di sekolah, rumah maupun masyarakat;
4. Peningkatan daya hayat dan daya tangkap terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan
narkoba, obat dan berbahaya lainnya.
3.1.3 Persyaratan Sekolah sebagai Pelaksana UKS:
1. Mempunyai SK Tim Pelaksana UKS dari Kepala Sekolah
2. Mempunyai guru yang telah ditatar materi UKS
3. Mempunyai ruang UKS beserta perlengkapannya
4. Mempunyai KKR/Tiwisada yang sudah ditatar dengan jumlah minimal 10% dari seluruh
siswa
5. Melaksanakan TRIAS UKS dalam kehidupan sehari-hari
3.1.4 Trias UKS
Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan pengembangan UKS, meliputi;

1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
3.1.5 Pendukung Trias UKS meliputi;
1. Ketenagaan
2. Pendanaan
3. sarana Prasaran
4. Penelitian dan Pengembangan
3.1.6 Arti Lambang UKS:
1. Segitiga artinya Trias UKS adalah Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan
Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
2. Lingkaran artinya dilakukan terus menerus.
3. Tulisan UKS adalah pelaksanaannya harus didukung secara vertikal dan horizontal
(pembina maupun pelaksana)
3.1.7 Delapan Goal UKS:

Generasi muda terbebas dari;

1. Kenakalan remaja
2. Bahaya Rokok
3. Narkoba
4. Kehamilan pranikah/pergaulan bebas
5. Cacingan
6. Anemia
7. Hepatitis B
3.2 UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA

3.2.1 Definisi UKO

Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan
atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga
merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya.

3.2.2 Tujuan UKO


Tujuan penyelenggaraan upaya kesehatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman para petugas kesehatan tentang kesehatan olahraga di tingkat pelayanan
kesehatan dasar (Puskesmas),sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat agar
masyarakat terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatkan derajat
kesehatan, kebugaran serta produktifitas kerja.

3.2.3 Program Pendukung UKO


Berbagai implementasi program upaya kesehatan ini dapat bergantung sesuai kebutuhan
suatu puskesmas sesuai wilayah kerjanya, contoh nya

1. Olahraga Preventif
2. Olahraga pada Anak
3. Olahraga pada Wanita
4. Olahraga pada Lanjut Usia
Tiap program pelaksanaan ini disesuaikan oleh kebutuhan masyrakatdan kemampuan
masing-masing puskesmas
1.1 Olahraga Preventif

Dalam kegiatan ini berperan upaya penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat, pengetahuan
tentang proseskebugaran, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya lain serta
produktivitas tubuh.

1. Sasaran:
Sasaran kegiatan ini tidak dilihat dari usia, namun dilihat dari status kesehataanya. Contoh
yang diutamakan adalah kelompok faktor resiko.

1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Contohnya:
pemeriksaan kadar kolesterol, denyut nadi, tekanan darah, konseling fitnes, olahraga
bersama, dll

1.2 Olahraga pada anak

Merupakan suatu intervensi untuk menangani berbagai penyakit pada anak akibatkurang
gerak untuk memaksimalkan masa pertumbuhannya

1. Sasaran:
Usia anak-anak dan usia sekolah untuk menunjang kebutuhan pada usia pertumbuhan

1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, contohnya:
bermain dan berolahraga aktif, bimbingan olahraga, penyuluhan pertumbuhan badan.

1.3 Olahraga pada wanita

Merupakan suatu langkah untuk menangani kerentanan wanita. Guna meningkatkan derajat
kesehatan wanita dari berbagai penyakit yang bergantung pada fungsi anatomis dan fisiologis
wanita.

1. Sasaran:
Wanita dapat dilihat berdasarkan pengelompokan umur, atau status reproduksinya misalnya
wanita usia subur atau ibu hamil
1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, contohnya:
senam ibu hamil, senam refleksi untuk ibu-ibu, senam relaksasi untuk pekerja wanita, dll

1.4 Olahraga pada usia lanjut

Kegiatan olahraga dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani bagi usia lanjut yang
memerlukan perhatian khusus.

1. Sasaran:
Usia lanjut

1. Jenis kegiatan:
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, contohnya
konseling usila, pemeriksaan rutin usila, senam kebugaran, jalan santai, dan lainnya.

3.3 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


3.3.1 Definisi UPKM
Perawatan kesehatan masyarakat adalah bagiandari usaha

kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas, yang melaksanakan perawatan
penderita, keluarga dan masyarakat sekitar, untuk menyembuhkan dan meningkatkan
kesehatan penderita, keluarga dan masyarakat sekitar melalui peningkatan kapasitas masing-
masing sehingga dapat mengatasi pelbagai masalah kesehatan yang dihadapi.

(Dr. Azrul Azwar, MPH (1983))

Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan
mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat. (Depkes RI, 1986)
3.3.2 Tujuan :
– Melaksanakan pembinaan keluarga & kelompok – kelompok khusus

seperti panti asuhan & panti wredha ( jompo )

– Memberikan pelayanan perawatan paripurna

3.3.3 Kegiatan
Sesuai dengan tujuan, maka kegiatan PKM dititikberatkan pada :

– Keluarga

– Kelompok khusus

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatan


wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat
menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan salah satu upaya
kesehatan pengembangan.

3.4 UPAYA KESEHATAN KERJA


Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya
kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan berlaku
bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja.

Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar


puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. Perlu diberikan perlindungan kesehatan
dan keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan tujuan
meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi
peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja.

3.4.1 Sasaran Upaya Kesehatan Kerja


Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor kesehatan antara lain masyarakat
pekerja di puskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboraturium kesehatan, Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK), Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat
pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.

Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, secara umum kita dapat melihat
langkah-langkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang dalam pedoman
pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan, pelaksanaaan dan evaluasi serta
memperhatikan aspek indikator yang harus dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah
dengan cara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan
rujukan, dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta
aktif masyakarat khususnya masyarakat pekerja.

3.4.2 Pelaksanaan Upaya kesehatan Kerja


Di dalam pelaksanaan Unit Kesehatan Kerja di Puskesmas terdapat Kader Unit Kesehatan
Kerja (UKK) yang merupakan pekerja sukarela, yang bertugas meningkatkan kesehatan diri
dan kelompoknya. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kader UKK adalah dipilih dari,
oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat bekerja, mau, mampu
bekerja sukarela, mempunyai waktu, sudah dilatih kesehatan kerja dan mengikuti
pelatihan kader pos UKK. Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain :
1. PERTEMUAN TINGKAT PEKERJA (PTP)
Mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan
survey mawas diri dan musyawarah masyarakat pekerja

2. SURVEY MAWAS DIRI (SMD)


Pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja

3. MUSYAWARAH MASYARAKAT PEKERJA (MMP)


Mengenal masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja,
petugas puskesmas, aparat pemerintah.
4. MEMBENTUK POS UKK
Menentukanpengurus pos UKK, jadwal kegiatan, rencana kerja tahunan, target,
pembiayaan, lokasi dekat dengan tempat kerja

5. PERENCANAAN UKK
Menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil SMD, menentukan prioritas masalah,
perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan

6. PENYULUHAN UKK
Materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan, potensi, risiko bahaya, penggunaan APD
(alat pelindung diri), pengolahan limbah, penyakit dan kecelakaan akibat kerja

7. PEMERIKSAAN KESEHATAN, P3K DAN P3P


Membantu petugas kesehatan, pemeriksaan ksehatan umum, pengadaan dan pengelolaan
kartu kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja,
pemberian obat bebas pada penyakit ringan

8. UPAYA RUJUKAN
Merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak bisa tertangani.

9. PENCATATAN PELAPORAN
Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan

1. KERJASAMA LINTAS SEKTORAL


Pertemuan berkala dengan anggota pos UKK, pertemuan ruitn teratur dengan petugas,
kunjungan rumah kepada pekerja, membantu kesulitan pekerja

1. MENGELOLA SUMBER KEUANGAN UKK


Mengatur sumber pemasukan dan pengeluaran pos UKK

2. MEMBANTU PEMBERDAYAAN EKONOMI PEKERJA


Integrasi kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana
simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.
3. MEMBINA KEMAMPUAN DIRI
Meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan penataran, pertemuan rutin anggota UKK,
kunjungan lapangan, melaksanakan kegiatan secara kontinyu

3.4 UNIT PENGOBATAN GIGI DAN MULUT


Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat/penderita yang berkunjung ke Puskesmas adalah
pelayanan medik yang bersifat dasar kedokteran gigi berdasarkan kebutuhan meliputi upaya
pengobatan/pemulihan dan rujukan dengan tidak mengabaikan upaya
peningkatan/pencegahan/perlindungan.

3.5.1 Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmaspada dasarnya


diselenggarakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
1. Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam upaya pelihara
diri (self care), melalui pengembangan upaya kesehatan yang bersumber pada otoaktivitas
masyarakat dengan pendekatan UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)
2. Pelayanan asuhan pada kelompok rentan, seperti pada anak sekolah (UKGS = Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah) dan pada kelompok ibu hamil/menyusui, anak prasekolah.
3. Pelayanan medik gigi dasar, di Puskesmas dilaksananakan terhadap masyarakat baik yang
datang mencari pengobatan maupun yang dirujuk oleh BPG (Balai Pengobatan Gigi)
Misi Puskesmas dalam menyelenggarakan program kesehatan ialah “Puskesmas yang
responsif, efektif dan proaktif’. Responsif berarti puskesmas tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat yang dilayaninya dan masalah yang ada di masyarakat dengan memberikan
pelayanan prima dan pelayanan dengan profesionalisme yang tinggi. Efektif berarti
Puskesmas dapat menghasilkan output yang direncanakan secara terukur dan memenuhi
harapan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sebagai pusat pengembangan kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas harus melakukan kegiatan sebagai berikut:

– Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatan.

– Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber daya setempat
yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna.
– Memberikan bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta rujukan kepada masyarakat.

– Mengadakan kerja sama dengan sektor lain yang terkait Memberikan pelayanan langsung
kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok.

3.5 Upaya Kesehatan Jiwa


3.5.1 Definisi Upaya Kesehatan Jiwa
“Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
keadaan orang lain”. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi)
danmemperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya
dengan manusia lain.

3.5.2 Karakteristik Sehat secara mental atau jiwa:


Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merasa senang terhadap dirinya serta

o Mampu menghadapi situasi

o Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup

o Puas dengan kehidupannya sehari-hari

o Mempunyai harga diri yang wajar

o Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan.

2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta

o Mampu mencintai orang lain

o Mempunyai hubungan pribadi yang tetap

o Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda

o Merasa bagian dari suatu kelompok


o Tidak “mengakali” orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain “mengakali” dirinya.

3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta

o Menetapkan tujuan hidup yang realistis

o Mampu mengambil keputusan

o Mampu menerima tanggungjawab

o Mampu merancang masa depan

o Dapat menerima ide dan pengalaman baru

o Puas dengan pekerjaannya

3.7 Upaya kesehatan mata


Tujuan :

– Meningkatkan kesehatan mata, mencegah kesehatan dasar yang

terpadu dengan kegiatan pokok lainnya

– Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan

kesehatan serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan

kesehatan mata mereka

– Pengembangan kesehatan mata masyarakat

Kegiatan :

– Mengupayakan kesehatan mata dengan anamnesa, pemeriksaan

visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air

mata, tes lapang pandang, funduskopi dan pemeriksaan laboratorium

3.8 Upaya Kesehatan Usia Lanjut


3.8.1 Definisi Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan para usia lanjut yang dilaksanakan dari
tingkat Puskesmas.

3.8.2 Tujuan Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Tujuan umum :

Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang

bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga & masyarakat dalam

mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal.

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam menghayati &

mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal

b. Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya

c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut

d. Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

3.8.3 Sasaran Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Sasaran langsung :

a. Kelompok usia 45 – 54 tahun ( menjelang lansia )

b. Kelompok usia 55 – 64 tahun ( masa parsenium )

c. Kelompok usia > / 65 tahun ( masa senescens ) & kelompok usia lanjut dengan resti [resiko
tinggi], yaitu umur 70 tahun keatas, hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat, cacad.
Sasaran tidak langsung :

a. Keluarga dimana usia lanjut berada

b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut

c. Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaitan


dengan pelayanan dasar & pelayanan rujukan

d. Masyarakat luas

3.8.3 Pelaksanaan Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Upaya kesehatan paripurna bagi usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatan,

Peningkatan, dan pemulihan.

Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas secara khusus ialah :

– penyuluhan

– deteksi & diagnosa dini

– proteksi & tindakan khusus

– pemulihan

Kegiatan :

a. Pelayanan kesehatan usia lanjut :

1.peningkatan : melalui penyuluhan tentang kesehatan & pemeliharaan

kebersihan diri, menu makanan dengan gizi seimbang & kesegaran

jasmani

2.upaya pencegahan : melalui pemeriksaan berkala, senam, penyuluhan

tentang alat bantu

3.upaya pengobatan :

– pelayanan kesehatan dasar

– pelayanan kesehatan spesialistik melalui rujukan

4.upaya pemulihan :

– fisioterapi

– mengembalikan percaya diri


b. Peningkatan peran serta masyarakat

c. Pencatatan & pelaporan

3.9 Upaya pembinaan pengobatan tradisional


3.9.1 Tujuan
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk

pengobatan tradisional

b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional

Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga memegang peran
utama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman obat merupakan unsur
penting dalam meningkatkan kemampuan individu/keluarga untuk memperoleh hidup sehat.

Di tingkat masyarakat peran pengobatan tradisional termasuk peracik obat tradisional/jamu


mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerataan pelayanan kesehatan untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Kebijakan peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan kesehatan,


dapat disarikan sebagai berikut:

1. Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta


masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan budaya bangsa,
namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan kesehatan.

3. Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan penelitian,


pengujian dan pengembangan obat-obatan dan cara-cara pengobatan tradisional.

4. Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin, namun
perlu pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan pengawasannya. Masalah pendaftaran
masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
5. Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara organobiollogik, setelah diteliti,
diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan kesehatan
primer. Contoh dukun bayi, tukang gigi, dukun patah tulang. Sedangkan cara-cara psikologik
dan supernatural perlu diteliti lebih lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam program.

6. Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus dan menjadi tokoh
masyarakat dapat dilibtkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khususnya sebagai
komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan di Indonesia dikembangkan berdasarkan pola upaya kesehatan Puskesmas,


peran serta masyarakat dan rujukan kesehatan. Peran serta masyarakat pada hakikatnya
merupakan suatu proses agar masyarakat makin mampu untuk menyelenggarakan berbagai
upaya kesehatan, baik yang dilakukan diantara masyarakat sendiri atau membantu
pemerintah.

3.10 Laboratorium
3.10.1 Tujuan
Memberikan pelayanan laboratorium yang effisien sebagai bagian yang menunjang
pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi & pembinaan kesehatan

3.10.2 Kegiatan
– Di ruangan laboratorium

· Penerimaan pasien

· Pengambilan spesimen

· Penanganan spesimen

· Pelaksanaan pemeriksaan

· Penanganan sisa spesimen

· Pencatatan, pengecekan dan penyampaian hasil spesimen

– Terhadap spesimen yang akan dirujuk


· Pengambilan spesimen

· Penanganan spesimen

· Pengemasan spesimen

· Pengiriman sediaan dalam rangka system rujukan

· Pengambilan, pencatatan dan penyampaian hasil pemeriksaan

– Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:

· Persiapan pasien

· Pengambilan spesimen

· Menyerahkan spesimen untuk diperiksa

– Di luar gedung, meliputi:

· Melakukan tes skrening Hb

· Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium

Puskesmas

· Memberikan penyuluhan

3.11 Upaya pencatatan dan pelaporan


– Dilakukan oleh semua Puskesmas ( pembina, pembantu dan

keliling )

– Pencatatan dan pelaporan mencakup:

Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas

Data ketenagaan di Puskesmas


Data sarana yang dimiliki Puskesmas

Data kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan baik di

dalam maupun di luar gedung Puskesmas

– Laporan dilakukan secara periodik ( bulan, triwulan enam bulan dan tahunan )

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan
pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang
dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai