Anda di halaman 1dari 23

PERAWATAN PRE OP

DAN POST OP
JANTUNG
OLEH
MIFTAHUL RAHMI
183110181
2A
PENGERTIAN
Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang
dikerjakan untuk melakukan koreksi kelainan anatomi
atau fungsi jantung. Bedah jantung juga merupakan
semua tindak pengobatan yang menggunakan cara
infasif dengan cara membuka atau menampilakan
bagian tubuh yang akan ditangani.
KLASIFIKASI
•Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan
dengan membuka rongga jantung dengan memakai
bantuan mesin jantung paru (mesin extra corporal).
•Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang
dijalankan tanpa membuka rongga jantung misalnya
ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.
TUJUAN OPERASI BEDAH JANTUNG
•Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan ASD,
Pateh VSD, Koreksi Tetralogi Fallot.
•Transposition Of Great Arteri (TGA). 
•Operasi paliatif,
•Repair yaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalami
insufisiensi.
•Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami
kerusakan.
•Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi stenosis/
sumbatan arteri koroner.
•Pemasangan inplant seperti kawat ‘pace maker’ permanen pada anak-
anak dengan blok total atrioventrikel.
•Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung seseorang yang tidak
mungkin diperbaiki lagi dengan jantung donor dari penderita yang meninggal
karena sebab lain.
•Transmyocardial laser revascularization (TLR).
INDIKASI BEDAH JANTUNG
•“Left to rigth shunt” sama atau lebih dari 1,5 (aliran paru dibandingkan
aliran ke sistemik 1,5).
•“Cyanotic heart disease”.
•Kelainan anatomi pembuluh darah besar dan koroner
•Stenosis katub yang berat (symtomatik).
•Regurgitasi katub yang berat (symtomatik)
•Angina pektoris kelas III dan IV menurut Canadian Cardiology Society (CCS).
•“Unstable angina pectoris”.
•Aneurisma dinding ventrikel kiri akibat suatu infark miokardium akut.
•Komplikasi akibat infark miokardium akut seperti VSD dan mitral regurgitasi
yang berat karena ruptur otot papilaris.
•“Arrhytmia” jantung misalnya WPW syndrom. Endokarditis atau infeksi
katub jantung.
•Tumor dalam rongga jantung yang menyebabkan obstruksi pada katub
misalnya myxoma.
•Trauma jantung dengan tamponade atau perdarahan.
TOLERANSI DAN PERKIRAAN RESIKO
OPERASI
•Klas   I    : Keluhan dirasakan bila bekerja sangat
berat misalnya berlari
•Klas  II    : Keluhan dirasakan bila aktifitas cukup berat
misalnya berjalan cepat.
•Klas III   : Keluhan dirasakan bila aktifitas lebih berat
dari pekerjaan sehari-hari.
•Klas IV   : Keluhan sudah dirasakan pada aktifitas
primer seperti untuk makan dan lain-lain sehingga
penderita harus tetap berbaring ditempat tidur.
WAKTU TERBAIK OPERASI
Waktu terbaik (Timing) untuk melakukan operasi hal ini
ditentukan berdasarkan resiko yang paling kecil.Misalnya umur
yang tepat untuk melakukan total koreksi Tetralogi Fallot adalah
pada umur 3 – 4 tahun.
Pembagian waktu :
•Emergensi yaitu operasi yang sifatnya sangat perlu untuk
menyelamatkan jiwa penderita. Untuk bypass coroner hal ini
dilakukan kapan saja tergantung persiapan yang diperlukan.
•Semi Elektif yaitu operasi yang bisa ditunda 2 - 3 hari atau
untuk koroner dilakukan 3 x 24 jam setelah dilakukan
kateterisasi jantung.
•Elektif yaitu operasi yang direncanakan dengan matang atas
indikasi tertentu, waktunya lebih dari 3 hari.
DIAGNOSIS PENDERITA PENYAKIT
JANTUNG
Untuk mengetahui diagnosisnya dilakukan pemeriksaan:
•Elektrokardiografi (EKG) yaitu penyadapan hantaran listrik dari jantung
memakai alat elektrokardiografi.
•Foto polos thorak PA dan kadang-kadang perlu foto oesophagogram
untuk melihat pembesaran atrium kiri (foto lateral).
•Fonokardiografi
•Ekhocardiografi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai gelombang
pendek dan pantulan dari bermacam-macam lapisan di tangkap kembali.
Sehingga terlihat gambaran rongga jantung dan pergerakan katup jantung.
•Nuklir kardiologi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai isotop intra
vena kemudian dengan “scanner” ditangkap pengumpulan isotop pada
jantung.
•Kateterisasi  jantung yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai kateter
yang dimasukan ke pembuluh darah dan didorong ke rongga jantung.
PERAWATAN PASIEN BEDAH JANTUNG
1. PERAWATAN PERIOPERATIF
Setelah pesien diputuskan operasi, maka persiapan harus dilakukan,
yaitu persiapan fisik maupun persiapan mental.
Untuk persiapan fisik, hal-hal yang harus diperhatikan  ialah persiapan
kulit,gastrointestinal,persiapan untuk anastesi, kenyamanan
dan  istirahat pasien, serta obat-obatan  yang digunakan. Sedangkan
persiapan mental,sangat tergantung  pada dukungan dari keluarga.
Tugas perawat bedah disini adalah dapat memberikan informasi yang
jelas pada pasien.Meliputi anatomi dasar dan kondisi penyakit pasien.
Prosedur operasi sebatas kopetensi yang diberikan, pemeriksaan
diagnostic penunjang, peraturan-peraturan dari tim bedah, keadaan di
ruang operasi, jenis syarat operasi dan ruang tunggu bagi keluarga
pasien. Hal ini dilakukan  pada  saat  perawat bedah melakukan
kunjungan sebelum  pasien dioperasi.
2. PERAWATAN INTRA OPERASI
A. Airway (jalan nafas)
B. Breathing (pernafasan)
C. Circulation (sirkulasi):
D. Defibrillator : Alat ini disiapkan untuk mengantisipasi aritmia
yang mengancam jiwa
E. Deathermi : Melakukan pemasangan ground pad harus
disesuaikan dengan ukuran untuk mencegah panas yang
terlalu tinggi pada tempat pemasangan
F. Posisi pasien dimeja operasi
G. Menjaga tindakan asepsis
H. Kondisi asepsis dic apai dengan: cuci tangan, melakukan
proparasi kulit dan drapping. Menggunakan gaun dan sarung
tangan yang steril.
a. Pemeliharaan Keselamatan
b. Pematauan Fisiologis
c. Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan jika pasien sadar)
3. PERAWATAN PASCA OPERASI
A. Perawatan di ICU
•Monitoring hemodinamik
•EKG
•Sistem pernapasan
•Sistem neurologis
•Fungsi ginjal
•Gula darah
•Laboratorium
•Drain
•Foto torax
•Fisioterapi
B. Perawatan di ruangan
Umumnya pemeriksaan hematologi rutin dan thoraks foto telah
dikerjakan termasuk laboratorium LFT, Enzim CK dan CKMB.
Hari ke 3 lihat keadaan dan diperiksa antara lain :
•Elektrolit thrombosis.
•Ureum
•Gula darah.
•Thoraks foto
•EKG  12 lead.
Hari ke 4  : lihat keadaan, pemeriksaan atas indikasi.
Hari ke 5  : Hematologi, LFT, Ureum dan bila perlu elektrolit, foto
thoraks tegak.
Hari ke 6  -  10 : pemerikasaan atas indikasi, misalnya thrombosis
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
•Identitas
•Nama   : tidak berpengaruh
•Umur   : kebanyakan disemua umur (pada anak-anak
juga bisa seperti  pada kelainan jantung bawaan) (pada
orang dewasa juga bisa dilakukan dengan indikasi gagal
jantung) tapi lebih sering pada anak-anak
•Jenis kelamin   : kebanyakan terjadi pada laki-laki tapi
tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada
perempuan
Riwayat Kesehatan
•Keluhan Utama
Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah
jantung kebanyakan datang dengan keluhannya sesak nafas, nyeri
dada, syanosis, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat
•Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas, nyeri dada, syanosis, kelemahan, nafas cepat, palpitasi
•Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah merasa sesak dan nyeri pada dada tapi
hilang dengan obat warung
•Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kelainan jantung
Pemeriksaan Fisik
•Kesadaran       : Composmentis
•Keadaan umun: biasanya dalam keadaan lemas
•TTV
•Kepala dan Leher
•Rambut           : Keriting, ada lesi, distribusi merata.
•Wajah              : Normal, konjungtiva pucat
•Hidung            : Pernapasan cuping hidung,Tidak ada
polip
•Mulut              : Bersih
•Leher               : Tidak teraba adanya pembesaran
kelenjar tyroid
Thorax
Jantung
•Inspeksi           : tampak ictus cordis
•Palpasi             : ictus cordis kuat angkat
•Perkusi            : batas jantung melebar
•Auskultasi       : BJ 1 dan 2 melemah, BJ S3 dan S4, disritmia, gallop
Paru
•Inspeksi           : pengembangan paru kanan-kiri simetris
•Palpasi             : ada otot bantu pernafasan
•Perkusi            : sonor
•Auskultasi       : weezing
Abdomen                                                                  
•Inspeksi           : Bulat datar
•Palpasi             : tidak ada nyeri tekan
•Perkusi            : -
•Auskultasi       : Bising usus (+)
Ekstremitas 
•Eks. Atas        : Ada clubbing fingers, terdapat oedema
•Eks. Bawah     :Ada clubbing fingers, terdapat oedema
•Sistem Integumen : kulit kering dan turgor kulit juga jelek
Genetalia          : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid
Pengkajian Fungsional Gordon
•Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit
maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.kesehatan
•Pola nutrisi dan metabolik
Makan  : Tidak nafsu makan disebabkan dipsnea
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
•Pola eliminasi
BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine
BAB : adanya konstipasi
•Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena adanya sesak
dan nafas pendek.
•Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di dada
•Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
•Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi
akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk
istirahat.
•Pola reproduksi / seksual
Pasien berjenis kelamin laki –laki dan akibat penyakitnya pasien
tidak bisa berhubungan seksual .
•Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh  dan tidak ingin mengalami penyakit
seperti ini lagi
•Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman sekali dan memegangi
dadanya.
•Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap
ini merupakan cobaan dari Allah SWT.
Bila pasien telah dipindahkan ke unit perawatan kritis, 4-12
jam sesudahnya, harus dilakukan pengkajian yang lengkap
mengenai semua system untuk menetukan status
pascaoperasi pasien dibandingkan dengan garis dasar
perioperative dan mengetahui perubahan yang mungkin
terjadi selama pembedahan. Parameter yang dikaji adalah
sebagai berikut :
•Status neurologis
•Status Jantung
•Status respirasi
•Status pembuluh darah perifer
•Fungsi ginjal
•Status cairan dan elektrolit asupan
•Nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Penurunan curah jantung berhubungan dengan
kehilangan darah dan fungsi jantung yang terganggu.
•Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
trauma akibat pembedahan dada ekstensi.
•Nyeri berhubungan dengan trauma operasi.
Proses keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


1 Penurunan curah Setelah dilakukan proses Perawatan jantung :
jantung keperawatan selama 2x24 jam
 Identifikasi tanda dan
berhubungan diharapkan curah jantung pasien
gejala primer penurunan
dengan normal dengan KH :
curah jantung.
kehilangan darah
o Kekuatan nadi perifer  Identifikasi tanda/gejala
dan fungsi jantung
meningkat sekuder penurunan curah
yang terganggu.
o Ejektionfraction (ef)meningkat. jantung
o Cardiac Index meningkat  Monitor tekanan darah.
o Left ventricular stroke work  Monitor intake dan output
index meningkat cairan.
o Palpitasi menurun  Monitor berat badan
o Bradikardia menurun setiap hari pada waktu
o Gambaran EKG aritmania yang sama.
menurun  Monitor saniturasi O2
o Lelah menurun  Monitor keluhan nyeri
o Edema menurun dada
o Distensi vena jugularis menurun  Monitor EKG 12 sedapan
o 
2  Gangguan Pertukaran gas : Pemantauan Respirasi:
pertukaran
 Tingkat kesadaran  Monitor frekuensi ,
gas warna
meningkat irama,kedalaman,dan
kulit
 Dispnea menurun upaya napas
membaik
 Bunyi napas tambahan  monitor pola napas
(SLKI : 94) menurun  monitor kemampuan
 Takikardia menurun batuk efektif
 Napas cuping hidung  monitor adanya
menurun produksi sputum
 pCO2 membaik  monitor adanya
 PO2 membaik sumbatan jalan napas
 pH arteri membaik  palpasi kesimetrisan
 sianosis membaik ekspansi paru-paru
 pola napas membaik  auskultasi bunyi napas
   monitor saturasi O2
 Monitor nilai AGD
 Dokumentasikan hasil
pemantaua
3 Nyeri akut Kontrol nyeri: 1. Identifikasi lokasi,
berhubungan karakteristik,durasi,
 Melaporkan nyeri terkontrol
dengan trauma frekuensi,kualitas,
meningkat
operasi. intensitas nyeri
 Kemampuan mengenali onset
2. Identifikasi skala nyeri
nyeri meningkat.
3. Identifikasi respon nyeri
 Kemampuan mengenali
non verbal
penyebab nyeri meningkat
4. Identifikasi faktor
 Kemampuan menggunakan
yangmemperberatdan
teknik non-farmakologis
memperingan nyeri
meningkat.
5. Identifikasi pengetahuan
 Dukungan orang terdekat
dan keyakinan tentang
meningkat
nyeri
 Keluhan nyeri menurun
6. Identifikasi pengaruh
(HAL:58)
budaya terhadap respon
nyeri
7. Berikan teknik
nonfarmakologis
untukmengurangi rasa
nyeri:misal:imajinasi
terbimbing.

Anda mungkin juga menyukai