Anda di halaman 1dari 39

Pengelolaan Jalan Nafas

( Airway Management)

Ns. Winardi, SKM, SKep


Pengertian : tindakan yang
dilakukan untuk membebaskan
jalan napas dengan tetap
memperhatikan kontrol servikal
Tujuan : Membebaskan jalan
napas untuk menjamin
pertukaran udara secara normal.
Apa yang harus kita ketahui
tentang
“Penatalaksanaan Jalan
Napas”?

1.Anatomi dan fungsi


jalan napas
2.Tindakan apa yg dpt
dilakukan
Definisi Jalan Napas
Jalan napas adalah saluran masuk
dan keluarnya udara yang tidak
terlibat dalam proses pernapasan,
terdiridari:
Hidung dan rongga mulut
Farings
Larings
Trachea
Bronkus
Jalan Nafas
Dibagi menjadi 2 bagian:
1.Jalan nafas atas:
–Hidung Sampai trachea
2.Jalan Nafas bawah:
–Bronchus sampai bronchiolus
terminalis
ANATOMI JALAN NAFAS
JALAN NAFAS
ATAS
JALAN NAFAS BAWAH
Anatomi Traktus respiratorius
Ada dua gerbang
untuk masuk ke jalan
nafas :
1.Menuju nasofaring
(pars nasalis), dan
2.Menuju orofaring
PENGELOLAAN JALAN NAPAS :
1. Pemeriksaan jalan napas
2. Memahami tanda-tanda
kegawatan napas.. (Hipoksia)
3. Pembebasan jalan napas
4. Pemberian oksigen
5. Memberikan bantuan napas
Obstruksi jalan napas :
*Bekuan darah, gigi
*Jaringanlunak & Tulang Bengkak
*Posisi kepala
*Cedera kepala
ALUR PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Korban sadar atau tidak ?

SADAR TIDAK SADAR


AJAK
BICARA BEBASKAN JALAN
NAFAS
(CHIN LIFT, HEAT
TILT)
NAFAS +/-
(LLF)

NAFAS + NAFAS -

SUARA TAMBAHAN ? BERI NAFAS BUATAN


MIS MENDENGKUR BERI O2
Cara menentukan diagnosa terhadap adanya
gangguan jalan napas dapat diketahui dengan cara

 Look :Melihat gerakan dada dan adanya


retraksi iga

 Listen:Mendengar aliran udara pernapasan


 Feel :
Merasakan adanya
aliran udara
Tindakan yang dilakukan :

I. Tanpa alat :
1. Membuka jalan napas :
 Head-tilt (dorong kepala ke belakang)
 Chin-lift manuver (perasat angkat dagu)
 Jaw-thrust manuver (perasat tolak
rahang)

 Pasien dengan dugaan cedera leher dan


kepala, hanya dilakukan jaw-thrust.
Head tilt, chin lift, jaw thrust
2. Membersihkan jalan napas :
Sapuan jari (finger-sweep):
Dapat dilakukan Bila jalan napas tersumbat karena adanya
benda asing dalam rongga mulut belakang atau hipofaring
(gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya) dan
hembusan napas hilang.
Cara melakukannya:
a. Miringkan kepala pasien (kecuali dugaan
adanya fraktur tulang leher), kemudian buka
mulut dengan jaw-thrust dan tekan dagu
kebawah. Bila otot lemas (“emaresi
maneuver”).
b. Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah)
yang bersih atau dibungkus dengan sarung
tangan/kassa/kain untuk membersihkan
rongga mulut dengan gerakan menyapu.
finger-sweep
II. Dengan menggunakan alat :
Penggunaan alat dilakukan bila pengelolaan tanpa alat
tidak berhasil sempurna.

a.Pemasangan pipa (tube)


 Dipasang jalan napas buatan (pipa orofaring,
pipa nasofaring).
 Bila dengan pemasangan jalan napas tersebut
pernapasan belum juga baik, dilakukan
pemasangan pipa endotrakhea.
 Pemasangan pipa endotrakhea akan
menjamin jalan napas tetap terbuka,
menghindari aspirasi dan memudahkan
tindakan bantuan pernapasan.
UKURAN
OPA

AGULUS
MANDIBULA
Oro-pharyngeal tube

22
Endotracheal Tube (ET)
Naso-pharyngeal tube

Tidak merangsang muntah


Hati-hati pasien dengan fraktura basis cranii
U/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan

25
 Pemasangan ETT

Laryngoscope Blades and


Endotracheal Tubes
Indikasi Intubasi
Apnu
Kegagalan menjaga jalan nafas dengan cara
lain Proteksi jalan terhadap aspirasi darah
atau muntahan
Kemungkinan terganggunya jalan nafas
karena perlukaannya sendiri seperti luka
inhalasi, fraktur tulang atau kejang-kejang
Kegagalan memberikan oksigen dgn face-
mask
Trauma kapitis yang memerlukan
hiperventilasi Kegagalan memberikan cukup
oksigen melalui face-mask
b. Pengisapan benda cair (suctioning)

◦ Bila terdapat sumbatan jalan napas karena benda cair,


maka dilakukan pengisapan (suctioning). Pengisapan
dilakukan dengan menggunakan alat bantu pengisap
(pengisap manual portabel, pengisap dengan sumber
listrik)
◦ Membersihkan benda asing padat dalam jalan napas:
Bila pasien tidak sadar dan terdapat sumbatan benda
padat di daerah hipofaring yang tidak mungkin diambil
dengan sapuan jari, maka digunakan alat bantuan
berupa:
- laringoskop
- alat pengisap (suction)
- alat penjepit (forceps)
Suction
C. Mempertahankan agar jalan napas tetap terbuka:
 Pipa orofaring digunakan untuk mempertahan kan jalan napas dan
menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat
menutup jalan napas terutama pada pasien-pasien tidak sadar.
D. Membuka jalan napas dengan
krikotirotomi:
Dapat dilakukan 2 jenis krikotirotomi:
 Krikotirotomi dengan jarum
 Krikotirotomi dengan pembedahan (dengan pisau)
Bila pemasangan pipa endotrakhea tidak mungkin dilakukan, maka
dipilih tindakan krikotirotomi dengan jarum. Untuk petugas medis
yang terlatih dan trampil, dapat dilakukan krikotirotomi dengan
pisau
Krikotirotomi
Krikotirotomi
Krokotirotomi
Mengatasi sumbatan napas
parsial :

 Abdominal thrust
 Chest thrust
 Back blow
Abdominal thrust
Back Blow  Chest thrust

Anda mungkin juga menyukai