Anestesi blok subaraknoid atau biasa disebut anestesi spinal adalah tindakan
anestesi dengan memasukan obat analgetik ke dalam ruang subaraknoid di
daerah vertebra lumbalis yang kemudian akan terjadi hambatan rangsang
sensoris mulai dari vertebra thorakal 4
INDIKASI
Gambar :
Posisi Duduk pada Spinal Anestesi
Gambar :
Tusukan Medial dan
Paramedial
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
•
ANESTESI SPINAL
Volume obat analgetik lokal: makin besar makin tinggi daerah analgesia
• Konsentrasi obat: makin pekat makin tinggi batas daerah analgesia
• Barbotase: penyuntikan dan aspirasi berulang-ulang meninggikan batas daerah
analgetik.
• Kecepatan: penyuntikan yang cepat menghasilkan batas analgesia yang tinggi.
Kecepatan penyuntikan yang dianjurkan: 3 detik untuk 1 ml larutan.
• Maneuver valsava: mengejan meninggikan tekanan liquor serebrospinal dengan
akibat batas analgesia bertambah tinggi.
• Tempat pungsi: pengaruhnya besar pada L4-5 obat hiperbarik cenderung
berkumpul ke kaudal (saddle blok) pungsi L2-3 atau L3-4 obat cenderung
menyebar ke cranial.
• Berat jenis larutan: hiperbarik, isobarik atau hipobarik
• Tekanan abdominal yang meningkat: dengan dosis yang sama didapat batas
analgesia yang lebih tinggi.
• Tinggi pasien: makin tinggi makin panjang kolumna vertebralis makin besar dosis
yang diperlukan.(BB tidak berpengaruh terhadap dosis obat)
• Waktu: setelah 15 menit dari saat penyuntikan, umumnya larutan analgetik sudah
menetap sehingga batas analgesia tidak dapat lagi diubah dengan posisi pasien.[3]
MASALAH KLINIS PADA ANESTESI
•
SPINAL
Jarum terasa sudah menembus bagian yang seharusnya tetapi belum ada cairan
yang keluar : Saat menemukan situasi seperti ini, tunggu kurang lebih 30 detik,
kemudian coba putar 90 derajat jarum tersebut. Jika masih belum didapatkan LCS,
dapat dilakukan injeksi udara 1cc untuk mendorong jika ada sumbatan pada
jarum.
• Terdapat darah yang keluar melalui jarum : tunggu sesaat, jika perdarahan
berhenti, lanjutkan prosedur. Jika darah terus menetes, kemungkinan saat
penusukan mengenai vena epidural. Jarum harus digerakkan lebih kedalam, atau
diarahkan sedikit lebih medial.
• Pasien merasa nyeri tajam di kaki : kemungkinan jarum mengenai radiks saraf.
Segera cabut jarum dan ulang tusukan dengan arah lebih ke medial dari tempat
tusukan awal.
• Jarum terasa menusuk tulang : perhatikan kembali posisi pasien apakah saat
dilakukan penusukan, pasien kurang melakukan fleksi tubuh sehingga celah
menjadi sempit. Perlu juga menenangkan pasien karena umumnya pasien
melakukan ekstensi saat menahan nyeri tusukan saat awal jarum mengenai kulit.
KOMPLIKASI TINDAKAN ANESTESI
SPINAL
• Komplikasi Kardiovaskular : Hipotensi, Cardiac arrest, bradikardia
• Komplikasi Sistem Respirasi :Apnoe, Kesulitan bicara, batuk kering yang persisten,
sesak nafas, merupakan tanda-tanda tidak adekuatnya pernafasan
• Komplikasi Gastointestinal : Nausea dan muntah
• Nyeri Kepala (Puncture Headache)
• Komplikasi Muskuloskeletal: nyeri punggung akibat dari tusukan jarum yang
menyebabkan trauma pada periosteal atau ruptur dari struktur ligament dengan
atau tanpa hematoma intraligamentous.
• Komplikasi Sistem Neurologi: meningitis aseptik
KOMPLIKASI TINDAKAN ANESTESI
SPINAL
• Komplikasi Kardiovaskular : Hipotensi, Cardiac arrest, bradikardia
• Komplikasi Sistem Respirasi :Apnoe, Kesulitan bicara, batuk kering yang persisten,
sesak nafas, merupakan tanda-tanda tidak adekuatnya pernafasan
• Komplikasi Gastointestinal : Nausea dan muntah
• Nyeri Kepala (Puncture Headache)
• Komplikasi Muskuloskeletal: nyeri punggung akibat dari tusukan jarum yang
menyebabkan trauma pada periosteal atau ruptur dari struktur ligament dengan
atau tanpa hematoma intraligamentous.
• Komplikasi Sistem Neurologi: meningitis aseptic
• Komplikasi Traktus Urinarius: Disfungsi kandung kemih
KESIMPULAN
Subarachnoid Spinal Block, sebuah prosedur anestesi yang efektif dan bisa
digunakan sebagai alternatif dari anestesi umum. Anestesi ini bekerja setinggi papilla
mamae atau setinggi kurang lebih vertebra torakal 4. Prinsip yang digunakan adalah
menggunakan obat analgetik local untuk menghambat hantaran saraf sensorik untuk
sementara (reversible). Dan pada teknik anestesi ini, pasien tetap sadar.Terdapat
indikasi dan kontra indikasi yang terbagi dua yaitu kontraindikasi absolut dan relative.
Prosedur ini merupakan sebuah alternative pada operasi dengan durasi singkat.
Pilihan ini menyediakan opsi yang memiliki komplikasi yang lebih sedikit ketimbang
melakukan prosedur anestesi umum