Anda di halaman 1dari 4

1. Pada tahun 2019, di suatu kecamatan di desa B terdapat peningkatan kejadian Diare.

Peningkatan tersebut dicurigai berhubungan dengan musim hujan. Kepala puskesmas


ingin meneliti faktor risiko yang mempengaruhi dan pengaruhnya terhadap penyakit
tersebut. Karena kesibukannya, kepala puskesmas memiliki waktu yang terbatas untuk
melakukan penelitian. Apa metode penelitian yang tepat yang dilakukan oleh kepala
puskesmas tersebut?
a. Cross sectional
b. Cohort – waktu lama
c. Case control – waktu lama
d. Descriptive
e. Eksperimental

2. Seorang Dokter ingin mengetahui hubungan diare dengan ASI. Dokter memulai
penelitiannya dengan mengumpulkan subyek penelitian berusia 6 bulan yang diberi ASI
eksklusif dan yang tidak diberi ASI eksklusif. Kemudian, subyek tersebut diamati selama
1 tahun untuk dilihat apakah mengalami diare atau tidak. Apakah metode penelitian yang
dilakukan oleh Dokter tersebut?
a. Cross sectional
b. Cohort (retro dan prosprektif)
c. Case control
d. Descriptive
e. Eksperimental

3. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan
tujuan konsultasi. Dia mengalami obesitas dan ingin menurunkan berat badannya. Dia
membaca sebuah artikel di koran tentang obat baru yaitu obat X yang memiliki efek
menurunkan berat badan. Dia ingin menggunakan obat tersebut dan menanyakan kepada
dokter apakah obat tersebut aman bagi dirinya dan efektif untuk menurunkan berat badan.
Sebagai dokter, anda lalu melakukan journal searching sebagai bentuk EBM. Apakah
syarat yang harus dipenuhi oleh penelitian dalam jurnal yang dicari agar dapat
memastikan jurnal/hasil penelitian dalam jurnal tersebut memiliki validitas yang baik?
a. Sampel penelitian harus random atau acak
b. Uji eksperimental atau randomised controled trial
c. Sampel penelitian harus consequtive dengan menggunakan Gold Standard
d. Rancangan penelitian berupa kohort
e. Observasi atau penelitian kualitatif

4. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah kebiasaan minum jamu A pada usia kehamilan
muda berhubungan dengan kejadian kelainan bawaan B. Insidens kelainan B adalah
1/3000 kelahiran hidup. Apakah desain penelitian yang tepat untuk kasus tersebut ?
a. Potong lintang/cross sectional
b. Kasus kontrol – membandingkan kasus A dan kasus B di daerah
c. Kohort prospektif
d. Uji klinis
e. Studi kasus
5. Seorang dokter ingin mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian
penyakit stunting pada anak usia 7-24 bulan. Sample diambil sebanyak 96 bayi yang
didistribusikan kedalam 2 kelompok yaitu kelompok yang diberikan ASI eksklusif
sebanyak 43 bayi, dan kelompok tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 43 bayi.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu dan bayi. ASI eksklusif diklasifikasikan
menjadi ya (jika diberikan) dan tidak (nominal). Perkembangan anak dipantau sejak usia
7 – 24 bulan dengan melakukan antropometri stunting diukur berdasarkan parameter
panjang/tinggi badan menurut usia dibandingkan dengan standar antropometri WHO
2005. Pengukuran panjang badan untuk usia kurang dari 24 bulan atau yang belum dapat
berdiri diukur panjang badan dengan menggunakan length measuring yang hasilnya
diklasifikasikan menjadi tiga normal, pendek dan sangat pendek (ordinal). Apakah uji
hipotesis yang tepat untuk penelitian dokter tersebut?
a. Chi square
b. Uji t berpasangan
c. Uji t bebas
d. Uji Mann-Whitney U – ordinal distribusi tidak normal
e. Uji korelasi Spearman – ordinal distribusi tidak normal

6. Seorang dokter ingin melakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perilaku buang air besar sembarangan (BABS) terhadap kejadian penyakit
cacingan di suatu desa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara penduduk yang
berusia antara 17 - 35 tahun. Dokter terlebih dahulu membedakan penduduk yang
teridentifikasi melakukan perilaku BABS dan yang tidak. Selain itu, dokter juga
mengumpulkan data usia, jenis kelamin, penghasilan per bulan, dan tingkat pendidikan.
Data infeksi kecacingan diperoleh dengan melakukan pemeriksaan feses. Apakah uji
statistik yang tepat untuk membuktikan bahwa ada hubungan antara usia (distribusi data
tidak normal) dengan perilaku buang air sembarangan pada kasus tersebut?
a. Kruskall wallis test
b. Wilcoxon test
c. Mann-Whitney test – ordinal , distribusi tidak normal
d. Coefficient contingency – pengaruh -> (regresi (linear atau logistik))
e. Spearman correlation (hubungan) – data tidak normal, skalanya nominal,

7. Seorang perempuan berusia 34 tahun dibawa oleh suaminya ke UGD RS setelah


mengalami kecelakaan lalu lintas (biasanya jasaraharja yg cover) 10 menit yang lalu.
Pasien merupakan peserta BPJS yang rutin membayar iuran. Namun, rumah sakit tersebut
ternyata tidak bekerja sama dengan BPJS (apakah BPJS kesehatan ataau BPJS
ketengakerjaan). Bagaimana penanganan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Ditangani segera kondisi emergencynya lalu dirujuk ke rumah sakit yang
menerima BPJS, biaya tindakan dibebankan kepada pasien sepenuhnya
b. Pasien diobati dan biaya rumah sakit dibebankan ke pihak rumah sakit
c. Mengobati pasien dan meminta pasien membayar pengobatan
d. Pasien ditangani sesuai penyakitnya dan rumah sakittersebut mengklaim ke BPJS
e. Menolak pasien dan menyuruh pasien untuk ke rumah sakit yang bekerjasama
dengan BPJS
8. Seorang perempuan berusia 24 tahun dibawa oleh suaminya ke UGD Puskesmas karena
perutnya terasa mulas, kencang-kencang, dan keluar lender darah dari jalan lahir. Pasien
merupakan peserta BPJS yang rutin membayar iuran. Pasien rutin memeriksakan
kehamilannya di sebuah puskesmas dekat rumahnya. Pasien kemudian melahirkan di
puskesmas tersebut. Pasien adalah seorang peserta BPJS. Apakah jenis Sistem
pembayaran pada kasus tersebut?
a. Kapitasi
b. Non kapitasi – sesuai dengan permenkes no 52 tahun 2016
c. INA – CBG – ex: ada operasi trus jasanya berapa
d. Non INA-CBG
e. Out of pocket

9. Puskesmas A memberikan layanan kepada masyarakat salah satunya dalam bentuk


layanan kesehatan perorangan berupa layanan di balai pengobatan atau poliklinik.
Layanan kesehatan di Puskesmas A selalu ramai dikunjungi oleh pasien yang tinggal di
sekitarnya karena biaya pemeriksaan dan pengobatannya yang murah serta lokasinya di
tengah-tengah wilayah kecamatan. Jika dilihat dari dua faktor tersebut, apakah tujuan
subsistem upaya kesehatan yang telah dicapai oleh Puskesmas A dalam Sistem Kesehatan
Nasional?
A. Mudah dijangkau (accessible) dan berkualitas (quality)
B. Berkualitas (quality) dan harga terjangkau (affordable)
C. Mudah dijangkau (accessible) dan harga terjangkau (affordable)
D. Sama rata (equal) dan mudah dijangkau (accessible)
E. Harga terjangkau (affordable) dan sama rata (equal)

10. Puskesmas memberikan berbagai upaya kesehatan, baik yang berupa upaya kesehatan
masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP). Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota menerima laporan seluruh hasil layanan kesehatan yang dilakukan
puskesmas sebagai salah satu unit pelaksana teknisnya, untuk kemudian dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi. Apakah peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dalam sistem kesehatan tersebut?
A. Penyelenggara UKM strata I
B. Penanggung jawab UKM strata II
C. Penyelenggara UKP strata I
D. Penanggung jawab UKP strata I
E. Penanggung jawab UKP strata II

11. Keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan oleh tersedianya data dan
informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi kesehatan,
dukungan hukum kesehatan, serta administrasi kesehatan. Menurut sistem kesehatan
nasional, termasuk dalam subsistem pengelolaan kesehatan apakah prinsip tersebut?
A. Penelitian dan pengembangan kesehatan
B. Pembiayaan kesehatan
C. Sumber daya manusia kesehatan
D. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
E. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
12. Penerapan Desa Siaga, Pos Kesehatan Desa, dan Pos Pelayanan Terpadu diharapkan
mampu menunjang usaha untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Menurut
sistem kesehatan nasional, termasuk dalam subsistem pengelolaan kesehatan apakah
prinsip tersebut?
A. Pemberdayaan masyarakat – desa siaga, posyandu, poskesdes. Di lingk.
Pesantren (poskestren) di lingk. Sekolah (UKS-dokcil). Biasanya ada
kadernya
B. Pembiayaan kesehatan
C. Sumber daya manusia kesehatan
D. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
E. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai