Anda di halaman 1dari 21

ANESTESI SPINAL

 Anestesi spinal (subaraknoid) atau yang sering kita sebut


juga analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal
adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid ( cairan
serebrospinal).

 Anestesi ini umumnya menggunakan jarum dengan panjang


3,5 inci ( 9 cm ). Untuk pasien dengan keadaan obesitas
menggunakan jarum spinal dengan panjang 7 inci ( 18 cm ).
 Dikenal 2 macam jarum spinal, yaitu jenis yang ujungnya runcing
seperti ujung bamboo runcing (Quincke-Babcock atau Greene
atau cutting needle) dan jenis yang ujungnya seperti ujung pensil
(whitacre/pencil point needle) dimana ujung pensil banyak
digunakan karena jarang menyebabkan nyeri kepala pasca
penyuntikan spinal sedangkan jika menggunakan cutting needle
akan meningkatkan resiko nyeri kepala pasca penyuntikan karna
meningkatkan trauma duramater.
Fisiologi Anestesi Spinal

• Larutan Anestesi local disuntikkan kedalam ruang


subarachnoid yang akan memblok konduksi impulse saraf.
• Ada 3 kelas syaraf, yaitu motoris, sensoris dan autonomic.
• Stimulasi saraf motorik menyebabkan kontraksi otot dan
ketika itu diblok akan menyebabkan paralisis otot.
• Saraf sensory mentransmisikan sensasi seperti nyeri dan
sentuhan ke spinal cord dan dari spinal cord ke otak.
• Dan saraf autonomic mengontrol pembuluh darah, heart rate,
kontraksi usus, dan fungsi lainnya yang tidak disadari.
• Secara umum Pada penyuntikan intratekal, yang dipengaruhi
dahulu ialah saraf simpatis dan parasimpatis, diikuti dengan
saraf untuk rasa dingin, panas, raba, dan tekan dalam. Yang
mengalami blokade terakhir yaitu serabut motoris, rasa getar
(vibratory sense) dan proprioseptif. Blokade simpatis ditandai
dengan adanya kenaikan suhu kulit tungkai bawah. Setelah
anestesi selesai, pemulihan terjadi dengan urutan sebaliknya,
yaitu fungsi motoris yang pertama kali akan pulih.
Persiapan Preoperasi

• Informed consent
Hal ini penting untuk dijelaskan walaupun anestesi spinal
tanpa rasa nyeri, namun harus hati hati dengan beberapa
sensasi pada area atau lokasi yang berkaitan yang mungkin
akan dirasakan tidak nyaman.

• Premedikasi biasanya tidak dibutuhkan namun jika pasien


gelisah benzodiazepine seperti 5-10 mg diazepam oral dapat
diberikan 1 jam sebelum operasi.
Posisi Pasien pada Fungsi Lumbal

• Fungsi Lumbal paling mudah dilakukan ketika flexi maksimal pada tulang
Lumbar 9 gambar (2 ). Hal itu dapat dicapai dengan mendudukkan pasien
pada meja operasi dan menempatkan kakiknya pada kursi. Jika pasien
tersebut mengistirahatkan lengan bawahnya pada paha maka dia akan
dapat mempertahankan kestabilan posisi dan berada dalam kondisi
nyaman. Alternative lainnya, prosedur ini dapat dilakukan dengan pasien
berbaring pada satu sisi dengan pinggul dan lutut dalam keadaan flexi
maksimal.
Faktor faktor yang mempengaruhi penyebaran larutan
anestesi lokal

• Baricitas larutan anestesi local


• Posisi pasien
• Konsentrasi dan volume injeksi
• Level injeksi
• Kecepatan injeksi
• Pada anestesi spinal jika berat jenis obat lebih besar dari
berat jenis CSS (hiperbarik), maka akan terjadi
perpindahan obat ke dasar akibat gravitasi.
• Jika lebih kecil (hipobarik), obat akan berpindah dari area
penyuntikan ke atas.
• Bila sama (isobarik), obat akan berada di tingkat yang
sama di tempat penyuntikan.
• Gaya berat dari local anestesi dapat dipengaruhi dengan
penambahan dextrose. Konsentrasi 7,5 % dextrose dapat
membuat anestesi local yang hiperbarik relative dari CSF.
Larutan Isobaric dan hiperbarik dapat menghasilkan efek
yang nyata.
Kuantitas Lokal Anestesi yang digunakan
Persiapan Fungsi Lumbal

Alat alat yang dibutuhkan dalam keadaan sterile :


• Jarum spinal Yang biasa digunakan 24-25 gauge dengan pencil point tip
untuk meminimalkan resiko pasien seperti sakit kepala post-spinal.
• Jika menggunakan jarum spinal dengan kualitas baik yang flexible dan
ramping biasanya sangat susah jika secara langsung akurat, oleh karna itu
jarum spinal disposibble standard 19 gauge cocok digunakan sebagai
introducer
• Syringe ( suntikan ) 5 ml untuk larutan anestesi spinal
• Syringe ( suntikan ) 2 ml untuk larutan anestesi local yang digunakan untuk
infiltrasi di kulit
• Pilih jarum yang akan digunakan untuk mengambil larutan local anestesi
dan untuk infiltrasi ke kulit.
• Sebuah gallipot dengan antiseptic yang cocok untuk membersihkan kulit
contohnya chlorhexidine, iodine, atau methyl alcohol.
• Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada kulit di daerah punggung
pasien
• Local anestesi yang akan diinjeksikan harus dalam dosisi tunggal. Jangan
pernah menggunakan local anestesi dengan injeksi multi dose.
Tekhnik Anestesi Spinal

• Pakai sarung tangan dan kemudian periksa alat alat apakah sudah
dalam kondisi steril.
• Ambillah obat anestesi local yang akan disuntikkan secara intratekhal
dengan jarum suntik 5 ml dari ampul dan pastikan bahwa jarum tidak
menyentuh bagian luar ampul yang tidak steril.
• Ambillah obat anestesi local yang akan digunakan untuk infiltrasi kulit
kedalam jarum suntik 2 ml.
• Bersihkan punggung pasien dengan kapas dan antiseptik dan pastikan
sarung tangan tidak menyentuh bagian kulit yang tidak steril.
• Carilah ruang interspinosa, mungkin akan dibutuhkan penekanan yang
lebih dalam pada pasien yang gemuk untuk mencari ruang interspinosa
• Suntikan sejumlah volum obat anestesi local kedalam tempat suntikan
yang ditentukan dengan menggunakan jarum dispossible 25-gauge
• Gunakan introducer jika menggunakan jarum 24-25 gauge
• Tusukkan jarum spinal ( gunakan introducer jika ada ), pastikan
bahwa stylet ada di tempat yang benar untuk memastikan bahwa
ujung jarum tidak akan terhalang oleh partikel dari jaringan atau
bekuan. Harus diperhatikan agar jarum tetap di garis tengah dan
BEVEL secara langsung kearah lateral, lalu buat sudut 100-300
derajat kearah kranial dan maju perlahan lahan. Peningkatan
resistensi akan dirasakan ketika jarum menembus kedalam
ligamentum flavum diikuti menghilangnya resistensi ketika
memasuki epidural space. Hilangnya resistensi yang lain mungkin
dirasakan ketika dura ditembus dan csf mengalir/menetes keluar
dari jarum ketika stylet dicabut. Jika tulang disentuh maka jarum
harus ditarik beberapa sentimeter lagi kemudian dimasukkan
kembali perlahan dengan sudut lebih kea rah kepala untuk
memastikan bahwa jarum tetap berada pada garis tengah. Jika
jarum 25 gauge digunakan maka tunggulah selama 20 – 30 detik
hingga csf muncul setelah stylet ditarik. Jika csf tidak mengalir maka
gantikan stylet dan kemudian majukan atau masukkan jarum lebih
jauh dan coba lagi.
• Suntikkan obat anestesi local yang sudah disiapkan.
Penilaian Blockade

• Beberapa pasien mungkin tidak bisa menggambarkan apa yang


mereka lakukan atau yang mereka rasakan, karena itu, tanda-tanda
objektif sangat diperlukan.
• Jika, misalnya, pasien tidak dapat mengangkat kakinya dari tempat
tidur, blok setidaknya hingga pertengahan-daerah lumbalis.
• Perlu untuk menguji sensasi dengan jarum yang tajam. Lebih baik
untuk menguji hilangnya sensasi temperatur menggunakan kapas
direndam baik dalam eter atau alkohol. Lakukan hal ini dengan
pertama-tama menyentuh pasien dengan kapas basah pada dada
atau lengan (tempat sensasi adalah normal), sehingga mereka
merasakan bahwa kapas tersebut terasa dingin. Lakukan dari kaki
dan perut bagian bawah sampai pasien merasakan bahwa kapas
tersa dingin.
• Jika jawaban tidak konsisten atau samar-samar, lakukan cubitan
dengan forsep arteri atau jari pada daerah yang diblokir dan tidak
diblokir dan segmen dan tanyakan apakah mereka merasa sakit.
Monitoring

• Monitoring merupakan tahapan yang penting untuk


memonitor respirasi pulse dan tekanan darah

Perawatan post-operative

• Jika terjadi hipotensi, kaki pasien harus dinaikkan atau


ditinggikan.
• Pasien harus mengetahui seberapa lama efek dari blockade
spinal dan pasien harus tetap ditempat tidur sampai seluruh
sensasi dan kekuatan otot kembali.
Keuntungan anestesi Spinal

• Harga relative murah.


• Kepuasan pasien.
• Efek samping yang ringan pada system pernapasan.
• Penggunaan spinal anestesi mengurangi resiko obstruksi jalan nafas
atau aspirasi lambung.
• Spinal anestesi merupakan muscle relaxan yang baik untuk
pembedahan abdomen dan anggota badan bagian bawah.
• Berkurangnya pendarahan selama operasi dibandingkan dengan
menggunakan anestesi umum, hal ini disebabkan menurunnya
tekanan darah dan heart rate juga perbaikan drainase vena dengan
hasil menurunnya pengeluaran darah.
• Kembalinya fungsi usus dengan cepat.
• Dalam hal koagulasi spinal anestesi mengurangi resiko thrombosis
vena dalam dan emboli pulmoner
Kerugian anestesi spinal

• Terkadang akan sangat sulit untuk menetukan lokasi dural space


dan mendapatkan cerebrospinal fluid. Dan untuk beberapa keadaan
prosedur spinal anestesi dihindari.
• Anestesi spinal tidak baik jika digunakan untuk pembedahan
dengan jangka waktu lebih dari 2 jam. Jika operasi atau
pembedahan lebih lama dari 2 jam maka disarankan menggantinya
dengan anestesi umum atau memberikan ketamin intravena atau
infuse propofol sebagai supplement jika obat-obatan ini tersedia.
• Dapat terjadi hipotensi karna overload ataupun pemberian anestesi
dosis tinggi dan meningitis karna peralatan medis yang digunakan
tidak dalam keadaan steril.
• Spinal anestesi mungkin tidak cocok untuk beberapa pasien bahkan
jika mereka dalam keadaan sedasi hal ini dikarnakan tiap orang
memiliki reaksi yang berbeda terhadapa berbagai cara anestesi.
Indikasi

• Baik digunakan pada tindakan yang melibatkan tungkai


bawah, panggul, dan perineum.
• Anestesi ini juga digunakan pada keadaan khusus seperti
bedah endoskopi, urologi, bedah rectum, perbaikan fraktur
tulang panggul, bedah obstetric, dan bedah anak.
• Untuk pasien tua dan dengan penyakit sistemik seperti
penyakit respiratory kronik, hepatic, ginjal dan kelainan
endokrin seperti diabetes.
• Pasien trauma jika pasien tersebut memiliki resusitasi yang
adekuat dan tidak dalam keadaan hypovolemik.
Kontraindikasi
Komplikasi

Komplikasi umum :
 Sakit kepala post-spinal, insidensi ini berhubungan dengan
pengunaan jarum spinal ukuran besar ( 22 G ), cutting needle.
 Transient Radicular Syndrome/Transient Neurological Syndrome.
 Nyeri saat penyuntikan, nyeri punggung, hipotensi dan gatal gatal.
Komplikasi yang jarang terjadi :
 Total spinal
 Retensi urine
 Cardiac arrest
 Aspetic meningitis
 Bacterial meningitis
Treatment jika terjadi total spinal

Tanda-tanda terjadinya total spinal :


 Hypotensi
 Bradycardia
 Gelisah
 Tangan dan lengan terasa lemas
 Susah bernafas
 Hilang kesadaran

Jika terjadi total spinal yang dilakukan adalah


 ABC Resuscitation
 Intubasi dan ventilasi pasien dengan oksigen 100 %

Anda mungkin juga menyukai