Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kepala

Gambar 2.1 Anatomi Kepala

2.1.1 Kulit Kepala

Pada Kulit kepala terdri dari 5 lapisan yang disebut sebagai SCALP yaitu (1)
Skin atau kulit, (2) Connective Tissue atau jaringan subkutis, (3) Aponeurosis galea,
(4) Loose areolar tissue atau jaringan ikat longgar, dan (5) Pericranium (perikranium)
(Satyanegara, 2014).
Gambar 2.2 Lapisan SCALP

Tulang tengkorak terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis kranii. Tulang
tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital.
Kalvaria khususnya diregio temporal adalah tipis, namun disini dilapisi oleh otot
temporalis. Basis cranii berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar
otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar
dibagi atas 3 fosa yaitu : fosa anterior tempat lobus frontalis, fosa media tempat
lobus temporalis dan fosa posterior ruang bagi bagian bawah batang otak dan
serebelum (Satyanegara, 2014).

2.1.2 Meningen
Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan
yaitu :
1. Dura mater
Dura mater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
endosteal dan lapisan meningeal. Dura mater merupakan selaput yang keras,
terdiri atas jaringan ikat fibrosa yang melekat erat pada permukaan dalam dari
kranium. Karena tidak melekat pada selaput arachnoid di bawahnya, maka
terdapat suatu ruang potensial (ruang subdura) yang terletak antara dura mater
dan arachnoid, dimana sering dijumpai perdarahan subdural (Satyanegara,
2014).
2. Selaput Arakhnoid
Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang.
Selaput arakhnoid terletak antara pia mater sebelah dalam dan dura mater
sebelah luar yang meliputi otak. Selaput ini dipisahkan dari dura mater oleh
ruang potensial, disebut spatium subdural dan dari pia mater oleh spatium
subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis. Perdarahan sub arakhnoid
umumnya disebabkan akibat cedera kepala (Satyanegara, 2014).
3. Pia mater
Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater adalah
membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan
masuk kedalam sulci yang paling dalam. Membrana ini membungkus saraf otak
dan menyatu dengan epineuriumnya. Arteri-arteri yang masuk kedalam substansi
otak juga diliputi oleh pia mater (Satyanegara, 2014).

2.1.3 Otak
Otak merupakan suatu struktur gelatin yang mana berat pada orang dewasa
sekitar 14 kg. Otak terdiri dari beberapa bagian yaitu; Proensefalon (otak depan)
terdiri dari serebrum dan diensefalon, mesensefalon (otak tengah) dan
rhombensefalon (otak belakang) terdiri dari pons, medula oblongata dan serebellum
(Satyanegara, 2014).
Fisura membagi otak menjadi beberapa lobus. Lobus frontal berkaitan
dengan fungsi emosi, fungsi motorik dan pusat ekspresi bicara. Lobus parietal
berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi ruang. Lobus temporal mengatur
fungsi memori tertentu. Lobus oksipital bertanggungjawab dalam proses
penglihatan. Mesensefalon dan pons bagian atas berisi sistem aktivasi retikular
yang berfungsi dalam kesadaran dan kewapadaan. Pada medula oblongata terdapat
pusat kardiorespiratorik. Serebellum bertanggungjawab dalam fungsi koordinasi dan
keseimbangan.

2.1.4 Cairan Serebrospinal (CSS)


Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan
kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari ventrikel lateral
melalui foramen monro menuju ventrikel III, akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel
IV. CSS akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid
yang terdapat pada sinus sagitalis superior. Adanya darah dalam CSS dapat
menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan CSS dan
menyebabkan kenaikan takanan intrakranial. Angka rata-rata pada kelompok
populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS per
hari (Satyanegara, 2014).

2.1.5 Tentorium
Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang supratentorial
(terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media) dan ruang infratentorial (berisi
fosa kranii posterior) (Satyanegara, 2014).

2.1.6 Vaskularisasi otak


Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis.
Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk
circulus Willisi. Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya
yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan
bermuara ke dalam sinus venosus cranialis (Satyanegara, 2014).

2.2 Definisi Luka Tembak


Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru ke
dalam tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan dengan tubuh.
Luka tembak dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka tembak masuk dan luka tembak
keluar. Luka tembak masuk terjadi apabila anak peluru masuk suatu objek dan tidak
keluar lagi, sedangkan pada luka tembak keluar anak peluru menembus objek
secara keseluruhan. Pada luka tembak biasanya juga ditemukan kerusakan pada
pembuluh darah tulang, dan jaringan sekitar. Berdasarkan jarak luka tembak juga
dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu kontak, jarak dekat, jarak sedang dan
jarak jauh (Idries 1997).

2.3 Elemen Balistik


A. Macam senjata api
Biasanya hanya senjata ringan atau kecil yang dipakai tindak pidana atau
kekerasan. Macam senjata dapat dibagi menjadi dua macam :
1. Smooth bored.
Bore atau bagian dalam larasnya, sama sekali licin dari ujung keujungnya.
Diameter dari borenya dapat mengecil atau “choked” kearah moncongnya,
dengan maksud supaya gotrinya lebih lama mengumpul. Senjata tipe ini
menembakkan gotri-gotri bulat dari timah (seperti gotri untuk mengukur berat
jenis), dan biasanya digunakan untuk olahraga dengan daya tembak kurang dari
50 m, misal shotgun.

Shotgun
Senjata “smooth bored” juga disebut “shotgun” suatu term yang terbatas
digunakan untuk senjata api yang menembakkan gotri-gotri “shot”, yang sekarang
hampir semua berlaras panjang. Shotgun modern mempunyai laras panjangnya
26, 28 dan 30 inch.
Pada umumnya berlaras ganda disusun berdampingan, yang kanan
merupakan silinder penuh, yang kiri “choked” menyempit.
Senjata ini dapat “dipatahkan” atau “dibuka” pada engsel pada “breech”
sehingga selongsong kosong dapat dikeluarkan

Amunisi shotgun
Peluru shotgun terdiri dari selongsong yang bervariasi. Ada yang terbuat dari
logam, karton, atau plastik. Bagian dasarnya berpinggiran rimmed, berfungsi
supaya selongsong itu tidak bergerak ke depan masuk ke dalam laras dan
menyumbat senjata itu. Tutup pada bagian dasarnya berisi sedikit mesiu disebut
“primer cup” atau “central firing cap” yang akan meledak apabila diketuk oleh
“triger hammer”. Bagian dalam selongsong berisi mesiu, wad dan gotri-gotri.
Umunya mesiu yang dipakai adalah “smokeless powder”. Bila mesiu dalam
central cap terbakar maka selongsong juga ikut terbakar dan tekanan yang timbul
menyebabkan terdorongnya wad dan gotri-gotri disertai nyala api, asap dan mesiu
yang setengah atau tidak terbakar.
Anak peluru penabur – shotgun ini ada dua macam :
- Anak peluru penabur besar – Buck shot, loper.
- Anak peluru penabur kecil – Bird shot, hagel.
Gotri-gotri dari shotgun mempunyai ukuran dan berat tertentu, tetapi setelah
ditembakkan karena bentuknya berubah, maka sukar untuk mengukurnya. Yang
dapat dikerjakan adalah menimbangnya dan dari beratnya dapat ditentukan type
dari shotgun tersebut.

Kaliber shotgun
Pada umumnya kaliber suatu senjata diukur dari ukuran diameter bagian
dalam dari laras dinyatakan dalam decimal dari inchi (di Inggris). Contoh: .22, .33,
.45 inch.
Sekarang digunakan metrik system. Contoh 6.35, 8.0, 9.3 mm.
Pada “smooth bored” shotgun cara pengukuran kaliber seperti diatas ini
hanya sampai maksimum 5 inchi (1.27 cm). Lubang laras yang lebih besar dari ini
dinyatakan dengan pengukuran yang lebih kuno yaitu jumlah bola-bola padat dari
timah murni, masing-masing tepat sesuai dengan bagian dalam laras, yang
berbobot satu pound. Jadi apabila 12 timah berbobot 1 pound itu masing-masing
dapat tepat masuk dalam laras suatu senjata, maka senjata itu dikatakan
berkaliber 12 bore.
Senjata yang lebih kecil tentu jumlah gotri yang dapat dibuat dari 1 pound
timah akan lebih banyak, sampai mencapai 20 disebut berkaliber 20 bore. Suatu
senjata shotgun yang besar “elephant” berkaliber 6 atau 8 bore.

2. Rifled.
Bagian dalam bore ditakik dengan sejumlah alur “spiral grooves” yang masing-
masing berjalan paralel, tetapi memutar secara spiral dari bagian belakang
(breech) ke moncongnya. Penonjolan diantara alur itu disebut “land”. Senjata jenis
ini menembakkan satu anak peluru tunggal yang didorong keluar oleh letusan
pembakaran mesiu dan diberi gerakan memutar-spiral, karena putaran dari “land”
yang mencekam dan membentuk goresan-goresan sejajar pada badan anak
peluru. Ini menimbulkan gerakan gyroscopic yang membuat peluru tetap lurus
sampai sekitar 1 km.
Ada dua type :
- Kecepatan rendah : berlaras pendek (pistol, revolver), daya tembak 350-550
meter, kekuatan ledakan 4-6 ton dan kecepatan peluru waktu keluar 700-1000
km/jam.
Revolver
Jenis senjata ini mudah dikenal dengan adanya metal drum yaitu tempat
penyimpanan peluru (umumnya untuk 6 peluru) yang berputar (revolve) setiap
kali trigger ditarik dan menempatkan peluru baru pada posisi siap untuk
ditembakkan.
Contoh : .22, cal Iver Jhonson, .38 cal S & W dipakai polisi.

Pistol
Pelurunya diletakkan dalam suatu kotak logam, disebut magazine yang
terletak dibawah breech. Setiap kali trigger ditarik peluru dalam breech
ditembakkan dan selongsongan yang sudah kosong akan di lontarkan keluar
secara otomatis oleh suatu ekstrator yang dioprasikan oleh gas yang
dilepaskan, dan pada saat yang bersamaan suatu mekanisme pegas akan
mendorong peluru berikutnya kedalam suatu breech siap untuk ditembakkan.
Mekanisme ini menyebabkan pada selongsong kosong, yang telah
ditembakkan mengandung cacat yang spesifik untuk sesuatu senjata yang
menembakkannya, hasil daripada “chamber”, “hammer”, “breech face” dan
“ejector”.

Gambar 2.3 Jenis Pistol dan Revolver


Gambar 2.4 Jenis senjata laras panjang

- Kecepatan tinggi : berlaras panjang disebut juga “rifles”, mempergunakan


peluru yang lebih panjang, daya tembak 2000-3000 meter, kekuatan ledakan
20 ton, dan kecepatan peluru waktu keluar 1000-4500 km/jam. Contoh :
Remington, Winchester 70.
Seperti telah diterangkan diatas senjata type ini mempunyai “land” dan
“grooves” pada bagian dalam larasnya, ini dinamakan rifling, diukur jarak
antara dua dataran land yang berhadapan dinyatakan dalam per seratus inch.
Senjata beralur ini umumnya berkaliber .22, .25, .32, .38 dan .45.

B. Peluru

Anak peluru tunggal mempunyai macam-macam bentuk antara lain : flat


nose, roun nose, hollow point, spine dan spitzer.
Pistol dan revolver modern mempunyai dua macam anak peluru :
- Solid metal bullet terbuat dari lead yang dicampur tin dan antimony.
- Composite bullet terbuat dari lead pada bagian tengahnya/inti dengan suatu
mantel/jacket pada bagian luarnya terbuat dari logam yang lebih keras, seperti
baja, cupro-nikel, copper zine nikel, copper zine alloy.

Anak peluru khusus


- Anak peluru dum dum; anak peluru dimana ujungnya dibelah empat sehingga
akan mengembang akibat gerak gyroskopik dengan tujuan menimbulkan
kerusakan/luka yang besar.
- Anak peluru granat; anak peluru berisi mesiu, sehingga akan meledak apabila
mengenai sasaran.
- Light bullet; bila ditembakkan anak peluru ini akan mengeluarkan cahaya,
dengan tujuan melihat sasaran lebih jelas pada malam hari.
- Anak peluru latihan; terbuat dari kayu, pada jarak dekat berbahaya.
- Anak peluru tandem; anak peluru yang busung tersangkut dalam laras
terdorong oleh anak peluru berikutnya, dan terbang bersama-sama. Ciri-
cirinya: anak peluru dibagian depan pantatnya cekung akibat desakan anak
peluru dibelakangnya.

Gambar 2.5 Gambaran alur senjata

Gambar 2.6 Jenis peluru senjata laras panjang

Gambar 2.7 Komponen anak peluru


Gambar 2.8 Jenis anak peluru laras pendek

C. Mesiu
Macam mesiu :
- Mesiu hitam : - black powder, terdiri dari S, C dan NO3.
- Mesiu berasap sedikit : - smookeless powder, terdiri dari nitroglycerine =
dinamit.
- Knalkwik – fulminating mercury : HgC2N2O2, mudah meledak jika terkena
gesekan/tersentuh; digunakan untuk isi primer.

2.3 Proses Tembakan


Pada sebagian besar senjata api kecil siklus tembakan dikerjakan secara
manual. Pada sebagian senjata ada yang mempergunakan sebagian tenaga yang
dihasilkan dari letusan untuk menjalankan siklus berikutnya.
Suatu senjata dikatakan “fully automatic” atau senjata otomatis apabila terus
menerus menembak secara berkala selama trigger picunya ditekan, sedangkan
apabila masih diperlukan penarikan picu pada setiap siklus maka senjata itu disebut
“semi automatic” atau “autoloader”.
Urutan proses suatu tembakan : Feeding, Chambering, Locking, Firing, Obturation,
Unlocking, Extraction, dan Cocking.
Proses diatas akan menimbulkan cacat/goresan pada selongsong yang
sifatnya khas untuk suatu senjata.

Anda mungkin juga menyukai