Anda di halaman 1dari 10

1.

Epidemiologi
Pada anak-anak, klavikula mudah mengalami fraktur, namun hampir
selalu terjadi union dengan cepat dan tanpa komplikasi. Pada orang dewasa,
fraktur klavikula merupakan injuri yang lebih sulit. Fraktur klavikula pada
orang dewasa sering terjadi, insidensinya 2,6-4% dari semua fraktur dan
kurang lebih 35% merupakan cedera dari gelang bahu. Fraktur pada midshaft
merupakan yang terbanyak 69-82%, fraktur lateral 21-28%, dan fraktur medial
yang paling jarang 2- 3%.9

2. Anatomi Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berbentuk S, bagian medial
melengkung lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral
lebih kecil dan menghadap ke posterior. Ujung medial klavikula disebut
extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum dan ujung
lateral disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan
acromion.13
Facies superior klavikula agak halus, dan pada facies inferior di bagian
medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut
terdapat sulcus subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan disebelah
lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig.
Coracoclavicularis. Pada facies medialis klavikula terdapat foramen nutricium,
yang dilalui oleh pembuluh darah.13
Gambar 5. Anatomi Klavikula13

3. Mekanisme Trauma
Mekanisme trauma dari fraktur klavikula terjadi karena penderita jatuh
pada bahu, biasanya tangan dalam keadaan terulur. Bila gelang bahu
mendapat trauma kompresi dari sisi lateral, penopang utama untuk
mempertahankan posisi adalah klavikula dan artikulasinya. Bila traumanya
melebihi kapasitas struktur ini untuk menahan, terjadi kegagalan melalui 3
cara, Artikulasi akromioklavikular akan rusak, klavikula akan patah, atau sendi
sternoklavikular akan mengalami dislokasi. Trauma pada sendi
sternoklavikular jarang terjadi dan biasanya berhubungn dengan trauma
langsung ke klavikula bagian medial dengan arah lebih posterior (dislokasi
posterior) atau trauma dari arah posterior yang langsung mengenai gelang
bahu (menyebabkan dislokasi proksimal klavikula ke anterior).
Pada fraktur midshaft, fragmen lateral tertarik ke bawah karena berat
lengan, fragmen medial tertarik oleh muskulus sternocleidomastoideus. Pada
fraktur 1/3 lateral, bila ligamen intak, ada sedikit pergeseran; namun bila
terjadi robekan ligamen korakoklavikula, atau bila garis fraktur terletak medial
dari ligamen ini, pergeseran yang terjadi mungkin lebih berat dan tindakan
reduksi tertutup tidak mungkin dilakukan. Klavikula juga merupakan bagian
yang sering mengalami fraktur patologis.9,10
4. Klasifikasi
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari
fraktur oleh Allman menjadi proximal (Group I), middle (Group II), dan distal
(Group III) third fractures. Pembagian secara general berhubungan dengan
pendekatan klinis yang akan dikerjakan.
Karena tingginya tingkat delayed union and non-union pada fraktur 1/3
distal, Neer membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi
ligamentum dan derajat pergeseran. Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular
masih intak), Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari
fragmen medial tetapi ligamentum trapezoid tetap intak dengan segmen
distal), dan Neer tipe III (intraartikular). Neer tipe II disubklasifikasikan menjadi
dua oleh Rockwood menjadi tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat pada
fragmen distal dan tipe IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
Klasifikasi yang lebih detail untuk fraktur midshaft dibuat oleh
Robinson, yang berguna untuk pengolahan data dan membandingkan hasil
klinis.9,10,11
Gambar 6. Klasifikasi fraktur klavikula10

5. Gejala Klinis
Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar
penanganan pasien dapat optimal. Selain data demografik standar,
mekanisme trauma juga penting untuk diketahui. Fraktur klavikula yang
disebabkan oleh trauma ringan biasanya tidak menyebabkan cedera organ
lainnya atau trauma intra toraks. Namun, pada kecelakaan lalu lintas dan
jatuh dari ketinggian, harus dicari cedera lainnya.
Lengan pasien biasanya didekatkan ke dada untuk mencegah
pergerakan. Biasanya dapat terlihat adanyan penonjolan pada subkutan dan
kadang-kadang ada fragmen tulang yang melukai kulit. Adanya deformitas
pada gelang bahu paling baik diperiksa saat pasien berdiri. Bila terjadi fraktur
midshaft dengan pergeseran besar, tampak gambaran shoulder ptosis.
Meskipun komplikasi pada vaskular jarang terjadi, perabaan pulsasi vaskular
di leher sebaiknya dikerjakan. Adanya perlukaan ada sendi akromioklavikular
sering terlewatkan pada fraktur 1/3 lateral.9,10,11

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis yang diperlukan minimal adalah rontgen
dengan proyeksi anterior dan kemiringan 30 derajat sefalik. Biasanya
didapatkan fraktur pada 1/3 tengah dari tulang, fragmen bagian luar biasanya
terletak lebih rendah dari fragmen bagian dalam. Fraktur pada 1/3 lateral
dapat terlewatkan, atau perkiraan derajat pergeserannya dapat lebih rendah,
kecuali jika rontgen proyeksi bahu juga dikerjakan. Rontgen sendi
sternoclavicular pada fraktur 1/3 medial juga lebih baik dikerjakan. Saat
menilai kemajuan klinis, harus diingat bahwa ‘clinical’ union biasanya
mendahului ‘radiological’ union beberapa minggu sebelumnya.9,10
CT scan dengan rekonstruksi tiga dimensi mungkin diperlukan untuk
menentukan derajat pemendekan secara akurat atau untuk mendiagnosis
fraktur dislokasi sternoklavikula dan untuk meyakinkan union dari sebuah
fraktur.9
Gambar 7. Rontgen Klavikula
(a) fraktur klavikula 1/3 tengah displaced – paling sering terjadi,
(b) fraktur biasanya menyembuh dalam posisi ini, tampak adanya
‘tonjolan’9

7. Tatalaksana
Fraktur Klavikula 1/3 Tengah
Terdapat kesepakatan bahwa fraktur klavikula 1/3 tengah non
displaced seharusnya diterapi secara non operatif. Sebagian besar akan
berlanjut dengan union yang baik, dengan kemungkinan non union di bawah
5% dan kembali ke fungsi normal.9,10,12
Manajemen non operatif meliputi pemakaian simple sling untuk
kenyamanan. Sling dilepas setelah nyeri hilang (setelah 1-3 minggu) dan
pasien disarankan untuk mulai menggerakkan lengannya. Tidak ada bukti
yang menyatakan bahwa penggunaan figure-of-eight bandage memberikan
manfaat dan dapat berisiko terjadinya peningkatan insidens terjadinya luka
akibat penekanan pada bagian fraktur dan mencederai struktur saraf; bahkan
akan meningkatkan risiko terjadinya nonunion.9
Terdapat lebih sedikit kesepakatan mengenai manajemen fraktur 1/3
tengah. Penggunaan simple splintage pada fraktur dengan pemendekan lebih
dari 2 cm dipercaya menyebabkkan risiko terjadinya malunion simptomatik –
terutama nyeri dan tidak adanya tenaga saat pergerakan bahu – dan
peningkatan insidens terjadinya non-union.1 Sehingga dikembangkan teknik
fiksasi internal pada fraktur klavikula akut yang mengalami pergeseran berat,
fragmentasi, atau pemendekan. Metode yang dikerjakan berupa pemasangan
plat (terdapat plat dengan kontur yang spesifik) dan fiksasi intramedular. 9

Gambar 8. Fraktur klavikula 1/3 tengah dengan pergeseran berat


(dilakukan reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan plate dan screw)9

Fraktur Klavikula 1/3 Distal


Sebagian besar fraktur 1/3 distal klavikula mengalami pergeseran
minimal dan ekstra-artikular. Ligamentum korakoklavikula yang intak
mencegah pergeseran jauh dan manajemen non operatif biasanya dipilih.
Penatalaksanaannya meliputi pemakaian sling selama 2-3 minggu sampai
nyeri menghilang, dilanjutkan dengan mobilisasi dalam batas nyeri yang
dapat diterima.
Fraktur klavikula 1/3 distal displaced berhubungan dengan robeknya
ligamentum korakoklavikula dan merupakan injuri yang tidak stabil. Banyak
studi menyebutkan fraktur ini mempunyai tingkat non-union yang tinggi bila
ditatalaksana secara non operatif. Pembedahan untuk stabilisasi fraktur
sering direkomendasikan.9
Teknik operasi menggunakan plate dan screw korakoklavikular, fiksasi plat
hook, penjahitan dan sling techniques dengan graft ligamen Dacron dan yang
terbaru adalah locking plates klavikula.9,10

Gambar 9. Fraktur klavikula 1/3 distal9

Fraktur Klavikula 1/3 Proksimal


Sebagian besar fraktur yang jarang terjadi ini adalah ekstra-artikular.
Penatalaksanaan yang dilakukan sebagian besar adalah non operatif kecuali
jika pergeseran fraktur mengancam struktur mediastinal. Fiksasi pada fraktur
berhubungan dengan komplikasi yang mungkin terjadi seperti migrasi dari
implan ke mediastinum, terutama pada penggunaan K-wire. Metode
stabilisasi lain yang digunakan yaitu penjahitan dan teknik graft, dan yang
terbaru locking plates.9

8. Komplikasi
Awal
Meskipun klavikula bagian proksimal terletak dekat dengan struktur vital,
kejadian pneumotoraks, ruptur pembuluh darah subklavia, dan cedera
pleksus brachialis jarang terjadi.9,10
Lanjut
- Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi pada
1-15% kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua, besar
pergeseran, komunitif fraktur, dan pasien perempuan, namun prediksi akurat
mengenai fraktur yang akan mengalami non-union sulit dikerjakan.
Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat dan graft
tulang jika diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan memiliki tingkat
union yang tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral mempunyai tingkat non-union
yang tinggi (11,5- 40%). Pilihan terapi untuk non-union simptomatik adalah
eksisi bagian lateral dari klavikula (bila fragmen kecil dan ligamentum
korakoklavikular intak) atau reduksi terbuka, fiksasi interna dan graft tulang
bila fragmen besar. Implan yang digunakan adalah locking plates and hooked
plates.9,10
- Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan
posisi nonanatomis dengan pemendekan dan angulasi, meskipun tidak
menunjukkan gejala. Beberapa akan mengalami nyeri periskapular, yang
biasanya terjadi pada pemendekan lebih dari 1,5 cm. Pada kasus ini, operasi
osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat dipertimbangkan. 9,10
- Kekakuan bahu
Hal ini sering terjadi namun biasanya hanya sementara.9

Anda mungkin juga menyukai