Anda di halaman 1dari 24

Pemeriksaan Gangguan

Keseimbangan
Oleh : Munawaroh Saadah
2011730068
Pembimbing : dr. Eka Dian Safitri, Sp. THT

Uji Keseimbangan
Pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat di lakukan
mulai dari pemeriksaan yang sederhana yaitu :
Uji Romberg
Uji berjalan (stepping test)
Pemeriksaan Fungsi Serebelum : Past Pointing
Test

Uji Romberg
Penderita berdiri, lengan dilipat didada dengan kedua kaki dirapatkan, mulamula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Dapat dipertajam (sharp
Romberg) dengan memposisikan kaki tandem depan belakang, lengan dilipat
didada dan mata tertutup.
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
Pada orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik

Uji Berjalan (stepping test)


Berjalan di tempat dengan mata terbuka dan lalu tertutup
sebanyak 50 langkah.
Test dianggap abnormal ada kelainan vestibuler jika
pasien berjalan beranjak miring sejauh 1 meter atau
badan berputar lebih 30 derajat

Past Pointing Test


Tes jari hidung, dilakukan dalam posisi duduk,
pasien diminta menunjuk hidung dengan jari
dalam keadaan mata terbuka dan tertutup
Bila terdapat gangguan terdapat salah tunjuk.

Pemeriksaan keseimbangan secara objektif

Posturografi

Posturografi adalah pemeriksaan keseimbangan yang dapat menilai


secara obyektif dan kuantitatif kemampuan keseimbangan postural
seseorang. Untuk mendapatkan gambaran yang benar tentang gangguan
keseimbangan karena gangguan vestibuler, maka input visual diganggu
dengan menutup mata dan input proprioseptif dihilangkan dengan berdiri
diatas alas tumpuan yang tidak stabil. Dikatakan terdapat gangguan
keseimbangan bila terlihat ayun tubuh berlebihan, melangkah atau
sampai jatuh sehingga perlu berpegangan.

Teknik pemeriksaan Posturografi


1. Berdiri di atas alas dengan mata terbuka memandang titik tertentu, dalam
pemeriksaan ini ketiga input sensori bekerja sama.
2. Berdiri di atas alas dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual
diganggu.
3. Berdiri di atas alas busa 10 cm dengan mata terbuka, memandang titik
tertentu, dalam keadaan ini input proprioseptif diganggu
4. Berdiri tenang di atas alas busa 10 cm dengan mata tertutup, dalam keadaan
ini input visual dan proprioseptif diganggu, jadi hanya organ vestibuler saja
yang bekerja, bila terdapat pemanjangan ayun tubuh berarti terjadi gangguan
keseimbangan.

Vertigo
Vertigo adalah perasaan berputar. Sesuai kejadiannya vertigo ada beberapa

macam yaitu vertigo spontan, vertigo posisi dan vertigo kalori. Dikatakan
vertigo spontan bila vertigo timbul tanpa pemberian rangsangan.
Vertigo posisi disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul karena

perangsangan pada kupula kss oleh debris atau pada kelainan servikal.
Pada pemeriksaan kalori juga di rasakan adanya vertigo, dan vertigo ini

disebut vertigo kalori. Vertigo kalori ini penting ditanyakan pada pasien
sewaktu tes kalori, supaya ia dapat membandingkan perasaan vertigo ini
dengan serangan yang pernah di alaminya.

Nistagmus
Nistagmus adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dari dua
fase yaitu fase lambat dan fase cepat. Fase lambat merupakan reaksi
sistem vestibuler terhadap rangsangan, sedangkan fase cepat

merupakan reaksi kompensasinya.


Cara pemeriksaan :
Pada anamnesis ditekankan mengenai keluhan vertigo, kapan mulai
serangan pertama dan sudah berapa kali serangan sampai saat ini.
Ditanyakan juga intensitas beratnya serangan apakah tetap, makin
berat atau menurun.
Pada penyakit Meniere serangan petama paling berat dan seranganserangan berkutnya kekuatan serangan menjadi lebih ringan

Tes Kalori
Test kalori yang biasa dipraktekkan di klinik saat ini
terdiri dari dua cara yaitu :
1. Tes Kobrak
2. Tes kalori bitermal

Tes Kobrak
Posisi pasien tidur terlentang, dengan kepala fleksi 30 derajat atau
duduk dengan kepala ekstensi 60 derajat.
Digunakan spuit 5 atau 10 mL, ujung jarum disambung dengan
kateter.
Perangsangan dilakukan dengan mengalirkan air es (0C), sebanyak 5
mL selama 20 detik ke dalam liang telinga.
Nilai dihitung dengan mengukur lama nistagmus, sejak air mulai
dialirkan sampai nistagmus berhenti.
Harga normal 120-150 detik. < 120 detik disebut paresis kanal.

Tes Kalori Bitermal


Pada cara ini dipakai 2 macam air, dingin ( 30C ) dan
panas ( 44C).
Volume air yang dialirkan ke dalam liang telinga masing-masing
250 mL, dalam waktu 40 detik.

Catat lama nistagmus yang timbul.

Pada tiap pemeriksaan pasien di istirahatkan 5 menit

Langkah

Telinga

Suhu Air

Arah
NISTAGMUS

Waktu Nistagmus

Pertama

Kiri

30C

Kanan

Kanan

a. ....... Detik

Kedua

Kanan

30C

Kanan

Kanan

b. ....... Detik

Ketiga

Kiri

44C

Kanan

Kanan

c. ....... Detik

Keempat

Kanan

44C

Kanan

Kanan

d. ....... Detik

Hasil tes kalori dihitung dengan menggunakan rumus:


Sensitifitas L R : (a+c) (b+d) = 40 s

Tabel tes kalori

Bila selisih ini kurang dari 40 detik maka berarti kedua fungsi vestibuler

dalam keadaan seimbang, tetapi bila selisih ini lebih besar dari 40 detik, maka

berarti yang mempunyai waktu nistagmus lebih kecil mengalami paresis kanal

Tes Nistagmus Spontan


Kriteria nylen :
Nistagmus muncul ketika mata melirik ke arah nistagmusnya,
kekuatan nistagmus nylen 1
Nistagmus muncul ketika mata melihat kedepan, kekuatan
nistagmus nylen 2
Nistagmus tetap ada saat mata melirik ke arah berlawanan
nistagmus, kekuatan nistagmus nylen 3.
Bila terdapat nistagmus spontan harus dilakukan tes hiperventilasi
dan tes valsava

Tes nistagmus spontan


Tes hiperventilasi :
pasien diminta mengambil nafas cepat dan dalam selama
satu menit, dan sejak mulai setengah menit terakhir direkam.
Bila terdapat perbedaan 7 per detik maka berarti tes
hiperventilasi positif.
Tes Valsava :
menahan nafas selama 30 detik, dan sejak mulai menahan
nafas itu direkam, dan interpretasi sama dengan
hiperventilasi

Tes Nistagmus Posisi


Tes nistagmus posisi ini dianjurkan oleh Hallpike dan cara ini
disebut Perasat Hallpike. Caranya adalah, mula-mula pasien duduk,
kemudian tidur terlentang sampai kepala menggantung di pinggir
meja periksa, lalu kepala diputar ke kiri, dan setelah itu kepala
diputar ke kanan.
Nistagmus posisi yang berasal dari perifer dapat dibedakan dari
nistagmus yang disebabkan oleh debris (nistagmus paroksismal tipe
jinak), atau oleh kelainan servikal, atau kedua-duanya (kombinasi).

Macam-macam Nistagmus
Tanda yang kita ketahui

Kelainan sentral

Kelainan perifer

- Nistagmus Spontan

Vertikal

Horizontal/Rotatoir

- Nistagmus Posisi

Tidak Ada Kelelahan

Ada Kelelahan

- Nistagmus Kalori

Normal

Paresis

Elektronistagmografi (ENG)
ENG berguna untuk memonitor gerakan bola mata.

Prinsipnya :
bahwa kornea mata itu bermuatan positif. Muatan
positif ini sifatnya sama dengan muatan positif
listrik atau magnit yang selalu mengimbas daerah
sekitarnya. Begitu pula muatan positif kornea ini
mengimbas kulit sekitar bola mata

Elektronistagmografi (ENG)
Cara kerjanya :

meletakkan elektroda pada kulit kantus lateral


mata kanan dan kiri, maka kekuatan muatan
kornea kanan dan kiri bisa direkam. Rekaman
muatan ini disalurkan pada sebuah
galvanometer.
Hasilnya
:

2. Bila mata bergerak ke kanan, maka elektroda kanan akan


1. Bila muatan kornea mata kanan dan kiri sama, maka
bertambah muatannya, sedangkan elektroda kiri akan
galvanometer akan meninjukkan angka nol (di tengah).
berkurang, dan sebaliknya.

Dalam ENG yang menjadi pegangan utama adalah kecepatan fase


lambat dari nistagmus yang dapat dihitung di dalam derajat perdetik.

Elektronistagmografi (ENG)
Rumus perhitungan yang dipakai sama dengan rumus yang
dianjurkan Dick dan Hallpike, hanya parameter yang dipakai
adalah kecepatan fase lambat yang dihitung dengan derajat
perdetik.
Rumus I :
Sensitivitas L-R : (a+c) (b+d) x 100% =< 20%
(a+b+c+d)
Interpretasi :
Bila kurang dari 20 % maka kedua fungsi vestibuler dalam
keadaan seimbang.
Bila hasilnya lebih besar dari 20%, maka vestibular yang
hasilnya kecil berarti mengalami paresis kanal.

Elektronistagmografi (ENG)
Rumus II

Kuat Nist. R-L : (a+d) (b+c) x 100% = < 20%


(a+b+c+d)

Bila hasil rumus lebih besar dari 20%, maka nistagmus berat
ke kanan (directional preponderance to the right) , berarti
kemungkinan terdapat lesi sentral di sebelah kanan, atau ada
fokus iritatif sentral di sebelah kiri.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,


Kepala & Leher, edisi ketujuh; Balai Penerbit FK-UI;
Jakarta, 2012

Referensi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai