Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONIA

Fitriah Rospary
2007730056

RSUD CIANJUR

Pembimbing : dr. Putria Rayani,Sp.A

Identitas Pasien
Nama
:
Umur
:
JK
:
Alamat
:
Tanggal MRS

An. I
11 bulan
Laki-laki
Desa Nagrasari
: 14 Januari 2013

Alloanamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


OS datang ke RSUD Cianjur diantar orang tuanya. Ibu
OS mengatakan OS sesak sejak 1 hari SMRS ,sesak
terus menerus, sesak napas dilihat sama pada
posisi tidur dan duduk, keluhan sesak tidak disertai
dengan adanya suara ngik-ngik atau grok-grok ,
juga tidak disertai dengan kebiruan di kulit dan ujung
ujung jari serta sekitar mulut. Keluhan sesak di
dahului dengan panas badan 3 hari SMRS yang
mendadak tinggi terus menerus, siang sama dengan
malam. Keluhan kejang di sangkal. Batuk sejak 3 hari
SMRS disertai dahak, dahak tidak dapat dikeluarkan.
Keluhan muntah di sangkal, BAB dan BAK tidak ada
keluhan.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Mentis
- Kesan sakit
sedang
Tanda Vital
- Suhu
- Nadi
- Pernapasan
- Tekanan Darah
dilakukan

Compos

: Tampak sakit

:
:
:

37,8
130 x/menit
64 x/menit
: tidak

Status Gizi
An. Laki-laki usia 11 bulan
Antropometri
- BB
: 10
- TB/PB
: 73
- LK
: 46

kg
cm
cm

Status gizi :
BB/U = berada di antara 0-1 SD (Status gizi baik)
TB/U = berada diantara 0-1 SD (Status gizi baik)
BB/TB = berada diantara 0-1 SD (Status gizi baik)
Kesan : gizi baik

Status Generalis

Thoraks

Pemeriksaan Penunjang
Waktu &

Darah tepi

Hasil

Satuan

Nilai rujukan

13-01-13 Hemoglobin

13, 6

g/dl

11, 12,9

Hematokrit

37, 2

32 44

Trombosit

378

ribu/L

217 491

Leukosit

17, 45

ribu/L

4500 13. 500

tanggal

Resume
Anak laki-laki usia 11 bulan datang ke RSUD Cianjur
diantar orang tuanya. Ibu OS mengatakan OS sesak
sejak 1 hari SMRS ,sesak terus menerus, sesak
napas dilihat sama pada posisi tidur dan duduk.
Keluhan sesak di dahului dengan panas badan 3 hari
SMRS yang mendadak tinggi terus menerus, siang
sama dengan malam. Batuk sejak 3 hari SMRS
disertai dahak, dahak tidak dapat dikeluarkan.
Tanda Vital
- Suhu
: 37,8
- Nadi
: 130 x/menit
- Pernapasan
: 64 x/menit
BB = 10 kg status gizi baik

Pernapasan cuping hidung (+), Ekspirasi


memanjang.
Retraksi suprasternal (+), intercostal (+),
epigastrium (+)
Auskultasi : Ronkhi (+/+)
Pemeriksaan Penunjang : Leukosit = 17, 45
ribu/L

Rencana Diagnosis
Rontgen Thorax
Hitung Jenis Darah

Penatalaksanaan
Oksigen lembab 2 L/menit
Infus D1:4
BB = 10 kg 10 x 120 / 96 = 12
tpm makro
Propyretic supp 80 mg (bila demam)
Cefotaxim 2 x 500 mg I.V
Gentamicin 2 x 25 mg I.V
Nebulisasi bisolvon 5 gtt (pagi dan
sore)
Puasa

Follow Up

Follow Up
13 01 2013
S: Sesak napas berkurang,
demam (-), batuk (+), pilek
(+), muntah(-), BAB 1 kali,
konsistensi padat,BAK (N)
O: Suhu:36,80C, HR:120 x/mnt,
RR: 48 x/mnt
Cuping hidung (-),retraksi SS,
IC, epigastrium (+),
wheezing(-/-), Ronkhi (+/+)
A Bronkopneumonia

P : Oksigen lembab 2 L/menit


Infus D1:4 BB = 10 kg 10 x
120 / 96 = 12 tpm
Propyretic supp 80 mg (bila
demam)
Cefotaxim 2 x 500 mg I.V
Gentamicin 2 x 25 mg I.V
Nebulisasi bisolvon 5 gtt
(pagi dan sore)

14 01 2013
S: Sesak napas(-), demam
(-)Batuk (+), pilek (+), BAB
(N), BAK (N)
O: Suhu:36,70C, HR:120 x/mnt,
RR: 36 x/mnt
Cuping hidung (-),retraksi SS,
IC, epigastrium (-),
wheezing(-/-), Ronkhi (-/-)
A Bronkopneumonia

P : Coba minum ditetes


Oksigen coba dilepas
Infus D1:4
BB = 10 kg 10 x 120 /
96 = 12 tpm
Propyretic supp 80 mg (bila
demam)
Cefotaxim 2 x 500 mg I.V
Gentamicin 2 x 25 mg I.V
Nebulisasi bisolvon 5 gtt

Tinjauan Pustaka

Bronkopneumonia

Etiologi Menurut umur

Faktor Risiko

Pneumonia yang terjadi pada masa bayi


Berat badan lahir rendah (BBLR)
Tidak mendapat imunisasi,
Tidak mendapat ASI yang adekuat
Malnutrisi
Defisiensi vitamin A
Tingginya prevalens kolonisasi bakteri
patogen di nasofaring, dan
Tingginya pajanan terhadap polusi udara
(polusi industri atau asap rokok)

Klasifikasi

Klasifikasi

Pneumonia lobaris. Sering pada pneumonia


bakterial, jarang pada bayi dan orang tua.
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau
segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh
obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda
asing atau proses keganasan.

Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak


infiltrat pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh
bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang
tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus

Pneumonia interstisial

Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan


Lingkungan dan Pejamu

Pneumonia Komunitas

Sporadis

atau

endemic;

muda atau orang tua


Pneumonia Nosokomial

Didahului perawatan di RS

Tipe Klinis

Epidemiologi

Pneumonia Rekurens

Terdapat dasar penyakt paru

Pneumonia Aspirasi

kronik
Alkoholik, usia tua

Pneumonia
imun

pada

gangguan Pada

pasien

onkologi, AIDS

transplantasi,

Manifestasi Klinik

Pneumonia pada Balita dan


Anak
yang
Keluhan
meliputiLebih
demam,Besar
menggigil, batuk, sakit

kepala, anoreksia, dan kadang-kadang keluhan


gastrointestinal seperti muntah dan diare.
Secara klinis, ditemukan gejala respiratori seperti
takipnea, retraksi subkosta (chest indrawing),
napas cuping hidung, ronkhi, dan sianosis.
Anak besar dengan
pneumonia lebih suka
berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut
tertekuk karena nyeri dada. Ronkhi hanya
ditemukan bila ada infiltrat alveoler. Retraksi dan
takipnea merupakan tanda klinis pneumonia
yang bermakna.

Tidak rutin dilakukan kecuali pd pneumonia


berat yg dirawat di RS. Spesimen berasal dr:
usap tenggorok, nasofaring, bilasan bronkus,
darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru

Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3
dari 5 gejala berikut:
Sesak nafas disertai pernafasan
cuping hidung dan tarikan dinding
dada
Panas badan
Ronki basah sedang nyaring
Foto thorax menunjukkan gambaran
infiltrat difus
Leukositosis (pd infeksi virus tidak
melebihi 20.000/mm3 dgn limfosit
predominan, dan bakteri 15.000-

Komplikasi
Komplikasi
Komplikasi
biasanya
sebagai
hasil
langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax ,seperti
Efusi pleura
Empiema
Perikarditis
atau
penyebaran
bakteremia dan hematologi
Meningitis
Artritis supuratif
Osteomielitis adalah komplikasi yang
jarang
dari
penyebaran
infeksi
hematologi.

PNEUMONIA RAWAT JALAN

Penelitian multisenter di Pakistan menemukan


bahwa
pada,
pemberian
amoksisilin
dan
kotrimoksazol
dua
kali
sehari
mempuyai
efektivitas yang sama. Dosis amoksisilin yang
diberikan adalah 25 mg/kgBB, sedangkan
kotrimoksazol
adalah
4
mg/kgBB TMP-20
mg/kgBB sulfametoksaziol.
Makrolid, baik eritromisin maupun makrolid baru,
dapat digunakan sebagai terapi alternatif betalaktam untuk pengobatan inisial pneumonia,
dengan pertimbangan adanya aktivitas ganda
terhadap S. Pneumoniae dan bakteri atipik.

Antibiotik

Daftar Pustaka

Buku Ajar Respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak


Indonesia: 2010
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta : 2006.
Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu
Kesehatan Anak. 2007. Jakarta:RSCM
Rudolf, et al. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 2.
2006. Jakarta: EGC
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1.
2004. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Standar Pelayanan Medis RSUP Dr Sardjito

K
a

m
i
r
e

i
s
a

Anda mungkin juga menyukai