Berdasarkan pemeriksaan fisik umum, terdapat beberapa kelainan yaitu
a. Nilai GCS E4 M6 Vafasia menunujukan adanya gangguan dalam berbicara Tabel Score GCS
b. Tekanan darah 140/90 menunjukkan adanya hipertensi grade 1
Interpetasi Pemeriksaan Neurologis
1. Berdasarkan pemeriksaan neurologis tidak didapatkan tanda-tanda iritasi
meningeal yaitu kaku kuduk (-) dan brudzinkis sign (-). Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami gangguan pada meningen. Pemeriksaan Tanda Rangsangan Meningeal a.Kaku kuduk: Cara : 1) Pasien tidur telentang tanpa bantal 2) Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian kepala ditekukan ( fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat Hasil pemeriksaan: Leher dapat bergerak dengan mudah, dagu dapat menyentuh sternum, atau fleksi leher normal Adanya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi leher kaku kuduk b. Brudzinski I: Cara : 1) Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan 2) Kepala pasien difleksikan sehingga dagu menyentuh dada. Hasil Pemeriksaan : Test ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik
2. Berdasarkan pemeriksaan fungsi motorik yang dilakukan pada ekstremitas
superior dan inferior didapatkan hasil :
a. Fungsi motorik ekstremitas superior dan inferior bagian sinistra
mengalami keterbatasan gerak b. Kekuatan motorik ekstremitas superior dan inferior bagian dekstra adalah 5 yang menunjukan kekuatan normal, sedangkan kekuatan motorik ekstremitas superior dan inferior bagian sinistra adalah 3 yang berarti dapat menggerakan anggota gerak untuk menahan beban. Tabel Nilai Kekuatan Motorik o
Nilai Kekuatan Otot
Keterangan
0 (0%)
Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
1 (10%)
Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot tetap
tidak ada gerak sama sekali
2 (25%)
Dapat
menggerakkan
anggota
gerak
tanpa
menggerakkan
anggota
gerak
untuk
gravitasi 4
3 (50%)
Dapat
menahan berat (gravitasi)
5
4 (75%)
Dapat menggerakkan sendi dengan aktif dan
melawan tahanan
5 (100%)
Kekuatan normal
c. Fungsi motorik tonus dalam batas normal menunjukan tidak adanya
gangguan pada LMN (Lower Motor Neuron) Teknik pemeriksaan tonus otot: a. Memeriksa tonus otot bahu : - Pemeriksa menggerakkan sendi bahu seperti abduksi, adduksi dan elevasi, kemudian merasakan adanya tahanan pada m. deltoideus. - Nilailah tahanan tersebut apakah normal, meningkat atau menurun. - Tonus yang meningkat berarti bahwa pemeriksa mendapat kesulitan untuk menggerakkan sendi bahu. Jika tonus otot hilang, maka pemeriksa tidak merasakan tahanan. b. Memeriksa tonus otot pada lengan atas :
- Pemeriksa menggerakkan sendi siku secara pasif, yaitu fleksi dan
ekstensi berulang - ulang dan merasakan adanya tahanan pada otot-otot di lengan atas dan nilailah tahanan tersebut apakah normal, meningkat atau menurun. - Jika tonus otot meningkat, maka pemeriksa mendapat kesulitan untuk memfleksikan dan mengekstensikan lengan. Jika tonus otot hilang, maka pemeriksa tidak merasakan tahanan. c. Memeriksa tonus otot pada lengan bawah : - Pemeriksa menggerakkan tangan pasien secara pasif (pronasi-supinasi) dan merasakan adanya tahanan pada otot-otot di lengan bawah dan nilailah tahanan tersebut apakah normal, meningkat atau menurun. d. Memeriksa tonus otot pada tangan : - Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan jari-jari tangan pasien (menggenggam dan membuka) dan merasakan adakah tahanan pada otot tangan, apakah normal, meningkat atau menurun. e.Memeriksa tonus otot pada pinggul : -Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan kaki pasien pada articulation coxae dan merasakan tahanan pada otot-otot pinggul, apakah normal, meningkat atau menurun f. Memeriksa tonus otot pada paha : -Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan kaki pasien pada sendi lutut dan merasakan tahanan pada otot paha (m. quadriceps femoris), apakah normal, meningkat atau menurun. g.Memeriksa tonus otot pada betis : -Pemeriksa melakukan dorsofleksi dan plantar-fleksi secara pasif pada kaki pasien dan merasakan adanya tahanan pada otot betis (m. gastrocnemius), apakah normal, meningkat atau menurun. h.Memeriksa tonus otot pada kaki : -Pemeriksa memfleksikandan mengekstensikan jari kaki pasien dan merasakan adanya tahanan pada otot kaki (dorsum dan plantar pedis), apakah normal, meningkat atau menurun
d. Fungsi motorik trofi dalam batas normal menunjukan tidak adanya
gangguan pada LMN (Lower Motor Neuron) Pemeriksaan trofi otot dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan pengukuran. a.Inspeksi : -Perhatikan bentuk dan ukuran otot, baik masing-masing atau sekelompok otot, adanya gerakan abnormal, adanya kontraktur dan deformitas. -Perhatikan apakah otot tampak normal (eutrofi), membesar (hipertrofi) atau tampak kecil (atrofi). -Bandingkan kanan dan kiri. b.Pengukuran: Bila terdapat asimetri, maka pengukuran kelompok otot yang sama harus dilakukan, meliputi panjang otot dan lingkaran otot. Patokan untuk mengukur lingkaran anggota gerak kedua sisi harus diambil menurut bangunan anggota gerak yang sama, misalnya 10cm diatas olekranon. c.Palpasi: Otot yang normal akan terasa kenyal pada palpasi, otot yang mengalami kelumpuhan Lower Motor Neuron (LMN) akan lembek, kendor dan konturnya hilang. Periksalah bentuk otot pada otot bahu, lengan atas, lengan bawah, tangan, pinggul, paha, betis dan kaki. Bahrudin M. 2011. Pemeriksaan Klinis di Bidang Penyakit Syaraf. Malang: AMM Press.