Evaporative dry eye adalah kelompok mata kering yang disebabkan karena penguapan
berlebihan air mata walaupun tidak terjadi gangguan pada proses produksinya. Penyebabnya
dibagi menjadi dua yaitu intrinsik, dimana didapatkan kelainan secara struktur atau ekstrinsik
a. Penyebab Intrinsik
1) Disfungsi Kelenjar Meibom
Disfungsi kelenjar meibom, atau blefaritis posterior, adalah kondisi terjadinya
obstruksi pada kelenjar meibom dan menjadi penyebab yang paling sering.
Tabel Penyakit Kelenjar Meibom yang dapat menyebabkan evaporating dry eye
Kelainan yang jarang terjadi namun penting adalah karena pengobatan jerawat
vulgaris dengan isotretinoin dapat menyebabkan atrofi kelenjar meibom yang reversibel,
hilangnya kepadatan asinar pada meibografi, serta mengurangi volume dan meningkatkan
kekentalan dari kotoran. Selain itu paparan dari polychlorinated biphenyls, melalui konsumsi
jerawat yang besar dan luas, seboroik meibom dengan kotoran yang tebal dan pembentukan
sederhana, lubang kelenjar masih berada di anterior kulit palpebra menuju mucocutaneous
junction. Dalam DKM sikatrik, lubang saluran tertarik ke bagian posterior menuju ke
palpebra dan mukosa tarsal sehingga tidak dapat memberi minyak ke permukaan lapisan
airmata. Diagnosis didasarkan pada gambaran morfologi dari asinus kelenjar dan lubang
saluran, adanya sumbatan pada lubang, dan penebalan atau tidak adanya kotoran. Metode
yang digunakan untuk menentukan derajat dari DKM, mengukur tingkat kelenjar yang putus
(meibografi), dan kadar minyak di margin reservoar palpebra (meibometri). Berdasarkan dari
beberapa sumber menunjukkan bahwa DKM cukup dikaitkan dengan tingkatan dan kadar
defisiensi dari lapisan lemak pada lapisan airmata, peningkatan penguapan air mata, dan
abnormalitas dari endokrin atau proptosis, dan tingkat miopia yang tinggi. Abnormalitas dari
endokrin, khususnya pada eksoftalmus, terjadi peningkatan celah yang lebar pada palpebra,
terkait dengan mata kering dan hiperosmolaritas air mata. Peningkatan celah pada palpebra
berhubungan dengan meningkatnya evaporasi pada lapisan air mata. Meningkatnya pajanan
evaporasi pada permukaan mata juga terjadi pada posisi pandangan tertentu, seperti menatap
keatas, dan aktivitas yang memicu mata untuk melihat keatas, seperti berenang, walaupun
kepala lebih cenderung berada dibawah namun mata berada dalam posisi melihat keatas.
3) Kecepatan Berkedip yang Rendah
Keringnya permukaan mata dapat disebabkan oleh berkurangnya kecepatan berkedip,
sehingga memperpanjang periode dimana permukaan mata dihadapkan pada kehilangan air
sebelum kedipan berikutnya. Sebuah metode telah dikembangkan untuk mencatat kecepatan
berkedip. Hal ini dapat terjadi sebagai gejala yang fisiologis pada beberapa pekerjaan yang
membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, seperti orang yang bekerja dengan mikroskop,
atau mungkin orang dengan gangguan pada ekstrapiramidal, seperti penyakit parkinson.
b. Penyebab Ekstrinsik
1) Kelainan pada Permukaan Mata
Penyakit yang mengenai permukaan mata dapat menyebabkan pembasahan
permukaan mata tidak sempurna, di awal dapat terjadi kerusakan pada lapisan air mata,
hiperosmolaritas air mata, dan mata kering. Penyebab yang termasuk adalah kekurangan
dikutip di Amerika Serikat pada tahun 2000. Penyebab gejala terkait penggunaan lensa
kontak dan intoleransi lensa, oleh karena kepentingan pribadi dan umum. Alasan utama untuk
pada destabilisasi lapisan air mata dan menambah komponen mata kering sebagai penyakit
permukaan mata. Salah satu contoh adalah penyakit alergi pada mata. Apapun bentuk mata
kering, apapun asalnya dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel goblet, sehingga
yang mengarah ke penyakit ini adalah bahwa paparan antigan menyebabkan degranulasi sel
mast IgE, dengan pelepasan sitokin inflamasi. Respon Th2 diaktifkan pada permukaan mata,
submukosa. Ada stimulasi sekresi sel goblet dan hilangnya mucins membran permukaan.
Terjadi kematian sel epitel, sehingga mempengaruhi konjungtiva dan epitel kornea.
Kerusakan permukaan dan pelepasan mediator inflamasi menyebabkan gejala alergi dan