5. VASODILATOR
Obat :Hidralazine (Apresoline 10, 25, 50, 100mg), Minoxidil (Loniten 2,5, 10mg), Nitroprusside
(Nitropress inj)
Mekanisme kerja : Merelaksasi otot polos arteriol sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular
sistemik, digunakan untuk kedaruratan hipertensi
Waktu paruh : 2 - 4 jam
Dosis : 20 200/hari
Toksisitas : Sakit kepala, mual, anoreksia, palpitasi, berkeringat dan flushing
MEKANISME KERJA:
vasodilator adalah golongan obat yang berfungsi untuk membuka atau melebarkan pembuluh darah.
Obat ini bekerja pada otot dinding pembuluh darah (arteri dan vena) dengan mencegah otot tersebut
berkonstraksi sehingga rongga pembuluh darah akan melebar.
EFEK:
setelah diberikan obat golongan vasodilator, aliran darah menjadi lebih lancar melalui rongga pembuluh
darah. Jantung tidak terlalu susah memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tekanan darah juga akan
menurun.
PENGGUNAAN KLINIS:
EFEK SAMPING:
DIURETIK
Obat : HCT (Hidroklortiazid 25mg, 100mg)
Mekanisme kerja : Mendeplesi (mengosongkan) simpanan Natrium sehingga volume darah, curah
jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun
Dosis : 25-50 mg/hari
Efek samping : hipokalemia
MEKANISME KERJA:
Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut Diuretik. Obat-obat ini
merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki
urine dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut
secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotic. Perubahan Osmotik dimana dalam tubulus
menjadi menjadi meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih banyak
didalam tubulus ginjal. Dan produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan demikian diuretic meningkatkan
volume urine dan sering mengubah PH-nya serta komposisi ion didalam urine dan darah (Halimudin, 2007).
EFEK:
Dengan berkurangnya air dalam dalam darah menjadikan volume darah menurun sehingga pekerjaan
jantung menjadi ringan.
PENGGUNAAN KLINIS:
HT, GAGAL JANTUNG, GAGAL GINJAL
EFEK SAMPING
HIPOKALEMIA
HIPERURIKEMIA
HIPEGLIKEMIA
HIPERLIPIDEMIA
HIPONATREMIA
ACE INHIBITOR
Obat :Captopril (Capoten 12,5, 25, 50 mg), Lisinopril (Zestril 2,5, 5, 10, 20mg), Quinapril (Accupril 4, 10,
20, 40mg), Enalapril, Ramipril, Trandolapril, Moexipril, yang selektif losartan, valsartan
Mekanisme kerja : Menghambat enzim pengonversi peptidyl dipeptidase yang menghidrolik angiotensin
I ke angiotensin II, menyebabkan bradikinin inaktiv dan menjadi vasodilator, Penghambat angiotensi II
menurunkan TD dg menurunkan tahanan vaskular perifer
Waktu paruh : 3 jam
MEKANISME KERJA:
Efek:
menurunkan tahanan pembuluh peripheral, preload dan afterload pada jantung sehingga
tekanan darah dapat diturunkan
angiotensin ll tidak bekerja secara aktif sehingga pembuluh darah dapat melebar dan menurunkan
tekanan darah.
PENGGUNAAN KLINIS:
EFEK SAMPING:
Proteinuria, ureum nitrogen darah (BUN/Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin meningkat.
Ruam idiosinkrasi seperti gatal-gatal.
Neutropenia, anemia, trombositopenia, hipotensi.
ORAL:
Captopril sebagai dosis tunggal mempunyai durasi selama 6-12 jam dengan onset 1 jam.
PENGHAMBAT ANGIOTENSIN
Losartan, valsartan, kandesartan, olmesartan, telmisartan, eprosartan dan irbesartan
MEKANISME KERJA
mirip dengan penghambat ACE, tetapi obat golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikinin
dan kinin-kinin lainnya, sehingga tidak menimbulkan batuk kering persisten yang biasanya
mengganggu terapi dengan penghambat ACE.
ekerja dengan cara menghambat reseptor angiotensin ll.
Angiotensin II receptor blockers (ARBs) adalah obat-obat yang menghalangi aksi dari
angiotensin II dengan mencegah angiotensin II mengikat pada reseptor-reseptor angiotensin II
pada pembuluh-pembuluh darah. Sebagai akibatnya, pembuluh-pembuluh darah membesar
(melebar) dan tekanan darah berkurang.
EFEK
akan menghambat semua efek angiotensin II, seperti vasokontriksi, sekresi aldosteron, ranggsangan
saraf simpatis, sekresi vasopresin, rangsangan haus, stimulasi jantung, efek renal serta efek jangka
panjang berupa hipertropi otot polos pembuluh darah dan miokard.
PENGGUNAAN KLINIS
antagonis reseptor angiotensin II digunakan sebagai alternatif dari penghambat ACE dalam
tatalaksana gagal jantung atau nefropati akibat diabetes.
ES, FARMAKOKINETIK
Hipotensi simtomatik termasuk pusing dapat terjadi, terutama pada pasien dengan kekurangan
cairan intravaskular (misal yang mendapat diuretika dosis tinggi). Hiperkalemia kadang-kadang
terjadi; angioedema juga dapat terjadi pada beberapa antagonis reseptor angiotensin II.
Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti hipovolemia, gagal jantung,
hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis.
SIMPATOPLEGIK
MEKANISME KERJA
Obat simpatopeglik, yang menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi resistensi
vaskular tepi, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan penyimpanan darah vena
yang besar. (kedua efek terakhir mengurangi curah jantung)
Obat simpatoplegik : menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi resistensi vaskular tepi,
menghambat fungsi jantung dan meningkatkan penyimpanan darah vena dalam pembuluh darah vena
yang besar.
EFEK
PENGGUNAAN KLINIS
EFEK SAMPING