Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DAN PRINSIP PENGELOLAAN PASIEN


DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM BERDASARKAN EVIDANCE
BASED PRACTICE
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis Dosen
Pembimbing Faridatul Istibsaroh, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
HOLISUN : A2019004
ADIMAH : A2019001
LAILATUL MUKAROMAH : A2019005
NUR HASANAH : A2019009

UNIVERSITAS NAZHATUT THULLAB


AL-MUAFA SAMPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah tentang “Asuhan Keperawatan
Dan Prinsip Pengelolaan Pasien Dengan Ketoasidosis Diabetikum Berdasarkan
Evidance Based Practice” ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.
Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan
dimasa yang akan mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Sampang, 21 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB 1 Konsep Penyakit.........................................................................................................4
1.1 Konsep Ketoasidosis Diabetikum ..........................................................................4
1.1.1 Definisi..............................................................................................................
1.1.2 Klasifikasi.........................................................................................................
1.1.3 Etiologi..............................................................................................................
1.1.4 Patofisiologi......................................................................................................
1.1.5 Tanda dan Gejala............................................................................................
1.1.6 Pemeriksaan penunjang.................................................................................
1.1.7 Penatalaksanaan .............................................................................................
BAB 2 KASUS ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................
2.1 Pengkajian..................................................................................................................
2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................................
2.3 Intervensi....................................................................................................................
2.4 Implementasi..............................................................................................................
2.5 Evaluasi Keperawatan..............................................................................................
BAB 3 JURNAL........................................................................................................................
3.1 Analisa PICOT..........................................................................................................
BAB 4 PENUTUP ...................................................................................................................
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................
4.2 Saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

3
BAB 1

KONSEP PENYAKIT

1.1 Konsep Ketoasidosis Diabetikum


1.1.1 Pengertian
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat adanya defisiensi
insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan kadar hormone yang
berlawanan dengan isulin. Diabetik ketoasidosis adalah keadaan kegawat daruratan atau
akut dari diabetes tipe 1, yang di sebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-
benda keton akibat kekurangan atau defisiensi insulin. KAD di karakteristikkan dengan
hiperglikemia, asidosis metanolik, dan keton sebagai akibat kekurangannya insulin.
(Wijaya, 2013, hal. 13)
Jadi Ketoasidosis Diabetik adalah suatu kondisi gawat di mana terjadi akibat adanya
defisiensi insulin yang bersifat absolut atau kekurangan insulin dan menimbulkan
meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton.
1.1.2 Klasifikasi
Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang masing masing
menunjukan tingkatan atau stadiumnya dapat dilihat pada table berikut ini :
Stadium Macam KAD pH darah Bikarbonat darah
BIK
RINGAN KAD ringan 7,30-7,35 15-20 mEq/L
BERAT Prekoma Diabetik 7,20-7,30 12-15 mEq/L
SEDANG Koma Diabetik 6,90-7,20 8-12 mEq/L
SANGAT BERAT Koma Diabetik < 6,90 < 8 mEq/L
Berat

1.1.3 Etiologi
Pada pasien ketoasidosis diabetik biasanya karena tidak adanya atau tidak cukupnya
jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau dengan diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. Keadaan sakit atau infeksi
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak terobati.
(Wijaya, 2013, hal. 13)

4
1.1.4 Patofisiologi
KAD terjadi oleh karena menurunnya konsentrasi insulin efektif dan meningkatnya
hormon kontra insulin (katekolamin, kortisol, glucagon dan growth hormone)
menyebabkan terjadinya hiperglikemia dan ketosis. Hiperglikemia terjadi sebagai dampak
dari 3 proses : meningkatnya proses gluconeogenesis, meningkatnya glikogenesis,
menurunnya ambilan glukosa dijaringan perifer. Keadaan ini terjadi oleh adanya
ketidakseimbangan hormone tersebut diatas yang menyebabbkan meningkatnya resistensi
insulin sementara disertai dengan meningkatnya kadar asam lemak bebas (free fatty acid).
Kombinasi defisiensi insulin dan meningkatnya hormone kontra insulin pada KAD
menyebabkan pelepasan asam lemak bebas yang tidak terkendali dari jaringan adipose
kedalam sirkulasi (lipolysis) dan terjadi oksidasi asam lemak bebas dalam hepar menjadi
benda keton (β-hydroxybutyrate dan acetoacetate), menyebabkan ketonemia dan asidosis
metabolic.
Hiperglikemi pada pasien kritis hiperglikemia dihubungkan dengan kondisi inflamasi
berat ditandai dengan meningkatnya sitokin proinflamasi (TNF-α, interlekinβ, interlekin-
6, interlekin-8), CRP, reaktif oksigen spesies (ROS), peroksidasi lipid, factor resiko
kardiovaskuler plasminogen activator inhibitor-I (PAI-I), free fatty acid (FFA) pada
keadaan tidak didapatkan infeksi yang jelas atau patologi kardiovaskuler. Semua
parameter tersebut diatas akan kembali mendekati nilai normal dengan terapi insulin dan
rehidrasi dalam waktu 24 jam. Penyebab terjadinya kondisi tersebut diatas disebabkan
oleh karena fenomena stress non spesifik.

5
WOC KAD

Intoleransi
aktivitas

Resiko syok
Resiko defisit
hipovolemia nutrisi

nausea

1.1.5 Tanda dan Gejala


Kriteria diagnosis KAD adalah sebagai berikut :

1. Klinis : polyuria, polydipsia, mual dan atau muntah, pernafasan kussmaul (dalam
dan frekuen) , lemah, dehidrasi, hipotensi sampai syok, kesadaran terganggu
sampai koma.
2. Darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl (biasanya melebihi 500 mg/dl).
Bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (dan pH <7,35), ketonemia
3. Urin : glukosuria dan ketonuria

1.1.6 Pemeriksaan penunjang


1. Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
2. Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan osmolalitas serum.
3. Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
4. Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai gambaran lekositosis), HbA1c,
urinalisis (dan kultur urine bila ada indikasi).

6
5. Foto polos dada.
6. Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria)
7. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
8. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
9. Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
10. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
11. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan pada HCO3
250 mg/dl
1.1.7 Penatalaksaan

7
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Identitas Klien
Nama : Tn A
Umur : 35 thn
Jenis Kelamin : perempan
Status Perkawinan : menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Madura
Pekerjaan : Petani
Tanggal Masuk : 19 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2020
Ruangan : Anggrek
Diagnose Medis : Ketoasidosis Diabetikum (KAD)

2.1 PENGKAJIAN

Pengkajian Segera (Quick Assesment)


A. Airway (jalan nafas)
a) Keadaan jalan nafas
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Pernafasan : Normal
Upaya B ernafas :-
Benda asing di jalan
Nafas
Hembusan N afas : A da
b) Masalah Keperawatan : tidak ada
B. Breathing
a) Fungsi Pernafasan
Jenis Pernafasan

Frekwensi Pernafasan

8
Retraksi Otot Bantu Nafas : Ada

Kelainan Dingding Thoraks : Dispneu,Simetris,


permukaan (-), jejas (-), trauma (-) ,

Bunyi Nafas : Vesikuler  

b) Masalah Keperawatan : Pola nafas tidak efektif


C. Circulation
a) Keadaan sirkulasi
Nadi Radial/carotis : Teraba

Akral P erifer : H angat

Kapilari R efill : < 2 d etik  

Pulse : N ormal , 110x/menit

Blood Preasure : 100/60 mmmHg

b) Masalah Keperawatan
D. Disability, Drugs (Obat-obatan yang saat ini dipakai termasuk apakah ada alergi
terhadap obat atau makanan tertentu)
a) Pemeriksaan neurologis
Keadaan umum : lemah
GCS : 456
4444 4444
Kekuatan otot :
4444 4444
b) Masalah keperawatan :intoleransi aktivitas
Pengkajian Lengkap (Comprehensive Assesment)
1. Riwayat Kesehatan yang lalu :
2. Pemeriksaan Fisik :
Tingkat kesadaran :composmentis
TTV : TD: 100/60
: N: 110X/m
: RR: 30X/m
: Suhu : 37c
1) Sistem respirasi
a. Inspeksi : Pengembangan dada pasien simetris, tidak menggunakan otot bantu
nafas, pasien tidak menggunakan nafas cuping hidung

9
b. Palpasi : Taktil Fremitus (+/+)
c. Perkusi : Terdapat bunyi sonor
d. Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan nafas
2) Sistem Kardiovaskular
Tidak terdapat distensi vena jugularis, frekuensi nadi 110x/ menit, irama
teratur, denyut nadi kuat, tekannan darah 100/60mmHg, tidak ada edema dan tidak
ada kelainan bunyi jantung
3) Sistem Renal
Pasien terpasang kateter, kateter dalamkeadaan bersih, terpasang selama
perawatan, frekuensi berkemih tidak terkontrol, warna urine kuning jernih.
4) Sistem Gastrointestinal
Refleks mengunyah dan menelan normal, tidak menggunakan alat bantu sepert
selang NGT, Frekuensi makan 3x/ hari.
5) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
Sistem Hematologi dan Imunologi :
6) Sistem Integumen
Turgor kulit baik, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, akral hangat dan
tidak ada massa

Pengkajian Berkelanjutan (On Going Assesment)


Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada saat kritis, selanjutnya sesuai
kondisi pasien. Hal-hal yang dikaji meliputi tanda-tanda vital, hemodinamik, alat-alat yang
terpakai oleh pasien saat masuk ICU

10
2.2DIAGNOSA KEPERAWATAN, ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Hambatan upaya Pola nafas tidak
-pasien mengeluh sesak nafas efektif
DO:
-pasien tampak menggunakan otot
bantu nafas
-pasien tampak sesak
-TTV
TD: 100/60
N: 110X/m
RR: 30X/m
Suhu : 37c
2. DS: Ketidakseimbangan Intoleransi
-pasien mengeluh lelah antara suplai dan aktivitas
DO: kebutuhan oksigen
- TD: 100/60
-N: 110X/m

2.3INTERVENSI/ RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


RENCANA TINDAKAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN/MASAL HASIL
AH KOLABORASI
SLKI SIKI
Pola nafas tidak efektif b.d Pemantauan Respirasi
Hambatan upaya nafas Setelah dilakukan tindakan
3x24 jam diharapkan pola Pengamatan: 
nafas membaik dengan kriteria
hasil sebagai berikut:  Pantau pola nafas,
1. Dispneu menurun 5 pantau saturasi oksigen
2. Penggunaan otot bantu  Pantau frekuensi, irama,
nafas menurun 5 kedalaman dan upaya
3. Frekuensi nafas napas
membaik 5  Monitor adanya
sumbatan jalan nafas

Terapeutik

 Atur Interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan

11
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Terapi Oksigen

Pengamatan: 

 Pantau kecepatan aliran


oksigen
 Pantau posisi alat terapi
oksigen
 Pantau tanda-tanda
hipoventilasi
 Pantau integritas
mukosa hidung akibat
pemberian oksigen

Terapeutik: 

 Bersihkan sekret pada


mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
 Pertahankan kepatenan
jalan napas
 Berikan oksigen jika
perlu

Edukasi

 Ajarkan keluarga cara


menggunakan O2 di
rumah

Kolaborasi

 Kolaborasi membayar
dosis oksigen

Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan


Manajemen energi
Ketidakseimbangan antara 3x24 jam diharapkan toleransi
suplai dan kebutuhan oksigen aktifitas meningkat dengan Observasi
kriteria hasil sebagai berikut:
1. frekuensi nadi menurun  Identifikasi gangguan
2. keluhan lelah menurun fungsi tubuh yang
3. dispneu saat aktifitas mengakibatkan
menurun kelelahan
4. frekuensi nafas membaik  Pantau kelelahan fisik
1. dan emosional
 Pantau pola dan jam
12
tidur
 Pantau lokasi dan ketidak
nyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik

 Sediakan lingkungan
nyaman dan stimulus
rendah (mis: cahaya,
suara, kunjungan)
 Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau
aktif
 Berikan aktivitas
gangguan yang
menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi

 Anjurkan tirah baring


 Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli


gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

13
BAB 4

EVIDANCE BASED NURSING

4.1 Analisa PICOT


Populasi intervensi Comparison/pembanding Outcame/hasil Time/waktu

Penderita Tidak ada Tidak ada intyervensi (april – juni


Dari hasil penelitian
Diabetes intervensi pembanding 2020)
menunjukkan ada
Melitus tipe
Ada hubungan
II dengan
dukungan keluarga
komplikasi
dengan self- care
ketoasidosis
pada pasien
diabetikum
Diabetes Melitus
(DKA) yang
tipe II Analisis
menjalani
hubungan dukungan
rawat jalan di
keluarga dan
Poliklinik
motivasi dengan self
Penyakit
care menunjukkan
Dalam
bahwa sebagian
RSUD Solok
besar responden
berjumlah
yang memiliki
172 orang.
dukungan keluarga
yang baik
menunjukkan self
care yang baik.

14
BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat adanya defisiensi
insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan kadar hormone yang
berlawanan dengan isulin. (Wijaya, 2013, hal. 13)
Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang masing masing
menunjukan tingkatan atau stadiumnya. Pada pasien ketoasidosis diabetik biasanya
karena tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, KAD terjadi oleh
karena menurunnya konsentrasi insulin efektif danmeningkatnya hormon kontra insulin
(katekolamin, kortisol, glucagon dan growth hormone) menyebabkan terjadinya
hiperglikemia dan ketosis.
Tanda dan gejala KAD diantaranya Klinis : polyuria, polydipsia, mual dan atau
muntah, pernafasan kussmaul (dalam dan frekuen) , lemah, dehidrasi, hipotensi sampai
syok, kesadaran terganggu sampai koma, Darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl
(biasanya melebihi 500 mg/dl). Bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (dan pH <7,35),
ketonemia, Urin : glukosuria dan ketonuria. Komplikasi yang harus di perhatikan dalam
kasus KAD Tidak adekuatnya rehidrasi, Hiperglikemia, Hipokalemia., Asidosis
metabolik
4.2 SARAN
Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan keperawatan kritis ketoasidosis diabetic diharapkan mampu memahami konsep
dasar kekritisan serta konsep asuhan keperawatan
Institusi pendidikan hendaknya lebih melengkapi literature yang berkaitan dengan
keperawatan kritis
Diaharapkan seorang perawat agar dapat lebih professional dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki sehingga dapat melakukan penanganan kekritisan dengan
cepa dan tepat

15
DAFTAR PUSTAKA

Septianraha. 2011. Gawat Darurat Ketoasidosis Diabetik.


https://www.slideshare.net/mobile/sepianraha/gadar-ketoasidosis-diabetik (24
November 2019)

Wijaya, A S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa
Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai